Anda di halaman 1dari 3

AUTOBIOGRAFI

AMANDA
Namaku Amanda Putri Aulia, lahir di Jakarta, 12 Desember 2006. Aku
adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Ayahku bernama Andi Riga Saputra dan
ibuku bernama Yusnita. Aku juga memiliki adik perempuan yang Bernama Nadira
Putri Fadhillah. Biasanya teman-temanku memanggilku Manda. Namun saat aku
masih kecil, keluargaku memanggilku Upik karena aku keturunan Minang.

Aku terlahir dari keluarga menengah. Ayahku adalah seorang wiraswasta,


sedangkan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil, aku bercita-cita
menjadi dokter. Karen menurutku, dokter merupakan profesi yang mulia serta
bermanfaat besar untuk kemanusiaan.

Saat aku berusia 4 tahun, orang tuaku


mendaftarkan aku di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Cikal Insani. Kemudian Aku TK di Al-
Kautsar dan melanjutkan bersekolah di SDN Grogol
Utara 16. Setelah lulus SD, aku melanjutkan
pendidikanku di SMPN 111 Jakarta dan sekarang aku
bersekolah di SMAN 35 Jakarta di tahun 2022.

Figure 1Semenjak PAUD


Foto penulis saat aku sudah menjadi siswi yang aktif dan terkenal cukup
mewakili lomba
pintar. Aku sering menjadi perwakilan untuk
mengikuti lomba. Di PAUD inilah aku mulai hobi mewarnai. Saat mengikuti tes
masuk Taman Kanak-kanak, aku terpilih untuk masuk di kelas unggulan. Cukup
bangga namun itu berarti aku harus belajar lebih giat agar menjadi yang terbaik di
kelas. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, aku bisa mendapatkan peringkat 2
di kelasku.

Saat menduduki
bangku TK, aku mengasah
bakatku dalam mewarnai.

Figure 2 Foto penulis saat


memenangkan lomba Figure 3 Foto penulis saat les
mewarnai mewarnai
Ibuku mendaftarkanku les mewarnai agar aku dapat mempelajarinya lebih dalam.
Kemudian aku mulai berani untuk mengikuti lomba mulai dari tingkat antar
sekolah, kecamatan, kabupaten hingga kota. Akhirnya aku berhasil
mengumpulkan 40 piala di lomba mewarnai. Namun saat aku lulus TK, guru
mewarnaiku pindah ke lokasi yang sangat jauh yang membuatku tidak bisa les
lagi dengannya.

Melanjutkan pendidikanku di sekolah dasar, aku selalu berusaha belajar


dengan giat karena aku ingin menjadi bintang kelas. Aku menjadi siswa yang rajin
dan selalu mendapatkan peringkat 1 di kelas. Bahkan NEM ku merupakan yang
tertinggi di sekolah. Sama seperti di PAUD dan TK, aku juga selalu menjadi
perwakilan untuk lomba. Berbagai macam
Figure 4 Foto penulis saat memenangkan
lomba aku ikuti untuk mencari pengalaman. lomba cerdas cermat antar sekolah di
Jakarta Selatan

Walaupun aku sudah tidak aktif mewarnai, aku


mencari hal baru yang
aku sukai, renang. Aku
mengikuti les renang di
Aquanus Swimming
Club yang berlokasi di

Figure 5 Foto penulis saat les Senayan tepatnya di kolam renang Gelora Bung Karno.
renang di Gelora Bung Karno
Di samping itu, aku juga mengikuti les biola di
Kompas Gramedia Music Club secara gratis. Lokasinya berada di Palmerah dekat
dengan Menara Kompas. Selama belajar disana, aku sudah beberapa kali tampil
untuk mengisi acara Kompas dan juga di acara lainnya. 4 tahun aku mengikuti les
renang namun aku tak kunjung mengukir prestasi. Aku selalu kalah dalam
pertandingan renang. Kemudian aku memutuskan untuk rehat sejenak.

Tak sedikitpun mengurangi semangatku, aku kembali mencari minat dan


bakatku. Berawal saat temanku mengajakku latihan taekwondo, aku pun tertarik
untuk mengikutinya juga. Figure 6 Foto penulis saat tampil di
Taman Menteng
Nama club taekwondo ku
adalah Baladhika. Di tahun 2018 saat aku sudah sabuk
hijau, aku mulai mengikuti pertandingan. Pertandingan pertamaku, Millenia Cup 2
di GOR Tanjung Duren, aku mendapatkan medali perak. Bagiku menang atau
kalah bukanlah masalah.

Belajar dari kekalahan, aku semakin rajin untuk latihan taekwondo. Aku
juga menambah latihanku di rumah. Beberapa pertandingan pun aku ikuti untuk
menambah pengalaman. Medaliku pun beragam, ada emas, perak, dan perunggu.
Tentu saja ada sosok yang selalu menjadi penyemangatku. Mereka adalah orang
tuaku, teman-temanku, dan idolaku yang selama ini menginspirasiku di dunia
Figure 7 Foto penulis saat taekwondo ialah Defia Rosmaniar. Seorang atlet asal
pertandingan Millenia Cup
2 Bogor yang sekarang sudah resmi menjadi Pelatnas.
Banyak yang aku pelajari dari beliau, semangat dan gigihnya membuatku terus
bangkit.

Di tahun 2021, aku lulus ujian kenaikan tingkat sabuk hitam. Menjadi
sabuk hitam berarti memiliki tanggung jawab yang lebih berat dari sebelumnya.
Aku harus menjadi contoh untuk murid yang lain. Aku juga harus membantu
pelatihku dalam mengajar dan juga mendalami ilmu tentang taekwondo. Aku
selalu suka dengan hal baru, aku pun menjalankan tugasku dengan baik. Hingga
akhirnya aku dipercayai untuk mengajar di beberapa unit bersama sabuk hitam
lainnya.

Berhasil mengembangkan clubku, aku


pun sering menjadi coach di beberapa
pertandingan. Hal tersebut ku jadikan peluang
untuk menambah relasi. Dari semua hasil jerih
payah yang aku dapatkan, akan aku tabung
untuk aku kuliah nanti. Sekarang selain fokus
Figure 8 foto penulis mengajar di salah untuk berlatih, aku juga fokus melatih anak-
satu unit di Kalibata
anak di luar sana.

Anda mungkin juga menyukai