Anda di halaman 1dari 9

"Soul Expression" pada Perancangan Interior Salihara Art

School
Mega Marselina1, Dwi Sulistyawati2, Mariana3
Prodi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Tarumanagara, Jakarta
mega.615150098@stu.untar.ac.id, dwis@fsrd.untar.ac.id, mariana@fsrd.untar.ac.id

Abstrak—Seni di Indonesia selalu berkembang dari masa ke masa, keberadaan fasilitas yang mendukung perkembangan seni di
Indonesia masih terasa sangat minim maka dari itu Salihara Art School yang berada di Jl. Medan Merdeka BaratNo.12, Gambir,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110 membangun sekolah seni untuk mewadahi kreativitas dan jiwa seni
masyarakat indonesia dengan perancangan interior yang menggambarkan kebebasan dalam mengekspresikan diri melalui seni.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan kriteria desain yang mengambarkan sekolah seni sebagai tempat untuk
mengekspresikan diri melalui seni. Metode yang digunakan pada proses perancangan interior ini adalah programatis dengan
memperhatikan kelompok-kelompok kegiatan yang ditemukan pada Salihara Art School. Penulisan dilakukan secara deskriptif
untuk menjelaskan proses perancangan yang telah dilaksanakan dan menunjukkan secara visual hasil-hasil perancangan desain
interior Salihara Art School

Kata kunci: Sejarah; Citra; Interior; Program Aktivitas; Sekolah Seni.

I. PENDAHULUAN seni tari, seni musik dan lain sebagainya,


Perkembangan seni di Indonesia terus theater, perpustakaan, museum dan lain
berkembang dari masa ke masa. Banyak sebagainya. Banyaknya fasilitas tersebut
seniman Indonesia yang sangat melegenda di bertujuan menumbuhkan minat masyarakat
dunia internasional, seperti Affandi untuk mengenal dan mencintai seni. Selain itu
Koesoema, Basuki Abdullah dan lain Salihara Art School juga ditujukan kepada
sebagainya, menunjukan bahwa seni khalayak umum sebagai sarana edukasi dan
Indonesia tidak bisa di pandang sebelah mata kreasi yang bermanfaat, sehingga fasilitas-
oleh masyarakat internasional namun wadah fasilitas diatas perlu di rancang dengan sebaik
untuk menyalurkan eksperesi seni di mungkin.
Indonesia sangatlah minim saat ini. Selain itu Pada perancangan ini, permasalahan
seni juga sangat berpengaruh baik bagi desain yang diangkat pada Salihara Art School
kesehatan jasmani maupun rohani manusia, diuraikan menjadi beberapa hal, antara lain
mengagumi karya seni mampu memberikan mengenai bagaimana perancangan interior
kepuasan rohani dan menurunkan stres, oleh yang sesuai dengan citra Salihara yang mana
karena faktor diatas, Salihara membangun merupakan sebuah program baru dari
sekolah seni yang memiliki fasilitas yang Salihara dengan gedung yang memiliki
lengkap seperti ruang kelas untuk seni grafis, pengaruh dari Gedung Museum Nasional yang

MEZANIN – Vol. 1 No. 2 Juni (2019) 1


bergaya neoklasik sehingga perlu gaya, citra Metode selanjutkan adalah melakukan
dan tema yang sesuai. Bagaimana program desain dalam perencanaan desain
perancangan interior yang sesuai untuk yakni dokumen tertulis yang menilai kualitas
memfasilitasi aktivitas yang beragam dengan dan kuantitas kebutuhan penghuni dalam
pengguna yang beragam pula, bagaimana proyek, kemudian membuat matriks kriteria,
perancangan yang sesuai dengan aspek-aspek lalu kemudian membuat sketsa denah
desain yang sesuai. prototipe terkait, hingga kemudian
menyelesaikan matriks kriteria dan membuat
Tujuan perancangan interior pada Salihara
diagram keterkaitan melalu diagram bubble
Art School ini adalah untuk menampilkan
maupun diagram matriks hingga dapat
desain yang sesuai, yang menggambarkan
menarik kesimpulan mengenai metode
aktivitas didalamnya tanpa mengubah citra
perancangan, sebagaimana yang telah
yang ada. Selain itu juga untuk
disampaikan Mark (Mark, 2007).
mengembangkan program ruang dan
pengelompokkan aktivitas berdasarkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengunjung yang sesuai dengan kebutuhan
Salihara Art School terletak di Jl. Medan
dan aktivitas
Merdeka BaratNo.12, Gambir, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110,
II. METODE
berada dipusat kota dan dekat dengan
Metode yang dipakai dalam perancangan
berbagai tempat rekreasi seperti museum
Salihara Art School menggunakan metode gap
nasional dan Monumen Nasional serta dekat
sintesis yakni berupa Wawancara terhadap
dengan gedung-gedung pemerintah yang
pihak Salihara, melakukan Observasi
memiliki gaya arsitektur yang unik sehingga
dilapangan, Merumuskan Parameter-
sangat ramai dikunjungi masyarakat lokal
parameter arsitektural, mengorganisasi
maupun mancanegara.
koleksi data yang ada, melakukan riset
mengenai informasi dan data yang belum
diketahui, melakukan analisis data-data yang
telah terkumpul, melakukan interpretasi dan
diagram data hingga kemudian melakukan
kesimpulan atas data yang terkumpul.
Gambar 1 : Site Plan Salihara Art School
(Sumber : Sumber Pribadi)

2 MEZANIN – Vol. 1 No. 2 Juni (2019)


rentang pengujung dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut :
Tabel 1: Tabel Klasifikasi Pengunjung.
Kategori Pengunjung
Gender Pria dan Wanita
Usia Anak-anak, Remaja, Dewasa, Lansia
Pekerjaan Pelajar, Mahasiswa, Seniman,
Gambar 2 : Fasad Salihara Art School Karyawan, dll
(Sumber : Sumber Pribadi) Tujuan Menjadi Murid Tetap, Anggota
Kedatangan Pengunjung Perpustakaan, Pengunjung
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan Pameran, Pengunjung Seminar,
Pengunjung Pertunjukan Seni dan
pada fasad Salihara Art School memiliki Budaya, Pengunjung Workshop umum,
Menjadi anggota tetap.
perpaduan gaya neoklasik dan modern, gaya Asal WNI dan WNA
Pengunjung
neoklasik dapat terlihat bentuk pilar yang Sumber: Salihara, 2009.

dasar diambil dari pilar doric yang kemudian Program aktivitas di Salihara Art School
diadaptasi menjadi lebih modern dan cirlce terbagi kedalamnya dapat dikelompokkan
gate yang terdapat pada pintu utama sesuai kebutuhan ruangnya, antara lain
bangunan, sedangkan gaya modern dapat sebagai berikut:
terlihat dari bentuk atap dan material yang Tabel 2: Table aktivitas dan fasilitas
digunakan. Dengan perpaduan tersebut maka
gaya yang digunakan adalah gaya eklektik
yang merupakan gaya yang menggabungkan
dua gaya yang berbeda menjadi sebuah satu
kesatuan.
Salihara Art School merupakan sekolah
seni yang informal dengan mencakup semua
Sumber: Salihara, 2009.
kalangan yang berminat untuk mengenal seni
Berdasarkan data dan analisis terhadap
dan belajar mengenai seni sehingga Salihara
kebutuhan ruang dan fasilitasnya, serta
Art School menerima semua kalangan dari
didukung oleh acuan dimensi ruang
berbagai usia, sedangkan apabila tidak ingin
sebagaimana disampaikan oleh Panero
terikat dengan sistem pembelajaran yang
(Panero, 1979) maka didapatkan besaran
rumit maka khalayak umum dapat mengikuti
ruang untuk setiap ruangan di Salihara Art
workshop umum yang selalu diadakan setiap
School:
hari pada Salihara Art School ini. Sehingga

Marselina, Sulistyawati, Mariana 3


Tabel 3: Table Besaran Ruang

Gambar 4 : Rancangan Perpustakaan Salihara Art School


(Sumber : Penulis 2019)

Dalam perancangan interior Salihara Art


School gaya yang dipakai melalui proses
analisis pada fasad bangunan maka gaya yang
digunakan adalah gaya Eklektik yang
merupakan percampuran gaya yang berbeda
sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
Sumber: Penulis, 2019.
Dalam perancangan ini gaya yang
Tema yang diterapkan yakni adalah Soul
dicampurkan adalah gaya neoklasik dan gaya
Expression merupakan konsep yang terispirasi
modern. Ruangan dirancang dengan gaya
dari gambaran dari jiwa seorang manusia yang
modern dengan perpaduan gaya neoklasik
tenang dan bahagia saat mengeskspresikan
yang dapat dilihat dari pilar dinding dan
diri mereka.
furniture yang ada.

Gaya modern juga dapat dilihat dengan


pemilihan material, bentuk dan beberapa
furniture yang ada didalam ruang kelas. Pada
ruangan-ruangan yang ingin dirancang lebih
Gambar 3 : Ekspersi Jiwa Manusia
(Sumber : https://www1.cbn.com/devotions/) berkesan atau lebih terlihat mewah maka

Citra dan Suasana yang ingin ditampilkan gaya neoklasik lebih mendominasi

pada perancangan interior Salihara Art School didalamnya, seperti pada Executive Lounge

sebagai sebuah sekolah seni nonformal yang Salihara Art School dan lain sebagainya.

nyaman, terbuka, tenang dan bebas untuk


mengekspresikan diri bagi semua pengunjung.

4 MEZANIN – Vol. 1 No. 2 Juni (2019)


Gambar 5 : Perancangan Area Komputer Salihara Art School Gambar 6 : Rancangan komposisi warna pada Lobby Salihara
(Sumber : Penulis 2019) Art School (Sumber : Penulis 2019)

Konsep warna yang dihadirkan pada


Salihara Art School yakni adalah warna-warni
gradasi yang mencerminkan Salihara Art
School sebagai tempat untuk
mengekspresikan diri dalam berbagai seni dan
menyalurkan kreatifitas, khususnya pada
Gambar 7 : Rancangan komposisi warna pada Museum
ruang kelas seni, dan museum seni, pada Salihara Art School (Sumber : Penulis 2019)

lobby menggunakan warna monochrome


Berikut ini adalah pengorganisasian ruang
yang mencerminkan jiwa manusia yang
secara umum di Salihara Art School terbagi
kosong belum berekspresi sedangkan warna-
berdasarkan sifat ruangannya:
warni dijadikan sebagai aksen agar
Tabel 4: Pengelompokan Ruang
menunjukan keselarasan antar ruangan, SIFAT ZONA
sedangkan pada ruangan yang membutuhkan Public Penerimaan
Perlengkapan Seni
kebutuhan khusus seperti perpustakaan yang Area Santai
membutuhkan ketenangan maka warna yang Pameran
Semi Public Pementasan
digunakan lebih lembut namun masih
Penitipan
menggunakan skema warna yang sama Edukasi

dengan ruangan lainnya. Semi Private Kelas Seni


Private Persiapan Pentas
Keanggotaan
Pengelola
Service Gudang
Sumber: Penulis, 2019.

Marselina, Sulistyawati, Mariana 5


Berikut ini adalah Hubungan antar ruang di
Salihara Art School terbagi berdasarkan
zonanya :

Gambar 11 : Zoning Salihara Art School Lt. 2


(Sumber : Penulis 2019)

Gambar 8 : Bubble Diagram Salihara Art School


(Sumber : Penulis 2019)

Gambar 12 : Zoning Salihara Art School Lt. 3


(Sumber : Penulis 2019)

Gambar 9 : Diagram Matriks Salihara Art School


(Sumber : Penulis 2019) Berikut adalah Blocking Salihara Art
School :
Salihara Art School memiliki 3 lantai yang
memiliki zoning sebagai berikut :

Gambar 13 : Blocking Salihara Art School Lt. 1


(Sumber : Penulis 2019)

Gambar 10 : Zoning Salihara Art School Lt. 1


(Sumber : Penulis 2019)

6 MEZANIN – Vol. 1 No. 2 Juni (2019)


sedangkan pencahayaan buatan terdiri dari
general lighting, local lighting, dan task
lighting, general lighting yang digunakan pada
perancangan ini didominasi dengan
penggunaan downlight, local lighting
menggunakan lampu gantung yang di pasang
diatas furniture maupun area tertentu,
Gambar 14 : Blocking Salihara Art School Lt. 2
(Sumber : Penulis 2019) sedangkan task lighting menggunakan lampu
meja yang digunakan di beberapa tempat
yang lebih bersifat privasi.
Dikarenakan Salihara Art School berada
dipusat kota yang padat, berdebu, dan dekat
dengan jalan raya maka, penhawaan yang
digunakan hanya menggunakan penghawaan
buatan yakni air conditioner agar dapat
Gambar 15 : Blocking Salihara Art School Lt. 3
(Sumber : Penulis 2019) menyesuaikan suhu dengan pengunjung yang
ada, sementara sistem AC yang digunakan
adalah central dengan jenis difuser yakni
cassete dan trox, AC trox digunakan agar tidak
mengurangi estetika yang ada dalam ruang
karena jenis difuser yang tipis dan lebih
terlihat modern, sedangkan AC cassete
digunakan pada bagian kantor pengelelola.
Sistem akustika yang digunakan untuk
Gambar 11 : Sirkulasi Salihara Art School
Sumber : Penulis 2019 meredam suara keluar maupun masuk
menggunakan glasswool pada bagian dinding
Pencahayaan pada Salihara Art School
serta akustik ceiling pada ruang-ruang
menggunakan 2 jenis pencahayaan yakni
tertentu, khususnya ruang-ruang yang
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan,
membutuhkan ketenangan sementara untuk
pencahayaan alami datang dari jendela-
sistem speaker, Speaker ditanam di plafon
jendela yang terdapat pada bangunan
ditaruh di setiap ruangan termasuk ruang
sehingga mengurangi penggunaan energi
rapat untuk pengumuman seluruh area

Marselina, Sulistyawati, Mariana 7


speaker ini juga berfungsi untuk dibedakan melalui teknologi dan manusia,
pemberitahuan evakuasi apabila terjadi hal teknologi yang paling umum digunakan
yang tidak diinginkan atau untuk memperkuat adalah CCTV untuk memantau kegiatan
suasana dengan alunan lagu. pengguna di dalam ruangan dan merekamnya
Keamanan untuk peristiwa kebakaran sehingga mencegah kejahatan dan menjamin
dan bencana alam seperti gempa dapat keamanan
dilakukan dengan menempatkan pintu dan Sedangkan keamanan pada tenaga
tangga darurat yang tepat sehingga mudah manusia yakni menempatkan petugas
ditemukan, serta harus diperhatikan ukuran keamanan pada area-area rawan pencurian
dari pintu dan tangga agar tidak terlalu kecil dan perusakkan, sehingga dapat
untuk menghindari dorong mendorong antar meminimalisir hal-hal tersebut.
pengunjung akibat terlalu panik, selain itu
instruksi dari pihak pengelola apabila terjadi IV. SIMPULAN
kebakaran dan bencana alam dapat dilakukan Dalam perancangan Salihara Art School
agar pengunjung lebih teratur dalam proses yang merupakan sekolah seni yang berpusat
evakuasi, instruksi tersebut dapat dilakukan pada pengenalan dan pebelajaran mengenai
melalui speaker pada setiap area. seni dapat disimpulkan bahwa tema
Untuk mencegah kebakaran biasanya di perancangan interior yang sesuai dengan hal
pasang smoke detector untuk mendeteksi diatas adalah Soul Expression yang
asap, alarm kebakaran untuk peringatan menggambarkan Salihara Art School
evakuasi, serta spinkler untuk merupakan tempat untuk mengekspresiakan
menyemprotkan air apabila smoke detector diri dan jiwa melalu ini seni, dengan citra dan
mendeteksi asap. suasana yang ingin ditampilkan yakni terbuka,
Untuk kebakaran dengan skala kecil yang nyaman, tenang dan berseni, dengan gaya
dapat ditanggulangi perlu di tempatkan Eklektik yang memadukan gaya modern dan
Hydrant dan Fire Extinguisher untuk gaya neoklasik dengan menggunakan material
memadamkan api/ kebakaran kecil dalam modern dan warna-warni gradasi sebagai
keadaan mendesak, ditaruh di beberapa bentuk ekspresi diri.
sudut ruangan yang beresiko tinggi menjadi Dengan hasil analisis yang telah penulis
titik kebakaran/ api. lakukan oleh penulis maka hasil analisis
Untuk kasus pencurian ataupun tersebut dapat menghasilkan organisasi
pengrusakan maka konsep keamanan dapat ruang, sirkulasi pengguna yang sesuai, zoning

8 MEZANIN – Vol. 1 No. 2 Juni (2019)


dan blocking serta penerapan sistem Panero, J. (1979). Human Dimension. London:
pengahawaan, pencahayaan dan akustika Watson Guptill Publication.
yang tepat, maka dapat tercipta perancangan
interior yang sesuai dengan tema Soul Salihara. (2009). Salihara Art School Program,
Expression pada Salihara Art School. 2009, from Institut From Salihara.org:
http://www.Salihara.org/programs/ideas/
V. UCAPAN TERIMAKASIH class
Dalam penulisan jurnal ini, penulis tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan serta Suptandar, J.Pamudji. 2004. Faktor Akustik
dukungan dari berbagai pihak yang tidak Dalam Perancangan Desain Interior.
dapat disebutkan satu persatu. Untuk itu, Jakarta : Djambatan
penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
tersebut, terutama kepada staff Salihara yang
telah membantu penulis dalam
mengumpulkan informasi untuk keperluan
Tugas akhir dan penulisan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA
Karlen, Mark.2007. Dasar-Dasar Perencanaan
Ruang Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga

Maria, Mia ., Asep Topan, dan Dila Martina


Ayu. 2015. Rencana Pengembangan Seni
Rupa Nasional 2015-2019. Jakarta : PT.
Republik Solusi

Mediastika, C.E. 2005. Akustika Bangunan


Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di
Indonesia. Jakarta: Erlangga

Marselina, Sulistyawati, Mariana 9

Anda mungkin juga menyukai