DI KOTA KUPANG
TEMA
DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang datar dan memiliki kemiringan yang rendah. Ada beberepa masalah yang terdapat pada
Merencanakan serta mendesain sebuah fasilitas bangunan kesenian di kota lokasi adalah sebagai berikut :
Kupang yang berada pada satu lokasi untuk digunakan sebagai kegiatan formal • Bagaimana menjadikan kompleks pusat kesenian ini sebagai solusi dari
khususnya bagi masyarakat, dengan menerapkan prinsip-prinsip rancangan arsitektur terbatasnya kondisi lahan untuk kenyamanan dan keamanan dari kalangan
analogi sebagai penyelesaian bentuk, tampilan, landscape, serta menetralkan keadaan masyarakat kelas bawah sampai masyarakat kelas atas.
iklim pada rancangan / desain bangunan massa tunggal ataupun massa majemuk dengan • Bagaimana penataan tata ruang yang sesuai dengan kaidah-kaidah analogi
ketinggian tertentu. Dengan adanya suatu Kawasan pusat kesenian, para pelaku seni arsitektur agar sesuai dengan tema lokasi sekitar tapak dan sasaran pengguna
akan lebih cenderung belajar dan berkembang menuangkan ide-ide kreatif dimana • Bagaimana mewujudkan fisik desain yang dinamis dengan memadukan bentuk,
Kawasan tersebut dapat memenuhi kebutuhan psikis sehingga dapat mendorong struktur, utilitas, mekanikal elektrikal yang kuat dan efisien juga sesuai dengan
kreatifitas anak muda. Pada satu sisi lain, kawasan kesenian tidak hanya menyediakan strategi perancangan analogi arsitektur.
sarana elektronik tetapi juga menyediakan sarana untuk perkembangan ekonomi dimana Potensi
masyarakan setempat dapat membuka layanan kuliner dalam kawasan tersebut. kondisi tapak bisa dengan jelas terlihat dari jalan, karena area tapak merupakan
Berkaitan dengan suatu rancangan arsitektur Gedung kesenian juga dapat membantu lahan kosong yang tidak memiliki penghalang langsung pada jalan. Tapak hanya memiliki
mempromosikan serta mempertahankan kreatifitas daerah serta budaya asli masyarakat beberapa pohon dengan kategori pohon kecil yang berada di bagian depan tapak. Di area
NTT, sehingga masuknya pengaruh era modern tidak mempengaruhi berubahnya budaya depan tapak terlihat ada bebrapa warung-warung kecil yang tidak permanen. Di sebelah
masyarakat karena sudah ada wadah yang mampu membantu mengembangan kreatifitas kiri tapak merupakan sekolah, sedangkan pada sebelah kanan tapak merupakan jalan
daerah masyarakat NTT. dan tanah kosong, sedangkan untuk view di depan tapak merupakan pertokoan.
B. Identifikasi Masalah
Kota Kupang yang menjadi pilihan pada lokasi tapak perencanaan Gedung
Kesenian, dalam PP no. 26 tahun 2008 tentang RTRW diharapkan menjadi pusat kegiatan
Nasional (PKM). Sebagai ibu kota propinsi dan bagian dari kawasan timur Indonesia (KTI)
dianggap masih relatif terbelakang sehingga dituntut untuk dapat berfungsi dan melayani
kegiatan pada skala nasional dan internasional dengan penataan ruang yang ada pada
RTRW nasional.
Teori Data
Narita (2014) menjelaskan bahwa menurut Ham (1972) sebagai tempat untuk Dalam peraturan mentri pariwisata no. 17 tahun 2015 tentang standar usaha Gedung
pertunjukan seni, sebuah Gedung kesenian haruslah memiliki fasilitas ruang yang kesenian untuk pertunjukan menyebutkan aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu
mendukung dan memadai untuk menunjang fungsi dari bangunan tersebut. Fasilitas bangunan pertunjukan seni, diantaranya sebagai berikut :
ruangan yang dimaksudkan, yakni : 1) Gedung
1. Kebutuhan ruang, diantaranya : • Gedung kesenian haruslah dilengkapi dengan tempat pertunjukan seni
• Ruang pertunjukan, sendiri sebagai ruang utama dan sesuai dengan standar kelayakan fungsi
Amphitheater bangunan, duantaranya ; tempat terbuka atau tempat tertutup.
• Ruang persiapan/produksi, • Daya listrik yang sesuai standar dan ketentuan
Ruang workshop, ruang Latihan, ruang make up dan ruang ganti • Tersedia jalur evakuasi dan penanda yang jelas dan mudah ditemukan
• Ruang public, • Jarak antara plavond dan panggung pertunjukan minimal 2,5m ( untuk
Lobby, kantin, area souvenir, ruang pamer/galeri Gedung atau ruangan tertutup )
• Ruang pengelolah, • Jarak antara plavond dengan lantai dasar/balkon tertinggi minimal 3m (
Kantor, ruang informasi, pos jaga, ruang operator untuk Gedung atau ruangan tertutup )
• Ruang service, • Kapasitas Gedung minimal mewadahi 100 tempat duduk
Musholla, Gudang, toilet, lavatory • Minimal tersedia dua pintu masuk dan keluar pengunjung
2. Hubungan ruang • Adanya kualitas udara dan pencahayaan yang sesuai dengan standar dan
Ada 4 pola hubungan ruang yang terdapat dalam Gedung kesenian secara umum, ketentuan
yaitu : 2) Penanda arah
• Pola hubungan ruang pada ruang public • Tersedia papan nama Gedung pertunjukan seni dengan tulisan yang jelas
• Pola hubungan ruang pada ruang pengelolah dan mudah dibaca
• Pola hubungan ruang pada ruang produksi • Tersedia petunjuk arah menuju Gedung pertunjukan seni
• Pola hubungan ruang pada ruang artis 3) Panggung pertunjukan
3. Kualitas ruang • Panggung pertunjukan seni haruslah dilengkapi dengan sound system dan
Adapun yang dimaksud dengan kualitas ruang adalah hal-hal yang bersinggungan lighting yang sesuai dengan standar
dengan aspek dibawah ini : 4) Ruang
• Penghawaan • Tersedia ruang rias dan ruang ganti kostum yang dilengkapi dengan cermin,
• Pencahayaan loker dan toilet
• Wall screen • Adanya ruang operator
• Akustik yang ada pada Gedung tersebut • Tempat duduk yang tersedia harus sesuai dengan kapasitas ruang
• Sound system pertunjukan
5) Sound system & lighting o Ruang administrasi
• Adanya peralatan pengeras suara yang sesuai dengan standar dan o Toilet
ketentuan o Tempat sampah
• Penerangan / pencahayaan yang sesuai dengan bentangan ruang dan o Tempat penampungan sampah sementara
ketentuannya tersedia bagi Gedung kesenian o Peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (p3k)
6) Promosi o Alat pemadam kebakaran ringan (APAR)
• Tersedia area yang ditunjukan untuk promosi o Instalasi listrik/genset sesuai ketentuan
• Tersedia media promosi dalam bentuk cetak maupun digital o Lampu darurat
7) Katalog o Peralatan komunikasi
8) Fasilitas penunjang o Tempat atau area ibadah yang terawatt
• Adanya pintu masuk dan keluar kawasan Gedung pertunjukan o Gudang
• Adanya fasilitas parkir Dari penjabaran aspek-aspek yang menjadi dasar dalam perancangan sebuah Gedung
• Akses untuk bongkar muat barang kesenian, seperti aspek produk, pelayanan dan pengelolahan. Dalam setiap aspek
• Akses dan fasilitas bagi penyandang disabilitas memiliki unsur dan sub unsur yang harus diperhatikan untuk tercapainya kenyamanan.
• Area penjualan tiket
• Area penerima tamu/lobby
• Area komersil yang menjual makanan dan minuman
• Tersedia kamar mandi Wanita/pria yang berpisah bagi pengunjung
• Tersedia tempat sampah di dalam maupun di luar Gedung kesenian
Pelayanan, unsur-unsur yang harus dimiliki yakni :
• Produk
• Tarif sewa Gedung
• Nomor/kontak pengelolah Gedung
• Lokasi fasilitas ( guide maps )
• Jadwal operasional
• Penggunaan Gedung
• Kawasan daya Tarik warisan ( point of interest )
Pengelolah, unsur-unsur yang harus dimiliki yakni :
• Organisasi
• Manajemen
• Sumber daya manusia
• Sarana dan prasarana :
ANALISA RANCANGAN KAWASAN Kekurangan :
Analisa Parkiran • Kendaran akan sulit masuk dan keluar serta membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
memasuki parkiran
Parkiran dalam sebuah tapak tidak hanya ditentukan atas pola sirkulasi, tetapi juga dapat
dibentuk sesuai site pada lokasi perencanaan. Parkiran juga dapat dibedakan oleh jenis Alternatif 2
kendaraan baik roda 2, roda 4 dan roda >4, yang mana mendukung fungsi dan aktifitas banguan
Parkir miring 45°
itu sendiri. Dalam merencanakan parkiran, hal-hal yang harus dipertimbangkan antara lain :
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan parkiran dalam suatu tapak,
antara lain :
Alternatif 1 Kelebihan :
Parkir tegak lurus 90° atau 180° • Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat parkir yang ada
• Pengontrolan tempat parkir dapat terorganisir dengan baik
• Membutuhkan sedikit lahan untuk area parkir
Kekurangan :
• Daya tampung kendaraan lebih sedikit karena membutuhkan pola parkir yang memanjang
Dari pertimbangan di atas, maka alternatif yang dipilih adalah alternatif 1 karena dengan lahan
yang berbentuk persegi dan melebar akan memenuhi kebutuhan parkir tegak lurus.
Akses Tapak
Kelebihan :
Sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunaan
• Daya tampung kendaraan lebih banyak
ruang/ zona sehingga merupakan penggerak dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Untuk
• Bisa menyesuaikan dengan bentuk tapak
itu, Sirkulasi tapak dibagi menjadi 2 bagian yaitu sirkulasi bagi pejalan kaki, dan sirkulasi bagi
• Menghemat lahan dalam tapak
kendaraan. Analisa sirkulasi tapak berdasarkan efektifitas sirkulasi dan pemisahan antara
• Arah gerak lalu lintas kendaraan bisa 2 arah
sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan.
Alternatif 1
Pola Linear Geologi dan Resapan Air Hujan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, kondisi geologi pada lokasi perencanaan
merupakan tanah keras dan berbatu. Untuk mempermudah resapan air hujan kedalam
tanah,maka terpilih bahan penutup permukaan lahan yang mudah meresapkan air kedalam
Kekurangan
• Jalur sirkulasi yang panjang dan lurus lebih terkesan lebih monoton dan bersifat jenuh
Alternatif 2
Kelebihan :
Pola Radial
• Mampu menyerap panas dan air
• Mudah dalam pengerjaan
• Baik diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki maupun kendaraan bermotor
Kekurangan :
Kelebihan alternatif 2
Rumput
• Jalan dapat berbentuk lengkungan atau berbelok arah, memotong jalan lain, atau
berbentuk putaran
Kekurangan Kelebihan :
• Orientasi ke segala arah dapat menyulitkan pengunjung jika tidak ditata dengan baik • Baik dalam menyerap panas dan air
Dari pertimbangan di atas makan yang dipilih adalah alternatif 2, agar pengolahan tapak dapat • Mudah diperoleh
difungsikan secara maksimal dan lebih terkesan fleksibel. • Merupakan vegetasi dalam tapak
• Lebih terkesan alamiah • Tidak begitu baik dalam menyerap panas dan air
Kekurangan : Berdasarkan pertimbangan di atas, maka alternatif yang dipilih adalah semua alternatif dengan
pembagian di beberapa titik sesuai dengan pola sirkulasi ataupun kebutuhan ruang dalam
• Membutuhkan perawatan yang rutin
tapak.
Alternatif 3
Analisa Vegetasi
Batu Alam
Lokasi merupakan daerah dengan kondisi permukaan tanah yang bergelombang, namun dapat
ditumbuhi beberapa jenis pohon yang tidak memerlukan biaya perawatan yang berlebihan.
Alternatif 1
Tanaman Gelodokan
Kelebihan :
Alternatif 4 • jika tidak ditata dengan baik dapat merusak pemandangan karena pertumbuhan daun
Alternatif 2
Pohon Ketapang
Kelebihan :
Kekurangan : Kelebihan :
• Membutuhkan biaya yang mahal • sangat baik sebagai penyaring udara dan memberi perlindungan dari terik matahari.
Kekurangan : Kelebihan :
• harus serung dibersihkan karena daunnya yang kering tanggal dan mengotori halaman. • Keadaan Tapak tetap terkesan alamia yang menyatuh
dengan lingkungannya.
• Tidak membutuhkan banyak biaya dan tenaga dalam
Jenis tanaman penutup tanah, seperti ; rumput japan, rumput gajah, pakis dan paku.
pelaksanaan pekerjaan.
rumput
• Penataan massa bangunan mengikuti pola kontur.
Alternatif 2
tanaman pengarah.
Topografi
Topografi lokasi perencanaan gedung kesenian kota Kupang relatif landai namun tidak curam.
Beberapa alternative dalam penataan Topografi : Kelebihan :
• Membutuhkan tenaga dan biaya besar dalam pelaksanaannya. Bangunan ditempatkan 20 m atau sejauh mungkin dari kebisingan jalan.
• Butuh penataan ulang terhadap kontur yang ada.
Alternatif 3
Perancangan sistem utilitas bangunan, menurut Binggeli (2003) dan Hall (2007), dibutuhkan dan
Kelebihan :
dibagi sesuai dengan keadaan berikut :
• Mudah dalam penataan tapak.
• Sistem air bersih dan air kotor : distribusi air bersih dan air kotor, sistem penyimpanan
Kekurangan : air, sistem pengolahan air kotor, jenis pemipaan dan perlengkapan sistem perpipaan.
Dengan melihat keuntungan dan kerugian dari ketiga alternatif pemilihan penyelesaian topografi
tersebut, maka dipilih alternatif 2 supaya lebih memudah kan dalam penataan tapak.
KEBISINGAN
Altenatif 1 • Sistem ventilasi : kontrol masa panas, pengaturan kelembaban, kontrol kualitas udara,
pengaturan pergerakan udara, kontrol penetrasi udara panas.
Kebisingan bisa diredam dengan cara pemanfaatan vegetasi sebagai peredam kebisingan.
• Sistem elektrikal : sumber listrik, distribusi jaringan listrik, peralatan sistem elektrikal, • Sistem transportasi : transportasi vertikal otomatis/manual, transportasi horizontal
rancangan sirkuit, rancangan sirkuit kabel, perlindungan resiko kebakaran, perlindungan otomatis/manual, akses penyandang disabilitas dan sistem mekanikal elektrikal
sambaran petir, perlindungan peralatan elektronik, sistem listrik darurat. transportasi otomatis.
• Sistem pembuangan air hujan : aliran air hujan, drainase, peresapan ke dalam tanah,
pembuangan ke jaringan kota, pemanfaatan ulang air.
• Sistem pencahayaan : rancangan pemanfaatan cahaya alami, rancangan pencahayaan
buatan, kontrol cahaya, perlengkapan sistem cahaya buatan, pencahayaan darurat.
Penentuan besaran ruang pada Perencanaan dan Perancangan E-sport Center Kota Kupang
• Sistem pelindung kebakaran : zonasi bahaya kebakaran, sistem deteksi dan alaram
mengacu pada standar literatur dari :
kebakaran, pencegahan penyebaran api, pencegahan penyebaran asap, sistem pemadam
otomatis, jalur evakuasi darurat pemadam kebakaran dan pelindung struktur bangunan. • Data Arsitek(DA)
• Time Saver Standarts (TSS)
• Asumsi(A).
Kepala seksi
Analisa Zonasi Ruang
Staf administrasi
No. Ruang Zonasi
Sekertaris administrasi
1 Main Entrance Publik
Karyawan
2 Area Parkir Publik
Staf pameran
3 Taman Publik
Staf studio
4 Cafe & Resto Publik
Staf audisi
5 Pantry Publik
Staf arena
6 Pameran Publik
Tim cabang kesenian 1
7 Arena pementasan Publik
Tim cabang kesenian 2
8 Area Exibisi Publik
Audio visual
9 Loby Publik
Gudang
10 Ruang Pelayanan Publik Analisa Studi Ruang
R. Lighting 1 60 TSS
Luas Efektif 120 tempat berkumpul atau berekreasi bagi para pengunjung juga terdapat beberapa bangunan
penunjang seperti Kafe & Resto serta pusat perbelanjaan.
Sirkulasi = 30% x 120 36 156
Alternatif 1
1,8
R. Fotocopy 1 5 unit 9 TSS
m2/unit Bentuk dan tampilan secara menyeluruh dari gedung kesenian diadaptasi dari bentuk bulat pada
beberapa rumah adat di NTT.
1,2
R. Workshop 1 50 org 60 A
m2/org
R. 1,5
1 10 org 15 A
Pengecetan m2/org
1,5
Bengkel 1 6 org 9 A
m2/org
R. Dekorasi
1,5
R. Elektronik 1 5 org 7,5 A
m2/org
1,2 Alternatif 2
R. Staff 4 1 org 4,8 DA
m2/org
Desain arsitektur modern (Harpa Music Center), dengan menggunakan unsur-unsur kesamaan
Luas Efektif 105,3 terhadap bentuk fisik alat musik harpa.
31,5
Sirkulasi = 30% x 105,3 136,89
9
TSS
R. 4
Lab. Konten 1 2 unit 8 TSS
Developing m2/unit
Bentuk bulat menyerupai atap rumah adat suku Amaf Nini Pada Sistem sub struktur atau struktur bawah pada bangunan direncanakan sesuai dengan
beban bangunan yang dipikul dan jenis tanah pada lokasi. Karakteristik tanah pada lokasi
perencanaan pada umumnya adalah tanah keras dengan kondisi berbatu. Pada bagian tertentu
ada yang lunak namun hanya sebagian kecil saja. Alternatif pondasi yang digunakan adalah :
Pondasi Menerus
Alternatif 2
Kelebihan :
Kekurangan
Pos Jaga • Tidak efektif jika memikul beban yang terlalu berat
Analogi transformasi bentuk dengan menggunakan teknik eksagerasi dan pengulangan dari • Tidak cocok untuk bangunan bentang lebar dan bertingkat
• Cocok untuk bangunan bertingkat dan bangunan bentang lebar • Kaku dalam pengolahan bentuk
• Cocok dengan keadaan tanah yang lembek • Terkesan monoton
• Pondasi kuat dan terbuat dari beton bertulang
Core Structure
• Mampu menahan beban dengan baik
• Memikul kelebihan pondasi yang cukup dalam
Kekurangan :
Dari pertimbangan di atas,maka alternatif yang dipilih adalah alternatif 1 dan 2 karena beban
yang dipikul relative tidak terlalu berat karna bukan merupakan bangunan tinggi yang
memerlukan pondasi semacam bore pile, tiang pancang, dan lain – lain. Kelebihan :
Upper Struktur
Elemen yang berada di atas permukaan tanah yang terdiri atas rangka penutup bangunan.
Kelebihan :
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Merencanakan serta mendesain sebuah fasilitas gedung kesenian Nusa Tenggara Timur yang berada di kota Kupang untuk digunakan sebagai kegiatan formal khusunya pementasan kesenian dan
kreatifitas daerah, dengan menerapkan prinsip-prinsip rancangan analogi arsitektur sebagai penyelesaian bentuk, tampilan, landscape, serta menetralkan keadaan iklim pada rancangan desain bangunan
masa tunggal ataupun masa majemuk.
Dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh serta melihat kondisi kawasan yang ada,
kurang memadai, maka perlu melakukan penataan ulang terhadap sarana lingkungan dan
fasilitas pendukung sesuai dengan tujuannya, dengan memanfaatkan potensi dan sumber
daya alam yang ada secara efektif untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas fisik
kawasan serta mendukung fungsi bangunan tersebut sebagai mahakarya yang sempurna