Anda di halaman 1dari 3

Herratri Amritasari

18081612

Tugas Akhir Mata Kuliah Observasi & Wawancara

Verbatim Wawancara

Data Interviewee

Nama : Zakiyya Laila Nur Aziza

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun

H : Selamat Pagi, mbak Lila. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya. Nama saya
Herratri Amritasari, biasa dipanggil Herra. Di sini saya akan melakukan wawancara kepada
Mbak untuk mengetahui bagaimana kecemasan yang dialami oleh mahasiswa kedokteran
gigi. Untuk itu, akan saya rekam segala percakapan kita dengan tujuan dokumentasi. Apakah
mbak Lila berkenan?

L : Oh boleh mbak, nggak papa.

H : Baik, terima kasih mbak Lila. Sebelum memulai sesi wawancara ini, boleh nggak mbak
untuk menceritakan diri mbak terlebih dahulu?

L : Oh oke. Ini nama, mahasiswa mana sama Angkatan berapa?

H : Iya benar mbak

L : Namaku Zakiyya Laila Nur Aziza biasa dipaanggil Lila. Aku mahasiswa fakultas kedokteran
gigi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atau biasa sih orang-orang pada bilangnya
UMY. Sekarang aku udah memasuki semester 4 di sini.

H : Oh, berarti sekarang mbak masih menjadi mahasiswa aktif di UMY ya mbak. Untuk
kesibukan lainnya apakah mbak juga memiliki?

L : Sejauh ini kesibukanku kuliah doang sih. Sama akua da organisasi di kampus namanya
dental emergency atau biasa disebut denmer. Di situ aku menjabat sebagai staf danus.

H : Berarti, bisa dikatakan mbak cukup aktif ya dalam berkegiatan di kampus. Memangnya
apakah kuliah di fkg masih ada cukup ruang untuk kita bisa berorganisasi?

L : Hehehe… gimana ya mbak. Sebenernya kuliah di fkg aja udah lumayan sibuk sih. Baru
semester ini aja aku daftar organisasi biar bisa jadi “anak kampus” aja gitu.

H : Wah mantab mbak, agar tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu ya mbak.

L : Yups. Bisa dibilang begitu

H : Kalau ngomongin kuliah nih, mbak bisa certain ga sih suka duka berkuliah selama 4
semester ini?
L : Tentuya kalau kuliah ini banyak bergantian ya antara suka dan duka. Sukanya itu ketika kita
bisa dapet circle pertemanan yang supportive, ga remed ketika ujian, sama aku terkadang
juga dapet dokter yang baikkk banget. Kalau dukanya sih biasanya kalo dapet dokter yang
killer kadang bisa bikin rusak mood. Tapi ya gimana lagi, mau ga mau tetep harus dihadapi
kan?

H : Bener banget sih Mbak. Berarti bisa dikatakan kalau mahasiswa kedokteran gigi harus
tahan banting juga ya?

L : Iya dong. Apalagi besoknya bakalan jadi dokter gigi yang kompeten serta professional, jadi
ya dilatih dari sekarang gitu.

H : Wah menarik nih kalau kita bicara mengenai profesionalitas seorang mahasiswa fkg. Saya
jadi ingin tahu bagaimana system perkuliahan di fkg ini apakah sama dengan jurusan lain.
Mbak bisa ceritakan?

L : Baik mbak. Kalau di jurusan lain sih setauku sistemnya masih sks kan ya mbak. Tapi kalau
kami sudah menggunakan system blok yang mana perkuliahan sudah dijadwalkan dan kita
tidak perlu berebutan untuk mengambil mata kuliah yang saya minati karena semua pasti
mendapatkan itu juga.

H : Wah saya baru dengar ini mbak kalo ada system perkuliahan selain sks. Bisa diceritakan ga
mbak system blok itu seperti apa?

L : Jadi, di system blok itu terdiri dari tiga macam bentuk kuliah, yaitu ada tutorial, kuliah
pakar, dan skills lab. Tutorial itu kita berdiskusi dengan membentuk kelompok kecil yang
mana terdapat dokter juga sebagai tutor jalannya diskusi. Di sini kami bebas untuk
mengungkapkan pendapat asal tidak keluar dari tema diskusi setiap harinya. Kalau kuliah
pakar sih kayak kuliah biasa aja gitu,, nanti dokter menjelaskan materi perkuliahan dan kami
mahasiswa memperhatikan bahkan bertanya apabila ada yang dirasa kurang paham. Oh iya,
kami memanggil dosen kami dengan sebutan dokter karena memang beliau-beliau
merupakan dokter gigi spesialis. Nah kalau skills lab itu praktikumnya kami. Kami diajarkan
secara praktikal mengenai kemampuan yang harus dimiliki seorang dokter gigi. Satu bloknya
berbeda tergantung tema dari blok, paling bentar sih 4 minggu dan paling lama 7 minggu.
Untuk menyelesaikan studi kedokteran gigi dibutuhkan 20 blok dan saat ini aku udah
memasuki blok ke 14.

H : Wah, bentar lagi dong mbak. Kalau system ujiannya gimana mbak?

L : Di sini ada beberapa jenis ujian, yaitu OSCE, SOCA, dan MCQ. OSCE itu ujian untuk skills lab.
Jadi kami dipanggil satu persatu untuk diuji dengan satu dokter. Untuk SOCA juga sama
sistemnya seperti OSCE. Dan ujian yang paling sulit yaitu MCQ atau multiple choice question.
Memang sih ini terdengar tidak sulit karena soalnya hanya berupa pilihan ganda. Namun,
kami merasa kesulitan karena soal yang keluar terkadang berbeda dengan materi yang
diajarkan dokter pada kuliah pakar.

H : Banyak banget ya mbak ujiannya. Itu cara mbak belajar bagaimana?

L : Biasanya seminggu sebelum ujian blok aku udah mencicil materi sedikit demi sedikit agar
tidak menumpuk. Caraku yaitu aku prin seluruh materi dari dosen kemudian prin tersebut
aku bawa ke mana-mana untuk aku baca dan aku hafalkan. Aku juga biasa sharing catatan
sama temen-temen aku.
H :

Anda mungkin juga menyukai