Anda di halaman 1dari 47

PABRIK GULA

Daftar pabrik gula di Indonesia


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Litografi dengan Pabrik Gula Pangkah (berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm, 1865-1872)


Rumah dinas direktur Pabrik Gula Purwokerto pada tahun 1900-an

Pabrik Gula Wringin Agung di Tuban sebelum tahun 1875.


Pabrik Gula biasa disingkat PG partikulir dan milik negara di Indonesia mulai bermunculan setelah dimulainya
era liberalisme pada masa penjajahan Hindia Belanda (1870), dengan diperkenalkannya Hak Sewa Tanah
untuk penggunaan selama 70 tahun. Sebelumnya, telah berdiri sejumlah pabrik gula sederhana untuk
mengolah hasil panen tebu, yang termasuk dalam komoditi yang diikutsertakan dalam program Cultuurstelsel.

Daftar pabrik gula di Indonesia[sunting | sunting sumber]


 Catatan: daftar pabrik gula di bawah ini belumlah sempurna. Bila menemui kekeliruan pada data
berikut, mohon membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Terima kasih.

JAWA
Kabupaten /
Nama Pabrik Status Keterangan
Kota

Pabrik Gula Asembagus Aktif

Pabrik Gula Panji Aktif

Kabupaten
Pabrik Gula Olean Aktif
Situbondo

Pabrik Gula Wringinanom Aktif

Pabrik Gula de Maas Nonaktif

Pabrik Gula Prajekan Aktif Kabupaten


Pabrik Gula Tangarang Nonaktif Bondowoso

Pabrik Gula Sukowidi Nonaktif


Kabupaten
Banyuwangi
Industri Gula Glenmore Aktif 1

Pabrik Gula Bedadoeng Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Semboro Aktif Jember 2

Pabrik Gula Gunungsari Nonaktif

Pabrik Gula Paiton Aktif 3

Pabrik Gula Kandangjati Nonaktif

Pabrik Gula Bagu Nonaktif

Pabrik Gula Pajarekan Aktif 4

Pabrik Gula Maron Nonaktif


Kabupaten
Probolinggo
Pabrik Gula Gending Aktif 5

Pabrik Gula Wonoaseh Nonaktif

Pabrik Gula Wonolangan Aktif 6

Pabrik Gula Umbul Nonaktif

Pabrik Gula Sumberkareng Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Djatiroto Aktif
Lumajang 7

Pabrik Gula Kedawoeng Aktif Kabupaten


Pasuruan
8

Pabrik Gula Bekasi Oost Nonaktif

Pabrik Gula Gayam Aktif 9


Pabrik Gula de Goede Hoop Nonaktif

Pabrik Gula Pleret Nonaktif

Pabrik Gula Wonorejo Nonaktif

Pabrik Gula Sumberrejo Nonaktif

Pabrik Gula Arjosarie Nonaktif

Pabrik Gula Pandaan Nonaktif

Pabrik Gula Kantjil Mas Nonaktif

Pabrik Gula Sukorejo Nonaktif

Pabrik Gula Alkmaar Nonaktif

Pabrik Gula Kebonagung Aktif 10

Pabrik Gula Sempalwadak Nonaktif


Kabupaten
Malang
Pabrik Gula Krebet Aktif 11

Pabrik Gula
Nonaktif
Panggoengredjo

Pabrik Gula Porong Nonaktif Kabupaten


Sidoarjo

Pabrik Gula Tanggulangin Nonaktif

Pabrik Gula Candi Aktif 12

Pabrik Gula Sruni Nonaktif

Pabrik Gula Buduran Nonaktif

Pabrik Gula Waru Nonaktif


Pabrik Gula Ketegan Nonaktif

Pabrik Gula Krian Nonaktif

Pabrik Gula Balong Bendo Nonaktif

Pabrik Gula Watutulis Nonaktif

Pabrik Gula Seruni Nonaktif

Pabrik Gula Tulangan Nonaktif

Pabrik Gula Krembung Nonaktif

Pabrik Gula Sedatie Nonaktif

Pabrik Gula Koning Willem II Nonaktif

Pabrik Gula Ketanen Nonaktif

Pabrik Gula Pohjejer Nonaktif

Pabrik Gula Dinoyo Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Sumengko Nonaktif
Mojokerto

Pabrik Gula Tangunan Nonaktif

Pabrik Gula Brangkal Nonaktif

Pabrik Gula Bangsal Nonaktif

Pabrik Gula Perning Nonaktif

Pabrik Gula Gempolkerep aktif 13

Pabrik Gula Sentanen Lor Nonaktif Kota Mojokerto


Pabrik Gula Sukodono Nonaktif

Pabrik Gula Sumobito Nonaktif

Pabrik Gula Peterongan Nonaktif

Pabrik Gula Mojoagong Nonaktif

Pabrik Gula Selorejo Nonaktif

Pabrik Gula Cukir Aktif 14


Kabupaten
Pabrik Gula Blimbing Nonaktif Jombang

Pabrik Gula Ceweng Nonaktif

Pabrik Gula Gudo Nonaktif

Pabrik Gula Jombang Aktif 15

Pabrik Gula Ponen Nonaktif

Pabrik Gula Ngelom Nonaktif

Pabrik Gula Keningo Nonaktif

Pabrik Gula Garum Nonaktif

Pabrik Gula Rejoso Manis


Indo
Aktif Kabupaten Blitar 16

Pabrik Gula Sumberdadi Nonaktif

Pabrik Gula Kunir Nonaktif

Pabrik Gula Merican Aktif Kota Kediri 17

Pabrik Gula Pesantren lama Nonaktif Digabung dan berada di area PG Pesantren
Baru
Pabrik Gula Pesantren
baru
Aktif 18

Pabrik Gula Ngadirejo Aktif 19

Pabrik Gula Minggiran Nonaktif

Pabrik Gula Menang Nonaktif

Pabrik Gula Bogokidul Nonaktif

Pabrik Gula Kawarasan Nonaktif Kabupaten


Kediri

Pabrik Gula Tegowangi Nonaktif

Pabrik Gula Kencong Nonaktif

Pabrik Gula Badas Nonaktif

Bekas lahan dialih fungsi menjadi Terminal


Pabrik Gula Purwoasri Nonaktif Purwoasri dan bekas rumah dinas berada
dalam pengawasan PG Lestari

Pabrik Gula Kabupaten


Mojopanggung
Aktif
Tulungagung 20

Pabrik Gula Lestari Aktif 21

Pabrik Gula Juwono Nonaktif

Pabrik Gula Jati Nonaktif


Kabupaten
Nganjuk
Pabrik Gula Nganjuk Nonaktif

Pabrik Gula Baron Nonaktif

Pabrik Gula Kujonmanis Nonaktif

Pabrik Gula Rejoagung Aktif Kota Madiun 22

Pabrik Gula Kanigoro Nonaktif


Kabupaten
Madiun
Pabrik Gula Pagotan Aktif 23
Pabrik Gula Rejosari Aktif 24
Kabupaten
Magetan
Pabrik Gula Purwodadi Aktif 25

Kabupaten
Pabrik Gula Sudono Aktif
Ngawi 26

Pabrik Gula Wringin Agung Nonaktif


Kabupaten
Tuban
Pabrik Gula Kebonharjo Nonaktif

Pabrik Gula Mojo Nonaktif


Kabupaten
Sragen
Pabrik Gula Kedungbanteng Nonaktif

Pabrik Gula Tasikmadu Aktif 27


Kabupaten
Karanganyar
Pabrik Gula Colomadu Nonaktif Dibuka kembali menjadi Museum

Kabupaten
Pabrik Gula Kartasura Nonaktif
Sukoharjo

Kabupaten
Pabrik Gula Bangak Nonaktif
Boyolali

Pabrik Gula Wonosari Nonaktif

Pabrik Gula Cokrotulung Nonaktif

Pabrik Gula Ponggok Nonaktif

Pabrik Gula Delanggu Nonaktif

Pabrik Gula Ceper Nonaktif Kabupaten


Klaten

Pabrik Gula Manisharjo Nonaktif

Pabrik Gula Gedaren Nonaktif

Pabrik Gula Karang Anom Nonaktif

Pabrik Gula Gondang


Nonaktif
Winangun
Pabrik Gula Prambanan Nonaktif

Pabrik Gula Randu Gunting


Nonaktif
Candi Sewu

Pabrik Gula Tandjong Tirto Nonaktif

Pabrik Gula Demak Ijo Nonaktif


Kabupaten
Sleman
Pabrik Gula Cebongan Nonaktif

Pabrik Gula Beran Nonaktif

Pabrik Gula Medari Nonaktif

Pabrik Gula Sendang Pitu Nonaktif

Pabrik Gula Kedaton Pleret Nonaktif

Pabrik Gula Wonotjatoer Nonaktif

Dibangun ulang menjadi Pabrik Gula


Pabrik Gula Padokan Nonaktif
Madukismo

Pabrik Gula Bantul Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Barongan Nonaktif Bantul

Pabrik Gula Gondang Lipuro Nonaktif

Pabrik Gula Pundong Nonaktif

Pabrik Gula Gesikan Nonaktif

Pabrik Gula Rewulu Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Sewu Galur Nonaktif
Kulon Progo

Kabupaten
Pabrik Gula Jenar Nonaktif
Purworejo

Kabupaten
Pabrik Gula Rembun Nonaktif
Kebumen
Kabupaten
Pabrik Gula Klampok Nonaktif
Banjarnegara

Kabupaten
Pabrik Gula Bojong Nonaktif
Purbalingga

Pabrik Gula Kalirejo Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Kalibagor Nonaktif Beralih fungsi menjadi pabrik garmen
Banyumas

Pabrik Gula Purwokerto Nonaktif

Pabrik Gula Pakis Baru Aktif 27

Pabrik Gula Trangkil Aktif Kabupaten Pati 28

Pabrik Gula Langse Nonaktif

Pabrik Gula Tanjung Mojo Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Rendeng Aktif
Kudus 29

Pabrik Gula Besito Nonaktif

Pabrik Gula Mayong Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Pecangaan Nonaktif
Jepara

Pabrik Gula Banyuputih Nonaktif

Pabrik Gula Kaliwungu Nonaktif

Pabrik Gula Gemuh Nonaktif kabupaten kendal


Kabupaten
Kendal
Pabrik Gula Cepiring aktif 30

pabrik gula Puguh Nonaktif

Pabrik Gula Kalimati Nonaktif


Kabupaten
Batang
Pabrik Gula Klidang Nonaktif

Pabrik Gula Wonopringgo Nonaktif Kabupaten


Pabrik Gula Tirto Nonaktif

Pekalongan
Pabrik Gula Sragi Aktif 31

Pabrik Gula Comal Nonaktif

Pabrik Gula Petarukan Nonaktif


Kabupaten
Pemalang
Pabrik Gula Banjardawa Nonaktif

Pabrik Gula Sumberharjo Nonaktif

Pabrik Gula Balapulang Nonaktif

Pabrik Gula Dukuhwringin Nonaktif

Pabrik Gula Pangkah Aktif 32

Pabrik Gula Kemantran Nonaktif


Kabupaten
Tegal
Pabrik Gula Pagongan Nonaktif

Pabrik Gula Adiwerna Nonaktif

Pabrik Gula Kemanglen Nonaktif

Pabrik Gula Maribaya Nonaktif

Pabrik Gula Kejambon Nonaktif Kota Tegal

Dalam proses revitalisasi guna menjadi


Pabrik Gula Jatibarang Nonaktif
Museum Lokomotif Uap

Pabrik Gula Banjaratma Nonaktif Menjadi rest area


Kabupaten
Brebes
Pabrik Gula Lemahabang Nonaktif

Pabrik Gula Ketanggungan


Nonaktif
Barat (Pabrik Gula Kersana)

Pabrik Gula Losari Baru Nonaktif Kabupaten


Cirebon

Pabrik Gula Tersana Baru Aktif 33


Pabrik Gula Luwunggajah Nonaktif

Pabrik Gula Jatipiring Nonaktif

Pabrik Gula Karangsuwung Nonaktif

Pabrik Gula Sindanglaut Nonaktif

Pabrik Gula Surawinangun Nonaktif

Pabrik Gula Gempol Nonaktif

Pabrik Gula Aryawinangun Nonaktif

Pabrik Gula Parungjaya Nonaktif

Kabupaten
Pabrik Gula Jatiwangi Nonaktif
Majalengka

Pabrik Gula Kadipaten Nonaktif

Kalimantan
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan

Kabupaten Tanah
Pabrik Gula Pelaihari Nonaktif Dialihfungsikan menjadi pabrik minyak s
Laut

Nusa Tenggara[sunting | sunting sumber]


Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan

Sumba Timur
PT Muria Sumba Manis Aktif
(NTT) 1

PT Sukses Mantap Sejahtera Aktif Dompu (NTB) 2

Sulawesi[sunting | sunting sumber]
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan

Pabrik Gula Bone Aktif Kabupaten Bone 1


Pabrik Gula
Camming (Arasoe)
Aktif 2

PT Prima Alam Gemilang Aktif Kabupaten Bombana 3

Pabrik Gula Takalar Aktif Kabupaten Takalar 4

Sumatera[sunting | sunting sumber]
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan

Pabrik Gula Cinta Manis Aktif Kabupaten Ogan Ilir 1

Kabupaten Lampung
PT. Gunung Madu Plantations Aktif
Tengah 2

PT. Pemuka Sakti Manis Indah Aktif Kabupaten Way Kanan 3

PT. Sugar Group Companies Aktif Kabupaten Tulang Bawang 4

PT Sumber Muatiara Indah


Perdana
Aktif Kota Dumai 5

Nonakti
Pabrik Gula Tjot Girek Kabupaten Aceh Utara
f

Pabrik Gula Bunga Mayang Aktif Kabupaten Lampung Utara 6

PTPPN
Untuk diketahui PTPN III ditunjuk menjadi induk seluruh BUMN perkebunan di Indonesia.
Saat ini perseroan menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan
yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara,
PT Riset Perkebunan Nusantara, dan PT LPP Agro Nusantara.
Tabel Afiliasi

No. Perusahaan Kepemilikan Saham %

PTPN IV 50,08%
1 PT Sarana Agro Nusantara PTPN III 39,92% 
PTPN V 10%

2 PT Agro Sinergi Nusantara PTPN I 35,23%


PTPN IV 64,77%

PTPN IV 71,28%
3 PT Sinergi Perkebunan Nusantara
PTPN XIV 28,72%

PTPN III 74,11%


4 PT ESW Nusantara Tiga PTPN IV 23,86%
Kopkar Nusa Tiga 2,03%

PKT 51%
5 PT Pupuk Agro Nusantara PTPN IV 34%
PTPN V 15% 

PT Panca Daya Perkasa 85%


6 PT Padasa Enam Utama
PTPN IV 15%

PTPN IV 6,67%
7 PT Riset Perkebunan Nusantara
PTPN I s/d XIV dan PT RNI 93,33% 

PTPN IV 7,14%
8 PT KPB Nusantara
PTPN I s/d XIV dan PT RNI 92,86% 

PTPN IV 49%
9 PT Industri Nabati Lestari
PTPN III 51%

PTPN IV 99,99%
10 PT Prima Medika Nusantara
Puskopkar PTPN IV 0,01%

PTPN.1

SEKILAS PERUSAHAAN

Riwayat Perusahaan

Sejarah PT Perkebunan Nusantara I berdiri dari pengambilalihan kebun swasta Jepang dan Belanda
menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP Nomor 142 tahun 1961, dan dirubah kembali menjadi PNP-I
sesuai dengan PP Nomor 14 tahun 1968, dengan memperhatikan tingkat kesehatannya maka PNP-I dirubah
menjadi PT Perkebunan-I (Persero) berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 02 Mei 1981.

Pada tanggal 14 Februari 1996, menjadi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dibentuk dari hasil
konsolidasi BUMN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1996, yang dikukuhkan dengan
Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH. Konsolidasi beberapa
BUMN perkebunan ini terdiri dari PT Perkebunan I (Persero) dengan komoditas kelapa sawit dan karet; PT
Cot Girek Baru (Persero) dengan komoditas kelapa sawit; Perkebunan Pengembangan PT Perkebunan V
(Persero) dengan komoditas kelapa sawit; dan PKS Cot Girek PT Perkebunan IX (Persero) berupa pabrik
kelapa sawit.

Tanggal 1 Januari 2010, PT Perkebunan Nusantara I melakukan KSO dengan PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) yaitu pengelolaan Kebun Karang Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan; sesuai dengan
perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani para pihak tanggal 16 Oktober 2009 dengan Nomor Surat
Perjanjian 01.9/X/SJAN/15/2009-3.14/SP3/27/2009.

Selain itu PT Perkebunan Nusantara I mendirikan Perusahaan Patungan dengan PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) dengan nama PT Agro Sinergi Nusantara (PT ASN). Merupakan anak Perusahaan dari PTPN I
(Persero) dan PTPN IV (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 49,4% untuk
PTPN I (Persero) dan 50,6% untuk PTPN IV (Persero). Pendirian Perseroan Terbatas PT ASN dikukuhkan
dengan Akta Nomor 13 tanggal 8 April 2011, berkedudukan di Aceh Barat. Selanjutnya penyerahan
Sertifikat HGU dan izin lokasi dari PTPN I (Persero) ke PT ASN, serta administratif karyawan telah
dilakukan sesuai Berita Acara PTPN I (Persero) Nomor 01.9/X/BA/ 15/2011 dan Berita Acara PT ASN
Nomor ASN/BARA/03/ IX/2011 tanggal 21 September 2011.

Sejak tanggal 02 Oktober 2014, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) berubah menjadi PT Perkebunan
Nusantara I bersama PT Perkebunan Nusantara II, IV sampai XIV atau lebih dikenal dengan Holding
BUMN Perkebunan. Sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2014 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 468/KNK.06/2014 Tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara III, sejak saat itu PTPN III menjadi induk dari 13 PTPN lainnya.

VISI PERUSAHAAN
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu memberikan kesejahteraan
bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada negara.
MISI PERUSAHAAN

1. Mengelola 2 (dua) komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis berdasarkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2. Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
berkesinambungan.
3. Meningkatkan Pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan menggunakan teknologi maju.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA I
Jl. Kebun Baru PO BOX 1, 24415
Langsa, Aceh - Indonesia
Telp: (0641) 21701 . 21702 . 21704
Fax: (0641) 21700 . 21703
Email: ptpnsatu@gmail.com . mail@ptpn1.co.id

PTPN.2

SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN


PT Perkebunan Nusantara II merupakan hasil penggabungan PTP-II (Persero) dan PTP-IX (Persero)
yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil, SH ditetapkan di Jakarta padbupaten Serdang
Bedagai, Kabupaten Padang Lawas, Kota Medan, Kota Binjai dan Provinsi Papua terletak

PT Perkebunan Nusantara II berkedudukan di : Jl. Raya Medan – Tanjung Morawa Km.16 Tanjung
Morawa – 20362 Kabupaten Deli Serdang – Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
 

Produk Utama

Minyak Sawit (CPO)

Inti Sawit (Palm Kernel)

Gula
Tetes

Tembakau
Pada saat ini PTPN II memiliki karyawan sebanyak 4366, terdiri dari 382 karyawan pimpinan dan 3984
karyawan pelaksana.

Anak Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara II
 

PT Nusa Dua Bekala

Didirikan oleh PTPN II dan Perum Perumnas dengan akte pendirian PT. Nusa Dua Bekala No. 69 tanggal
20 Desember 2012 Notaris Ilmiawan Dekrit Supatmo, SH, MH dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU.30010.AH.01.01 Tahun 2013. Pemegang saham
terbesar PT Nusa Dua Bekala adalah PT Perkebunan Nusantara II 99% dan PT Nusa Dua Bekala 1%.

PT Nusa Dua Propertindo


Didirikan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 24 Juni 2020 dari Notaris Muhammad Arif Fadillah, SH dan
berdasarkan Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara II dan Direksi PT Nusa Dua Bekala Nomor :
04/NDB/Kpts/VI/2020 tanggal 24 Juni 2020. Pemegang saham terbesar PT Nusa Dua Propertindo adalah
PT Perkebunan Nusantara II 99% dan PT Nusa Dua Bekala 1%.
PT. Tembakau Deli Medika

Didirikan pada tanggal 30 Juni 2016 berdasarkan Akta Notaris No. 06 yang dibuat dihadapan Notaris
Muhammad Arif Fadillah S.H. Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0035680.AH.01.01 Tahun 2016
pada tanggal 10 Agustus 2016. Dengan maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha dalam
bidang pelayanan kesehatan.
 
 

Asosiasi PT Perkebunan Nusantara II


 

PT Langkat Nusantara Kepong


Perusahaan Kerja Sama Operasional antara PT Perkebunan Nusantara II dengan PT. KLK Plantation
Holdings sdn Bhd Malaysia yang bergerak pada bidang usaha Agroindustri dan didirikan pada tanggal 9
Juni 2009 dengan akte notaries Siti Pertiwi Henny Singgih SH No. : 27 dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman RI melalui surat keputusan nomor : AHU-28759.AH.01.01 tahun 2009 tanggal 26 Juni 2009.
Pemegang saham KL-Kepong Plantation Sdn.Bhd. sebesar 60% dan PT Perkebunan Nusantara II 40%.

PT Propernas Nusa Dua


Sinergi Badan Usaha Milik Negara (SINERGI BUMN) antara Perum Perumnas dengan PT Perkebunan
Nusantara II, melandasi lahirnya 2 (Dua) anak perusahaan diantaranya PT Nusa Dua Bekala (PT NDB)
yang membidangi penguasaaan asset lahan PT Perkebunan Nusantara II, dan PT Propernas Nusa Dua (PT
PND) adalah perusahaan Properti sebagai pengelola asset lahan dari PT. NDB dengan pola kepemilikan
saham Perum Perumnas 51 % dan PTPN II 49 % sesuai perejanjian kerjasama.

PT AAR Nusantara
Didirikan berdasarkan Akta No. 3 tanggal 14 Mei 2012 dari Notaris Miryani Usman, SH. Akta Pendirian
Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. AHU- 380

PTPN.3
Perkebunan Nusantara III
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Perkebunan Nusantara" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Perkebunan
Nusantara (disambiguasi).
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Logo Perkebunan Nusantara III

Jenis Perusahaan holding BUMN berbentuk perseroan

Didirikan 12 Maret 1996; 26 tahun lalu

Kantor Jakarta

pusat , 

Indonesia

Tokoh Mohammad Abdul Ghani[1]


kunci (Direktur Utama)
Zulkifli Zaini[2]
(Komisaris Utama)

Produk CPO, karet, teh, gula, tetes, kopi, kakao, tembakau, horti
kultura

Merek Nusa Kita, Walini, Goalpara, Golatta, Kayu


Aro, Tobasari, Bah Butong, dsb

 Rp35.50 triliun (2019)[3]
Pendapata

Laba  Rp1,19 triliun (2019)[3]


bersih

 Rp127,46 triliun (2019)[3]
Total aset

Pemilik Pemerintah Indonesia

Karyawan 106.389 (2019) [3]

PTPN I
Anak
PTPN II
usaha
PTPN IV
PTPN V
PTPN VI
PTPN VII
PTPN VIII
PTPN IX
PTPN X
PTPN XI
PTPN XII
PTPN XIII
PTPN XIV
PT Sinergi Gula Nusantara
Situs web www.ptpn3.co.id (operasional)
www.holding-perkebunan.com (holding)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau biasa disingkat menjadi PTPN III adalah


sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan. Selain kantor
pusat di Jakarta, perusahaan ini juga memiliki kantor operasional di Medan, Sumatra Utara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan
III, PT Perkebunan IV, dan PT Perkebunan V yang seluruh wilayah perkebunannya masih
di Provinsi Sumatera Utara.[4] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menunjuk
perusahaan ini sebagai induk holding BUMN bidang perkebunan, yang beranggotakan PTPN
I, PTPN II, PTPN IV, PTPN V, PTPN VI, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN
XI, PTPN XII, PTPN XIII, dan PTPN XIV.[5] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya
untuk membentuk subholding pabrik gula, perusahaan ini resmi menggabungkan semua aset
anak usahanya yang berupa pabrik gula ke PT Sinergi Gula Nusantara.[6]

Kebun[sunting | sunting sumber]
Sebagai perusahaan tersendiri, PTPN III memiliki 36 kebun kelapa sawit dan karet yang terbagi
ke dalam 7 distrik.[7]
Distrik Aceh Timur (KSO dengan PTPN I)

1. Kebun Karang Inong


2. Kebun Julok Rayeuk Selatan
Distrik Serdang I

1. Kebun Gunung Para


2. Kebun Gunung Pamela
3. Kebun Gunung Monaco
4. Kebun Silau Dunia
5. Kebun Dusun Hulu
6. Kebun Bangun
7. Kebun Bandar Betsy
Distrik Serdang II

1. Kebun Sarang Giting


2. Kebun Rambutan
3. Kebun Tanah Raja
4. Kebun Sei Putih
5. Kebun Hapesong
6. Kebun Batang Toru
Distrik Asahan

1. Kebun Sei Dadap


2. Kebun Pulau Mandi
3. Kebun Ambalutu
4. Kebun Bandar Selamat
5. Kebun Huta Padang
6. Kebun Sei Silau
Distrik Labuhan Batu I

1. Kebun Bukit Tujuh


2. Kebun Sei Meranti
3. Kebun Sei Daun
4. Kebun Torgamba
Distrik Labuhan Batu II

1. Kebun Sei Baruhur


2. Kebun Sei Kebara
3. Kebun Aek Torop
4. Kebun Aek Raso
Distrik Labuhan Batu III

1. Kebun Sisumut
2. Kebun Aek Nabara Utara
3. Kebun Aek Nabara Selatan
4. Kebun Rantau Prapat
5. Kebun Membang Muda
6. Kebun Labuhan Haji
7. Kebun Merbau Selatan

Pabrik[sunting | sunting sumber]
Untuk mengolah karet, PTPN III memiliki delapan Pabrik Pengolahan Karet (PPK), yakni:[8]

1. PPK Bandar Betsy


2. PPK Gunung Para
3. PPK Hapesong
4. PPK Mambang Muda
5. PPK Rambutan
6. PPK Rantau Prapat
7. PPK Sarang Giting
8. PPK Sei Silau
Sementara untuk mengolah kelapa sawit, PTPN III memiliki dua belas Pabrik Kelapa Sawit
(PKS), yakni:[8]

1. PKS Aek Nabara Selatan


2. PKS Aek Raso
3. PKS Aek Torop
4. PKS Hapesong
5. PKS Rambutan
6. PKS Sei Baruhur
7. PKS Sei Daun
8. PKS Sei Mangkei
9. PKS Sei Meranti
10. PKS Sei Silau
11. PKS Sisumut
12. PKS Torgamba

Galeri logo[sunting | sunting sumber]


Logo Lama PT.Perkebunan Nusantara III


 

Logo Holding Perkebunan Nusantara

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal  10 Oktober 2021.
2. ^ "Erick Thohir Tunjuk Mantan Bos PLN Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Utama PTPN III". Ekonomi Bisnis. Diakses
tanggal  17 Januari  2022.
3. ^ Lompat ke:a b c d Laporan Keuangan Audited tahun 2019
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.
7. ^ "Kebun". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal  10 Oktober 2021.

PTPN.4
Perkebunan Nusantara IV
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara IV

Logo Perkebunan Nusantara IV

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Kantor Jalan Letjend.Suprapto No.02 Medan, Sumatra Utara

pusat , 

Indonesia

Cabang 9 lokasi (Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang


Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang
Lawas, Batubara dan Mandailing Natal)

Tokoh Sucipto Prayitno[1]


kunci (Direktur Utama)
Dahlan Harahap[2]
(Komisaris Utama)

Produk Minyak Sawit (CPO) dan Teh

Pendapatan Rp 5.65 Trilyun (2016)

Laba Rp 1.057 Trilyun (2016)


operasi

Laba bersih Rp 528.65 Milyar (2016)

Total aset Rp 14.558 Trilyun (2016)


Total Rp 6.948 Trilyun (2016)

ekuitas

Karyawan 22.581 (2016)

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Anak PT Prima Medica Nusantara

usaha PT Agro Sinergi Nusantara


PT Mitra Kerinci

Situs web www.ptpn4.co.id

PT Perkebunan Nusantara IV adalah anak usaha PTPN III yang bergerak di


bidang perkebunan kelapa sawit dan teh. PTPN IV juga mengelola sebuah balai benih kelapa
sawit di Adolina, Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Perusahaan ini berkantor
pusat di Medan, Sumatra Utara. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil
penggabungan antara PT.Perkebunan VI, PT.Perkebunan VII, dan PT.Perkebunan VIII.[3]
Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini
ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4]

Kelapa Sawit[sunting | sunting sumber]


Untuk menanam dan mengolah kelapa sawit menjadi CPO, PTPN IV memiliki beberapa unit
usaha yang terbagi ke dalam tiga distrik, yang didalamnya terdiri dari 30 kebun inti dengan
sebagian Pabrik Kelapa Sawit yang ada dibawah manajemen kebun, 1 kebun plasma,
9 Pabrik Kelapa Sawit dengan manajemen yang terpisah dari kebun inti, dan 1
Balai Benih Kelapa Sawit yaitu sebagai berikut:[5]
Distrik I[sunting | sunting sumber]
1. Bah Jambi
2. Balimbingan
3. Bukit Lima
4. Dolok Sinumbah - PKS Dolok Sinumbah
5. Gunung Bayu
6. Marihat
7. Mayang - PKS Mayang
8. Pasir Mandoge
9. Sei Kopas
10. Tonduhan
Pabrik Kelapa Sawit

1. PKS Bah Jambi


2. PKS Gunung Bayu
3. PKS Pasir Mandoge
Distrik II[sunting | sunting sumber]
1. Ajamu
2. Air Batu - PKS Air Batu
3. Batang Laping
4. Berangir
5. Meranti Paham
6. Panai Jaya
7. Plasma Madina
8. Pulu Raja - PKS Pulu Raja
9. Sosa - PKS Sosa
10. Timur
Pabrik Kelapa Sawit

1. PKS Ajamu
2. PKS Berangir
3. PKS Timur
Distrik III[sunting | sunting sumber]
1. Adolina - PKS Adolina
2. Bah Birung Ulu
3. Dolok Ilir
4. Laras
5. Marjandi
6. Pabatu
7. Padang Matinggi
8. Sawit Langkat - PKS Sawit Langkat
9. Tanah Itam Ulu
10. Tinjowan
Pabrik Kelapa Sawit

1. PKS Dolok Ilir


2. PKS Pabatu
3. PKS Tinjowan
Pembibitan[sunting | sunting sumber]
1. Balai Benih Adolina

Teh[sunting | sunting sumber]
PTPN IV memiliki tiga kebun teh, yakni Kebun Tobasari, Kebun Bah Butong, dan Kebun
Sidamanik, yang total luasnya mencapai 6.373,29 hektar. Untuk mengolah daun teh, perusahaan
ini memiliki dua pabrik, yakni Pabrik Tobasari dan Pabrik Bah Butong, yang masing-masing
berkapasitas 55 ton dan 100 ton teh per hari.[6]
Pada bulan November 2022, perusahaan ini setuju untuk mengakuisisi mayoritas saham
PT Mitra Kerinci yang dipegang oleh ID FOOD.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal  10 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal  10 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Kelapa Sawit". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober  2021.
6. ^ "Teh". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober  2021.
7. ^ Nugraha, Budi (17 November 2022).  "Sinergi PTPN Group dan ID Food, Dorong Pengembangan Produk dan
Perluas Pangsa Pasar Teh - Suara Merdeka Jakarta".  Suara Merdeka Online. Suara Merdeka. Diakses
tanggal  18 November  2022.

PTPN.5

Perkebunan Nusantara V
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara V
Logo Perkebunan Nusantara V

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Kantor Pekanbaru, Riau

pusat , 

Indonesia

Tokoh Jatmiko Krisna Santosa[1]


kunci (Direktur Utama)
Agus Suharyono[1]
(Komisaris Utama)

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Situs web ptpn5.com

PT Perkebunan Nusantara V atau biasa disingkat menjadi PTPN V, adalah anak usaha PTPN


III yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. PTPN V berkantor pusat
di Pekanbaru, Riau. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-
aset milik PTP II, PTP IV, dan PTP V yang terletak di Riau.[2] Pada tahun 2014, Pemerintah
Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari
upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[3]

Komoditas[sunting | sunting sumber]
Hingga bulan November 2019, PTPN V memiliki kebun sawit dengan total luas mencapai
78.340,09 hektar dan kebun karet dengan total luas mencapai 8.184 hektar. Untuk mengolah
komoditi kelapa sawit, PTPN V memiliki 12 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas
terpasang mencapai 570 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, dengan hasil olahan berupa
minyak sawit dan inti sawit. Untuk mengolah inti sawit lebih lanjut, PTPN V juga memiliki 1
Pabrik Palm Kernel Oil dengan kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari, dengan hasil
olahan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Komisaris & Direksi". Perkebunan Nusantara V. Diakses tanggal 10 Oktober  2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Profil". Perkebunan Nusantara V. Diakses tanggal  10 Oktober 2021.

PTPN.6
Perkebunan Nusantara VI
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara VI

Logo PT Perkebunan Nusantara VI

Kantor pusat PT Perkebunan Nusantara VI di Jambi

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Kantor Jambi, Jambi

pusat , 

Indonesia

Wilayah operasi Jambi dan Sumatra Barat

Tokoh M. Iswan Achir[1]


kunci (Direktur Utama)
Cheery Pramoedito Sarwono[2]
(Komisaris Utama)

Produk Kelapa sawit, teh, dan kopi

Karyawan +1.000

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Anak PT Bukit Kausar

usaha PT Alam Lestari Nusantara


PT Mendahara Agrojaya Industri

Situs web ptpn6.com

Logo PT Perkebunan Nusantara VI sebelumnya

PT Perkebunan Nusantara VI, atau biasa disingkat menjadi PTPN VI, adalah anak usaha PTPN
III yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, kopi, dan teh. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-aset milik PTP III, PTP IV, PTP VI, dan PTP
VIII yang terletak di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.[3] Kantor pusat PTPN VI berada di Jambi.
Hingga tanggal 31 Desember 2016, PTPN VI menguasai areal perkebunan yang telah
mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)
seluas 35.576 hektar, dengan rincian 31.892 hektar untuk menanam kelapa sawit, 3.184 hektar
untuk menanam teh, dan 500 hektar untuk menanam kopi.[4] Pada tahun 2014, Pemerintah
Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari
upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[5]

Bisnis[sunting | sunting sumber]
PTPN VI memiliki empat belas unit usaha, delapan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total
kapasitas 305 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, satu pabrik karet remah dengan kapasitas
pengolahan 20 ton karet kering per hari, dua pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton
daun basah per hari, dan dua mesin teh celup dengan kapasitas 150 kotak per jam.[4]
Empat belas unit usaha PTPN VI terbagi ke dalam dua wilayah sebagai berikut:
Wilayah Jambi

1. Unit Batang Hari


2. Unit Bukit Cermin
3. Unit Bunut
4. Unit Durian Luncuk
5. Unit Kayu Aro
6. Unit PKS Aur Gading
7. Unit Sungai Bahar Group
8. Unit Rimbo Dua
9. Unit Rimbo Satu
10. Unit Tanjung Lebar
11. Unit Pengabuan
Wilayah Sumatera Barat

1. Unit Danau Kembar


2. Unit Ophir
3. Unit Pangkalan 50 Kota
4. Unit Solok Selatan

Anak perusahaan[sunting | sunting sumber]


Mendahara Agrojaya Industri[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini diakuisisi oleh PTPN VI pada tahun 2012. Perusahaan ini mengelola kebun
kelapa sawit seluas 3.231,95 hektar yang terletak di Tanjung Jabung Timur, Jambi.[6]
Bukit Kausar[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini mengelola kebun kelapa sawit seluas 5.240,56 hektar yang terletak di Merlung,
Tanjung Jabung Barat.[7]
Alam Lestari Nusantara[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini mengelola kebun karet dengan luas konsesi 10.750 hektar di Sarolangun, Jambi.
Perusahaan ini didirikan oleh PTPN VI bersama PTPN VIII, PTPN XII, dan RNI, namun sekarang
saham perusahaan ini hanya dipegang oleh PTPN VI (83%) dan PTPN XII (17%).[8]

Rerefensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober  2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal  11 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ Lompat ke:a b "Profil Perusahaan". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober  2021.
5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
6. ^ "Mendahara Agrojaya Industri". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal  11 Oktober 2021.
7. ^ "Bukit Kausar". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober  2021.
8. ^ "Alam Lestari Nusantara". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal  11 Oktober 2021.
PTPN.7
Perkebunan Nusantara VII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon
bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber
tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Perkebunan Nusantara VII" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Januari
2014)

PT Perkebunan Nusantara VII

Logo Perkebunan Nusantara VII

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Kantor Bandar Lampung, Lampung

pusat , 

Indonesia

Wilayah operasi Lampung, Sumatra Selatan, dan Bengkulu

Tokoh Ryanto Wisnuardhy[1]


kunci (Direktur Utama)
Nurhidayat[2]
(Komisaris Utama)

Produk TSR 20, TSR 3L, RSS, CPO, Teh Hitam, dan Teh
CTC

Karyawan +25.000

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Anak PT Buma Cima Nusantara.

usaha

Situs web www.ptpn7.com

PT Perkebunan Nusantara VII, atau biasa disingkat menjadi PTPN VII, adalah anak
usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, dan teh. Selain
kantor pusat di Bandar Lampung, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan
di Palembang dan Bengkulu. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil
penggabungan antara PTP X dan PTP XXXI dengan aset milik PTP XI di Sumatera Selatan dan
milik PTP XXIII di Bengkulu.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan
mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
holding BUMN di bidang perkebunan.[4]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VII dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun
1996 tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan BUMN ini merupakan penggabungan dari PT
Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT
Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII
(Persero) di Provinsi Bengkulu.
Perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut sebelumnya merupakan perkebunan nasionalisasi
dari Pemerintah Belanda, terutama eks PT Perkebunan X (Persero) dan PT Perkebunan XXXI
(Persero). PT Perkebunan X (Persero) semula adalah perusahaan perkebunan milik Belanda
yang beroperasi di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung.
Melalui proses nasionalisasi, perusahaan tersebut diambil-alih oleh Pemerintah Indonesia pada
tahun 1957. Sementara itu PT Perkebunan XXXI (Persero) pada mulanya berawal dari kebijakan
Pemerintah Indonesia pada waktu itu untuk mengembangkan industri gula di luar Pulau
Jawa pada tahun 1978.
Perusahaan perkebunan ini awalnya merupakan proyek pengembangan PT Perkebunan XXI-
XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 1980, proyek pengembangan ini
ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkantor pusat di Palembang.
Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) yang berkantor pusat
di Jakarta dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) yang berkantor pusat di
Surabaya merupakan proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang telah beroperasi sejak tahun
1980-an, tetapi karena rentang kendali yang terlalu jauh mengakibatkan rendahnya efisiensi
pengelolaan proyek serta kondisi topografi alam yang cukup berat mengakibatkan tingginya
biaya eksploitasi proyek sehingga proyek tersebut berjalan kurang optimal.[5]

Foto udara dari salah satu pabrik pengolahan CPO milik Belanda yang kini menjadi bagian dari unit usaha PT Perkebunan
Nusantara VII yaitu Unit Usaha Bekri, pada 1930-1933

Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding pabrik gula
di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan pengelolaan Pabrik Gula Bunga
Mayang dan Pabrik Gula Cinta Manis ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula
Nusantara.[6] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.
Dua pabrik gula tersebut sebelumnya dikelola oleh anak usaha PTPN VII sendiri, yakni PT Buma
Cima Nusantara.

Komoditas[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan perusahaan agrobisnis yang bergerak dalam bidang
budidaya tanaman tahunan dan tanaman semusim, pengolahan hasil perkebunan, serta
penjualan dan pemasaran hasil produk yang meliputi CPO, Karet Spesifikasi Teknis (Technically-
Spesified Rubber / TSR), dan teh hitam.
Sampai dengan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara VII memiliki 28 unit usaha yang
dikelompokkan kedalam 5 distrik yang tersebar di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatra Selatan,
dan Bengkulu.
Karet[sunting | sunting sumber]
PTPN VII mengelola 14 unit usaha komoditas karet, yaitu:

 Wilayah Lampung
1. Unit Kedaton. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
2. Unit Way Berulu. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR - Standard
Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering per hari.
3. Unit Rejosari Pematang Kiwah. Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya karet,
tetapi hanya memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20.
Bahan baku dari pabrik ini diperoleh dari kebun-kebun yang berada dalam wilayah
kerja distrik yang sama serta membeli dari petani karet di sekitar pabrik. Pabrik ini
memiliki kapasitas 40 ton karet kering per hari.
4. Unit Kebun Karet Way Lima. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
5. Unit Kebun Karet Bergen. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
6. Unit Kebun Karet Trikora. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
7. Unit Tulungbuyut. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari, serta produk SIR 20 dengan kapasitas
40 ton karet kering per hari.
 Wilayah Sumatera Selatan
1. Unit Tebenan. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan kapasitas 40 ton
karet kering per hari.
2. Unit Musi Landas. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked
Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
3. Unit Kebun Karet Beringin. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR - Standard
Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering per hari.
4. Unit Pabrik Karet Baturaja. Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya, tetapi hanya
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20. Bahan baku dari
pabrik ini diperoleh dari Unit Usaha Beringin dan Unit Usaha Senabing serta membeli
dari petani karet di sekitar pabrik. Pabrik ini memiliki kapasitas 40 ton karet kering per
hari.
5. Unit Kebun Karet Senabing. unit usaha ini memiliki kebun budidaya karet yang hasil
produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Baturaja juga memiliki Kebun Kelapa Sawit
yang berada 98 km kearah Lubuk Linggau tepatnya diperbatasan kota Kabupaten
Empat Lawang.
 Wilayah Bengkulu
1. Unit Padang Pelawi. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan kapasitas
40 ton karet kering per hari.
2. Unit Ketahun. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
Produksi karet dari PTPN VII dipasarkan ke konsumen di dalam negeri dan juga diekspor ke
mancanegara melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (Persero), yaitu
perusahaan BUMN yang merupakan anak perusahaan dari Holding Perkebunan Nusantara PT
Perkebunan Nusantara III (Persero). Tujuan utama ekspor komoditas karet PTPN VII
yaitu RRC, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Argentina, serta Turki. Produksi SIR 20 di PTPN
VII seluruhnya telah memenuhi persyaratan standar mutu internasional.
Kelapa Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN VII mengelola 10 unit usaha komoditas kelapa sawit, yaitu:

 Wilayah Lampung

1. Unit Usaha Rejosari Pematang Kiwah. selain memiliki Pabrik Pengoalahan Karet Remah,
unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa sawit dengan luas 4.500 Ha yang
produksinya dikirim ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Bekri.
2. Unit Usaha Bekri. Unit usaha ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda, dan merupakan
salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit tertua di Sumatra bagian Selatan. Pabrik
pengolahan kelapa sawit Bekri memiliki kapasitas terpasang 30 ton TBS per jam.
3. Unit Usaha Padang Ratu. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan
produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Bekri.
 Wilayah Sumatera Selatan

1. Unit Betung. Unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan pabrik pengolahan
kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBS per jam.
2. Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya
kelapa sawit dan produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang
Sawit.
3. Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa
sawit dan produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang Sawit.
4. Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Sawit. Unit usaha ini hanya memiliki pabrik pengolahan
kelapa sawit.
5. Unit Sungai Lengi. Unit usaha ini pada 2013 dibagi menjadi dua unit usaha, yaitu Sungai
Lengi Pabrik dan Sungai Lengi Tanaman.
6. Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru.
7. Unit Usaha Senabing juga memiliki kebun Kelapa Sawit yang luasnya 1.120 Ha di
perbatasan antara Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Empat Lawang dengan rentang
pengawasan 98 km dari Kantor Sentralnya di Desa Makartitama Kecamatan Lahat.
Produksi kebun Kelapa Sawit Afdeling III dan IV Sungai Berau dan Payang ini diolah di
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seinduk di Unit Sungai Lengi, Penanggiran - Muara
Enim atau di Unit Sungai Niru di Rambang Dangku - Muara Enim

 Wilayah Bengkulu

1. Unit Talopino mengelola kebun dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit milik sendiri dan
petani.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VII. Diakses tanggal  12 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VII. Diakses tanggal 12 Oktober  2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal  9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-24. Diakses tanggal  2013-12-21.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.

PTPN.8
Perkebunan Nusantara VIII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon
bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber
tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Perkebunan Nusantara VIII" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (march
2021)

PT Perkebunan Nusantara VIII

Logo Perkebunan Nusantara VIII


Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Didirikan 1957

Kantor Bandung, Jawa Barat

pusat , 

Indonesia

Tokoh Mohammad Yudayat[1]


kunci (Direktur Utama)
Hanoeng Soeryo Soetikno[2]
(Komisaris Utama)

Produk Teh, Karet, Kina, Kakao, Kelapa sawit, dan Getah perca

Walini
Merek
Goalpara

Karyawan 10.370 (2021)

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Situs web www.ptpn8.co.id

PT Perkebunan Nusantara VIII, atau biasa disingkat menjadi PTPN VIII, adalah anak
usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit,
dan getah perca. Kantor pusat perusahaan berada di Bandung dengan wilayah operasi di Jawa
Barat. Kantor pusatnya berada di Jalan Sindangsirna no. 4 Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 2020, saat Erick Thohir menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), ia merombak sejumlah jajaran komisaris anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) Holding. Pergantian itu berlaku di seluruh anak usaha mulai dari PTPN I hingga XIV.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan
perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis
menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 – 1960 dalam rangka nasionalisasi atas
perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain: Inggris,
Prancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat.
Dalam periode 1960 – 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan
PPN-Baru menjadi: PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan
Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.
Selanjutnya selama periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan
perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN
Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta
PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 – 1971, PPN yang
ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68
kebun, yaitu:

 PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN


Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI;
 PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN
Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan
PPN Aneka Tanaman VIII;
 PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks
PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.
Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas
Perkebunan (Persero). Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994
sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan
PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar.
Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT
Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).[3] Pada tahun 2014,
Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai
bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4]

Komoditi[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VIII merupakan BUMN yang bergerak pada sektor perkebunan
dengan kegiatan usaha meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan, dan penjualan
komoditas perkebunan seperti teh, karet dan sawit sebagai komoditas utamanya, serta kakao
dan kina sebagai komoditas pendukungnya.
Sampai saat ini, PT Perkebunan Nusantara VIII mengelola 41 kebun dan 1 unit rumah sakit. yang
tersebar di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat dan 2 kabupaten di Provinsi Banten.
Teh[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan
merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2
perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2
perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3
perkebunan).
Produksi teh yang dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi
karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal
pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal
lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan
penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu.
Karet[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet yang dikelola PTPN VIII seluas 25.536 Ha tersebar di 14 kebun. Jumlah pabrik
yang menghasilkan RSS ada 13 pabrik dengan 2 TPC, 3 concentrated latex, dengan kapasita
terpasang 35.750 ton. Produksi karet yang dipasarkan dalam negeri adalah 80 % sedangkan
sisanya sebesar 20 % di ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika.
Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII mengembangkan budidaya kelapa sawit diperkebunan Bojong Datar, Cikasungka,
Tambaksari, Cisalaak Baru, dan Kertajaya dengan luas sekitar 18.843,63 Ha. Kelapa sawit ini
dijual dalam bentuk CPO dan Kernel untuk kepentingan dalam negeri.
Kakao[sunting | sunting sumber]
Budidaya Kakao (coklat) dikembangkan di atas tanah seluas 1.343 Ha yang tersebar di 12
perkebunan dan menghasilkan 173 ton biji coklat per tahun. Coklat yang dijual berupa biji coklat
kering yang pada umumnya dijual di dalam negeri.
Kina[sunting | sunting sumber]
Tanaman Kina yang dikelola PTPN VIII adalah seluas 3.004,29 Ha yang tersebar di 13
perkebunan. Kulit kina kering ini diproses menjadi SQ-7 yaitu garam kina yang mengandung
quinine sulphate, quinine bisulphate, dan kandungan lain. Kini produksinya dilakukan oleh PT.
Sinkona Indonesia Lestari (PT.SIL) sebagai anak perusahaan PTPN VIII. Produk perusahaan ini
diekspor ke benua Eropa, Kanada dan Amerika.

Wilayah Kerja[sunting | sunting sumber]


Per 1 Januari 2021, terdapat 37 Wilayah Kerja atau Unit sebagai berikut. Terdapat beberapa
penggabungan kebun seperti:

1. Kebun Sukamaju dan Kebun Parakansalak digabung menjadi 1 unit Kebun Sukamaju-
Parakansalak
2. Kebun Cikaso dan Kebun Agrabinta digabung menjadi 1 unit Kebun Cikaso-Agrabinta
3. Kebun Panyairan dan Kebun Pasirnangka digabung menjadi 1 unit Kebun Panyairan-
Pasirnangka
4. Kebun Cisaruni dan Kebun Dayeuhmanggung digabung menjadi 1 unit Kebun Cisaruni
Manggung
5. Kebun Batulawang dan Kebun Cikupa digabung menjadi 1 unit Kebun Balakupa
Kabupaten Kebun / Unit Budidaya

Pandeglang Bojong Datar Sawit

Lebak Kertajaya Sawit

Lebak Cisalak Baru Sawit

Bogor Cikasungka Sawit

Bogor Cianten Teh

Bogor Gedeh Mas Sawit dan Teh

Bogor Sukamaju-Parakansalak Sawit dan Teh

Sukabumi Cibungur Karet dan Sawit

Sukabumi Pasir Badak Karet

Sukabumi Cikaso-Agrabinta Karet

Sukabumi Goalpara Teh

Cianjur Panyairan-Pasirnangka Teh

Bandung Barat Montaya Teh

Bandung Barat Panglejar Karet, Sawit, dan Teh

Bandung Barat Jalupang Karet

Bandung Sinumbra Teh

Bandung Rancabali Teh

Bandung Rancabolang Teh

Bandung Pasirmalang Teh

Bandung Kertamanah Teh

Bandung Malabar Teh


Bandung Purbasari Teh

Bandung Sedep Teh

Bandung Talun Santosa Teh

Subang Bukit Tunggul Kina

Subang Wangunreja Karet

Subang Ciater Teh

Subang Tambaksari Teh dan Sawit

Purwakarta Cikumpay Karet

Garut Papandayan Teh

Garut Cisaruni-Manggung Teh

Garut Bunisari Lendra Karet

Garut Miramare Karet

Tasikmalaya Bagjanagara Karet

Ciamis Balakupa Karet

Gunung Mas, Rancabali,


Bandung dan Sukabum
Agrowisata
i Malabar, Ciater, Sukawana,
Tenjoresmi

Kota Bandung Industri Hilir Teh Teh

Produk[sunting | sunting sumber]
Agrowisata[sunting | sunting sumber]
 Gunung Mas
 Malabar
 Rancabali
 Sukawana
 Pasir Badak
Industri Hilir Teh[sunting | sunting sumber]
 Teh Walini
 Ready To Drink (RTD)
 Teh Manoko
Rumah Sakit[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII memiliki satu unit rumah sakit yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, sebagia rumah
sakit rujukan untuk daerah Subang dan sekitarnya. Rumah sakit ini memberikan pelayanan
kesehatan, tidak hanya bagi karyawan PTPN VIII tetapi juga bagi masyarakat umum. Dilengkapi
dengan peralatan medis dan pelayanan yang berkualitas, serta tenaga-tenaga medis yang
memiliki keahlian.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal  12 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal 12 Oktober  2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 Situs resmi Diarsipkan 2009-02-09 di Wayback Machine.
 Download Buku Ekspedisi Potensi Potensi Desa Cijedil, Cibeureum, Gasol, Sukamanah dan
Wangunjaya Kecamatan Cugenang, Explorer 01 dan 02, Community Developement 2019
Universitas Prasetiya Mulya

PTPN.9
Perkebunan Nusantara IX
2 bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara IX

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Pendahulu PT Perkebunan XV
PT Perkebunan XVI
PT Perkebunan XVIII

Didirikan 11 Maret 1996; 26 tahun lalu

Kantor Semarang, Jawa Tengah

pusat , 

Indonesia

Wilayah operasi Jawa Tengah

Tokoh Tio Handoko[1]


kunci (Direktur Utama)
Syarkawi Rauf[2]
(Komisaris Utama)

Karet
Produk
Teh
Kopi
Merek Kopi Banaran
Teh Semugih
Teh Kaligua
Sirup Pala 9

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Divisi Divisi Tanaman Tahunan


Divisi Tanaman Semusim

Anak PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

usaha (7,14%)
PT Riset Perkebunan Nusantara (6,67%)
PT Industri Gula Nusantara (36%)

Situs web ptpnix.co.id

PT Perkebunan Nusantara IX adalah anak usaha PTPN III yang bergerak di


bidang perkebunan. Perusahaan ini membudidayakan tanaman karet, teh, kopi, dan tebu, serta
menyelenggarakan agrowisata. PTPN IX juga memproduksi kopi bubuk dengan merek Banaran
Coffee, Teh Serbuk Kaligua, Teh Celup Kaligua dan Sirup Pala 9. Selain itu, PTPN IX juga
mengelola Kampoeng Kopi Banaran yang didalamnya terdapat kafe, agrowisata, dan resort yang
dilengkapi dengan fasilitas pendukung.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PTP XV-
XVI dan PTP XVIII.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas
saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN
di bidang perkebunan.[4] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
subholding pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya
yang berupa pabrik gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.
[5]
 Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.

Unit usaha[sunting | sunting sumber]


Untuk menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki sejumlah unit usaha, yakni:[6]

1. Kebun Wanasari
2. Kebun Krumput
3. Kebun Kawung
4. Kebun Kaligua
5. Kebun Semugih
6. Kebun Blimbing
7. Kebun Jolotigo
8. Kebun Siluwok
9. Kebun Sukamangli
10. Kebun Merbuh
11. Kebun Ngobo
12. Kebun Getas
13. Kebun Batujamus
14. Kebun Jollong
15. Kebun Balong
16. Unit Kampoeng Kopi Banaran
17. Unit Produk Hilir
Perusahaan ini memasok tebunya ke Pabrik Gula Pangka, Pabrik Gula Sragi, Pabrik Gula
Jatibarang, Pabrik Gula Mojo, Pabrik Gula Rendeng, Pabrik Gula Tasikmadu, Pabrik Gula
Gondang Baru, dan Pabrik Gula Sumberharjo yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal 13 Oktober  2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal  13 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.
6. ^ "Wilayah Kerja". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal  13 Oktober 2021.

PTPN.10
Perkebunan Nusantara X
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara X

Industri Perkebunan

Didirikan 14 Februari 1996

Kantor Surabaya, Indonesia

pusat

Tokoh Tuhu Bangun[1]


kunci (Direktur Utama)
Wahyu Widodo[1]
(Komisaris Utama)

Tembakau
Produk
Edamame
Okra
Buncis
Etanol
Karung

Induk Perkebunan Nusantara III

Divisi Lihat Unit usaha

Anak PT Dasaplast Nusantara

usaha PT Mitratani Dua Tujuh


PT Energi Agro Nusantara

Situs web http://ptpn10.co.id/

PT Perkebunan Nusantara X atau biasa disingkat menjadi PTPN X, adalah anak usaha PTPN


III yang terutama bergerak di bidang agroindustri tebu dan tembakau. Selain itu, PTPN X juga
memiliki sejumlah anak usaha yang bergerak di bidang produksi karung, edamame, dan etanol.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PTP XIX, PTP
XXI-XXII, dan PTP XXVII.[2] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan
mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
holding BUMN di bidang perkebunan.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan
XIX, PT Perkebunan XXI-XXII, dan PT Perkebunan XXVII.[4] Pada tahun 2014, PTPN X resmi
mengakuisisi mayoritas saham PT Mitratani Dua Tujuh.[5] Pada tanggal 30 Juni 2020, PTPN X
resmi menyerahkan mayoritas saham PT Nusantara Medika Utama ke PT Pertamina Bina
Medika, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan kepemilikan semua rumah
sakit yang dimiliki oleh BUMN.[6] PT Nusantara Medika Utama mengelola Rumah Sakit Gatoel di
Kabupaten Mojokerto, Rumah Sakit HVA Toeloengredjo di Kabupaten Kediri, Rumah Sakit
Perkebunan (Jember Klinik) di Kabupaten Jember, dan Rumah Sakit Medika Utama di
Kabupaten Blitar. Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
subholding pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya
yang berupa pabrik gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.
[7]
 Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.

Logo[sunting | sunting sumber]
Perubahan logo PTPN X terjadi mulai tanggal 16 Januari 2012 sesuai dengan persetujuan
Dewan Komisaris No. 26/DK/PTPN-X/III/2011 tanggal 25 Maret 2011 yang telah disahkan dalam
risalah RUPS No. RIS-005/XXKBUMN/2011 tanggal 28 Januari 2011. Logo tersebut merupakan
visualisasi dari visi PTPN X yakni Tumbuh Berkembang Bersama. Dalam logo tersebut, terdapat
gabungan image tangan yang saling meraih. Hal tersebut mencerminkan semangat kerjasama,
baik itu kerjasama tim maupun bersama mitra. Gambar tangan tersebut dapat juga dilihat
sebagai sekelompok daun berwarna hijau yang bergradasi dari hijau tua menuju hijau muda.
Gradasi tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan dan keberkembangan, sekaligus
membentuk pencitraan usaha agribisnis dari PTPN.[8] X.
Warna Hijau tua yang terletak pada logo mencerminkan kepedulian dan pelayanan rumah sakit
yang dikelola PTPN X bagi masyarakat luas dan perkebunan. Warna hijau juga melambangkan
kenyamanan dan kesegaran.
Pada logo, juga terdapat logotype berupa teks PTPN X yang digunakan untuk memperkuat
pencitraan, mempermudah pengidentifikasian identitas PTPN X kepada khalayak ramai. Warna
biru pada logotype mencerminkan kepemimpinan, kemandirian untuk memajukan PTPN X.
Sedangkan penggunaan huruf tanpa kait dan layout logo yang dinamis befungsi untuk
memperkuat citra modern serta inovasi PTPN X dalam bersaing di kancah usaha agribisnis
Internasional.

Unit Usaha Utama[sunting | sunting sumber]


PTPN X memasok tebunya ke PG Watoetoelis, PG Toelangan, PG. Kremboong, PG
Gempolkrep, PG Djombang Baru, PG Tjoekir, PG Lestari, PG Meritjan, PG Pesantren Baru, PG
Ngadiredjo, dan PG Modjopanggoong yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.
PTPN X memiliki dua unit usaha utama, yakni:[9]
A. Unit Usaha Tembakau, memproduksi dan mengekspor tembakau cerutu yang terdiri dari
Tembakau Na Oogst (Besuki & Vorstenlanden) dan Tembakau Bawah Naungan (TBN) dengan
Wilayah kerja yang tersebar di:

1.
1. Kabupaten Jember:
1.Kebun Kertosari
2.Kebun Ajong Gayasan
2. Kabupaten Klaten:
1.Kebun Kebonarum/Gayamprit/Wedhibirit
B. Unit Industri Bobbin, didirikan sejak tanggal 11 Juli 1992 dengan lokasi di Kecamatan Jelbuk,
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Industri Bobbin ini kerja sama dengan Burger Soehne
Ag Burg (BSB) dalam jasa pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu. Jumlah
mesin yang saat ini dioperasikan sebanyak 220 unit dengan jasa sebesar Rp. 23,4 per potong
dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak +/- 873 orang yang berasal dari penduduk sekitar.

Anak Perusahaan[sunting | sunting sumber]


PT Perkebunan Nusantara X mempunyai tiga anak perusahaan, yaitu:[9]
Dasaplast Nusantara[sunting | sunting sumber]
Berlokasi di Petjangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah memproduksi karung plastik, innerbag
dan waring untuk memenuhi kebutuhan kebun tembakau di lingkungan sendiri, juga dipasarkan
ke pihak ketiga (lokal dan ekspor).
Mitratani Dua Tujuh[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Mitratani Dua Tujuh
Perusahaan ini berkantor pusat di Mangli, Jember, Jawa Timur, Perusahaan ini membudidaya
edamame dan okra untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri,
terutama Jepang. Perusahaan ini awalnya merupakan kerja sama antara PTP XXVII dengan PT
Mitratani Terpadu. Setelah beberapa kali berganti, komposisi kepemilikan sahamnya saat ini
adalah:[5]

1. PTPN X = 65%
2. PT Kelola Mina Laut = 35%
Perusahaan ini memproduksi sayuran beku untuk tujuan ekspor, antara lain :

1. Kedelai Edamame dengan kapasitas produksi 3.000 ton/tahun.


2. Okura dengan kapasitas produksi 200 ton/tahun.
Energi Agro Nusantara[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini berlokasi di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto keberadaannya diharapkan
mampu memberi kontribusi positif dalam upaya pemenuhan energi alternatif terbarukan di
Indonesia. Pabrik ini mengolah molasses (tetes tebu) sebagai bahan baku menjadi etanol fuel
grade dengan tingkat kemurnian 99,5 persen. Dari sisi kepentingan Nasional, Pabrik ini
diharapkan mengurangi ketergantungan pada keberadaan bahan bakar minyak (BBM) dengan
memanfaatkan energi alternatif. Dari sisi Perusahaan, diversifikasi produk turunan ini tak hanya
terkait dengan diversifikasi risiko dan pendapatan, melainkan juga bisa menjadi sandaran kinerja
perusahaan ini.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal 13 Oktober  2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses
tanggal  13 Oktober 2022.
5. ^ Lompat ke:a b Wahyunik, Sri (20 Mei 2014).  "PTPN X Akuisisi Sepenuhnya Mitra Tani 27". Tribunnews.com.
Tribun. Diakses tanggal 10 Oktober  2022.
6. ^ Mahrofi, Zubi (30 Juni 2020). Suyanto, Budi, ed.  "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS
BUMN". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal  13 Oktober 2022.
7. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.
8. ^ "Profil Perusahaan". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal 13 Oktober  2021.
9. ^ Lompat ke:a b "Unit Usaha". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal  13 Oktober 2021.

PTPN.11
Perkebunan Nusantara XI
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara XI

Gedung PTPN XI di Surabaya

Industri Perkebunan
1996 bersamaan dengan penggabungan 14 PTP menjadi 14 PTPN.
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) berkantor di Jalan Merak no. 1 Surabaya dengan kebun
tebunya tersebar di Jawa Timur. Perusahaan ini juga memiliki 1 pabrik karung plastik di
Mojokerto dan 1 pabrik penyulingan Alkohol & Spiritus (Etanol Distillery) di Lumajang.
Perusahaan ini memasok tebunya ke PG Soedhono, PG Poerwodadie, PG Redjosarie, PG
Pagottan, PG Kanigoro, PG Kedawoeng, PG Wonolangan, PG Gending, PG Padjarakan, PG
Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom, PG Olean, PG Pandjie, PG Assembagoes, dan PG
Pradjekan[7] yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.

Unit Usaha[sunting | sunting sumber]


Pabrik Alkohol dan Spiritus[sunting | sunting sumber]
1. PT PASA Hilirisasi Usaha Kabupaten Lumajang
Pabrik Karung[sunting | sunting sumber]
1. PT PK Rosella Baru Kabupaten Mojokerto
Unit Usaha Strategis[sunting | sunting sumber]
PTPN XI juga memiliki Unit Usaha Strategis (UUS) untuk mengelola beberapa usaha yang
bersifat non-tebu, yakni :

1. UUS. Kanigoro

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XI. Diakses tanggal 14 Oktober  2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara XI. Diakses tanggal  14 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ Mahrofi, Zubi (30 Juni 2020). Suyanto, Budi, ed.  "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS
BUMN". ANTARA News. Antaranews.com.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.
7. ^ "Pabrik Gula".  PTPN XI. Diakses tanggal 2019-12-07.

PTPN.12
Perkebunan Nusantara XII
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar
kualitas Wikipedia. Anda dapat membantu memperbaikinya. Halaman pembicaraan dari
artikel ini mungkin berisi beberapa saran.

PT Perkebunan Nusantara XII


Kantor PTPN XII di Surabaya

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Didirikan 11 Maret 1996

Kantor Jalan Rajawali 44, 

pusat Surabaya, Jawa Timur

Indonesia

Tokoh Siwi Peni[1]


kunci (Direktur Utama)
Tri Siswanto[2]
(Komisaris Utama)

Produk Karet, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Kakao Edel,


Kakao Bulk, Teh, Aneka Kayu, dan Tebu

Karyawan 7.112 (2007)

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Anak PT Rolas Nusantara Tambang

usaha PT Industri Gula Glenmore

Situs web ptpn12.com

PT Perkebunan Nusantara XII atau biasa disingkat menjadi PTPN XII, adalah anak


usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan kakao, teh, tebu, karet, dan kopi. Seluruh
unit usaha PTPN XII berada di Provinsi Jawa Timur. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga
melakukan penambangan pasir di Lumajang.

Ikhtisar[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara XII merupakan hasil penggabungan 3 buah PT Perkebunan (PTP)
yang ada di Jawa Timur, yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX, berdasarkan PP No.17
Tahun 1996 tertanggal 11 Maret 1996.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi
menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk
membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4]
Pada tanggal 30 Juni 2020, perusahaan ini resmi menyerahkan mayoritas saham PT Rolas
Nusantara Medika ke PT Pertamina Bina Medika, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk
menyatukan kepemilikan semua rumah sakit yang dimiliki oleh BUMN.[5] PT Rolas Nusantara
Medika mengelola Rumah Sakit Umum Kaliwates di Kabupaten Jember, Rumah Sakit Umum
Krikilan di Kabupaten Banyuwangi, dan sejumlah klinik pratama.
Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding pabrik gula
di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan pengelolaan Pabrik Gula Glenmore ke
anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.[6] Walaupun begitu, perusahaan
ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu. Pabrik Gula Glenmore sebelumnya dikelola
oleh anak usaha PTPN XII sendiri, yakni PT Industri Gula Glenmore.

Kebun[sunting | sunting sumber]
PTPN XII memiliki 34 unit kebun yang terbagi menjadi 3 wilayah, yakni:

 Wilayah I
1. Kebun Jatirono
2. Kebun Kaliselogiri
3. Kebun Kalisepanjang
4. Kebun Kalitelepak
5. Kebun Malangsari / Watulempit
6. Kebun Sumber Jambe
7. Kebun Pasewaran
8. Kebun Sungai Lembu
9. Kebun Kalirejo / Pegundangan
10. Kebun Kendenglembu
11. Kebun Gunung Gumitir
12. Kebun Kalikempit

 Wilayah II
1. Kebun Kalisat Jampit
2. Kebun Glantangan
3. Kebun Kayumas
4. Kebun Sumber Tengah
5. Kebun Banjarsari
6. Kebun Blawan
7. Kebun Kalisanen
8. Kebun Kotta Blater
9. Kebun Mumbul
10. Kebun Pancur Angkrek
11. Kebun Renteng
12. Kebun Silosanen
13. Kebun Zeelandia

 Wilayah III
1. Kebun Bantaran
2. Kebun Gunung Gambir
3. Kebun Ngrangkah Pawon
4. Kebun Tretes
5. Kebun Kertowono
6. Kebun Bangelan
7. Kebun Kalibakar
8. Kebun Pancursari
9. Kebun Wonosari
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XII. Diakses tanggal  16 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara XII. Diakses tanggal 16 Oktober  2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS BUMN". Antaranews.com. 30 Juni 2020.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.

Pranala luar

PTPN.13
Perkebunan Nusantara XIII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat
memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata
letak dari artikel ini.
tampil
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.

PT Perkebunan Nusantara XIII

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan

Didirikan 11 Maret 1996; 26 tahun lalu

Kantor Pontianak, Kalimantan Barat

pusat , 

Indonesia

Tokoh Rizal H. Damanik[1]


kunci (Direktur Utama)
Jul Effendi Sjarief[1]
(Komisaris Utama)

Produk Kelapa sawit dan karet

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Anak PT Nusantara Batulicin

usaha PT Kalimantan Medika Nusantara


PT Kalimantan Agro Nusantara

Situs web www.ptpn13.com

PT Perkebunan Nusantara XIII atau biasa disingkat menjadi PTPN XIII, adalah anak


usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan. PTPN XIII mengelola kebun inti kelapa
sawit seluas 55.440,49 ha (48,91%), dan plasma seluas 57.908,60 ha (51,09%), dengan
didukung oleh 9 Pabrik Minyak Sawit (PMS) berkapasitas 440 Ton Tbs/Jam dan 2 Unit
Pengolahan Biodiesel (UPB) berkapasitas 6.000 liter per hari. PTPN XIII juga mengelola kebun
inti karet seluas 14.487,46 ha (32,86%), dan plasma seluas 29.595,04 ha (67,14%), dengan
didukung oleh 2 Pabrik Pengolahan Karet (PKR) berkapasitas 63 ton/KK/hari, dan 1 Pabrik Karet
Sheet berkapasitas 10 ton/KK/hari.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-aset milik PTP
VI, PTP VII, PTP XII, PTP XIII, PTP XVIII, PTP XXIV-XXV, PTP XXVI, dan PTP XXIX yang
terletak di Kalimantan.[2] PTPN XIII memiliki sejumlah unit kerja yang tersebar di empat provinsi di
Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur. Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham
perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di
bidang perkebunan.[3]

Lokasi[sunting | sunting sumber]
Kantor pusat PTPN XIII berkedudukan di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan unit bisnisnya
terbagi ke dalam tiga inspektorat sebagai berikut:[4]

1. Inspektorat Kalimantan Barat


1. Kebun Rimba Belian (Kelapa Sawit)
2. Kebun Inti Sungai Dekan (Kelapa Sawit)
3. Kebun Inti Gunung Meliau (Kelapa Sawit)
4. Kebun Gunung Emas (Kelapa Sawit)
5. Kebun-PKR Sintang
6. Kebun Ngabang (Kelapa Sawit)
7. Kebun Parindu (Kelapa Sawit)
8. Kebun Kembayan (Kelapa Sawit)
9. PKS Gunung Meliau
10. PKS Rimba Belian
11. PKS Parindu
12. PKS Ngabang
13. PKS Kembayan
2. Inspektorat Kalimantan Selatan & Tengah
1. Kebun Danau Salak
2. Kebun Kumai
3. Kebun Batulicin
4. PKR Tambarangan
5. Kebun Pelaihari
6. PKS Pelaihari
7. Kebun-PKS Pamukan
3. Inspektorat Kalimantan Timur
1. Kebun Tabara
2. Kebun-PKS Longkali
3. Kebun Tajati
4. PKS Samuntai
5. PMS Longpinang
6. Kebun Inti Pandawa

Produk/Jasa[sunting | sunting sumber]
Secara umum, PTPN XIII memiliki dua segmen usaha, yakni kelapa sawit dan karet. Bidang
usaha Perusahaan adalah pengusahaan budidaya tanaman, pengolahan hasil, dan pemasaran
produk.
Kelapa Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN XIII mengelola Kebun Inti kelapa sawit seluas 55.440,49 ha (48,91%), dan plasma seluas
57.908,60 ha (51,09%), dengan didukung oleh 9 PMS berkapasitas 440 Ton TBS/Jam dan 2 unit
UPB berkapasitas 6.000 Liter per hari. Produk yang dihasilkan berupa Minyak Sawit, dan Minyak
Inti Sawit untuk konsumsi industri minyak nabati di Indonesia, serta Biodiesel yang saat ini masih
untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Karet[sunting | sunting sumber]
PTPN XIII mengelola Kebun Inti karet seluas 14.487,46 ha (32,86%), dan plasma seluas
29.595,04 ha (67,14%), dengan didukung oleh 2 Pabrik Pengolahan Karet (PKR) berkapasitas
63 ton/KK/hari, dan 1 Pabrik Karet Sheet berkapasitas 10 ton/KK/hari. Produk yang dihasilkan
berupa SIR 20, RSS, 81% dialokasikan untuk pasar domestik dan 19% dialokasikan untuk pasar
global seperti India, dan China.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XIII. Diakses tanggal 17 Oktober  2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Lokasi". Perkebunan Nusantara XIII. Diakses tanggal  17 Oktober 2021.

PTPN.14
Perkebunan Nusantara XIV
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Perkebunan Nusantara XIV

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Perkebunan dan peternakan

Kantor Makassar, Sulawesi Selatan

pusat , 

Indonesia

Tokoh Suhendri[1]
kunci (Direktur Utama)
Ambo Ala[1]
(Komisaris Utama)

Kelapa sawit
Produk
Karet
Kelapa
Sapi

Induk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%)

Situs web ptpnxiv.com

PT Perkebunan Nusantara XIV atau biasa disingkat menjadi PTPN XIV, adalah anak


usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan dan peternakan. PTPN XIV didirikan pada
tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1996. Pendirian
PTPN XIV tertuang pada Akta Notaris Harun Kamil, S.H. Nomor 42 tanggal 11 Maret 1996.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
PTPN XIV didirikan melalui penggabungan beberapa BUMN bidang pertanian/perkebunan yang
terletak di Kawasan Timur Indonesia, yakni:[2]

 PT Perkebunan XXVIII (Persero)


 PT Perkebunan XXXII (Persero)
 PT Bina Mulya Ternak (Persero)
 Eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini
ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.
[3]
 Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding pabrik gula
di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya yang berupa pabrik
gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.[4] Walaupun begitu,
perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.

Unit usaha[sunting | sunting sumber]


PTPN XIV memiliki empat Unit Usaha Kelapa Sawit, yakni Kebun & PKS Luwu, Kebun Keera-
Maroangin, Kebun Malili, dan Kebun Asera dengan produk berupa minyak sawit dan kernel.
Hingga tahun 2020, luas Tanaman Menghasilkan (TM) mencapai 5.270 ha, terdiri dari tanaman
dewasa seluas 3.027 ha (57%), tanaman remaja seluas 541 ha (10%), tanaman muda seluas
1.703 ha (32%). Sementara luas tanaman belum menghasilkan (TBM) mencapai 5.162 ha,
sedangkan luas tanaman ulang mencapai 424 ha.[5]
PTPN XIV memasok tebunya ke tiga pabrik gula, yakni PG Bone, PG Camming dan PG Takalar
yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara. Luas lahan perusahaan ini yang ditanami tebu
mencapai 12.625 hektar.
PTPN XIV juga memiliki dua Unit Kebun Karet, yakni Unit Kebun Awaya/Telpaputih di Pulau
Seram dan Unit Kebun Beteleme di Kabupaten Morowali, dengan produk berupa karet kering
(SIR-20 dan Brown Crepe). Hingga tahun 2020, luas Tanaman Menghasilkan (TM) mencapai
2.512 ha, dengan komposisi tanaman renta seluas 1.476 ha (59%), tanaman muda seluas 740
ha (29%), dan 12% lainnya adalah tanaman tua, dewasa dan remaja.
Selain itu, PTPN XIV memiliki 2 Kebun Kelapa, yakni di Kebun Awaya/Telpaputih dan di Kebun
Minahasa- Halmahera, dengan produk berupa kopra dan kelapa kupas. Luas Tanaman
Menghasilkan mencapai 3.800 ha.
PTPN XIV juga memiliki lahan seluas +/- 7.900 ha yang dijadikan Ranch Sapi, yakni Ranch
Kabaru di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dengan produk berupa sapi. Hingga tahun 2020,
jumlah sapi mencapai 1.724 ekor.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal  17 Oktober 2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014"  (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal  16 Oktober 2022.
5. ^ "Komoditi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal 17 Oktober  2021.

Anda mungkin juga menyukai