Maret 2013
PENDAHULUAN
Pondasi Reducer Falk TCD 2020 dan Motor Finish Mill #B yang berlokasi di Pabrik
Semen Indonesia di Gresik saat ini sedang mengalami masalah berupa terjadinya
getaran yang cukup terasa. Untuk itu diperlukan suatu analisa kekuatan pondasi
tersebut untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.
LOKASI PONDASI
FINISH MILL B
LINGKUP PEKERJAAN
Mengumpulkan dan kompilasi data-data Pondasi Reducer Falk TCD 2020 dan Motor
Finish Mill #B, sebagai acuan dalam menganalisa struktur pondasi saat ini yang meliputi
data material beton, besi tulangan, dimensi struktur.
Melakukan pemeriksaan kondisi fisik dan inventarisasi kondisi struktur pondasi serta
melakukan pengamatan visual terhadap kondisi kerusakan yang mungkin terjadi pada
struktur gedung.
Melakukan Pengujian kekuatan beton dengan uji destruktif dari sample bor inti beton dan
uji kekuatan tulangan dengan mengambil baja tulangan yang ikut terambil dari sample
bor inti beton.
Melakukan pengujian kekuatan beton dan kuat tarik baja tulangan di Laboratorium dari
hasil pengambilan sampel dilapangan.
Melakukan Analisis struktur untuk mengetahui kekuatan struktur pondasi ini dengan
spesifikasi beban mesin yang bekerja dari pihak mekanikal SG
STANDARD / CODE YANG DIGUNAKAN
DALAM INVESTIGASI STRUKTUR
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Bangunan Gedung tahun 1983 (PPIUBG 1983).
Tata Cara Perencanaan Struktur Tahan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-
2002).
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
berlaku.
DIMENSI PONDASI
4038.60 4114.80
685.80
1993.90 Baut 4 - Ø1"
1701.80
1069.97
Baut 12 - Ø2,5"
1104.90
901.20
Baut 8 - Ø1'-0,5"
1066.80
2819.40
1918.20
7340.60
423.33
A
111.12
889.00
548.22
3442.20
1587.50
474.13
889.00
1524.00
730.25
2819.40
1066.80
B
228.60 806.45 679.45
1295.40
781.05 228.60 419.10
C
DIMENSI PONDASI
8153.40
298.45
38.10
Ø19-304 Ø19-304
635.00
Ø19-304
3117.85
2781.30
2717.85
3390.90
5556.25
609.60
1219
Ø19-304
533
1828.80
305
8305.80
DIMENSI PONDASI
7340.60
Ø19-304
2781.30
2705.10
2146.30
5219.70
609.60
76.20
Ø19-304
1828.80
7493.00
INVESTIGASI STRUKTUR
REBAR DETECTOR & COVER METER TEST
R e m a rk s :
x [mm]
0 100 200 300 400 500 Cover [mm]
100
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
200 60-69
]mm[ y
>= 80
300
25
400
R-8
R-1
R-2
R-3
R-7
R-4
R-6
R-5
LOKASI PENGUJIAN REBAR DETECTOR
REBAR DETECTOR & COVER METER TEST
P R O C E Q - P R O F O M E T E R 5 (V 2 . 3 . 0 , 5 6 . 7 6 1 0 ) R e ba r Lo ca to r P R O C E Q - P R O F O M E T E R 5 (V 2 . 3. 0, 5 6. 761 0) R e ba r Lo ca to r
T itl e : 200008 D ate: 05-Mar-2013 N ame: finis mill T itl e : 200007 D ate: 05-Mar-2013 N ame: finis mill
R e m a rk s : R e m a rk s :
x [m] x [m]
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 Cover [mm] 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 Cover [mm]
0.00 0.00 < 10
< 10
10-19 10-19
20-29 20-29
0.20 30-39 0.20 30-39
40-49 40-49
50-59 50-59
70-79 70-79
]m[ y
]m[ y
>= 80 >= 80
0.60 0.60
0.80 0.80
1.00 1.00
S e t pa ra m e te rs S ta ti st ic x y S e t pa ra m e te rs S ta ti st ic x y
Bar diameter D = 22 mm Number of measured bars N = 4 4 Bar diameter D = 22 mm Number of measured bars N = 4 3
X grid width dX = 10 mm Average measured cover m = 64.5 51.5 mm X grid width dX = 10 mm Average measured cover m = 59.8 59.7 mm
Y grid width dY = 10 mm Standard deviation sa = 3.3 6.4 mm Y grid width dY = 10 mm Standard deviation sa = 0.5 3.8 mm
Maximum of measured covers Max = 68 61 mm Maximum of measured covers Max = 60 64 mm
Minimum of measured covers Min = 60 48 mm Minimum of measured covers Min = 59 57 mm
Span R = 8 13 mm Span R = 1 7 mm
M e a s ure d co v e rs M e a s ure d co v e rs
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm] x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]
Pengujian UPV ini untuk mengetahui tingkat kepadatan beton, dimana semakin tinggi
kecepatan rambatnya, maka semakin baik kualitas beton tersebut. Pengujian dengan
Ultrasonik ini dilakukan pengamatan 2 kali pada setiap titik, dengan cara pengamatan
indirect pada elemen struktur pelat atas pondasi dan dinding pondasi.
Dari hasil test tersebut akan didapatkan kecepatan rambat gelombang ultrasonik dari setiap
elemen yang diuji dan hasilnya dibandingkan dengan klafisikasi hasil UPV menurut BS 1881-
1986 (2004) yang memperlihatkan bahwa untuk beton dengan nilai V < 2130 m/s
dikategorikan sebagai beton dengan kualitas kurang (poor).
ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST
U A-4 UB-4
U A-5 U A-3
UB-3
UB-5
U A-2 UB-2
UB-1
U A-1
U A-1 UB-1
U A-6 UB-6
LOKASI PENGUJIAN ULTRASON IC PADA SISI ATAS LOKASI PENGUJIAN ULTRASONIC PADA SISI BAWAH
ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST
Dari hasil pengujian Ultrasonic Pulse Velocity didapatkan kesimpulan bahwa klasifikasi
beton pondasi finish mill #B ini termasuk kategori cukup
HAMMER TEST
Pengujian non destruktif palu beton (hammer test) bertujuan untuk mengetahui
keseragaman beton berdasarkan ASTM C805-85.
Alat yang dipergunakan dalam pengujian ini adalah Hammer type Schmidt
Hammer N_L series – Hammerlink buatan Proceq Switzerland.
Berdasarkan lokasi yang ada, maka dalam evaluasi struktur ini dilakukan 20 set
titik pengujian hammer. Adapun pengujian dilakukan 10 titik pada struktur
pondasi sisi atas, 10 titik pada struktur pondasi sisi bawah masing-masing
disebar secara merata.
LOKASI HAMMER TEST
HB-10
HB-3
HA-6 HA-9
HA-7 HA-8
HB-7 HB-6
LOKASI PENGUJIAN HAMMER TEST SISI ATAS LOKASI PENGUJIAN HAMMER TEST SISI BAWAH
HASIL PENGUJIAN HAMMER TEST
CORE DRILL (PENGAMBILAN SAMPEL BETON)
CD-2
CD-1
CD-3
Dari hasil pengambilan sample beton dengan menggunakan core drill diketahui
bahwa :
• Terdapat indikasi bahwa beton bagian atas setebal ±10cm tidak menyatu
dengan beton dibawahnya. Dapat dilihat pada gambar 3.24.
• Terdapat juga indikasi bahwa pemasangan tulangan dari bagian atas pondasi
memiliki jarak sampai 26cm (dari hasil corelog diatas). Hal ini termasuk cukup
besar dibandingkan dengan standar selimut beton yang ada pada peraturan.
• Sehingga terdapat kemungkinan bergetarnya pondasi ini dikarenakan adanya
beton yang kurang menyatu terutama pada bagian atas tulangan.
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
Dari pengujian kuat tekan didapatkan nilai (fc’) rata-rata adalah sebesar fc’r =
238.62 kg/cm2. Sedangkan nilai kuat tekan minimum terjadi pada sampel CD 1
dengan kuat tekan sebesar = 220.01 kg/cm2.
HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
Berdasarkan korelasi kuat tekan core drill dan hammer, didapatkan hasil bahwa kuat tekan rata-rata
dari hammer test adalah sebesar = 239,44 kg/cm2. Sedangkan nilai kuat tekan minimum adalah =
225.38 kg/cm2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu beton pada Pondasi Finish Mill B dari hasil hammer test adalah
fc = 230 kg/cm2.
ANALISA STRUKTUR
PONDASI REDUCER FALK DAN MOTOR
FINISH MILL B
Sistim Permodelan Struktur
Sistem permodelan struktur menggunakan 3D Solid Model dengan
menggunakan SAP 2000 V14.2.2.
Beban mati yang bekerja pada struktur ini berupa beban yang berasal dari berat
sendiri elemen struktur (struktur pondasi blok beton) yang sudah terhitung secara
otomatis dari permodelan SAP2000.
Beban Mesin
Kombinasi Pembebanan
Dimana :
Kontrol yang dimaksud apakah dengan dimensi yang ada elemen struktur tidak mengalami local buckling (tekuk
lokal).
Hasil analisa simpangan yang terjadi akan dibandingkan dengan simpangan ijin yang
disyaratkan menurut SNI 03-1726-2002 tentang kinerja batas layan.
Karena diketahui besarnya periode getar dari mesin maka periode getar struktur
pondasi yang bersangkutan paling tidak harus 20 % lebih besar atau lebih kecil, hal ini
dapat dilihat pada analisa periode getar alami struktur.
Berdasarkan periode getar alami dari mesin, periode getar alami struktur harus diluar
dari range maksimum sebesar 0.096 detik dan range minimum sebesar 0.064 detik.
Setelah dilakukan kontrol periode getar alami struktur pondasi ini, dapat disimpulkan
bahwa antara periode getar mesin dan struktur pondasi ini memiliki nilai yang cukup
berdekatan, artinya apabila terjadi sedikit saja unbalance pada mesin, maka resonansi
antara pondasi dan mesinnya akan terjadi. Sehingga dapat menyebabkan getaran
yang cukup mengganggu.
KESIMPULAN
§ Dari hasil pengukuran yang dilakukan untuk tebal selimut beton dari sisi samping pondasi
dengan profometer test didapatkan nilai minimal 34,3 mm, nilai maksimum sebesar 64,5
mm dan rata – rata selimut beton adalah 47 mm. Dari pengukuran jumlah tulangan
yang terpasang dari masing masing elemen juga telah sesuai dengan yang tertera
§ Dari hasil pengambilan sample beton dengan menggunakan core drill diketahui bahwa
terdapat indikasi bahwa beton bagian atas setebal ±10cm tidak menyatu dengan
beton dibawahnya.
§ Terdapat juga indikasi bahwa pemasangan tulangan dari bagian atas pondasi memiliki
jarak sampai 26cm (dari hasil corelog diatas). Hal ini termasuk cukup besar
yang kurang menyatu terutama pada bagian atas tulangan. Hal ini juga terindikasi dari
hasil ultrasonic yang mengkategorikan kepadatan beton pondasi ini termasuk kategori
cukup.
KESIMPULAN
§ Dari hasil pengujian kuat tekan benda uji core drill di laboratorium dapat disimpulkan
bahwa mutu beton pada Pondasi Finish Mill B diatas dapat dikategorikan sebagai beton
§ Berdasarkan korelasi kuat tekan core drill dan hammer, didapatkan hasil bahwa kuat
tekan rata-rata dari hammer test adalah sebesar = 239,44 kg/cm2. Sedangkan nilai kuat
tekan minimum adalah = 225.38 kg/cm2. Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu beton
pada Pondasi Finish Mill B dari hasil hammer test adalah fc = 230 kg/cm2.
§ Dari kontrol kelangsingan dan kontrol dimensi minimum yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa semua dimensi Pondasi Finish Mill B ini telah memiliki dimensi yang
cukup untuk menahan beban fan, casing dan motor yang bekerja. Dari Analisa
§ Kekuatan tarik anchor dengan diameter M.36 yang memiliki mutu fy = 3900 kg/cm2
adalah sebesar = 69.474,35 Kg. Dengan beban yang bekerja, kekuatan tarik anchor dan
§ Setelah dilakukan kontrol periode getar alami struktur pondasi ini, dapat disimpulkan
bahwa antara periode getar mesin dan struktur pondasi ini memiliki nilai yang cukup
berdekatan, artinya apabila terjadi sedikit saja unbalance pada mesin maka resonansi
antara pondasi dan mesinnya akan terjadi. Sehingga dapat menyebabkan getaran
penambahan perkuatan dengan borepile. Dari hasil analisa menunjukkan periode getar