Anda di halaman 1dari 15

BAB 6

Persepsi dan pengambilan keputusan individu

Kasus Nicholas D’Aloisio (seorang pemuda 17 tahun yang hasil karyanya dibeli oleh Yahoo!

Dengan harga $30 juta) mengilustrasikan betapa pentingnya dan mungkin jangka kreativitasnya

seorang individu bagi sebuah organisasi, keahlian interpersonal dapat membantu mencurahkan

ide-ide ke pasar.

Apakah yang dimaksud persepsi?

Persepsi adalah sebuah proses individu mengorganisasikan dan menginterpresentasikan kesan

sensoris untuk memberikan pengertian pada lingkungannya. Apa yang kita nilai bisa jadi berbeda

secara substansional dengan realitistis objektif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Sejumlah faktor membentuk dan kadang-kadang mengganggu persepsi. Faktor-faktor ini bisa

berada pada penilai, pada objek atau target yang dinilai, atau pada situasi dimana persepsi itu

dibuat.

Ketika anda melihat sebuah target, interpretasi anda tentang apa yang anda lihat dipengaruhi

oleh karakteristik-karakteristik pada peibadi anda-sikap,kepribadian, motif, minat, pengalaman

masa lampau, dan ekspektasi.

Karakteristik dan target juga mempengaruhi apa yang kita nilai, orang-orang yang berisik

mungkin lebih disadari daripada mereka yang pendiam. Oleh karena kita diak melihat target

dalam isolasi, hubungan antara sebuah target dan latar belakangnya mempengaruhi persepsi,
sebagaiman kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal-hal yang dekat dan mirip secara

Bersama-sama.

Kontekspun berpengaruh. Waktu saat kita melihat sebuah objek atau peristiwa dapat

memengaruhi pandangan kita.

Teori Atribusi

Benda-benda mati seperti bangku, mesin, dan bangunan mengikuti hukum alam tetapi mereka

tidak memiliki kepercayaan, motif, atau niat. Manusia memiliki semuat itu.

Teori atribusi mencoba untuku menjelaskam cara-cara kita menilai orang dengan berbeda,

bergantung pada pengertian tentang apa yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Itu

menyatakan bahwa Ketika kita mengamati perilaku seseorang individu, kita mencoba

menentukan apakah itu internal atau eksternal. Penetuan itu terutama bergantung pada 3 faktor:

(1) perbedaan, (2) consensus, (3) konsistensi.

Perilaku yang disebabkan internal adalah yang dipercaya pengamat berada dalam kendali

perilaku pribadi dari individu. Perilaku yang disebabkan eksternal adalah apa yang kita

bayangkan situasi memaksa individu untuk melakukannya.

Sekarang mari kita diskusikan ke 3 faktor penentu, PERBEDAAN merujuk pada apakah

seorang individi menampilkan individu yang berbeda dalam situasi yang berbeda.apa yang ingin

kita ketahui adalah apakah perilakunya tidak biasa. Jika ya, itu atribusi eksternal. Jika tidak, itu

adalah internal.

Jika setiap orang menghadapi situasi yang sama memberikan respons yang sama, kita dapat

mengatakan perilaku itu menunjukan KONSENSUS. Perilaku dari pekrja yang terlambat
memenuhi kriteria ini jika semua perkeja menempuh rute yang sama. Jika konsumennya tinggi,

anda mungkin memberikan atribusi eksternal pada keterlambatan pekerja itu.

Terakhir, seorang pengamat mencari KONSISTENSI dalam Tindakan seorang, apakah orang itu

merespons dengan cara yang sama sepanjang waktu? Semakin konsisten perilakunya, semakin

mungkin semakim mungkin kita mengatribusikannya pada penyebab internal.

Salah satu riset dari teori atribusi adalah bahwa kesalahan atau bias mengganggu atribusi.

Ketika kita membuat penilaian mengenai perilaku orang lain, kita cenderung meremehkan

pengaruh faktor-faktor internal atau pribadi. KESALAHAN ATRIBUSI FUNDAMENTAL ini

dapat menjelaskan mengapa seorang manajer oenjualan cenderung mengatribusikan buruknya

kinerja agen penjualnya pada kemalasan dibandingkan pada lini produk inovatif competitor.

Individu dan organisasi juga cenderung mengatribusikan kesuksesan mereka pada faktor-faktor

internal seperti kemampuan atau usaha, tetapi menyalahkan kegagalan pada faktor-faktor

eksternal seperti ketidak beruntungan atau rekan kerja yang tidak produktif.

Bukti dari perbedaan budaya dalam beberapa persepsi bercampur, tetapi kebanyakan

menyatakan bahwa ada perbedaan lintas budaya dalam atribusi yang dibuat orang. “hal ini

dikarenakan saya bukan pemimpin yang cakap”, Hal itu mungkin menjelaskan mengapa surat

kabar AS menampilkan nama-nama eksektufi individu Ketika perusahaan secara keseluruhan

gagal, kecenderungan untuk membuat atribusi berdasarkan kelompok ini juga menjelaskan

mengapa individu dari budaya asia lebih mungkin untuk membuat stereotip berdasarkan

kelompok.

Perbedaan-perbedaan dalam kecenderungan atribusi tidak berarti konsep dasar atribusi

sepenuhnya berbeda dalam lintas budaya. Bias pelayanan diri bisa jadi kurang umum dalam
budaya asia timur, tetapi bukti menyatakan bahwa mereka masih beroprasi lintas budaya. Mereka

juga menjadi marah dan menghukum mereka yang dianggap bertanggung jawab atas kegagalan.

Jalan pintas dalam Menilai orang lain secara umum

Jalan pintas untuk menilai orang lain sering kali memperbolehkan kita untuk membuat persepsi

akurat dengan cepat dan memberikan data yang validuntuk membuat prediksi. Bagaimanapun,

mereka dapat dan memang kadang-kadang menghaslkan distursi signifikan.

Persepsi Selektif

Karakteristik apapun yang membuat seseorang, sebuah objek, atau sebuah peristiwa menonjol

akan meningkatkan sebuah probabilitas kita menilainya? Mengapa? Karena tidak mungkin bagi

kita ntuk mengasimilasikan semua hal yang kita lihati. Kita dapat mengambil dari rangsangan

tertentu.

Kita menemukan contoh persepsi selektif dalam analisis keuangan. Dari tahun 2007 sampai

2009. Pasar saham AS kehilangan hamper separuh nilainya. Tetapi selama waktu itu, peringkat

jual analis sebenarnya menurun sedikit. Ketika harga turun, analis mengandalkan poin rujukan

yang salah dan gagal menganali bahwa apa yang telah jatuh masih dapat lebih jauh.

Efek Halo

Ketika kita menggambarkan sebuah kesan menganai seorang individu berdasarkan sebuah

karakterisitik tunggal, seperti kecerdasan, kemampuan bersosialisasi atau penampilan adalah

sebuah efek halo yang sedang bekerja.

Efek halo dikonfirmasi dalam sebuah studi klasik dimana subjek diberikan sebuah daftar seperti

sifat-sifat cerdas, terampil, giat dan rajin, subjek diminta untuk mengevaluasi orang yang
memiliki sifat-sifat tersebut. Satu gambaran yang benar-benar berbeda muncul,jelasnya subjek

membuat sebuah sifat tunggal memengarui kesan keseluruhan mereka atas yang mereke nilai.

Efek Kontras

Sebuah ucapan kuno diantara penghibur adalah, contoh ini menunjukan bahwa EFEK

KONTRAS dapat mengganggu persepsi, kita tidak mengevaluasi orang yang sedang diisolasi.

Reaksi kita dipengaruhi oleh hal-hal yang muncul baru-baru ini.

Steorotip

Ketika kita menilai seseorang berdasarkan persepsi kita atas asal kolompok asalnya.

Kita berhadapan dengan rangsangan yang tidak dapat kita kendalikan dari dunia yang kompleks

dengan HEURISTIS atau STEOROTIP untuk mengambil keputusan dengan cepat.

Steorotip dapat berakar dalam dari cukup kuat untuk memengaruhi keputusan hidup dan mati.

Satu studi, dengan mengendalikan ragam faktor.menunjukan bahwa tingkat diman kulit hitam

yang dibela dalam pengadilan pembunuhan terlihat sebagai “steprotip terhadap kulit hitam”

karena biasanya mereka dua kali lipat beresiko menerima hukuman mati jika dianggap bersalah.

Aplikasi spesifik dari jalan pintas dalam organiasasi

Orang-orang dalam organisasi menilai suatu sama lain. Manajer harus menilai kinerja

pekerjanya. Kita mengevaluasi seberapa banyak usaha yang diberikan rekan kerja kita dalam

pekerjaan mereka. Anggota tim segera menilai orang baru. Dalam banyak kasus, penilaian kita

memiliki konsekuensi penting bagi organisasi.

Wawancara Kerja
Sedikit yang direkrut tanpa wawancara. Namun, penilai wawancara membuat perseptual yang

sering kali tidak akurat. Riset terbaru mengindikasikan bahwa intuisi individual kita mengenai

sebuah kandidat pekerjaan tidak dapat diandalkan dalam memprediksi kinejra. Informasi yang

diperoleh dari awal wawancara membawa bobot yang lebih besar dibandingkan informasi yang

dipeoleh sesudahnya.

Ekspektasi kinerja

Orang- orang yang mencoba untuk memvalidasi persepsi mereka mengenai realita bahkan

Ketika hal-hal ini salah. Istilah prediksi pembunuhan diri dan efek Pygmalion menjelaskan

bagaimana perilaku seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain.

Evaluasi Kinerja

Masa depan seorang pekerja sangat terikat dengan penilaian promosi , kenaikan gaji, dan

kelanjutanp pekerjaan adalah beberapa hasilnya, meskipun penilaiannya bisa jadi objektif banyak

pekerjaan dinilai dari subjektif. Kadang- kadang peringkat kinerja mengatakan tentang evaluator

sebanyak yang dikatakan tentang pekerja.

Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah. Yaitu sebuah perbedaan antara

situasi sekarang dan yang diinginkan, yang diharuskan kita untuk mempetimbangkan alternaif-

alternatif Tindakan. Masalah bagi seorang menjadi merupakan kondisi yang menyenangkan bagi

orang lain.

Setiap keputusan membutuhkan kita untuk menginterpretasi dan mengevaluasi informasi. Kita

umumnya menerima data dari banyak sumber yang perlu kita saring, proses, dan interpretasi.

Model Rasional, Raionalitas Terbatas, dan Intuisi


Dalam perilaku organiasasi, ada konsep pengambilan keputusan yang umumnya diterima oleh

masing-masing individu untuk membuat determasi: pengambilan keputusan terbaik adalah

RASIONAL dan membuat piliham yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam Batasan-

batasan spesifik.

Model pengambilan keputusan rasional mengasumsikan bahwa pengambil keputusan memiliki

informasi yang komplit, mampu mengidentifikasi semua opsi yang relevan dengan tidak bias,

dan memilih opsi yang dengan utilitas terttinggi.

Rasionalitas Terbatas

Kebanyakan orang merespons masalah yang kompleks dengan menguranginya sampai di level

yang mereka mengerti.

Ketika anda mempertimbangkan kampus mana yang akan anda masuki, apakah anda melihat

setiap alternatif yang mungkin? Jangan merasa sedih, sedikit orang yang memutuskan pilihan

kampusnya dengan cara.

Oleh karena pikiran manusia tidak dapat memformulasikan dan memecahkan masalah-masalah

kompleks dengan rasionalitas oenuh, kita beropreasi dalam lingkungan rasionalitas terbatas.

Instuisi mungkin cara yang paling tidak rasional dalam mengambil keputusan. Sebuah proses

tanpa sadar yang diciptakan dari pengalaman yang diperoleh.

Saat instuisi tidak rasional, ia tidak selalu salah. Tidak juga ia selalu melawan analisis rasional,

keduanya melengkapi satu sama lain.


Apakh instuisi membantu pengambilan keputusan yang efektif? Para peneliti berbeda pendapat,

tetapi Sebagian besar dari mereka meragukannya, dikarenakan instuisi sulit dimengerti dan

dianalisis.

Bias Kesalahan Umum dalam Pengambilan

Pengambil keputusan terlibat dalam rasionalitas terbatas, tetapi mereka juga mengizinkan bias

dan kesalahan sistemasis merusak penilaian mereka. Jalan pints bisa membantu, meskipun

demikian mereka dapat mengganggu rasionalitas.

Bias terlalu percaya diri Ketika kita diberikan pertanyaan-pertanyaan fakultas dan diminta

untuk menilai probabilitas bahwa jawaban kita benar, kita cenderung optimis berlebihan.

Individu yang memiliki kecredasan intelektual dan interpersonal paling lemah paling mungkin

berlebihan dalam mengatasi kinerja dan kemampuannya.

Terlalu percaya dirinya investor beroprasi dalam ragam cara. Ujilah level kepercayaan diri anda

dengan investasi: bandingkanlah imbal hasil jangka panjang saham anda dengan reksa dana anda

akan menapati indeks keseluruhan juga berkinerja baik.

Bias jangkar adalah kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal

menyesuaikan secara adakuat pada info sesduahnya.

Kapanpun negoisasi terjadi, penjangkaran juga terjadi. Beberapa riset menyatakan orang

berpikir membuat penyesuaiaan sesduah jangkar diterapkan sebagai penggenapan angka.

Bias Konfirmasi proses pengambilan keputusan rasional mengansumsikan kita

mengumpulkan informasi secara objektif. Oleh karena itu, informasi yang kita peroleh umumnya

bias pada pandangan yang mendukung yang sudah kita pegang. Kita paling rentan pada bias
konfirmasi Ketika kita percaya bahwa kita memiliki informasi yang baik dan kuat berpegang

dengan opini kita.

Bias Ketersediaan adalah kecenderungan kita untuk mendasarkan penilaian pada informasi

yang siap sedia. Bias ketersediaan dapat juga menjelaskan mengapa manajer memberikan bobot

lebih banyak dalam penilaian kinerja pada perilaku pekerja terkini daripada perilaku 6 dan 9

bulan sebelumnya.

Eskalasi Komitmen yang mengganggu keputusan adalah kecenderungan utuk mengevaluasi

komitmen. Eskalasi komitmen merujuk kepada bertahannya kita dengan keputusan.

Kesalahan Acak kecenderungan kita untuk percaya bahwa kita mampu memprediksi hasil dari

peristiwa acak.

Pengambilan keputusan terganggu Ketika kita mencoba menciptakan pengertian dalam

peristiwa acak, keputusan yang didasarkan pada kejadian acak dapat mencacatkan kita Ketika

mereka memengaruhi penilaian kita atau membiaskan keputusan utama kita.

Aversi Resiko bagi banyak orang, balikan 50-50 koin bahkan untuk nilai $200 mungkin tidak
bernilai sebanyak kepastian $50, meskipun taruhannya secara sistemastis bernilai 2 kali!

Kecenderungan untuk memilih hal-hal yang pasti daripada yang beresiko adalah AVERSI

RESIKO.

Bias retrospeksi adalah kecenderungan untuk salah dalam memercayai untuk bahwa kita dapat

memprediksinya secara akurat. Bias retropeksi mengurangi kemampuan kita untuk belajar dari

masalalu. Bias restropektif membuat kita berpikir bahwa memprediksi lebih baik dari yang

sebenarnya dan dapat membuat kita percaya diri meskipun salah.


Pengaruh dalam Pengambilan keputusan: Perbedaan individu dan Batasan

organisasi

Perbedaan Individu menciptakan level deviasi dari model rasional.

Kepribadian mengaruhi keputusan kita.

Orang dengan harga diri tinggi sangat termotivasi untuk mempertahankannya, sehingga mereka

menggunakan bias pemenuhan diri untuk mempertahankannya.

Jenis Kelamin

Pandangan mengenai perbedaan jenis kelamin dalam mengambil keputusan. Alasan Wanita

lebih berkomplementasi daripada pria masih belum jelas. Ada pendapat bahwa orang tua

mendorong dan menanamkan ekspresi kesedihan dan kecemasan lebih banyak pada anak

perempuan daripada anak laki-laki.

Kemampuan Mental

“Orang-orang yang cerdas sama mungkinnya untuk jatuh dalam perangkap, terlalu percaya diri,

dan eskalasi komitmen mungkin karena cerdas aja tidak mengingatkan anda akan kemungkinan

anda akan terlalu percaya diri atau defensive”.

Perbedaan Budaya

Beberapa budaya menekankan pemevahan masalah, sedangkan yang lainnya focus pada

menerima situasi sebagaiman adanya.


Batasan Organisasi

Dapat mengambil keputusan, untuk menciptakan deviasi dari model rasional.

Evaluasi Kinerja

Dipengaruhi oleh kriteria yang menjadi dasar mereka dievaluasi. Jika seorang manajer divisi

percaya bahwa kinerja pabrik yang berada dibawah tanggung jawabnya beroperasi baik Ketika ia

tidak mendengar hal negative.

Sistem Imbalan

Eksekutif ini menjadi ahli dalam menghindari issu-issu dan menyerahkan keputusan-keputusan

kontroversial pada komite.

Peraturan Baku

Organisasi mebuat pertauran baku dan kebijakan untuk mempogram keputusan.

Batasan waktu akibat sistem

Hampir semua keputusan muncul dengan tenggat waktu eksplisit.

Contoh Historis

Keputusan tidak dibuat dalam ruangan vakum, meraka memiliki sebuah konteks.

Tiga kriteria keputusan etis

Ukuran etis pertam adalah utilitiarisme yang merugikan pengambilan keputusan hanya

berdasarkan keluaran, idealnya untuk memberikan yang paling baik dalam jumlah yang paling

besar.
Kriteria ketiga adalah menanamkan dan mendorong aturan dengan adil dan netral untuk

memastikan keadilan atau distribusi yang merata atas manfaat dan biaya.

Setiap kriteria memiliki kewajiban. Sebuah focus pada utilitarisme mendorong efesiensi dan

produktivitas, tetapi itu dapat menyebabkan hal-hak beberapa individu.

Pengambilan keputusan, khususnya dalam organisasi berorientasi laba, merasa nyaman dengan

utulitarisme.

Semakin meningkat, para peneliti beralih ke etika pelaku sebuah area studi yang menganalisis

bagaimana orang berperilaku Ketika dikontrofonsasikan dengan dilemma etis.

Riset etika perilaku menekankan pentingnya budaya pada pengambilan keputusan etis.

Organisasi bisa saja mendorong perilaku tidak etis bahkan tanpa mengetahuinya.

Kreativitas, Pengambilan keputusan kreatif, dan inovasi dalam organisasi

Kreativitas membuat pengambil keputusan untuk secara penuh menilai dan memahami msalah,

termasuk melihat maslah yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Perilaku Kreatif terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Formulasi masalah setiap

kreativitas dimulai dengan masalah yang memunculkan perilaku dirancang untuk

memecahkannya. Formulasi masalah didefiniskan sebagai tahapan perilaku kreatif dimana kita

mengidentifikasi sebuah masalah.

2. pengumpulan informasi
dengan adanya masalah, solusinya jarang sekali ada di tangan. Adalah tahapan perilaku kreatif

Ketika solusi-solusi yang mungkin atas masalah dalam pikiran individu.

3. permunculan ide

Jika kita mengumpulkan informasi yang relevan, saatnya untuk mentrasiliasikan pengetahuan

menjadi ide-ide. Adalah dimana kita mengembagkan solusi-solusi yang mungkin masalah atas

sebuah informasi.

4. evaluasi ide

Terakhir, saatnya memilih ide-ide yang dimunculkan. Adalah dimana kita mengevaluasi solusi-

solusi potensial untuk mengidentifikasi yang ternaik.

Penyebab perilaku kreatif

Tahapan utama dalam model tiga tahap.

Potensi kreatif

Kecerdasan berhubungan dengan kreatifitas. Orang-orang cerdsas lebih kreatif karena mereka

lebih baik dalam memecahkan sebuah masalah.

Sifat kepribadian 5 besar keterbukaan pada pengakaman berkorelasi dengan kreativitas,

mungkin karena individu-individu yang terbuka.

Keahlian adalah fondasi dari semua pekerjaan kreatif dan oleh karena itu merupakan alat

prediksi tunggal paling penting dari potensi kreatif.


Lingkungan kreatif kebanyakan dari kita memiliki potensi kreatif yang dapat kita pelajari

untuk diterapkan, tetapi sepenting apapun potensi kreatif, tidaklah cukup jika hanya sendirian

saja.

Pertama dan yang paling penting adalah MOTIVASI, jika anda tidak termotivasi untk menjadi

kreatif, tidak mungkin anda akan menjadi kreatif. Sebuah tinjauan atas 26 studi mengungkapkan

bahwa keinginan untuk mengerjakan sesuatu karena lebih menarik.

Juga bernilai untuk bekerja disebuah lingkungan yang menghargai dan mengakui pekerjaan

kreatif.

Kepemmimpinan yang baik juga berpengaruh pada kreativitas. Lebih banyak pekerjaan dewasa

yang kita lakukan dalam tim, dan banyak orang percaya keragaman akan meningkatkan

kreativitas tim.

Keluaran dari kreatif (Inovasi)

Tahapan akhir dari model kreativitas kita adalah hasil. Kita dapat mengidentifikasikan keluaran

dari kreatif sebagai ide-ide atau solusi yang dinilai baru berguna oleh pemangku kepentingan

yang relevan. Pembaruan itu sendiri tidak menghasilkan sebuah kreatif jika tidak berguna. Oleh

karena itu solusinya hanyalah kreatif. Individu mendasarkan perilakunya tidak pada cara

lingkungan eksternal sebenarnya, melainkan pada cara pandang atau apa yang mereka percayai.

IMPLIKASI UNTUK PARA MANAJER

1. Untuk mempengaruhi produktivitas, kajilah bagaimana para pekerja anda menilai

pekerjaan mereka. Petunjuk pada absensi, perputaran pekerja, dan tingkatan kepuasan

pekerja mereka sebagai indicator persepsi mereka.


2. Sesuaikan pendekatan pengambilan keputusan anda pada budaya negara operasi anda

yang tidak menghargai rasionalitas.

3. Berhati-hati dengan bias, kemudian cobalah memanipulasi dampaknya

4. Kombinasikan analisis rasional dengan instuisi. Ini bukanlah pendekatan yang

bertentangan untuk pengambilan keputusan.

5. Cobalah meningkatkan kreativitas anda. Secara aktif carilah solusi yang baru atas

masalah. Cobalah melihat masalah dengan cara-cara baru, gunakan analogi, dan rekrutlah

orang dengan talenta kreatif. Cobalah menghilangkan tantangan kerja dan organisasional

yang bisa membatasi kreativitas anda.

Anda mungkin juga menyukai