LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Pengambilan keputusan merupakan hal terpenting dalam kehidupan
organisasi, oleh sebab itu dibutuhkan persepsi yang tepat dalam menyimpulkan
suatu keadaan sebelum dilakukannya pengambilan keputusan. Persepsi yang
kita tangkap akan menghasilkan atribusi yang sama dengan persepsi yang telah
kita terima.
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak, atau diartikan sebagai proses di mana individu memberi arti terhadap
suatu fenomena yang terjadi, berdasarkan kesan yang ditangkap oleh panca
inderanya. Persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif,
karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan
pada realitas itu sendiri.
Persepsi bukan hanya diterapkan dalam individu saja tetapi juga penting
dalam organisasi. Persepsi dalam organisasi sangatlah penting, dimana persepsi
ini digunakan untuk mengevaluasi suatu organisasi, selain itu digunakan
sebagai wawancara karyawan, penghargaan kinerja, dan upaya karyawan.
Dalam hal ini maka kami akan membahas proses perceptual dan
memperlihatkan
bagaimana
persepsi
dan
keterkaitan
persepsi
dalam
2.1
Pengertian Persepsi
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak, atau diartikan sebagai proses di mana individu memberi arti terhadap
suatu fenomena yang terjadi, berdasarkan kesan yang ditangkap oleh panca
inderanya.
1. Stephen P. Robbins persepsi adalah proses yang digunakan individu
mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan mereka.
2. Bimo Walgito menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi
di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat
mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.
3. Davidoff berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian
dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu
sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang
terintegrasi dalam diri individu.
4. Bower memberikan definisi yang hampir sama dengan kedua tokoh di atas
bahwa persepsi adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau
dirasakan individu.
Persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif, karena
perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada
realitas itu sendiri.
2.2
Jenis-Jenis Persepsi
Terdapat jenis-jenis persepsi antara lain yaitu:
2
a.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan yaitu mata.
b. Persepsi auditori
didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
c.
Persepsi perabaan
didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
d. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu
hidung.
e.
Persepsi pengecapan
didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
2.3
Proses Persepsi
Bimo Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama
2.4
3.
berbeda.
Situasi
Faktor ini terdiri dari waktu, keadaan atau tempat kerja, keadaan sosial.
Contohnya seorang wanita bepakaian dress dan memakai high heels,
apabila akan terlihat biasa dan wajar apabila berjalan di mall, namun jika
berjalan di pasar tradisional maka orang-orang akan memandangnya.
2.5
Atribusi
Adalah proses kognitif dimana orang menarik kesimpulan mengenai sebabsebab yang masuk akal dari perilaku orang lain, atau memperkirakan apa yang
menyebabkan orang lain itu berperilaku tertentu.
Atribusi dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Atribusi disposisional,
yang menganggap perilaku seseorang berasal dari faktor internal seperti
ciri kepribadian, motivasi, kemampuan.
2.6
Jika setiap orang yang dihadapkan pada situasi yang sama bereaksi dengan
cara yang sama, dimana orang lain akan berperilaku sama dengan perilaku
orang yang sedang kita amati. Misalnya jika semua karyawan yang
mengambil rute sama ke tempat kerja juga terlambat, maka jika konsensus
tinggi, maka diperkirakan akan memberikan atribusi eksternal dan
sebaliknya akan memberikan atribusi internal.
3. Konsistensi
Setelah mengamati keunikan, konsensus selanjutnya adalah konsistensi
yaitu apakah orang tersebut melakukan perilaku yang sama dari waktu ke
waktu, makin konsisten perilaku itu maka pengamat akan memberikan
atribusi internal, sebaliknya maka pengamat akan memberikan atribusi
eksternal.
2.7
seperti
misalnya
kecerdasan,
kemampuan
bergaul,
atau
penampilan.
Efek Kontras
Evaluasi terhadap karakteristikse-karakteristik seseorang yang terpengaruh
oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru masuk yang
berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah berdasar karakteristik yang
4.
sama.
Proyeksi
Mencirikan karakteristik-karakteristik pribadi seseorang ke orang lain.
Mudah untuk menilai orang lain jika kita menganggap mereka sama
dengan kita.
Orang yang terlibat dalam proyeksi cenderung mempersepsikan orang lain
menurut seperti apa diri mereka sendiri bukannya menurut keadaan
2.8
Wawancara Karyawan
Masukan yang besar bagi masalah siapa yang akan dipekerjakan dan
siapa ditolak dalam setiap organisasi adalah masukan dari wawancara
b. Pengharapan Kinerja
Terdapat sangat banyak bukti yang menunjukkan bahwa orangorang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka terhadap realitas,
meskipun persepsi ini keliru. Karakteristik tersebut sangat relevan bila kita
mempertimbangkan pengharapan kinerja pada pekerjaan.
Istilah kecenderungan terjadinya apa yang dipikirkan (self-fulfulng
prophechy) atau efek pignation berkembang untuk mecirikan kenyataan
bahwa perkiraan orang menentukan perilaku mereka. Dalam kata lain, jika
manajer yakin dapat mengharapkan hal-hal besar dari anak buahnya, anak
buah cenderung berperilaku demikian agar memenuhi pengharapan rendah
tersebut. Hasilnya kemudian adalah pengharapan menjadi kenyataan.
Ilustrasi menarik mengenai kecenderungan terjadinya apa yang
dipikirkan adalah penelitian terhadap 105 serdadu Pasukan Pertahanan
Israel yang menempuh kursus komando tempur selama 15 minggu.
Keempat instruktur kursus diberitahu bahwa sepertiga dari peserta kursus
yang datang mempunyai potensi tinggi, sepertiga normal, dan sisanya tak
diketahui potensinya. Dalam kenyataan, peserta latihan ini ditempatkan ke
dalam ketiga kategori tersebut secara acak oleh para peneliti. Hasilnya
membenarkan adanya kecenderungan pemuatan diri itu. Peserta latihan
9
Evaluasi Kinerja
Kami tekankan di sini bahwa penilaian kinerja karyawan sangt
bergantung pada proses persepsi. Masa depan karyawan erat terikat pada
penilaian dalam evaluasi promosi, kenaikan upah, dan diteruskannya
pengkaryaan merupakan contoh hasil yang jelas dari evaluasi promosi,
kenaikan upah, dan diteruskannya pengkaryaan merupakan contoh hasil
yang jelas dari evaluasi. Penilaian kinerja merupakan penilaian kerja
terhadap si karyawan itu. Meski penilaian ini bersifat obyektif (misalnya,
juru jual dinilai berdasarkan berpa dolar penjualan yang dia hasilkan dalam
wilayahnya), banyak pekerjaan yang dievaluasi dengan cara yang
subyektif. Ukuran subyektif lebih mudah dilaksanakan, ukuran itu memberi
keleluasaan yang lebih besar kepada para manajer, dan banyak pekerjaan
tidak mudah untuk dikenal ukuran yang obyektif. Menurut definisinyam
ukuran subyektif akan berupa pertimbangan. Pertimbangan. Penilai
membentuk kesan umum mengenai kerja seorang karyawan. Sejauh para
manajer menggunakan ukuran subyektif dalam menilai karyawan, apa yang
dipersepsikan oleh penilai sebagai karakteristik atau perilaku karyawan
10
yang baik atau buruk akan secara signifikan mempengaruhi hasil penilaian
itu.
d.
Upaya Karyawan
Masa depan individu dalam organisasi biasanya tidak bergantung
pada kinerja saja. Dalam banyak organisasi, tingkat upaya karyawan
dinilai sangat penting. Tepat sama seperti guru sering mempertimbangkan
seberapa keras upaya anda dalam pelajaran sekaligus seberapa baik
kinerja anda ujian, para manajer sering pula demikian. Penilaian upaya
seseorang merupakan pertimbangan subyektif yang rawan terhadap
2.9
akhir
ini
memberdayakan
karyawan
nonmanajerial
dengan
memberi
akan
menjawab
pertanyaan
ini.
Alternatif-a;ternatif
akan
13
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan
DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
1. Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang
kepadamu.
2. Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar
matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun
setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang
bungsu menjadi semakin miskin. Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu
kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak
boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya
modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar
sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke
toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya
harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki
saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah
banyak"
14
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal
yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan
supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka
saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak
susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang
dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko
sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya
toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang
lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kesimpulan dari study kasus tersebut adalah:
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan
presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala
kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa
juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di
tangan anda.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
15
3.2. Saran
Penangkapan reaksi lingkungan yang kita tangkap oleh panca indera harus
diproses dengan baik agar dapat menghasilkan atribusi yang sesuai dengan
kenyataan yang ada, sehingga kita dapat menyimpulkan atau mengambil
keputusan individu atau organisasi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadroihan8.blogspot.com/2013/10/persepsi-dalam-psikologi-lengkap.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
https://mahalapie.files.wordpress.com/.../bab-4-persepsi
Stephen P, Robins. 2003. Perilaku Organisasi Edisi 10 dalam bahasa
indonesia. Klaten:Intan Sejati
16
17