Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIK

PASAL 7 : PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN 7-1

7.1 Lingkup Pekerjaan 7-1

7.2 Material Pilihan 7-1


7.2.1 Umum 7-1
7.2.2 Material 7-1
7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan 7-1

7.3 Lapisan Bawah dan Lapisan Atas (Sub-base dan Base Course) 7-2
7.3.1 Lapisan-bawah (Sub-base Course) 7-2
7.3.2 Lapisan Atas (Base Course) 7-4
7.3.3 Pengukuran dan Pembayaran 7-5

7.4 Lapisan Perekat (Tack Coat) 7-6


7.4.1 Umum 7-6
7.4.2 Material 7-6
7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan 7-6
7.4.4 Pengukuran dan Pembayaran 7-6

7.5 Lapisan Hot Mix (Surface Course) 7-7


7.5.1 Umum 7-7
7.5.2. Material 7-7
7.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan 7-10
7.5.4. Pengukuran dan Pembayaran 7-11

7.6 Bahu Jalan 7-11


7.6.1 Umum 7-11
7.6.2 Material 7-11
7.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan 7-11
7.6.4 Pengukuran dan Pembayaran 7-12

7.7 Perkerasan Batu Kerikil 7-12


7.7.1 Lingkup Pekerjaan 7-12
7.7.2 Pengukuran dan Pembayaran 7-12

ST 7-i
SPESIFIKASI TEKNIK

PASAL 7 : PEKERJAAN PERKERASAN

7.1 Lingkup Pekerjaan

Pasal ini mencakup konstruksi dan pemeliharaan jalan meliputi ; pekerjaan galian, timbunan, pekerjaan
beton, drainase, perkerasan dan pekerjaan tambahan lainnya yang berkaitan dengan jalan. Kontraktor
harus membangun semua jalan yang ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk Direksi. Pekerjaan jalan
di dalam kontrak ini terdiri dari kegiatan-kegiatan (tetapi tidak dibatasi), sebagai berikut :
- Peninggian, pemeliharaan dan relokasi jalan umum eksisting dan jalan masuk;
- Pembuatan dan pemeliharaan jalan-jalan baru sekitar jembatan-jembatan, tanggul-tanggul
baru dan oprit-oprit sepanjang sungai termasuk lapisan perkerasan (Metalling), baik
dengan kerikil dan / atau dengan aspal;
- Perkerasan permukaan aspal di atas lantai beton jembatan.

Lokasi dan denah dari jalan-jalan tersebut adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau akan
ditunjukkan/diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan jalan tersebut di atas sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 1 ,PEKERJAAN TANAH, dan Pasal 2, PEKERJAAN BETON, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar dan/atau atas petunjuk Direksi.

7.2 Material Pilihan


7.2.1 Umum

Timbunan jalan harus merupakan bagian pekerjaan yang disiapkan untuk menunjang sub-base atau, jika
tidak ada sub-base, dasar dari lapisan perkerasan.
Timbunan jalan harus dilaksanakan pada seluruh lebar jalan sebagaimana ditunjukkan pada gambar-
gambar.
Timbunan jalan, umumnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam Pasal 1.6 sebelumnya, dalam Spesifikasi ini.

7.2.2 Material

Semua material terpilih harus bebas dari gumpalan –gumpalan atau kotoran, benda organik, batu-batu
rapuh, akar-akar atau benda-benda yang merugikan lainnya. Material terpilih untuk lapisan tanah dasar
(sub-grade) harus berkwalitas baik dan gradasi harus memenuhi persyaratan berikut:

Ukuran ayakan ASTM (Inci) Persentase lolos berdasar berat (%)


1½ 100
No. 10 80 (max)
No. 200 15 (max)
Tanah liat 25 (max)

7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

Gorong-gorong, pipa-pipa drainasi dan bangunan-bangunan kecil lainnya termasuk urugan lembali yang
dipadatkan, bila perlu, pada kedalaman tiga puluh (30) cm dari timbunan-jalan, harus sudah selesai
sebelum dimulainya timbunan untuk jalan. Parit-parit, drainasi-drainasi, lobang drainasi (Outlets for

ST 7-1
SPESIFIKASI TEKNIK

drainage), dan kolam-olakan pada gorong-gorong harus dalam kondisi siap dioperasikan untuk
memastikan kelancaran aliran airnya, dan untuk mencegah kerusakan pada timbunan jalan akibat aliran
air permukaan.
Tidak diperbolehkan ada pekerjaan yang dimulai dalam persiapan pekerjaan timbunan jalan sebelum
pekerjaan-pekerjaan pendahuluan tersebut di bawah ini disetujui oleh Direksi.
Tebal setiap lapisan untuk timbunan jalan tidak boleh lebih dari tiga puluh (30) cm, sebelum dipadatkan,
dan dengan kepadatan minimum sembilan puluh lima (95 %) persen dari maksimum kepadatan kering
(max. dry density) yang ditentukan sesuai ketentuan AASHTO. T. 180 pada pengujian untuk CBR
(California Bearing Ratio) atas tanah, yang harus dilakukan satu kali untuk setiap lokasi pengambilan
dengan disaksikan oleh Direksi atau yang mewakilinya. Alat penggilas dengan ukuran dan type yang
disetujui Direksi, harus dipergunakan untuk pemadatan, dan kandungan air (moisture content) harus
diatur dengan seksama, agar dapat dicapai kepadatan-kering sebagaimana yang ditentukan di atas.
Setiap bagian dari timbunan jalan yang telah selesai harus dilindungi dari kekeringan, keretakan, dan
semua kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor harus diperbaiki oleh Kontraktor, sesuai
dengan perintah dari Direksi, tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus bertanggung-jawab atas semua akibat dari lalu-lintas yang diperbolehkan melewati
timbunan jalan, dan diijinkan untuk melarang lalu-lintas tersebut bila Kontraktor telah membuat jalan
simpang atau spada saat sedang melaksanakan setengah dari lebar konstruksi timbunan jalan.
Kontraktor harus memperbaiki bekas tapak roda atau jembatan-jembatan sementara oleh lalu-lintasnya
sendiri atau oleh pihak lain, dengan membentuk dan memadatkan kembali dengan menggunakan alat
penggilas dengan ukuran dan type yang sesuai untuk keperluan perbaikan. Kontraktor harus membatasi
pelaksanaan timbunan jalan pada area yang dapat dipelihara dengan peralatan yang tersedia .
Kontraktor harus mengatur pelaksanaan timbunan jalan, sub-base coursed dan base course dengan
urutan dan cara yang sistimatis. Timbunan jalan, bila dipersiapkan terlalu banyak mendahului lapisan
sub-base course, akan menjadi penyebab meningkatnya kerusakan, dan dalam hal ini Kontraktor dengan
tanpa biaya tambahan harus memperbaiki, menggilas kembali atau memadatkan kembali timbunan jalan
yang diperlukan, untuk mengembalikannya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

7.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran material terpilih harus didasarkan pada volume dalam meter
kubik (m3) pada garis dan ketebalan sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk
Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk material terpilih harus didasarkan pada harga satuan setiap meter kubik (m3)
yang dimasukkan dalam Daftar Kunatitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk
semua konpensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat-kerja,
dan sebagainya, untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan tersebut dalam
Spesifikasi ini.

7.3 Lapisan Bawah dan Lapisan Atas (Sub-base dan Base Course)
7.3.1 Lapisan-bawah (Sub-base Course)

(1). Umum
Sub-base Course adalah bagian dari jalan yang terhampar diantara timbunan jalan dan base Course.
Lebarnya harus sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
ST 7-2
SPESIFIKASI TEKNIK

Tebal lapisan ini sesudah pemadatan harus dua puluh (20) cm.

(2). Pemeriksaan, Pengujian dan Persetujuan Material


Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat tiga puluh
(30) hari kalender sebelum memulai pelaksanaan sub-base Course, suatu pernyataan lengkap tentang asal
dan komposisi dari semua agregat yang dipergunakan untuk pembuatan sub-base Course. Semua material
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam spesifikasi ini.
Agar dapat memastikan sifat-sifat dari semua material untuk sub-base coarse, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya, hasil-hasil pengujian laboratorium
untuk semua material yang akan dipergunakan dalam pekerjaan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan laboratorium agar setiap saat dalam kondisi
yang baik dengan peralatan dan aparatus yang diperlukan oleh teknisi mekanika tanah dari Kontraktor
sendiri dan harus pula dapat dipergunakan oleh Direksi dan/atau pengawas-pengawas yang
ditugaskannya.
Semua material yang diproses harus atas persetujuan Direksi sebelum disimpan di lapangan atau
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan akan diperiksa oleh Direksi pada setiap waktu selama
pemrosesan dan penggunaan. Material yang diragukan tidak boleh diturunkan dan dicampur dengan
material terdahulu yang telah disetujui dan diterima, sampai dapat diterima oleh Direksi yang dibuktikan
dengan pengujian laboratorium. Bilamana gradasi dan kualitas dari material-material yang dikirim ke
lapangan tidak memenuhi sebagaimana yang telah diperiksa dan diuji sebelumnya, atau tidak memenuhi
spesifikasi, Direksi berhak untuk menolak material tersebut.

(3). Material
Semua material lapis bawah harus bebas dari gumpalan-gumpalan, kotoran-kotoran, benda-benda
organik, batu rapuh atau benda-benda lain yang merugikan dan harus dengan kualitas sedemikian rupa,
sehingga akan siap mengikat untuk membentuk lapis bawah yang kuat dan stabil. Agregat untuk lapis
bawah harus dari batu-batu pecah atau kerikil pecah dengan gradasi harus memenuhi ketentuan berikut :

Ukuran ayakan ASTM (Inci) Persentase lolos berdasar berat (%)


2 100
11/2 70-100
1 55-85
3/4 50-85
3/8 40-80
No. 4- 30-60-
No. 10 20-50
No. 40 10-30
No. 200 5-15

(4). Pelaksanaan Pekerjaan


Setelah material untuk setiap lapis ditempatkan, material tersebut harus dihamparkan dengan peralatan
motor-grader atau peralatan lain yang disetujui sampai campuran menjadi seragam seluruhnya, Bila
material tersebut tidak mengandung materil pengikat alami dalam jumlah yang cukup yang siap mengikat
selama penggilasan, maka bahan pengikat yang terdiri dari batu-batu gunung yang disaring harus
ditambahkan, atau material pengikat lain yang diperoleh dari sumber-sumber yang disetujui. Setelah
material pengikat ditambahkan, gradasi gabungan dari campuran harus memenuhi gradasi yang
ditentukan.

ST 7-3
SPESIFIKASI TEKNIK

Pengikat mungkin dicampurkan kedalam material di tempat material tersebut dihasilkan atau dicampur
secara merata di atas lapis bawah selama pelaksanaan pekerjaan dan dalam jumlah yang diperintahkan
oleh Direksi.
Material lapis bawah harus dihamparkan dan dipadatkan dalam lapisan dengan ketebalan sedemikian
rupa, sehingga derajat kepadatan yang ditentukan dapat dicapai dengan peralatan pemadat yang memadai,
dan dalam segala hal ketebalan lapisan setelah pemadatan tidak boleh lebih dari dua puluh (20) cm. Bila
dikehendaki lebih dari satu lapisan, setiap lapis harus dibentuk dan dipadatkan sebelum lapis berikutnya
ditempatkan.

Penempatan material harus dimulai dari tempat yang ditentukan oleh Direksi. Penempatan harus
dilaksanakan dengan kotak-kotak penghampar atau dengan kendaraan-kendaraan yang dilengkapi dengan
peralatan yang mampu menghampar material dalam suatu lapis yang seragam. Lapis harus berukuran
sedemikian rupa sehingga ketika dihamparkan dan dipadatkan, memberikan peluang untuk material
campuran yang akan ditambahkan diatas jalan, tebal lapis yang sudah selesai harus memenuhi ketebalan
normal seperti tampak pada gambar.

Apabila pengangkutan dilakukan melewati material yang sebelumnya telah dihamparkan, alat-alat
pengangkut harus disebar merata diatas seluruh permukaan lapisan konstruksi terdahulu, untuk
membatasi bekas tapak roda dan pemadatan yang tidak merata.

Segera setelah penghamparan dan perataan terakhir, setiap lapis harus dipadatkan pada seluruh lebar
lapisan dengan peralatan smooth wheel power roller, pneumatic tyred rolles atau alat pemadat lain yang
disetujui Direksi. Penggilasan harus berlangsung berangsur-angsur dari tepi ke tengah, sejajar dengan
garis tengah jalan, dan harus terus-menerus sampai semua permukaan telah digilas. Setisp ketidak
teraturan atau lekukan yang terjadi harus diperbaiki dengan membongkar material di tempat tersebut dan
menambahkan atau membongkar material sampai permukaan menjadi merata dan halus. Di tempat-
tempat yang tidak dapat dilalui alat-penggilas material harus dipadatkan dengan seksama dengan tamper
atau compactor yang disetujui. Material harus dicampur dan digilas sampai dapat dicapai permukaan
yang halus dan rata.

Material sub-base coarse harus dipadatkan sampai mencapai seratus (100 %) persen kepadatan kering
maksimal (max. dry density) sesuai standar ASTM pada seluruh kedalaman penuh dari setiap lapis.

Direksi akan melakukan pengukuran pada lobang-lobang uji secara acak selama berlangsungnya
pekerjaan untuk menentukan kedalaman lapisan yang tidak terpadatkan yang diperlukan untuk
menghasilkan kedalaman nominal yang ditentukan dari lapis bawah setelah pemadatan untuk mencapai
kepadatan yang ditentukan. Pemotongan lobang-lobang uji dan pengisian kembali dengan material yang
dipadatkan dengan seksama harus dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi tanpa biaya
tambahan.

7.3.2 Lapisan Atas (Base Course)

(1). Umum

Base course adalah bagian dari jalan yang terhampar diantara sub base course dan bituminous surface
course pada permukaan yang diperbaiki. Lebar lapisan ini harus seprti tampak dalam gambar dan atas
petunjuk Direksi. Ketebalan base course harus lima belas (15) cm setelah pemadatan.
Ketentuan untuk pemeriksaan, pengujian dan persetujuan untuk material base course harus sama seperti
ketentuan dalam Sub-pasal 7.3.1 Sub base course.

(2). Material

Semua agregat untuk lapis atas harus terdiri dari batu-batu pecah yang bersih, keras, tidak mudah pecah,
bersudut tajam, tidak mengandung terlalu banyak kepingan-kepingan yang tipis atau panjang dan bebas
dari batu-batuan lunak, mudah pecah, atau hancuran, kotoran, atau benda-benda lain yang merugikan.
ST 7-4
SPESIFIKASI TEKNIK

Agregat tersebut harus dari batu-pecah, atau kerikil-pecah dengan gradasi memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

Ukuran ayakan ASTM (Inci) Persentase lolos berdasar berat (%)


2 100
1½ 60-90
1 46-78
¾ 40-70
3/8 24-56
No. 4 13-45
No. 8 6-36
No. 30 2-22
No. 40 2-18
No. 200 0-10

(3). Pelaksanaan Pekerjaan


Dimana base course harus dihamparkan diatas sub-base course, maka permukaan sub-base course harus
dibersihkan dari kotoran, dan material-material lain yang tidak dikehendaki dengan mempergunakan
sikat-sikat kawat baja atau atas petunjuk Direksi. Secara umum, metode dan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam sub Pasal 7.5.1 Sub-base Course harus berlaku untuk base course kecuali hal-hal berikut:
Base course harus dilaksanakan dengan cara metode makadam yang dibagi dalam dua lapisan, ketebalan
masing-masing lapisan setelah pemadatan tujuh setengah (7,5) cm. Ketebalan maksimum total lapisan
setelah dipadatkan tidak boleh lebih dari lima belas (15) cm .
Sebelum penyelesaian akhir dari base course, seluruh permukaan harus digilas minimum tiga (3) lintasan
dengan alat-penggilas ban udara yang mempunyai beban roda ganda minimum delapan (8) ton, dengan
tekanan minimum pada bidang kontak ban tujuh (7) kg/cm2 dan disetujui Direksi.
Toleransi dalam tampang-lintang dan profil-memanjang tidak boleh lebih dari sepuluh (10) mm di semua
tempat dengan mempergunakan pelat lurus sepanjang tiga (3) m.

7.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

(1). Lapisan Bawah (Sub-base Course)

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran sub-base course harus didasarkan pada jumlah volume jadi
dalam meter-kubik pada garis dan ketebalan seperti pada gambar atau atas perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter kubik (m3) yang diukur seperti tersebut di atas
pada masing-masing harga satuan setiap meter kubik yang dimasukkan di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua konpensasi untuk tenaga kerja,
material, peralatan, plant, alat-alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang
lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.

(2). Lapisan Atas (Base Course)

a. Pengukuran
ST 7-5
SPESIFIKASI TEKNIK

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan base course harus didasarkan pada jumlah volume
jadi dalam meter-kubik (m3) pada garis dan ketebalan seperti tampak pada gambar atau atas
perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter-kubik (m3) yang diukur seperti tersebut di atas
pada masing-masing harga-satuan setiap meter-kubik yang dimasukkan didalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua konpensasi untuk tenaga kerja,
material, perlengkapan prasarana, alat-alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan
yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.

7.4 Lapisan Perekat (Tack Coat)


7.4.1 Umum

Pekerjaan tack coat harus terdiri dari penyediaan dan penggunaan material bitumen pada dasar jalan yang
sebelumnya telah dipersiapkan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dengan lebar dan luas yang tampak pada
gambar atau atas perintah Direksi.

7.4.2 Material

Material bitumen untuk lapisan perekat harus aspal MC 70 (Medium Curing) untuk diatas base course
danRC 200 (Rapid Curing)untuk diatas surface course dan diatas beton yang memenuhi ketentuan
tersebut didalam standar ASTM atau yang setara dan disetujui Direksi.

7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

Kontraktor harus menyerahkan daftar semua peralatan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan tersebut,
untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pekerjaan tersebut tidak boleh dilaksanakan pada waktu angin
kencang dan hujan. Permukaan yang akan dilindungi harus kering dan bebas dari kotoran lepas dan
benda-benda asing lainnya.
Material bitumen harus digunakan dengan peralatan pembagi pada kecepatan yang ditentukan oleh
Direksi, yang besarnya berkisar antara 1.5 l/m2 (MC 70) bila digunakan di atas base course dan 2.26
l/m2 untuk lapis 1, dan 0.91 l/m2 untuk lapis 2 bila digunakan di atas lantai beton, pada suhu antara
tujuh puluh derajat celsius (70 C) dan delapan puluh derajat celsius (80 C).
Permukaan-permukaan bangunan dan pohon-pohon yang berdekatan dengan tempat yang sedang dalam
pelaksanaan harus dilindungi sedemikian rupa guna mencegah pengotoran. Tidak boleh terdapat material
yang tercecer ke dalam parit-parit tepi atau saluran drainasi.
Surface Course tidak boleh dihamparkan diatas lapisan-perekat (tack coat) sampai lapisan-perekat pada
kondisi yang memenuhi syarat, yang akan ditentukan Direksi.
Kontraktor harus melindungi lapisan-perekat dari kerusakan, sampai surface course dihamparkan.

7.4.4 Pengukuran dan Pembayaran

Tidak akan ada pengukuran dan pembayaran tersendiri yang dilakukan di dalam pasal ini. Biaya untuk
persiapan lapisan perekat harus sudah termasuk didalam harga satuan dari lapisan perekat/tack coat yang
dimasukkan Daftar Kuantitas dan Harga.

ST 7-6
SPESIFIKASI TEKNIK

7.5 Lapisan Hot Mix (Surface Course)


7.5.1 Umum
Lapisan permukaan harus terdiri dari campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat,
untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehingga kedua
material tersebut dicampur dalam keadaan panas yang sering sekali disebut sebagai “ Hot Mix “.
Pekerjaan pencampuran dilakukan di pabrik pencampur ( Aspalt Mixing Plant ) kemudian dibawa ke
lokasi dan dihampar menggunakan alat penghampar ( Paving Machine ) untuk selanjutnya dipadatkan
dengan mesin pemadat dan akhirnya diperoleh lapisan padat aspal beton setebal 4 cm.

7.5.2. Material
(1). Material Bitumen
Aspal Cement ( AC ) yang digunakan harus homogen, bebas dari kandungan air, tidak
berbusa ketika dipanaskan sampai dengan temperatur 175 0 C.

Dan memenuhi persyaratan AASHTO M20 :


Nilai Penetrasi
40 – 50 60 – 70 85 – 100 120 – 150 200 – 300
Pemeriksaan
Min Max Min Max Min Max Min Max Min Max
0
Penetrasi 25 C, 100gr, 5sec 40 50 60 70 85 100 120 150 200 300
Titik nyala dan bakar 0C 450 - 450 - 450 - 425 - 350 -
Daktalitas 250C per-min cm 100 - 100 - 100 - 100 - - -
Kadar larut dalam CCL4 ( 99 - 99 - 99 - 99 - - -
%)

Nilai penetrasi ( AC ) yang akan digunakan adalah penetrasi 60 – 70 atau 80 – 100.

(2). Agregat
Agregat yang digunakan merupakan agregat hasil dari mesin pemecah batu ( crusher
stone ) yang bergradasi baik ( well graded ) dan mempunyai daya tahan tidak hancur /
pecah oleh pengaruh mekanis maupun kimia atau mempunyai nilai abrasi < 30 % dan
soundness  12 % ( lihat pasal 2 pekejaan beton ) juga bersih dari kandungan lumpur.

ST 7-7
SPESIFIKASI TEKNIK

Batas Distribusi Ukuran Partikel Agregat Kasar dan Halus adalah seperti pada tabel dibawah :
Lapisan Bukaan Agregat Kasar Agregat Halus
Ukuran ASTM % Lolos Saringan % Lolos Saringan
3/4“ 100
1/2“ 30 – 100
3/8“ 0 – 55 100
No. 4 0 – 10 90 – 100
No. 20 40 – 100
No.30 25 – 100
No. 70 7 – 60
No. 200 5 - 11

(3). Mix Desain


Lapisan aspal yang akan dikerjakan haruslah memenuhi empat (4 ) syarat, yaitu :

 Stabilitas
 Durabilitas
 Fleksibilitas
 Tahanan Geser

Dalam perencanaan campuran yang meliputi gradasi agregat ( dengan juga


memperhatikan mutu agregat ) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan
yang dapat memenuhi ke – 4 syarat diatas.

Perencanaan campuran ini diperlukan untuk mendapatkan spesifikasi dan campuran


nominal yang memenuhi kinerja yang baik dari agregat yang akan digunakan.
Metode perencanaan mengunakan Metode Bina Marga, bersumber dari BS 594 yang lebih
dikenal dengan nama CQCMU ( Central Quality Control and Monitoring Unit )

ST 7-8
SPESIFIKASI TEKNIK

Mutu Hot Mix untuk pekerjaan ini adalah sesuai dengan Spesifikasi Hot Roll Sheet (HRS)
Kelas B dengan komposisi sebagai perkiraan awal adalah sebagai berikut :

Fraksi Rencana Campuran Spesifikasi


( % berat total Campuran ) (%)
CA 30 – 40
FA 35 – 59
FF 4,5 – 7,5
Kadar bitumen efektif > 6,2 %
Kadar aspal total > 6,7 %
Perbandingan pasir / abu batu + 1:1

Keterangan :
CA = Fraksi agregat kasar : Persen berat material yang tertahan saringan no. 8 terhadap berat
total campuran.
FA = Fraksi agregat halus : persen berat material yang lolos saringan no. 8 dan
tertahan saringan no. 200 terhadap berat total campuran
FF = Fraksi bahan pengisi : persen berat material yang lolos saringan no. 200 terhadap
berat total campuran.

Proporsi dari bahan mentah dinyatakan dalam proporsi penakaran ( batch proportion )
sehingga :
CA + FA + FF + b = 100 %
Dimana b = kadar aspal total

Dari range spesifikasi yang direncanakan kontraktor diharuskan melakukan variasi


campuran ( Trial Mix ) berdasarkan bahan yang digunakan yang meliputi :
1. Variasi campuran agregat pada kondisi kadar aspal tetap.
2. Variasi campuran kadar aspal pada proporsi agregat yang konstan sebesar hasil
yang diperoleh pada tahap pertama.

Kinerja campuran aspal beton kemudian diperiksa dengan menggunakan alat pemeriksa
MARSHALL mengikuti prosedur PC – 0201 – 76 atau AASHTO T 245 – 74 atau ASTM D
1559 – 62 T.
Pemeriksaan dimaksud untuk menentukan ketahanan ( stabilitas ) terhadap kelelahan plastis (
flow ) dari campuran aspal dan agregat.

ST 7-9
SPESIFIKASI TEKNIK

Hasil dari Trial Mix ( yang optimum ) ini menjadi dasar sebagai campuran Hot Mix.
Semua proses dan hasil Trial Mix harus disetujui oleh direksi pekerjaan.

7.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan

Campuran aspal beton panas dari AMP diangkut dengan menggunakan truk pengangkut
yang ditutupi terpal, dibawa ke lokasi dan dihampar dengan menggunakan alat penghampar
( Paving Machine ) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan merata dan harus
segera dipadatkan pada temperatur dibawah 1250 C dan harus sudah selesai pada
temperatur 800 C. Sebelum penghamparan hot mix lapisan prime coat sudah kering dan
mengeras, permukaan penghamparan bersih dari kotoran dan lumpur dan pada saat
penghamparan dalam keadaan cuaca cerah
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan yaitu :

1. Pemadatan Awal (Breakdown Rolling )


Alat yang digunakan dalam mesin gilas roda baja ( Tandem / Steel Roller ) dengan tekanan
roda antara 400 – 600 kg/0.1 m lebar roda.
2. Pemadatan Antara ( Secondary Rolling )
Alat yang digunakan adalah mesin gilas dengan roda karet ( Tire/Pneumatic Roller )
dengan tekanan roda 8,5 kg/cm2.
3. Pemadatan Akhir ( Finishing Rolling )
Pemadatan akhir dilakukan untuk menghilangkan jejak-jejak roda ban. Penggilasan dilakukan
pada temperatur diatas titik lembek aspal (  800 C ).
Kemudian dilakukan pemeriksaan hasil pemadatan yang berupa pengecekan terhadap
kepadatan di lapangan, tebal lapisan perkerasan yang terjadi dilakukan dengan mengambil
contoh di lapangan dengan alat Core Drill.
Dari hasil pemeriksaan contoh tersebut diambil data mengenai berat volume, tebal lapisan
setelah dipadatkan, kadar aspal, gradasi campuran dan kepadatan lapangan.
Kadar aspal dan gradasi campuran diperoleh sebagai hasil pemeriksaan ekstrasi menurut
prosedur pemeriksaan AASHTO T 164 – 80, pemeriksaan kepadatan campuran di lapangan
mengikuti prosedur AASHTO T166 dan T230.

ST 7-10
SPESIFIKASI TEKNIK

7.5.4. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran surface course termasuk tack coat harus didasarkan pada luas
sesungguhnya yang dilapisi, pada batasan kecepatan penggunaan dan ketebalan sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar atau atas perintah dari Direksi. Kecuali ditentukan lain, tidak
akan dilakukan pembayaran untuk material-material yang ditempatkan diluar garis-garis batas
yang ditunjukkan pada gambar-gambar.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah luas dalam meter persegi (m2) yang diukur
sebagaimana tersebut di atas pada item-item harga satuan setiap meter persegi yang
dimasukkan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk tenaga-kerja, material, perlengkapan prasarana, alat-alat kerja dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan tersebut didalam spesifikasi.

7.6 Bahu Jalan


7.6.1 Umum

Material-material harus ditempatkan pada kedua sisi-jalan dengan ketebalan dua puluh (20) cm seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau atas perintah dari Direksi.

7.6.2 Material

Material untuk bahu-jalan harus terdiri dari campuran kerikil yang keras padat tahan pecah, batu-batu
pecah, dan tanah liat..
Material tersebut harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :

Ukuran ayakan ASTM (Inci) Persentase lolos berdasarkan berat (%)


2” 100
11/2” 73-100
1 60-90
3/4” 55-82
3/8” 45-73
No. 4 37-65
No. 10 27-55

7.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan harus dilakukan pada kondisi yang memuaskan selama dan setelah pelaksanaan sampai
pengujian penerimaan pekerjaan dan memenuhi ketentuan didalam Sub-pasal 8.2.3.

ST 7-11
SPESIFIKASI TEKNIK

7.6.4 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus didasarkan pada volume yang diperoleh dari gambar dan /
atau atas perintah-perintah yang diberikan oleh Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk bahu jalan harus didasarkan pada harga satuan setiap meter kubik (m3) yang
dimasukkan di dalam Dafatar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua
konpensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan prasarana, alat-alat kerja dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.

7.7 Perkerasan Batu Kerikil


7.7.1 Lingkup Pekerjaan

Semua jalan-jalan inspeksi dan oprit-oprit tanggul akan dilapisi dengan kerikil dengan ketebalan
minimum dua puluh (20) cm setelah dipadatkan, dan dipasang di atas lapisan pasir setebal sepuluh (10)
cm.
Material yang digunakan untuk pelapisan permukaan jalan harus berupa agregat batu pecah yang
mempunyai gradasi yang memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi. Material harus bebas dari lumpur
atau butiran lempung, bahan organic, lapisan yang merugikan atau bahan-bahan lainnya..
Material harus berupa material yang berbentuk bola atau kubus tajam dan tidak mengandung terlalu
banyak partikel-partikel yang berbentuk pipih. Ukuran maksimum butiran empat puluh (40) mm.
Pemadatan lapisan kerikil dengan pemadatan sepenuhnya harus disesuaikan dengan permukaan dan
ukuran-ukuran sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar-gambar atau atas perintah dari Direksi.
Timbunan dan penghamparan material dimulai pada tempat paling ujung dari tempat memua dan
kegiatan akan berjalan secara terus-menerus tanpa terputus kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi.
Pemadatan material akan dilakukan sesuai dengan perintah dari Direksi, dan dilaksanakan mesin gilas
yang disetujui Direksi.

7.7.2 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran

Pengukuran lapisan krikil untuk jalan inspeksi, oprit dan tempat-tempat lainnya harus
dilakukan dalam meter kubik (m3) material lapisan kerikil yang ditempatkan dan
dipadatkan sesuai dengan Gambar-gambar dan spesifikasi serta sesuai dengan perintah
Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan Kontrak Harga Satuan per meter kubik (m3)
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Hargas. dan harus dianggap sudah
termasuk semua konpensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan
prasarana, alat-alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.

ST 7-12

Anda mungkin juga menyukai