1. Tujuan Materi
Memahami diagram satu garis
Memahami komponen- komponen dari suatu sistem Tenaga
Memahami Besaran Per Unit
Memahami Pemilihan harga dasar (Base Value)
2. Materi Pembelajaran
2.1 Diagram Satu Garis
8
Dari gambar simbol standar tersebut apabila ingin mengetahui letak titik
dimana sistem dihubungkan ketanah, untuk menghitung besarnya arus yang
mengalir terjadi gangguan tidak simetris yang melibatkan tanah, maka simbol
standar yang dipergunakan adalah tiga fasa Y dengan netral ditanahkan. Untuk
membatasi aliran arus ketanah pada waktu ada gangguan maka netral Y
dengan tanah disisipkan resistans atau reaktans. Diagram segaris suatu sistem
tenaga yang sederhana terdiri dari dua simpul (rel atau bus atau gardu induk)
dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
9
Keterangan mengenai rating generator, trafo, beban dan reaktans dari
berbagai komponen sistem tenaga tersebut seringkali diberikan langsung pada
gambar.
C. Diagram Impedans dan Reaktans
Dalam aturan untuk menganalisis unjuk kerja dari suatu sistem
tenaga listrik baik dalam keadaan berbeban atau dalam keadaan
terjadi suatu gangguan hubung singkat, maka diagram segaris diatas
harus dirubah kedalam suatu gambar impedans yang
memperlihatkan ekivalen untai dari tiap komponen sistem.
Sistem tenaga yang sederhana seperti pada gambar 3.1 diatas,
gambar diagram impedansnya dapat dilihat pada gambar berikut:
10
Diagram impedans dan reaktans diatas kadang- kadang disebut juga
diagram urutan positif karena diagram tersebut menunjukan
impedans terhadap arus seimbang dalam suatu tiga fasa seimbang.
11
Harga perunit (pu) dari setiap besaran adalah menyatakan perbandingan dari
nilai yang sebenarnya dari besaran tersebut terhadap nilai basis atau nilai
dasar yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimensi satuan dari nilai basis dan nilai yang sebenarnya adalah sama,
misalnya nilai yang sebenarnya dari tegangan adalah 100 volt, sedangkan nilai
basis tegangan misalnya 200 volt, maka nilai tegangan tersebut dalam pu
adalah 0,5, sehingga nilai suatu besaran dalam pu tidak mempunyai dimensi
satuan lagi.
E. Sistem Satu Fasa
Menghitung nilai basis dari keempat besaran yang telah dikemukakan
diatas untuk sistem satu fasa, dimulai dengan memberi tanda subskrip pada
harga basis, sehingga jika dua harga basis.
diasumsikan terlebih dahulu adalah sebagai berikut:
a.Harga basis daya semu = (VA)B volt amper
b.Harga basis tegangan = VB volt
Harga dua basis yang lain dapat dihitung dari kedua harga basis yang
telah diasumsikan tersebut, cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Jika harga yang sebenarnya dari impedans adalah Z (ohm) diketahui, maka
harganya dalam pu sebagai berikut :
Pilihan harga basis yang praktis untuk sistem tenaga satu fasa adalah
sebagai berikut:
a. Asumsikan bahwa harga basis daya semu = (KVA)B atau dalam
(MVA)B
b. Diasumsikan juga harga basis untuk tegangan = (KV)B
12
Harga dua basis yang lain dapat dihitung sebagai berikut:
3.5
Harga basis dua besaran yang lain dapat dihitung sebagai berikut:
13
G. Mengubah Harga Basis dari Kuantitas Perunit
Kadang-kadang impedans perunit dari satu komponen sistem tenaga
dinyatakan menurut harga basis yang berbeda dengan harga basis yang
dipilih untuk bagian dimana komponen tersebut terpasang.
Semua impedans dalam bagian manapun dari suatu sistem tenaga harus
dinyatakan berdasarkan suatu harga basis yang sama, maka dalam membuat
perhitungan diperlukan cara untuk mengubah impedans perunit berdasarkan
harga basis yang lama ke impedans perunit berdasarkan harga basis yang baru.
Berdasarkan persamaan (3.7) dan (3.10) maka dapat dikatakan bahwa:
14
atau dengan cara mengubah nilai pu yang diketahui ke dalam
nilai ohm dan membaginya dengan basis impedans yang baru sebagai
berikut:
Resistans dan reaktans dari suatu mesin, biasanya diberikan oleh pabrik dalam
besaran % atau dalam besaran pu. Sebagai basisnya yaitu harga basis tegangan
dalam kV dan harga basis daya dalam KVA adalah rating dari platnama mesin
itu sendiri, jika mesin ini berada dalam sistem tenaga dimana harga basis
perhitungan ditentukan baru, maka resistans dan reaktans dari mesin tersebut
harus disesuaikan nilai pu nya berdasarkan harga basis yang baru.
15
2. Sistem tiga fasa a. Tegangan
Dalam sistem tiga fasa, hubungan Y terdapat dua harga tegangan yakni
tegangan antara fasa atau tegangan antara saluran (VL-L), dan tegangan antara
saluran dengan netral (VL-N).
Jika perhitungan dilakukan dalam harga basis untuk tegangan antara saluran
atau VL-L basis sehingga :
16
Berdasarkan persamaan (3.16) tersebut maka untuk perhitungan dalam pu,
daya semu tiga fasa dalam pu. Hal ini juga merupakan suatu keuntungan bila
perhitungan dilakukan dalam sistem pu.
c. Impedans
Impedansi ubungan Y,
17
mempunyai rating 13,2 kV. Netral motor M1 ditanahkan
melalui rektans, sedangkan netral dari motor M2 tidak
diketanahkan. Input nominal untuk motor M1 dan M2 masing-
masing adalah 200 MVA dan 100 MVA, dengan reaktans sub-
transien masing-masing sebesar X” = 20%. Transformator tiga fasa T1
mempunyai rating 350 MVA, 13,2/115 kV dengan reaktans bocor
sebesar 10%. Transformator T2 mempunyai teraan 300 MVA,
116/12,5 kV dengan reatans bocor 10%. Reaktans seri saluran
transmisi adalah 0,5 ohm/km. Gambarkan diagram reaktans dengan
semua reaktansnya dalam besaran pu. Pergunakan rating
generator untuk basis perhitungan.
Jawab :
Rating tiga fasa dari transormator T2 adalah 3 x 100 MVA = 300MVA dan
perbandingan tegangan antara salurannya adalah √ 3 x 127/13,2 kV =220/13,2
kV, sebagai basis perhitungan adalah rating generator yakni 300 MVA sebagai
basis daya, 20 kV sebagai basis tegangan, sehingga seluruh sistem harus
mempergunakan basis daya yang baru sebesar 300 MVA tersebut,
sedangkan basis tegangannya harus memperhatikan perbandingan transformasi
dari transformator. Pada saluran transmisi basis dayanya 300 MVA sedangkan
basis tegangannya sebesar 230 kV dengan T1 mempunyai rating 230/20
kV. Pada rangkaian motor, basis dayanya 300 MVA sedangkan basis
tegangannya adalah 230 x (3,2 / 220) = 13,8 kV . Basis tegangan ini telah
dicantumkan pada gambar 3.4 diatas reaktans transformator yang
disesuaikan dengan harga basis yang baru :
Transformator T1 : 0,1 x 300/350 = 0,0857 pu
Transformator T2 : 0,1 x(13,2/13,8)2 = 0,0915 pu
18
Basis impedansi saluran transmisi adalah (230)2/300 = 176,3 Ohm, sehingga
reaktans saluran dalam pu adalah (0,5 x 64)/176,3 =0,1815 pu
Reaktans motor M1 = 0,2 (300/200)x(13,2/13,8)2 = 0,2745 pu
Reaktans motor M2 = 0,2 (300/100) x (13,2/13,8)2 = 0,5490 pu
Diagram reaktans yang diminta adala seperti pada gambar 3.5 berikut :
19