PG & PTPN
PG & PTPN
JAWA
Kabupaten /
Nama Pabrik Status Keterangan
Kota
Kabupaten
Pabrik Gula Olean Aktif
Situbondo
Kabupaten
Pabrik Gula Semboro Aktif Jember 2
Kabupaten
Pabrik Gula Djatiroto Aktif
Lumajang 7
Pabrik Gula
Nonaktif
Panggoengredjo
Kabupaten
Pabrik Gula Sumengko Nonaktif
Mojokerto
Pabrik Gula Pesantren lama Nonaktif Digabung dan berada di area PG Pesantren
Baru
Pabrik Gula Pesantren
baru
Aktif 18
Kabupaten
Pabrik Gula Sudono Aktif
Ngawi 26
Kabupaten
Pabrik Gula Kartasura Nonaktif
Sukoharjo
Kabupaten
Pabrik Gula Bangak Nonaktif
Boyolali
Kabupaten
Pabrik Gula Barongan Nonaktif Bantul
Kabupaten
Pabrik Gula Sewu Galur Nonaktif
Kulon Progo
Kabupaten
Pabrik Gula Jenar Nonaktif
Purworejo
Kabupaten
Pabrik Gula Rembun Nonaktif
Kebumen
Kabupaten
Pabrik Gula Klampok Nonaktif
Banjarnegara
Kabupaten
Pabrik Gula Bojong Nonaktif
Purbalingga
Kabupaten
Pabrik Gula Kalibagor Nonaktif Beralih fungsi menjadi pabrik garmen
Banyumas
Kabupaten
Pabrik Gula Rendeng Aktif
Kudus 29
Kabupaten
Pabrik Gula Pecangaan Nonaktif
Jepara
Pekalongan
Pabrik Gula Sragi Aktif 31
Kabupaten
Pabrik Gula Jatiwangi Nonaktif
Majalengka
Kalimantan
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan
Kabupaten Tanah
Pabrik Gula Pelaihari Nonaktif Dialihfungsikan menjadi pabrik minyak s
Laut
Sumba Timur
PT Muria Sumba Manis Aktif
(NTT) 1
Sulawesi[sunting | sunting sumber]
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan
Sumatera[sunting | sunting sumber]
Nama pabrik gula Status Kabupaten / Kota Keterangan
Kabupaten Lampung
PT. Gunung Madu Plantations Aktif
Tengah 2
Nonakti
Pabrik Gula Tjot Girek Kabupaten Aceh Utara
f
PTPPN
Untuk diketahui PTPN III ditunjuk menjadi induk seluruh BUMN perkebunan di Indonesia.
Saat ini perseroan menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan
yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara,
PT Riset Perkebunan Nusantara, dan PT LPP Agro Nusantara.
Tabel Afiliasi
PTPN IV 50,08%
1 PT Sarana Agro Nusantara PTPN III 39,92%
PTPN V 10%
PTPN IV 71,28%
3 PT Sinergi Perkebunan Nusantara
PTPN XIV 28,72%
PKT 51%
5 PT Pupuk Agro Nusantara PTPN IV 34%
PTPN V 15%
PTPN IV 6,67%
7 PT Riset Perkebunan Nusantara
PTPN I s/d XIV dan PT RNI 93,33%
PTPN IV 7,14%
8 PT KPB Nusantara
PTPN I s/d XIV dan PT RNI 92,86%
PTPN IV 49%
9 PT Industri Nabati Lestari
PTPN III 51%
PTPN IV 99,99%
10 PT Prima Medika Nusantara
Puskopkar PTPN IV 0,01%
PTPN.1
SEKILAS PERUSAHAAN
Riwayat Perusahaan
Sejarah PT Perkebunan Nusantara I berdiri dari pengambilalihan kebun swasta Jepang dan Belanda
menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP Nomor 142 tahun 1961, dan dirubah kembali menjadi PNP-I
sesuai dengan PP Nomor 14 tahun 1968, dengan memperhatikan tingkat kesehatannya maka PNP-I dirubah
menjadi PT Perkebunan-I (Persero) berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 02 Mei 1981.
Pada tanggal 14 Februari 1996, menjadi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dibentuk dari hasil
konsolidasi BUMN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1996, yang dikukuhkan dengan
Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH. Konsolidasi beberapa
BUMN perkebunan ini terdiri dari PT Perkebunan I (Persero) dengan komoditas kelapa sawit dan karet; PT
Cot Girek Baru (Persero) dengan komoditas kelapa sawit; Perkebunan Pengembangan PT Perkebunan V
(Persero) dengan komoditas kelapa sawit; dan PKS Cot Girek PT Perkebunan IX (Persero) berupa pabrik
kelapa sawit.
Tanggal 1 Januari 2010, PT Perkebunan Nusantara I melakukan KSO dengan PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) yaitu pengelolaan Kebun Karang Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan; sesuai dengan
perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani para pihak tanggal 16 Oktober 2009 dengan Nomor Surat
Perjanjian 01.9/X/SJAN/15/2009-3.14/SP3/27/2009.
Selain itu PT Perkebunan Nusantara I mendirikan Perusahaan Patungan dengan PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) dengan nama PT Agro Sinergi Nusantara (PT ASN). Merupakan anak Perusahaan dari PTPN I
(Persero) dan PTPN IV (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 49,4% untuk
PTPN I (Persero) dan 50,6% untuk PTPN IV (Persero). Pendirian Perseroan Terbatas PT ASN dikukuhkan
dengan Akta Nomor 13 tanggal 8 April 2011, berkedudukan di Aceh Barat. Selanjutnya penyerahan
Sertifikat HGU dan izin lokasi dari PTPN I (Persero) ke PT ASN, serta administratif karyawan telah
dilakukan sesuai Berita Acara PTPN I (Persero) Nomor 01.9/X/BA/ 15/2011 dan Berita Acara PT ASN
Nomor ASN/BARA/03/ IX/2011 tanggal 21 September 2011.
Sejak tanggal 02 Oktober 2014, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) berubah menjadi PT Perkebunan
Nusantara I bersama PT Perkebunan Nusantara II, IV sampai XIV atau lebih dikenal dengan Holding
BUMN Perkebunan. Sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2014 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 468/KNK.06/2014 Tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara III, sejak saat itu PTPN III menjadi induk dari 13 PTPN lainnya.
VISI PERUSAHAAN
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu memberikan kesejahteraan
bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada negara.
MISI PERUSAHAAN
1. Mengelola 2 (dua) komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis berdasarkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2. Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
berkesinambungan.
3. Meningkatkan Pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan menggunakan teknologi maju.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I
Jl. Kebun Baru PO BOX 1, 24415
Langsa, Aceh - Indonesia
Telp: (0641) 21701 . 21702 . 21704
Fax: (0641) 21700 . 21703
Email: ptpnsatu@gmail.com . mail@ptpn1.co.id
PTPN.2
PT Perkebunan Nusantara II berkedudukan di : Jl. Raya Medan – Tanjung Morawa Km.16 Tanjung
Morawa – 20362 Kabupaten Deli Serdang – Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
Produk Utama
Gula
Tetes
Tembakau
Pada saat ini PTPN II memiliki karyawan sebanyak 4366, terdiri dari 382 karyawan pimpinan dan 3984
karyawan pelaksana.
Anak Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara II
Didirikan oleh PTPN II dan Perum Perumnas dengan akte pendirian PT. Nusa Dua Bekala No. 69 tanggal
20 Desember 2012 Notaris Ilmiawan Dekrit Supatmo, SH, MH dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU.30010.AH.01.01 Tahun 2013. Pemegang saham
terbesar PT Nusa Dua Bekala adalah PT Perkebunan Nusantara II 99% dan PT Nusa Dua Bekala 1%.
Didirikan pada tanggal 30 Juni 2016 berdasarkan Akta Notaris No. 06 yang dibuat dihadapan Notaris
Muhammad Arif Fadillah S.H. Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0035680.AH.01.01 Tahun 2016
pada tanggal 10 Agustus 2016. Dengan maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha dalam
bidang pelayanan kesehatan.
PT AAR Nusantara
Didirikan berdasarkan Akta No. 3 tanggal 14 Mei 2012 dari Notaris Miryani Usman, SH. Akta Pendirian
Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. AHU- 380
PTPN.3
Perkebunan Nusantara III
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Perkebunan Nusantara" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Perkebunan
Nusantara (disambiguasi).
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Kantor Jakarta
pusat ,
Indonesia
Produk CPO, karet, teh, gula, tetes, kopi, kakao, tembakau, horti
kultura
Rp35.50 triliun (2019)[3]
Pendapata
Rp127,46 triliun (2019)[3]
Total aset
PTPN I
Anak
PTPN II
usaha
PTPN IV
PTPN V
PTPN VI
PTPN VII
PTPN VIII
PTPN IX
PTPN X
PTPN XI
PTPN XII
PTPN XIII
PTPN XIV
PT Sinergi Gula Nusantara
Situs web www.ptpn3.co.id (operasional)
www.holding-perkebunan.com (holding)
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan
III, PT Perkebunan IV, dan PT Perkebunan V yang seluruh wilayah perkebunannya masih
di Provinsi Sumatera Utara.[4] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menunjuk
perusahaan ini sebagai induk holding BUMN bidang perkebunan, yang beranggotakan PTPN
I, PTPN II, PTPN IV, PTPN V, PTPN VI, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN
XI, PTPN XII, PTPN XIII, dan PTPN XIV.[5] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya
untuk membentuk subholding pabrik gula, perusahaan ini resmi menggabungkan semua aset
anak usahanya yang berupa pabrik gula ke PT Sinergi Gula Nusantara.[6]
Kebun[sunting | sunting sumber]
Sebagai perusahaan tersendiri, PTPN III memiliki 36 kebun kelapa sawit dan karet yang terbagi
ke dalam 7 distrik.[7]
Distrik Aceh Timur (KSO dengan PTPN I)
1. Kebun Sisumut
2. Kebun Aek Nabara Utara
3. Kebun Aek Nabara Selatan
4. Kebun Rantau Prapat
5. Kebun Membang Muda
6. Kebun Labuhan Haji
7. Kebun Merbau Selatan
Pabrik[sunting | sunting sumber]
Untuk mengolah karet, PTPN III memiliki delapan Pabrik Pengolahan Karet (PPK), yakni:[8]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
2. ^ "Erick Thohir Tunjuk Mantan Bos PLN Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Utama PTPN III". Ekonomi Bisnis. Diakses
tanggal 17 Januari 2022.
3. ^ Lompat ke:a b c d Laporan Keuangan Audited tahun 2019
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
7. ^ "Kebun". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
PTPN.4
Perkebunan Nusantara IV
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara IV
Industri Perkebunan
pusat ,
Indonesia
ekuitas
1. PKS Ajamu
2. PKS Berangir
3. PKS Timur
Distrik III[sunting | sunting sumber]
1. Adolina - PKS Adolina
2. Bah Birung Ulu
3. Dolok Ilir
4. Laras
5. Marjandi
6. Pabatu
7. Padang Matinggi
8. Sawit Langkat - PKS Sawit Langkat
9. Tanah Itam Ulu
10. Tinjowan
Pabrik Kelapa Sawit
Teh[sunting | sunting sumber]
PTPN IV memiliki tiga kebun teh, yakni Kebun Tobasari, Kebun Bah Butong, dan Kebun
Sidamanik, yang total luasnya mencapai 6.373,29 hektar. Untuk mengolah daun teh, perusahaan
ini memiliki dua pabrik, yakni Pabrik Tobasari dan Pabrik Bah Butong, yang masing-masing
berkapasitas 55 ton dan 100 ton teh per hari.[6]
Pada bulan November 2022, perusahaan ini setuju untuk mengakuisisi mayoritas saham
PT Mitra Kerinci yang dipegang oleh ID FOOD.[7]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara III. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Kelapa Sawit". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
6. ^ "Teh". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
7. ^ Nugraha, Budi (17 November 2022). "Sinergi PTPN Group dan ID Food, Dorong Pengembangan Produk dan
Perluas Pangsa Pasar Teh - Suara Merdeka Jakarta". Suara Merdeka Online. Suara Merdeka. Diakses
tanggal 18 November 2022.
PTPN.5
Perkebunan Nusantara V
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara V
Logo Perkebunan Nusantara V
Industri Perkebunan
Kantor Pekanbaru, Riau
pusat ,
Indonesia
Komoditas[sunting | sunting sumber]
Hingga bulan November 2019, PTPN V memiliki kebun sawit dengan total luas mencapai
78.340,09 hektar dan kebun karet dengan total luas mencapai 8.184 hektar. Untuk mengolah
komoditi kelapa sawit, PTPN V memiliki 12 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas
terpasang mencapai 570 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, dengan hasil olahan berupa
minyak sawit dan inti sawit. Untuk mengolah inti sawit lebih lanjut, PTPN V juga memiliki 1
Pabrik Palm Kernel Oil dengan kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari, dengan hasil
olahan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).[4]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Komisaris & Direksi". Perkebunan Nusantara V. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Profil". Perkebunan Nusantara V. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
PTPN.6
Perkebunan Nusantara VI
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara VI
Industri Perkebunan
Kantor Jambi, Jambi
pusat ,
Indonesia
Karyawan +1.000
PT Perkebunan Nusantara VI, atau biasa disingkat menjadi PTPN VI, adalah anak usaha PTPN
III yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, kopi, dan teh. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-aset milik PTP III, PTP IV, PTP VI, dan PTP
VIII yang terletak di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.[3] Kantor pusat PTPN VI berada di Jambi.
Hingga tanggal 31 Desember 2016, PTPN VI menguasai areal perkebunan yang telah
mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)
seluas 35.576 hektar, dengan rincian 31.892 hektar untuk menanam kelapa sawit, 3.184 hektar
untuk menanam teh, dan 500 hektar untuk menanam kopi.[4] Pada tahun 2014, Pemerintah
Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari
upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[5]
Bisnis[sunting | sunting sumber]
PTPN VI memiliki empat belas unit usaha, delapan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total
kapasitas 305 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, satu pabrik karet remah dengan kapasitas
pengolahan 20 ton karet kering per hari, dua pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton
daun basah per hari, dan dua mesin teh celup dengan kapasitas 150 kotak per jam.[4]
Empat belas unit usaha PTPN VI terbagi ke dalam dua wilayah sebagai berikut:
Wilayah Jambi
Rerefensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ Lompat ke:a b "Profil Perusahaan". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
6. ^ "Mendahara Agrojaya Industri". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
7. ^ "Bukit Kausar". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
8. ^ "Alam Lestari Nusantara". Perkebunan Nusantara VI. Diakses tanggal 11 Oktober 2021.
PTPN.7
Perkebunan Nusantara VII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon
bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber
tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Perkebunan Nusantara VII" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Januari
2014)
Industri Perkebunan
pusat ,
Indonesia
Produk TSR 20, TSR 3L, RSS, CPO, Teh Hitam, dan Teh
CTC
Karyawan +25.000
usaha
PT Perkebunan Nusantara VII, atau biasa disingkat menjadi PTPN VII, adalah anak
usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, dan teh. Selain
kantor pusat di Bandar Lampung, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan
di Palembang dan Bengkulu. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil
penggabungan antara PTP X dan PTP XXXI dengan aset milik PTP XI di Sumatera Selatan dan
milik PTP XXIII di Bengkulu.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan
mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
holding BUMN di bidang perkebunan.[4]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VII dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun
1996 tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan BUMN ini merupakan penggabungan dari PT
Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT
Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII
(Persero) di Provinsi Bengkulu.
Perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut sebelumnya merupakan perkebunan nasionalisasi
dari Pemerintah Belanda, terutama eks PT Perkebunan X (Persero) dan PT Perkebunan XXXI
(Persero). PT Perkebunan X (Persero) semula adalah perusahaan perkebunan milik Belanda
yang beroperasi di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung.
Melalui proses nasionalisasi, perusahaan tersebut diambil-alih oleh Pemerintah Indonesia pada
tahun 1957. Sementara itu PT Perkebunan XXXI (Persero) pada mulanya berawal dari kebijakan
Pemerintah Indonesia pada waktu itu untuk mengembangkan industri gula di luar Pulau
Jawa pada tahun 1978.
Perusahaan perkebunan ini awalnya merupakan proyek pengembangan PT Perkebunan XXI-
XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 1980, proyek pengembangan ini
ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkantor pusat di Palembang.
Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) yang berkantor pusat
di Jakarta dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) yang berkantor pusat di
Surabaya merupakan proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang telah beroperasi sejak tahun
1980-an, tetapi karena rentang kendali yang terlalu jauh mengakibatkan rendahnya efisiensi
pengelolaan proyek serta kondisi topografi alam yang cukup berat mengakibatkan tingginya
biaya eksploitasi proyek sehingga proyek tersebut berjalan kurang optimal.[5]
Foto udara dari salah satu pabrik pengolahan CPO milik Belanda yang kini menjadi bagian dari unit usaha PT Perkebunan
Nusantara VII yaitu Unit Usaha Bekri, pada 1930-1933
Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding pabrik gula
di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan pengelolaan Pabrik Gula Bunga
Mayang dan Pabrik Gula Cinta Manis ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula
Nusantara.[6] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.
Dua pabrik gula tersebut sebelumnya dikelola oleh anak usaha PTPN VII sendiri, yakni PT Buma
Cima Nusantara.
Komoditas[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan perusahaan agrobisnis yang bergerak dalam bidang
budidaya tanaman tahunan dan tanaman semusim, pengolahan hasil perkebunan, serta
penjualan dan pemasaran hasil produk yang meliputi CPO, Karet Spesifikasi Teknis (Technically-
Spesified Rubber / TSR), dan teh hitam.
Sampai dengan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara VII memiliki 28 unit usaha yang
dikelompokkan kedalam 5 distrik yang tersebar di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatra Selatan,
dan Bengkulu.
Karet[sunting | sunting sumber]
PTPN VII mengelola 14 unit usaha komoditas karet, yaitu:
Wilayah Lampung
1. Unit Kedaton. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
2. Unit Way Berulu. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR - Standard
Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering per hari.
3. Unit Rejosari Pematang Kiwah. Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya karet,
tetapi hanya memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20.
Bahan baku dari pabrik ini diperoleh dari kebun-kebun yang berada dalam wilayah
kerja distrik yang sama serta membeli dari petani karet di sekitar pabrik. Pabrik ini
memiliki kapasitas 40 ton karet kering per hari.
4. Unit Kebun Karet Way Lima. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
5. Unit Kebun Karet Bergen. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
6. Unit Kebun Karet Trikora. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya karet yang
hasil produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Kedaton, Unit Usaha Way Berulu, dan Unit
Usaha Pematang Kiwah.
7. Unit Tulungbuyut. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari, serta produk SIR 20 dengan kapasitas
40 ton karet kering per hari.
Wilayah Sumatera Selatan
1. Unit Tebenan. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan kapasitas 40 ton
karet kering per hari.
2. Unit Musi Landas. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked
Sheet) dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
3. Unit Kebun Karet Beringin. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 3L (SIR - Standard
Indonesian Rubber) dengan kapasitas 30 ton karet kering per hari.
4. Unit Pabrik Karet Baturaja. Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya, tetapi hanya
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20. Bahan baku dari
pabrik ini diperoleh dari Unit Usaha Beringin dan Unit Usaha Senabing serta membeli
dari petani karet di sekitar pabrik. Pabrik ini memiliki kapasitas 40 ton karet kering per
hari.
5. Unit Kebun Karet Senabing. unit usaha ini memiliki kebun budidaya karet yang hasil
produksinya dikirimkan ke Unit Usaha Baturaja juga memiliki Kebun Kelapa Sawit
yang berada 98 km kearah Lubuk Linggau tepatnya diperbatasan kota Kabupaten
Empat Lawang.
Wilayah Bengkulu
1. Unit Padang Pelawi. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan
memiliki pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 dengan kapasitas
40 ton karet kering per hari.
2. Unit Ketahun. Unit usaha ini merupakan unit budidaya tanaman karet dan memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk RSS (Ribbed Smoked Sheet)
dengan kapasitas 10 ton karet kering per hari.
Produksi karet dari PTPN VII dipasarkan ke konsumen di dalam negeri dan juga diekspor ke
mancanegara melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (Persero), yaitu
perusahaan BUMN yang merupakan anak perusahaan dari Holding Perkebunan Nusantara PT
Perkebunan Nusantara III (Persero). Tujuan utama ekspor komoditas karet PTPN VII
yaitu RRC, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Argentina, serta Turki. Produksi SIR 20 di PTPN
VII seluruhnya telah memenuhi persyaratan standar mutu internasional.
Kelapa Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN VII mengelola 10 unit usaha komoditas kelapa sawit, yaitu:
Wilayah Lampung
1. Unit Usaha Rejosari Pematang Kiwah. selain memiliki Pabrik Pengoalahan Karet Remah,
unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa sawit dengan luas 4.500 Ha yang
produksinya dikirim ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Bekri.
2. Unit Usaha Bekri. Unit usaha ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda, dan merupakan
salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit tertua di Sumatra bagian Selatan. Pabrik
pengolahan kelapa sawit Bekri memiliki kapasitas terpasang 30 ton TBS per jam.
3. Unit Usaha Padang Ratu. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan
produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Bekri.
Wilayah Sumatera Selatan
1. Unit Betung. Unit usaha ini memiliki kebun budidaya kelapa sawit dan pabrik pengolahan
kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBS per jam.
2. Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya
kelapa sawit dan produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang
Sawit.
3. Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan. Unit usaha ini hanya memiliki kebun budidaya kelapa
sawit dan produksinya dikirim untuk diolah di Unit Usaha Betung dan Talang Sawit.
4. Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Sawit. Unit usaha ini hanya memiliki pabrik pengolahan
kelapa sawit.
5. Unit Sungai Lengi. Unit usaha ini pada 2013 dibagi menjadi dua unit usaha, yaitu Sungai
Lengi Pabrik dan Sungai Lengi Tanaman.
6. Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru.
7. Unit Usaha Senabing juga memiliki kebun Kelapa Sawit yang luasnya 1.120 Ha di
perbatasan antara Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Empat Lawang dengan rentang
pengawasan 98 km dari Kantor Sentralnya di Desa Makartitama Kecamatan Lahat.
Produksi kebun Kelapa Sawit Afdeling III dan IV Sungai Berau dan Payang ini diolah di
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seinduk di Unit Sungai Lengi, Penanggiran - Muara
Enim atau di Unit Sungai Niru di Rambang Dangku - Muara Enim
Wilayah Bengkulu
1. Unit Talopino mengelola kebun dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit milik sendiri dan
petani.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-24. Diakses tanggal 2013-12-21.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
PTPN.8
Perkebunan Nusantara VIII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon
bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber
tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Perkebunan Nusantara VIII" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (march
2021)
Industri Perkebunan
Didirikan 1957
pusat ,
Indonesia
Walini
Merek
Goalpara
PT Perkebunan Nusantara VIII, atau biasa disingkat menjadi PTPN VIII, adalah anak
usaha PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit,
dan getah perca. Kantor pusat perusahaan berada di Bandung dengan wilayah operasi di Jawa
Barat. Kantor pusatnya berada di Jalan Sindangsirna no. 4 Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 2020, saat Erick Thohir menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), ia merombak sejumlah jajaran komisaris anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) Holding. Pergantian itu berlaku di seluruh anak usaha mulai dari PTPN I hingga XIV.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan
perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis
menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 – 1960 dalam rangka nasionalisasi atas
perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain: Inggris,
Prancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat.
Dalam periode 1960 – 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan
PPN-Baru menjadi: PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan
Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.
Selanjutnya selama periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan
perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN
Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta
PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 – 1971, PPN yang
ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68
kebun, yaitu:
Komoditi[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara VIII merupakan BUMN yang bergerak pada sektor perkebunan
dengan kegiatan usaha meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan, dan penjualan
komoditas perkebunan seperti teh, karet dan sawit sebagai komoditas utamanya, serta kakao
dan kina sebagai komoditas pendukungnya.
Sampai saat ini, PT Perkebunan Nusantara VIII mengelola 41 kebun dan 1 unit rumah sakit. yang
tersebar di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat dan 2 kabupaten di Provinsi Banten.
Teh[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan
merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2
perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2
perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3
perkebunan).
Produksi teh yang dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi
karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal
pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal
lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan
penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu.
Karet[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet yang dikelola PTPN VIII seluas 25.536 Ha tersebar di 14 kebun. Jumlah pabrik
yang menghasilkan RSS ada 13 pabrik dengan 2 TPC, 3 concentrated latex, dengan kapasita
terpasang 35.750 ton. Produksi karet yang dipasarkan dalam negeri adalah 80 % sedangkan
sisanya sebesar 20 % di ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika.
Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII mengembangkan budidaya kelapa sawit diperkebunan Bojong Datar, Cikasungka,
Tambaksari, Cisalaak Baru, dan Kertajaya dengan luas sekitar 18.843,63 Ha. Kelapa sawit ini
dijual dalam bentuk CPO dan Kernel untuk kepentingan dalam negeri.
Kakao[sunting | sunting sumber]
Budidaya Kakao (coklat) dikembangkan di atas tanah seluas 1.343 Ha yang tersebar di 12
perkebunan dan menghasilkan 173 ton biji coklat per tahun. Coklat yang dijual berupa biji coklat
kering yang pada umumnya dijual di dalam negeri.
Kina[sunting | sunting sumber]
Tanaman Kina yang dikelola PTPN VIII adalah seluas 3.004,29 Ha yang tersebar di 13
perkebunan. Kulit kina kering ini diproses menjadi SQ-7 yaitu garam kina yang mengandung
quinine sulphate, quinine bisulphate, dan kandungan lain. Kini produksinya dilakukan oleh PT.
Sinkona Indonesia Lestari (PT.SIL) sebagai anak perusahaan PTPN VIII. Produk perusahaan ini
diekspor ke benua Eropa, Kanada dan Amerika.
1. Kebun Sukamaju dan Kebun Parakansalak digabung menjadi 1 unit Kebun Sukamaju-
Parakansalak
2. Kebun Cikaso dan Kebun Agrabinta digabung menjadi 1 unit Kebun Cikaso-Agrabinta
3. Kebun Panyairan dan Kebun Pasirnangka digabung menjadi 1 unit Kebun Panyairan-
Pasirnangka
4. Kebun Cisaruni dan Kebun Dayeuhmanggung digabung menjadi 1 unit Kebun Cisaruni
Manggung
5. Kebun Batulawang dan Kebun Cikupa digabung menjadi 1 unit Kebun Balakupa
Kabupaten Kebun / Unit Budidaya
Produk[sunting | sunting sumber]
Agrowisata[sunting | sunting sumber]
Gunung Mas
Malabar
Rancabali
Sukawana
Pasir Badak
Industri Hilir Teh[sunting | sunting sumber]
Teh Walini
Ready To Drink (RTD)
Teh Manoko
Rumah Sakit[sunting | sunting sumber]
PTPN VIII memiliki satu unit rumah sakit yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, sebagia rumah
sakit rujukan untuk daerah Subang dan sekitarnya. Rumah sakit ini memberikan pelayanan
kesehatan, tidak hanya bagi karyawan PTPN VIII tetapi juga bagi masyarakat umum. Dilengkapi
dengan peralatan medis dan pelayanan yang berkualitas, serta tenaga-tenaga medis yang
memiliki keahlian.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
PTPN.9
Perkebunan Nusantara IX
2 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara IX
Industri Perkebunan
Pendahulu PT Perkebunan XV
PT Perkebunan XVI
PT Perkebunan XVIII
pusat ,
Indonesia
Karet
Produk
Teh
Kopi
Merek Kopi Banaran
Teh Semugih
Teh Kaligua
Sirup Pala 9
usaha (7,14%)
PT Riset Perkebunan Nusantara (6,67%)
PT Industri Gula Nusantara (36%)
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PTP XV-
XVI dan PTP XVIII.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas
saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN
di bidang perkebunan.[4] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
subholding pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya
yang berupa pabrik gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.
[5]
Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.
1. Kebun Wanasari
2. Kebun Krumput
3. Kebun Kawung
4. Kebun Kaligua
5. Kebun Semugih
6. Kebun Blimbing
7. Kebun Jolotigo
8. Kebun Siluwok
9. Kebun Sukamangli
10. Kebun Merbuh
11. Kebun Ngobo
12. Kebun Getas
13. Kebun Batujamus
14. Kebun Jollong
15. Kebun Balong
16. Unit Kampoeng Kopi Banaran
17. Unit Produk Hilir
Perusahaan ini memasok tebunya ke Pabrik Gula Pangka, Pabrik Gula Sragi, Pabrik Gula
Jatibarang, Pabrik Gula Mojo, Pabrik Gula Rendeng, Pabrik Gula Tasikmadu, Pabrik Gula
Gondang Baru, dan Pabrik Gula Sumberharjo yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
6. ^ "Wilayah Kerja". Perkebunan Nusantara IX. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
PTPN.10
Perkebunan Nusantara X
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara X
Industri Perkebunan
Didirikan 14 Februari 1996
Kantor Surabaya, Indonesia
pusat
Tembakau
Produk
Edamame
Okra
Buncis
Etanol
Karung
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan
XIX, PT Perkebunan XXI-XXII, dan PT Perkebunan XXVII.[4] Pada tahun 2014, PTPN X resmi
mengakuisisi mayoritas saham PT Mitratani Dua Tujuh.[5] Pada tanggal 30 Juni 2020, PTPN X
resmi menyerahkan mayoritas saham PT Nusantara Medika Utama ke PT Pertamina Bina
Medika, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan kepemilikan semua rumah
sakit yang dimiliki oleh BUMN.[6] PT Nusantara Medika Utama mengelola Rumah Sakit Gatoel di
Kabupaten Mojokerto, Rumah Sakit HVA Toeloengredjo di Kabupaten Kediri, Rumah Sakit
Perkebunan (Jember Klinik) di Kabupaten Jember, dan Rumah Sakit Medika Utama di
Kabupaten Blitar. Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
subholding pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya
yang berupa pabrik gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.
[7]
Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.
Logo[sunting | sunting sumber]
Perubahan logo PTPN X terjadi mulai tanggal 16 Januari 2012 sesuai dengan persetujuan
Dewan Komisaris No. 26/DK/PTPN-X/III/2011 tanggal 25 Maret 2011 yang telah disahkan dalam
risalah RUPS No. RIS-005/XXKBUMN/2011 tanggal 28 Januari 2011. Logo tersebut merupakan
visualisasi dari visi PTPN X yakni Tumbuh Berkembang Bersama. Dalam logo tersebut, terdapat
gabungan image tangan yang saling meraih. Hal tersebut mencerminkan semangat kerjasama,
baik itu kerjasama tim maupun bersama mitra. Gambar tangan tersebut dapat juga dilihat
sebagai sekelompok daun berwarna hijau yang bergradasi dari hijau tua menuju hijau muda.
Gradasi tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan dan keberkembangan, sekaligus
membentuk pencitraan usaha agribisnis dari PTPN.[8] X.
Warna Hijau tua yang terletak pada logo mencerminkan kepedulian dan pelayanan rumah sakit
yang dikelola PTPN X bagi masyarakat luas dan perkebunan. Warna hijau juga melambangkan
kenyamanan dan kesegaran.
Pada logo, juga terdapat logotype berupa teks PTPN X yang digunakan untuk memperkuat
pencitraan, mempermudah pengidentifikasian identitas PTPN X kepada khalayak ramai. Warna
biru pada logotype mencerminkan kepemimpinan, kemandirian untuk memajukan PTPN X.
Sedangkan penggunaan huruf tanpa kait dan layout logo yang dinamis befungsi untuk
memperkuat citra modern serta inovasi PTPN X dalam bersaing di kancah usaha agribisnis
Internasional.
1.
1. Kabupaten Jember:
1.Kebun Kertosari
2.Kebun Ajong Gayasan
2. Kabupaten Klaten:
1.Kebun Kebonarum/Gayamprit/Wedhibirit
B. Unit Industri Bobbin, didirikan sejak tanggal 11 Juli 1992 dengan lokasi di Kecamatan Jelbuk,
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Industri Bobbin ini kerja sama dengan Burger Soehne
Ag Burg (BSB) dalam jasa pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu. Jumlah
mesin yang saat ini dioperasikan sebanyak 220 unit dengan jasa sebesar Rp. 23,4 per potong
dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak +/- 873 orang yang berasal dari penduduk sekitar.
1. PTPN X = 65%
2. PT Kelola Mina Laut = 35%
Perusahaan ini memproduksi sayuran beku untuk tujuan ekspor, antara lain :
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses
tanggal 13 Oktober 2022.
5. ^ Lompat ke:a b Wahyunik, Sri (20 Mei 2014). "PTPN X Akuisisi Sepenuhnya Mitra Tani 27". Tribunnews.com.
Tribun. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
6. ^ Mahrofi, Zubi (30 Juni 2020). Suyanto, Budi, ed. "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS
BUMN". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal 13 Oktober 2022.
7. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
8. ^ "Profil Perusahaan". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
9. ^ Lompat ke:a b "Unit Usaha". Perkebunan Nusantara X. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
PTPN.11
Perkebunan Nusantara XI
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Perkebunan Nusantara XI
Industri Perkebunan
1996 bersamaan dengan penggabungan 14 PTP menjadi 14 PTPN.
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) berkantor di Jalan Merak no. 1 Surabaya dengan kebun
tebunya tersebar di Jawa Timur. Perusahaan ini juga memiliki 1 pabrik karung plastik di
Mojokerto dan 1 pabrik penyulingan Alkohol & Spiritus (Etanol Distillery) di Lumajang.
Perusahaan ini memasok tebunya ke PG Soedhono, PG Poerwodadie, PG Redjosarie, PG
Pagottan, PG Kanigoro, PG Kedawoeng, PG Wonolangan, PG Gending, PG Padjarakan, PG
Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom, PG Olean, PG Pandjie, PG Assembagoes, dan PG
Pradjekan[7] yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.
1. UUS. Kanigoro
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XI. Diakses tanggal 14 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara XI. Diakses tanggal 14 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ Mahrofi, Zubi (30 Juni 2020). Suyanto, Budi, ed. "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS
BUMN". ANTARA News. Antaranews.com.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
7. ^ "Pabrik Gula". PTPN XI. Diakses tanggal 2019-12-07.
PTPN.12
Perkebunan Nusantara XII
1 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar
kualitas Wikipedia. Anda dapat membantu memperbaikinya. Halaman pembicaraan dari
artikel ini mungkin berisi beberapa saran.
Industri Perkebunan
Didirikan 11 Maret 1996
,
Indonesia
Ikhtisar[sunting | sunting sumber]
PT Perkebunan Nusantara XII merupakan hasil penggabungan 3 buah PT Perkebunan (PTP)
yang ada di Jawa Timur, yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX, berdasarkan PP No.17
Tahun 1996 tertanggal 11 Maret 1996.[3] Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi
menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk
membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4]
Pada tanggal 30 Juni 2020, perusahaan ini resmi menyerahkan mayoritas saham PT Rolas
Nusantara Medika ke PT Pertamina Bina Medika, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk
menyatukan kepemilikan semua rumah sakit yang dimiliki oleh BUMN.[5] PT Rolas Nusantara
Medika mengelola Rumah Sakit Umum Kaliwates di Kabupaten Jember, Rumah Sakit Umum
Krikilan di Kabupaten Banyuwangi, dan sejumlah klinik pratama.
Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding pabrik gula
di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan pengelolaan Pabrik Gula Glenmore ke
anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi Gula Nusantara.[6] Walaupun begitu, perusahaan
ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu. Pabrik Gula Glenmore sebelumnya dikelola
oleh anak usaha PTPN XII sendiri, yakni PT Industri Gula Glenmore.
Kebun[sunting | sunting sumber]
PTPN XII memiliki 34 unit kebun yang terbagi menjadi 3 wilayah, yakni:
Wilayah I
1. Kebun Jatirono
2. Kebun Kaliselogiri
3. Kebun Kalisepanjang
4. Kebun Kalitelepak
5. Kebun Malangsari / Watulempit
6. Kebun Sumber Jambe
7. Kebun Pasewaran
8. Kebun Sungai Lembu
9. Kebun Kalirejo / Pegundangan
10. Kebun Kendenglembu
11. Kebun Gunung Gumitir
12. Kebun Kalikempit
Wilayah II
1. Kebun Kalisat Jampit
2. Kebun Glantangan
3. Kebun Kayumas
4. Kebun Sumber Tengah
5. Kebun Banjarsari
6. Kebun Blawan
7. Kebun Kalisanen
8. Kebun Kotta Blater
9. Kebun Mumbul
10. Kebun Pancur Angkrek
11. Kebun Renteng
12. Kebun Silosanen
13. Kebun Zeelandia
Wilayah III
1. Kebun Bantaran
2. Kebun Gunung Gambir
3. Kebun Ngrangkah Pawon
4. Kebun Tretes
5. Kebun Kertowono
6. Kebun Bangelan
7. Kebun Kalibakar
8. Kebun Pancursari
9. Kebun Wonosari
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XII. Diakses tanggal 16 Oktober 2021.
2. ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara XII. Diakses tanggal 16 Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
5. ^ "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS BUMN". Antaranews.com. 30 Juni 2020.
6. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
Pranala luar
PTPN.13
Perkebunan Nusantara XIII
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat
memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata
letak dari artikel ini.
tampil
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Industri Perkebunan
pusat ,
Indonesia
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-aset milik PTP
VI, PTP VII, PTP XII, PTP XIII, PTP XVIII, PTP XXIV-XXV, PTP XXVI, dan PTP XXIX yang
terletak di Kalimantan.[2] PTPN XIII memiliki sejumlah unit kerja yang tersebar di empat provinsi di
Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur. Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham
perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di
bidang perkebunan.[3]
Lokasi[sunting | sunting sumber]
Kantor pusat PTPN XIII berkedudukan di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan unit bisnisnya
terbagi ke dalam tiga inspektorat sebagai berikut:[4]
Produk/Jasa[sunting | sunting sumber]
Secara umum, PTPN XIII memiliki dua segmen usaha, yakni kelapa sawit dan karet. Bidang
usaha Perusahaan adalah pengusahaan budidaya tanaman, pengolahan hasil, dan pemasaran
produk.
Kelapa Sawit[sunting | sunting sumber]
PTPN XIII mengelola Kebun Inti kelapa sawit seluas 55.440,49 ha (48,91%), dan plasma seluas
57.908,60 ha (51,09%), dengan didukung oleh 9 PMS berkapasitas 440 Ton TBS/Jam dan 2 unit
UPB berkapasitas 6.000 Liter per hari. Produk yang dihasilkan berupa Minyak Sawit, dan Minyak
Inti Sawit untuk konsumsi industri minyak nabati di Indonesia, serta Biodiesel yang saat ini masih
untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Karet[sunting | sunting sumber]
PTPN XIII mengelola Kebun Inti karet seluas 14.487,46 ha (32,86%), dan plasma seluas
29.595,04 ha (67,14%), dengan didukung oleh 2 Pabrik Pengolahan Karet (PKR) berkapasitas
63 ton/KK/hari, dan 1 Pabrik Karet Sheet berkapasitas 10 ton/KK/hari. Produk yang dihasilkan
berupa SIR 20, RSS, 81% dialokasikan untuk pasar domestik dan 19% dialokasikan untuk pasar
global seperti India, dan China.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XIII. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ "Lokasi". Perkebunan Nusantara XIII. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.
PTPN.14
Perkebunan Nusantara XIV
Tambah bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Industri Perkebunan dan peternakan
pusat ,
Indonesia
Tokoh Suhendri[1]
kunci (Direktur Utama)
Ambo Ala[1]
(Komisaris Utama)
Kelapa sawit
Produk
Karet
Kelapa
Sapi
Sejarah[sunting | sunting sumber]
PTPN XIV didirikan melalui penggabungan beberapa BUMN bidang pertanian/perkebunan yang
terletak di Kawasan Timur Indonesia, yakni:[2]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.
2. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
3. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
4. ^ Dewanto, Ayu Rachmaningtyas Tuti (12 Oktober 2022). "Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian
BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
5. ^ "Komoditi". Perkebunan Nusantara XIV. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.