EMA 224 A
DOSEN: Dr. Dra Desak Ketut Sintaasih, M.Si.
RMK
SAP 3
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Ketika anda melihat sebuah target,interpretasi anda tentang apa yang anda
lihat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi anda , sikap , kepribadian ,
motif , minat , pengalaman masa lampau dan ekspetasi. Karakteristik dari target juga
mempengaruhi apa yang kita nilai. Salah satu contohnya orang-orang yang berisik
mungkin lebih disadari daripada yang pendiam. Maka dari itu dikatakan kita tidak
melihat target dalam isolasi,hubungan antara sebuah target dan latar belakangnya
memengaruhi persepsi,sebagaimana kecenderungan kita untuk mengelompokan hal-
hal yang dekat dan mirip bersama-sama.
Adapun menurut Brench Grad (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
SumberSumber stress dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stress
dapat berupa biologik/psikosiologi, kimia, psikologok, sosial spiritual.
Stresor biologik dapat berupa : mokroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya,
hewan, binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Stresor fisik dapat berupa : perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi, yang
mengikuti letak tempat tinggal, domisili, demografi, berupa jumlah anggota dalam
keluarga, nutrisi, radiasi, kepandatan penduduk, imigrasi dan kebisingan.
Stresor kimia, dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa, sedangkan
dari luar tubuh dapat berupa obat pengobatan, pemakaian alkohol, pencemaran
lingkungan, bahan kosmetik dan bahan pengawet.
Stresor sosial psikologi, yaitu labelling dan prasangka, ketidak kepuasan terhadap
diri sendiri, kekejaman, konplik peran, percaya diri yang rendah, perubahan
ekonomi, emosi yang negative, dan kehamilan
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negative terhadap nilai-nilai ke- Tuhanan.
Stressor menurut Esperanza (1997) Fundamental of nursing practice a nursing
poscess approach
a. Perubahan patotogi dari penyebab penyakit atau suatu injuri.
b. Troma (injuri, luka bakar, serangan, elektrik, shok).
c. Tidak adekuatnya makanan, kehangatan, dan pencegahan.
d. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar (kelaparan, gangguan sexk sual).
e. Program trapi (diet, trapi fisik, spikotrapi).
f. Kekacoan hubungan sosial dan keluarga.
g. Komplik sosial dan budanya.
h. Prubahan spisiologi yang normal (puberitas, mentuasi, kehamilan dan
menaupouse)
i. Situasi positif dari pristiwa kehidupan. (Rasmus, 2004)
3. Tanda-Tanda Bahaya Stress
Ada beberapa tanda bahaya yang menujukan kerja destruktif dari stress.Tanda-tanda
ini bersifat fisiologis dan psikologis. Penyakit psikologis, meskipun senyata dan
sedestruktif penyakit fisik, bisa lebih sulit dideteksi dan disembuhkan. Ada pelbagi
penyakit emosional dan psikologis yang ditimbulkan oleh stres, dari yang ringan sampai
yang meningkat, dari yang sementara sampai yang kronis.Serangannya bias pelahan-
lahan atau mendadak.Penyakit-penyakit ini dapat dipicu oleh sebab biologis dan sebab
psikologis. Ini merupakan sebuah topic besar, dan saya disini hanya menyebutkan
beberapa tanda yang mengindikasikan berjangkitnya stress, antara lain :
Keletihan yang tak diketahui sebab-musababnya, seperti
a. Gangguan makan, seperti kehilangan nafsu makan atau makanan berlebihan.
b. Gangguan tidur, seperti tak bias tidur, tidur tapi sebentar bentar bangun, dan
mimpi buruk berulang.
c. Keluarnya air mata tanpa bias dikendalikan.
d. Pikiran untuk bunuh diri.
e. Hilangnya ketertarikan pada hal-hal semisal berpenampilan rapi dan aktifitas-
aktifitas sosial.
f. Tak bias berkonsentrasi.
g. Sering merasa mengerut ketika demam dan terkenak infeksi.
h. Tegang atau sakit kepala yang tak diketahui penyebabnya
i. Minum alkohol secara berlebihan atau merasa panic.
j. Lekas marah atau mudah terprovokasi
k. Selalu ingin melakukan sesuatu yang radikal.
l. Peristiwa-peristiwa atau keadaan-keadaan yang menimbulkan stres disebut
stressor. Ada empat macam stressor yaitu :
- Stressor episodik.
Kecelakan yang belum lama terjadi dan perselisihan dengan orang lain
adalah contoh peristiwa yang memicu stress sekali waktu.
- Sekues stressor.
Perceraian, kehilangan pekerjaan, dan kematian tercinta adalah
peristiwa-peristiwa yang memicu stress yang bertahan lebih lama.
- Stressor periodik.
Periksa secara periodic ke dokter gigi, sakit pinggang yang sesakali
terasa, dan sering berpergian karena tuntutan kerja merupakan contohnya.
- Stressor kronis.
Penyakit permanen, masalah-masalah suami isteri yang berlarut-larut,
dan ketak mampuan menyelesaikan persoalan keuangan adalah pemantik
stress yang bertahan sangat lama.(Khavari. A, 2006)
4. Tahapan Stress
Stress Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya di sertai
dengan perasaa-perasaan sebagai berikut :
a. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
c. Merasa mapu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa di
sadari cadangan energy dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang
berlebihan
d. Merasa senag dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat,
namun tanpa di sadari cadangan energy semakin menipis.
Stress Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan” sebagaimana yang di
uraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang di
sebabkan karena cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup
waktu untuk beristirahat.Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang
yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
b. Merasa mudah lelah setelah makan siang
c. Lekas merasa capai menjelang sore hari
d. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e. Detakan jantung lebih cepat dari biasanya (berdebar-debar)
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
g. Tidak bias santai
Stres Tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan
keluhan-keluhan sebagaimana di uraikan pada stress tahap II tersebut diatas, maka
yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan
mengganggu yaitu :
a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan “maag”
(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa
c. Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d. Ganguan pola tidur (insomnia) misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early
insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle
insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari tidak dapat kembali tidur (lae
insomnia)
e. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan terasa akan pingsan)
Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan
keluhan-keluhan stress tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak
ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya.Maka gejala stress tahap IV
akan muncul :
a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa sangat sulit
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudan di selesaikan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit
c. Yang semula tanggapan terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespons secara memadai (adequate)
d. Ketidak mampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
e. Gangguan pola tidur di sertai dengan mimpi-mimpi yang menyenagkan
f. Sering kali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan
g. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
h. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat di jelaskan apa
penyebabnya
Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang di
tandai dengan hal-hal berikut :
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion)
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana
c. Gangguan system pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah
bingung dan panik
Stres Tahap VI
Tahap ini merupakan tahap klimaks, seseorang mengalami serangan panic (panic
attack) dan perasaan takut mati tidak jarang orang yang mengalami stress tahap IV ini
berulang kali di bawa ke UGD bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya di
pulangkan karena tidak di temukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap
VI ini adalah sebagai berikut :
a. Debar jantung terasa cepat
b. Susah bernafas
c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e. Pingsan atau kolaps (collaps). (Dadang, 2004)
Kiat untuk mengendalikan stress menurut Grant Brench (2000) sebagai berikut :
- Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif
terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih dahulu menyalahkan orang lain sebelum
introspeksi diri dengan pengendalian internal.
- Kendalikan factor-faktor penyebab stress dengan jalan :
a. Kemampuan menyadari (awareness skills).
b. Kemampuan untuk menerima (acceptance skills).
c. Kemampuan untuk menghadapi (coping skills).
d. Kemampuan untuk bertindak (action skills).
e. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan
anda.
f. Kembangkan sikap efisien.
g. Relaksasi.
h. Visualisasi (angan-angan terarah).
i. Circuit breaker dan koridor stress.