Anda di halaman 1dari 10

Pembicara : Kak Sandra

Nama : Ni Kadek Novi Ekayanti


1. Seandainya dalam pemilihan divisi namun kita sendiri pun bingung memilih divisi
apakah kira-kira ada google form untuk mengetahui divisi mana yang cocok?
Jawaban
Halo, Novi! Terima kasih untuk pertanyaannya. Sejujurnya Kakak agak sedikit bingung
terkait divisi yang Novi maksudkan. Tetapi coba Kakak jelaskan perlahan, ya.
Di KIH, terdapat beberapa divisi dalam 1 bidang tertentu. Bidang ilmiah memiliki 4 divisi (PKTI,
Esai, Posvid, Debat), organisasi memiliki 6 divisi (PSDM, Kesra, Hubludanus, Kesekretariatan,
Produksi, Infokom), dan ESSENTIAL memiliki 3 divisi.(HIE, DLE, Redaksi).
Kapan Novi memilih divisi? Divisi ditunjukkan untuk pengurus saja nantinya sehingga
baru akan memilih ketika sudah ada open recruitment dari pengurus yang baru (tahun 2021-
2022) setelah Musang nanti. Biasanya ketua terpilih bersama jajaran intinya akan memberikan
penjelasan terkait divisi-divisi yang ada serta job descriptionnya. Untuk sekarang, Novi tidak
perlu khawatir untuk pemilihannya karena bisa sambil mengamati juga seiring perjalanan
menjadi anggota.
Jika yang Novi maksudkan adalah memilih peminatan, maka pemilihan ini akan
dilaksanakan pada saat setelah kegiatan pralatdas-latdas yang mekanisme nya akan dijelaskan
lebih lanjut.

Nama: Gede Raka Sutha Abdi Samudra


Absen: 75
1. Apakah Divisi Debat menyediakan pelatihan penyampaian opini secara lisan (satu
arah)? Karena berdasar pengalaman saya, terdapat cabang lomba LOL (Lomba Opini
Lisan) yang disetarakan dengan lomba debat pada umumnya.
Jawaban
Halo Raka! Terima kasih untuk pertanyaannya.
Untuk saat ini, belum ada kegiatan pelatihan penyampaian opini (LOL) karena kami memang
berfokus pada pengembangan debat. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika nantinya
Adik ingin berlomba dan mengajukan pelatihan kepada PIC staff klub Debat di klub Insidental
atau semacamnya jika ingin mengikuti lomba LOL. Meskipun dasar dan fondasi di KIH adalah
debat, kami bisa mengusahakan pelatihan public speaking lainnya dan disesuaikan dengan
sumber daya yang ada. Sebagai contoh, Kakak adalah veteran dari Model United Nation yang
siap untuk membimbing Adik-Adik yang tertarik berlomba MUN, meskipun tidak secara official
menjadi forte daripada klub debat ini sendiri.

Nama: Luh Putu Widya Amritha Dewi


Absen: 78
1. Izin bertanya kak, untuk klub insidental itu kan kalau tidak salah saya mendengar bahwa
diadakannya 1x sebulan kak dan diperuntukkan untuk yang ingin berkonsultasi jika ada
yang mengikuti perlombaan. Apakah memungkinkan jika diadakan lebih dari 1x dalam
sebulan jika ingin berkonsultasi untuk persiapan mengikuti perlombaan? Jika tidak,
konsultasinya bisa dilakukan dimana ya kak selain di klub insidental? Terima kasih kak...
Jawaban
Halo Widya! Terima kasih untuk pertanyaannya.
Klub Insidental dilaksanakan 1x dalam sebulan dengan tujuan agar lebih sistematis dan
teratur dengan mengundang pembicara yang berkompeten. Tentunya pelaksanaan klub
Insidental ini tidak diadakan lebih dari 1x dalam sebulan, namun siapapun yang ingin
berkonsultasi bisa menghubungi pihak staff klub yang bersangkutan untuk konsultasi karya dsb.
Meskipun klub formal diadakan sekali dalam sebulan, tidak pernah ada kata cukup untuk
berlatih sehingga jangan ragu untuk menghubungi PIC nya.
PIC dari beberapa divisi: Kak Nandika (PKTI), Kak Iin Remitha (Esai), Kak Michelle
(Posvid), dan Kak Adhi (Debat).

Pembicara : Kak Gede Setula Narayana


Nama : Made Dhiyo Wiweka Aryaweda
Absen : 88
Permisi kak, izin bertanya,
1. Untuk masalah "keahlian" bagaimana mencari informasi yang dibutuhkan dalam karya
tulis ketika hal tersebut berada di luar keahlian kita, karena seperti yang kita ketahui
jurnal memiliki tata bahasa dan terminologi yang sulit dimengerti dan textbook bisa
dibilang sulit untuk dicari dengan keyword, terimakasih kak
Jawaban: tata bahasa dan terminologi yang sulit dimengerti itu tentu saja karena
memang kitanya sendiri yang kurang atau belum pernah mempelajari teori tersebut.
Solusinya cuma satu yaitu mempelajari teori atau terminologi tersebut. Bukan hal yang
sulit, Cuma perlu waktu dan tenaga tambahan sedikit lagi untuk mengetahui apa
maksud dari terminologi tersebut. Untuk memahami tata bahasa inggris yang sulit, tentu
saja memang karena kemampuan kita dalam bahasa inggris masih kurang, kakak pun
merasa begitu pada waktu menjadi CA KIH. Kita tinggal harus belajar dan membaca
lebih banyak jurnal lagi supaya bisa lebih terbiasa dengan pola kalimatnya, semuanya
masalah pengalaman dan pembelajaran. Jangan lupa pakai kamus atau google
translate untuk membantu memahami maksud kalimatnya.

Nama : Ida Ayu Ketut Pujayani Subawa


Absen : 20
1. Selamat siang, Kak. Perkenalkan nama saya Ida Ayu Ketut Pujayani Subawa sebagai
CA KIH 17. Izin bertanya jika setiap kita mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah ada
suatu persyaratannya yaitu KTI belum digunakan pada lomba lainnya. Lalu apakah jika
karya kita tidak lulus penyisihan apakah KTI tersebut hanya berhenti sampai di sana
saja dan tidak digunakan lagi atau masih bisa kita gunakan untuk hal lain ataupun kita
kembangkan?
Jawaban: kakak tidak menyarankan untuk menggunakan karya yang sudah pernah di
submit di suatu lomba, untuk di submit lagi di lomba lain. Jika ketahuan seperti itu, maka
sudah jelas bisa kena sanksi dari panitia dan dampaknya bisa ke institusi juga. Jadi
sebaiknya ya buat karya baru saja.
Nama: Gede Raka Sutha Abdi Samudra
Absen: 75
1. Teori yang invalid tentu dilarang digunakan dalam karya tulis ilmiah dan tidak menutup
kemungkinan berasal dari penelitian ahli ataupun dari diri sendiri.. Kebetulan saya
mendapat student project tentang covid-19 yang memengaruhi panca indra manusia.
Sementara itu, covid-19 adalah penyakit yang baru ada, sehingga sumber penelitian
yang memuat teori tentang covid-19 pun masih minim.. Menurut Kakak, teori seperti apa
yang tepat untuk mendukung student project saya?
Jawaban: bisa cari jurnal review atau penelitian yang membahas tentang indra manusia
pada pasien covid-19. Kalau memang belum ada textbooknya, bisa pakai jurnal
penelitian atau artikel case report, karena berdasarkan temuan yang ada di lapangan.
Jadi itu bisa kalian jadikan dasar teorinya. Selanjutnya bisa kalian hubungkan lagi
dengan teori dasar yang kalian ketahui mengenai fungsi indra yang normal.

Pembicara : Kak Made Indira Dianti Sanjiwani


Nama: Wilson Halim
Absen: 76
Permisi kak, izin bertanya,
1. Apabila kita mendapati bahwa terdapat dua sumber sitasi, dan ketika kita
menggabungkan antara dua sumber tersebut, muncullah suatu kesimpulan yang kita
cari. Nah, solusinya bagaimana ya kak ? apakah kita boleh menuliskan kesimpulan dari
dua sumber tersebut, lalu pada sitasi, saya masukkan kedua sumbernya, atau harus
mencari jurnal atau sumber yang memuat "kesimpulan" kita tersebut kak ?
Jawaban:
Terima kasih Wilson atas pertanyaannya. Ketika dihadapkan pada situasi seperti itu,
maka Wilson bisa memasukkan kedua sitasinya ya. Tidak jarang kita menambahkan dua
atau bahkan lebih sitasi pada suatu kalimat mengenai fakta yang memang kita dapatkan
pada dua atau lebih sumber.

2. Apakah dalam suatu kalimat, apakah baik atau jelek kak apabila kita memasukkan lebih
dari 1 sumber. Misalkan lalalalilili ini dicantumkan pada 4 sumber, apa baiknya kita
masukkan sitasinya dari berapa sumber ya kak ?
Jawaban:
Memasukkan sitasi dilakukan seperlunya dan sebagaimana mestinya. Dalam artian kita
tidak dengan ‘sengaja’ memasukkan banyak sitasi pada satu kalimat hanya semata-
mata untuk menambah daftar pustaka 🡪 tidak baik.
Namun lakukan sebagaimana kenyataan yang kamu dapatkan. Misal kalimatmu
‘Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan efektivitas probiotik terhadap …’ 🡪 ini
harus lebih dari satu sitasinya. Karena kamu menulis ‘beberapa studi’

3. Untuk research yang kita lakukan sendiri kak misalnya laboratory finding yang kita
dapatkan, dalam suatu penulisan bagaimana ya kak memasukkan sitasinya ?
berhubung penemuan itu dilakukan research langsung dari penulis. Lalu semisal kita
melakukan penelitian tersebut di lab A/ Institusi A, apakah penting untuk memasukkan
secara detail institusi tempat kita melakukan reseacrh tersebut kak ?
Jawaban:
Melakukan sitasi terhadap karya sendiri atau biasa disebut self-citation kerap kali
menjadi pembahasan dalam dunia akademik. Bisa dicari di internet juga banyak artikel
yang membahas terkait ini. Namun sejauh yang kakak ketahui, jika kita merujuk ke suatu
hal yang ‘substansial’ pada karya kita sebelumnya, contoh kita perlu data hasil penelitian
kita sebelumnya sebagai acuan dalam membahas penelitian kita saat ini 🡪 maka ini
diperbolehkan.
Namun ketika kamu melakukan sitasi terhadap karyamu yang lama, misal memerlukan
data mengenai teori umum yang bisa didapatkan di artikel lain 🡪 sebaiknya ambil dari
artikel lain saja agar kamu tidak terlihat subjektif/bias dalam memilih artikel mana yang
akan kamu sitasi.
- Cara melakukan sitasinya tetap sama, dalam kalimat kamu bisa mulai dengan ‘Studi
oleh (nama peneliti dkk..) tahun .. menunjukkan hasil yang serupa, dimana …’
Atau
‘Studi sebelumnya juga menunjukkan hasil yang serupa, dimana …’ 🡪 tanpa
menyebut nama peneliti didalam teks.
Jangan menulis ‘Studi yang sebelumnya saya lakukan …’ 🡪 terdengar tidak objektif
dan tidak bagus ☺
- Penting atau tidak memasukkan detail tempat research? Cukup nama daerah atau
negara nya saja. Penting jika kita akan membandingkan hasil dengan penelitian di
negara lain 🡪 misal kemungkinan dikarenakan perbedaan demografis sehingga hasil
berbeda. Namun jika tidak ada kaitannya ke arah sana 🡪 tidak harus detail
disebutkan.
Semangat! Semoga menjawab. Good questions!

Nama : Kadek Yuma Kusuma Dewi


Absen : 101
Permisi kak, izin bertanya,
1. Izin bertanya kak, apakah sebenarnya diperbolehkan untuk dalam satu paragraf hanya
menggunakan satu sumber literatur saja? Dan jika kita mengutip 2 kalimat atau lebih
dari suatu karya sitasinya ditulis dimana ya kak apabila menggunakan vancouver style?
Terima kasih kak.
Jawaban:
Terima kasih Yuma atas pertanyaannya.
- Tidak ada aturan baku mengenai 1 paragraf harus berapa sitasi. Namun, ketika
kamu menulis satu paragraf panjang dan memuat banyak fakta, memang dalam
kenyataannya kamu memerlukan banyak pertimbangan dari berbagai sumber dan
tidak serta merta menuliskan 1 paragraf hanya dari 1 sumber saja 🡪 jadi terlihat
seperti penulis agak malas untuk membaca jurnal-jurnal yang ada.
Saran kakak, lebih baik lebih dari 1 sumber ya..
- Ketika mengutip 2 kalimat atau lebih dari sumber yang sama 🡪 sitasi diletakkan
dibagian akhir dari kalimat yang bersumber dari artikel tersebut.
Contoh:

🡪 ini contoh penulisan sitasi dengan sistem


vancouver. Misalnya dua kalimat setelah sitasi 28 itu bersumber dari satu artikel 🡪
letakkan sitasinya dibagian akhir kalimat kedua dengan nomor sitasi selanjutnya
yaitu 29.
- Kalau harvard, sama saja. Hanya berbeda dia penulisan sitasinya yaitu
■ Untuk artikel yg penulisnya hanya 1 🡪 (Nama akhir penulis, tahun)
Contoh: (Sanjiwani, 2020)
■ Untuk artikel yg penulisnya hanya 2 🡪 (Nama akhir penulis 1 & Nama akhir
penulis 2, tahun)
Contoh: (Sanjiwani & Yuma, 2020)
■ Untuk artikel yg penulisnya lebih dari 2 🡪 (Nama akhir penulis 1 dkk., tahun) atau
(Nama akhir penulis 1 et al., tahun)
Contoh: (Sanjiwani et al., 2020)
- Jika satu kalimat lebih dari 1 sitasi
■ Vancouver:
Jika dua sumber yang berurutan: Diabetes hingga saat ini masih menjadi
permasalahan kesehatan di dunia …. Blabla.[1,2]
Jika dua sumber yang sumber sebelumnya sudah disebutkan diawal dan saat ini
kita sedang memasukkan sumber ke-4: Diabetes hingga saat ini masih menjadi
permasalahan kesehatan di dunia …. Blabla.[1,4]
Jika lebih dari dua sumber yang berurutan: Diabetes hingga saat ini masih
menjadi permasalahan kesehatan di dunia …. Blabla.[1-3]
- Good question! Terima kasih atas pertanyaannya. Maaf sebelumnya kakak lebih
menjelaskan teknis menggunakan aplikasinya. Semoga menjawab dan selanjutnya
bsia membuat sitasi dengan tepat yaa.

Nama : Ida Ayu Ketut Pujayani Subawa


Absen : 20
1. Selamat siang, Kak. Perkenalkan nama saya Ida Ayu Ketut Pujayani Subawa sebagai
CA KIH 17. Izin bertanya mengenai daftar pustaka yang sudah ada di suatu website
apakah itu bisa digunakan dna dicantumkan dalam karya ilmiah? Lalu mengapa saat
memeriksa plagiarism daftar pustaka tersebut terdeteksi plagiat? Apakah itu
berpengaruh pada karya ilmiah yang dibuat? Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Jawaban:
- Maksudnya apakah website nya bisa digunakan sebagai sumber dalam karya ilmiah
ya?
Tidak semua website dapat dijadikan sumber pustaka 🡪 hanya website tertentu yang
resmi seperti website pemerintahan. Jika diluar itu, misalpun website 🡪 usakahan
minimalisir menggunakan sumber ini. Sebisa mungkin gunakan sumber yang sahih
seperti dari jurnal, website resmi pemerintah, maupun infodatin pemerintah bisa
digunakan.
- Saat mengecek plagiarisme memang terkadang daftar pustaka kita juga terkena
detect plagiat 🡪 ini hal yang tidak bisa dihindari dan kemungkinan karena
sebelumnya ada karya yang diupload diinternet menggunakan cara sitasi yang sama
seperti kita atau memang pengecekan plagiarisme nya mendeteksi daftar pusata kita
sama seperti judul artikel yang ada.
Solusinya memang saat kita memeriksakan plagiat 🡪 bagian daftar pustaka tidak
diikutkan. Bagian nama penulis serta afiliasi juga tidak.
- Terima kasih pertanyaannya ☺

Nama : Ni Luh Putu Larasati Prabawaning Tyas


1. Untuk penulisan daftar pustaka handbook, bagaimana ketentuan serta apakah ada hal
yang dapat digunakan untuk membantu dalam penulisan daftar pustaka handbook?
2. Sebenarnya, ketika ingin mencantumkan UU apa perlu di-paraphrase? Apabila perlu,
bagaimana cara untuk mem paraphrasenya?
Jawaban:
1. Ini kakak temukan di internet contohnya.
Contoh link panduan sitasi buku atau handbook untuk Harvard 🡪
https://libraryguides.vu.edu.au/harvard/books-and-e-books
Contoh link panduan sitasi buku atau handbook untuk Vancouver 🡪
https://guides.lib.monash.edu/citing-referencing/vancouver-books
2. Tidak perlu, karena dengan memparafrase bisa saja secara sengaja ataupun tidak kita
merubah bunyi dari pasal pada UU tersebut. Saran kakak, tidak usah meng-copy bunyi
pasalnya, namun masukkan saja argumentasimu lalu diikutkan dengan kalimat ‘dimana
hal ini sejalan dengan UU No … tentang …’ 🡪 untuk meminimalisir kemungkinan
terdetect saat pengecekan plagiarisme.
- Bisa diexplore lagi terkait penulisan sitasi dan daftar pustaka nya yaa, banyak ada
sumber diinternet bisa dipilah-pilah mana yang terpercaya. Semoga bisa menjawab
walau hanya dengan contoh singkat. Terima kasih pertanyaannya

Nama : Ni Kadek Novi Ekayanti


1. Seandainya kak pada saat ide yang telah dikerjakan per sub bab nya namun di tengah
jalan ada pengerjaan sub bab yang buntu apakah perlu mengubah ide dan mengulang
membuat dari awal, bagaimana ya kak?
Jawaban:
Ini sepertinya pertanyaan untuk pencarian ide ya? ._. tapi kakak coba jawab sebisa
kakak ya.
Tidak selalu, coba pelan-pelan ditelaah kembali dan bisa ditanyakan kepada dosen
pembimbing.
- Buntu karena apa? Apakah karena tidak ada sumber yang membahas hal yang
kamu bahas? 🡪 bisa coba lakukan penelusuran diberbagai database: PubMed,
Google scholar, cochrane, proquest, sciencedirect, dll untuk memastikan apakah ada
atau tidak.
Ataukah karena merasa kurang pas atau ada yang salah dengan ide nya? 🡪
konsultasi dengan fasilitator dan dosen pembimbing
- Untuk antisipasi ini bisa kalian siapkan ide lain juga diawal sebagai opsi B ya..
Proses penentuan ide memang paling sulit. Saran kakak saat kamu ingin
menentukan ide, pastikan sudah mendapatkan semua sumber pustaka nya. Baik
yang membahas tentang urgensinya, permasalahannya, farmakokinetik dan
farmakodinamiknya (jika berupa obat modalitas), serta efek klinis maupun analisis
manfaatnya.
Terima kasih pertanyaannya!

Nama: Gede Raka Sutha Abdi Samudra


Absen: 75
1. Izin bertanya Kak, penggunaan turnitin dalam mengecek plagiarisme sudah saya
pahami dalam penugasan student project.. Tetapi saya masih belum paham tentang
mekanisme penggunaan turnitin dalam perlombaan, apakah terdapat kompensasi 1%
plagiarisme (tidak dihitung) seperti penugasan student project atau bagaimana?
Jawaban:
Saat perlombaan biasanya tidak ada pengecekan turnitin. Pengecekan turnitin atau
plagiarisme lainnya biasa dilakukan saat akan publikasi ke jurnal ilmiah. Namun kakak
menjelaskan ini karena selama kalian latdas nanti juga akan dilakukan pengecekan
plagiarisme terhadap karya kalian. Jadi, untuk lomba tidak ada dicek yaa biasanya.
Walaupun begitu bukan berarti kita boleh plagiat ☺ Terima kasih pertanyaannya

Nama: Luh Putu Widya Amritha Dewi


Absen: 78
1. Izin bertanya kak, kemarin saya sempat membuat student project. Dan saat saya
mencari literaturenya, saya menemukan bahwa kalimat yang saya ingin parafrase dari
literature tersebut juga merupakan hasil dari parafrase atau didapatkan dari jurnal lain.
Apakah saya perlu menulis sitasi 2 jurnal tersebut atau hanya jurnal yang saya gunakan
kak? Terima kasih kak...
Jawaban:
Untuk menuliskan satu atau dua jurnal 🡪 bebas. Karena kamu awalnya
mendapatkannya pada jurnal yang pertama 🡪 dituliskan yang itu saja boleh.
Terima kasih pertanyaannya ☺

Notes: jika masih ada yang belum jelas terkait penulisan sitasi, daftar pustaka 🡪 bisa
ditanyakan terlebih dahulu ke fasilitatornya atau ke kakak langsung boleh:
Email: indiradianti17@gmail.com / line: indira_ds

Pembicara: kak Paskalia Clara Siahaan


Nama : Yosephine Triliany
Absen : 32
1. Selamat siang kak izin bertanya bagaimana cara untuk meminimalisirkan faktor
penghambat untuk tidak mencapai diatas kondusif terutama pada weakness karena ini
berasal dari dalam program kesehatan yang kita bentuk. Apakah kita perlu menekan
pada faktor pendukung sehingga minim penghambat? Pertanyaan kedua, dalam
menyusun KTI Humaniora bagaimana cara kita untuk menyatukan ide atau membagi
tugas sesama teman kelompok? apakah membagi per bab atau langsung bersama-
sama? Mohon tips nya kak, terima kasih.
Jawaban: Tepat sekali dik, salah satu cara untuk meminimalisir faktor penghambat kita
bisa meningkatkan faktor pendukung (S dan O) dari program kita. Kita juga perlu untuk
mengidentifikasi semua kelemahan dan ancaman yang ada pada program kita supaya
bisa kita exclude dan kita tingkatkan lagi S dan O program kita. Kalau dari
pengalamanku dulu, aku bagi-bagi per bab. Jadi, setelah mengkonsep program,
langsung bagi-bagi tugas. Kira-kira siapa yang capable untuk menyusun bab 1-2, dan
siapa yang capable untuk membuat diagram alur di bab 4, siapa yang kira-kira cocok
untuk membuat PPT untuk presentasi dan lainnya. Semuanya harus didiskusikan,
jangan sampai teman kelompok yang tidak bisa desain kita paksakan untuk membuat
desain program/aplikasi yang kita konsepkan, nanti hasilnya setengah-setangah.
Semangat menyusun KTI nya!
Nama : Ni Kadek Novi Ekayanti
1. Dalam pemilihan pembuatan KTI Humaniora dan memiliki ide membuat aplikasi apakah
dalam KTI tersebut baru perencanaan aplikasi atau sudah membuat aplikasi nya kak?
Jawaban: Konsep KTI itu hanya perencanaan ya dik. Jadi kamu merencanakan kira-kira
aplikasi kesehatanmu nanti seperti apa wujudnya. Tapi, memang harus disertakan kira-
kira tampilan aplikasi mu seperti apa, konten-konten apa saja yang ada, menu apa saja
yang ada diaplikasi kamu dalam bentuk gambar. Kalau mau lebih meyakinkan lagi kamu
bisa buat prototypenya dalam bentuk html atau desainnya kamu buat hyperlink (jauh
lebih mudah) di PPT, jadi ketika presentasi bisa sambil didemokan jika di klik menu A
maka akan muncul tampilan layar B. Seperti itu kira-kira. Semoga membantu, semangat
mengembangkan KTI nya!

Nama: Gede Raka Sutha Abdi Samudra


Absen: 75
1. Izin bertanya Kak, pada masalah kesehatan yang diangkat dalam program kesehatan
mencakup 5W dan 1H.. Pada unsur When, 'kapan program dilaksanakan?' Apakah
hanya memuat program yang akan dilaksanakan atau program yang sudah
dilaksanakan juga? Kemudian bagaimana cara menganalisis unsur SWOT dari program
yang lalu untuk meng-upgrade program yang akan datang?
Jawaban: When itu untuk menjawab waktu pelaksanaan dari program/solusi yang kamu
tawarkan. Untuk menganalisis unsur SWOT dari program yang sudah ada sebelumnya
dan hendak kita upgrade, langkah-langkahnya sama kok seperti materi yang lalu. Jadi,
program terdahulu yang kamu modofokasi ini kamu identifikasi lagi S,W,O,dan Tnya
kemudian di skoring sesuai langkah-langkah analisis SWOT. Dan nanti, kamu mungkin
bisa membandingkan dengan program originalnya sebelum kamu modifikasi, apakah
ada kekurangan di program lama yang tidak muncul lagi setelah program tersebut kamu
modifikasi. Semoga menjawab dan semangat menyusun KTInya !

Pembicara: kak I Putu Gede Septiawan Saputra

Nama: Gede Raka Sutha Abdi Samudra


Absent: 75
1. Izin bertanya Kak, bagaimana Reagan Show (Animal Testing) itu efektif dalam
mengetes dosis obat yang tepat? Apa saja contohnya? Bagi saya ini adalah yang baru..
Jawaban : Reagen shaw itu semacam converter dik, jadi biasanya penelitian-penelitian
yang kita temukan di internet itu bentuknya penelitian ke hewan coba (in vivo) atau ke
sel di laboratorium (in vitro). Jadi ketika kita ingin mengajukan suatu modalitas baru, kita
harus mengetahui berapa dosis yang efektif dan tidak menimbulkan efek toksik, namun
peneltiian ke manusia belum ada, dan hanya ada peneltiian ke hewan atau sel.
Penelitian ke hewan dan sel tersebut lah yang kita gunakan untuk menjadi dasar
perhitungan kira-kira berapa dosis yang efektif ke manusia. Caranya kita konversi dari
dosis hewan ke dosis manusia menggunakan Reagen shaw

Anda mungkin juga menyukai