Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL GFK

ANALISIS LEGALITAS BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI INDONESIA

NURHADI B1022201013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PPAPK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNPURA

TAHUN 2021/2022
Abstrak

Perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran dari tahun ketahun semakin


berkembang, yang berawal dari sistem barter ke uang barang, dari uang barang beralih ke uang
kertas dan uang logam. Saat ini uang sudah dikenal sebagai alat tukar ekonomi yang dikenal
semua orang. Namun sistem pembayaran uang kertas dan uang logam kini telah tergantikan
dengan bentuk pembayaran yang hanya berupa sehelai uang atau e-money. Hal ini didukung oleh
perusahaan-perusahaan dan pusat perbelanjaan baik daring maupun komersil yang menerima
transaksi pembayaran menggunakan sistem pembayaran non tunai dikarenakan lebih cepat,
aman, nyaman, mudah, dan efisien. Di sisi lain, perkembangan e-commerce yang juga telah
mendorong berkembangnya pembayaran dari cash based instruments kini bertambah alat
pembayaran baru yang berkembang yaitu non cash based instruments yang bukan berupa uang
kertas maupun uang logam melainkan paperless, antara lain e-banking, Paypal, dan sampai
merambah ke mata uang virtual currency salah satunya adalah Bitcoin. Bitcoin mendapat pro dan
kontra di beberapa negara karena sifatnya yang anonim. Berdasarkan latar belakang tersebut,
rumusan masalahnya adalah bagaimana legalitas Bitcoin sebagai alat transaksi menurut Undang-
Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dan bagaimanakah pertanggung jawaban
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran apabila menyelenggarakan Bitcoin sebagai alat
transaksi. Penelitian ini memuat jenis penelitian Normatif yaitu berdasarkan pendekatan
perundang-undangan dan konseptual. Kesimpulannya adalah, Bank Indonesia langsung
memberikan peringatan ke pengguna Bitcoin dan memberikan pernyataan bahwa Bitcoin bukan
mata uang sah, karena mata uang yang sah untuk transaksi di Indonesia adalah Rupiah, hal
tersebut telah dijelaskan dalam Pasal 1 angka (1) dan (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 2011
tentang Mata uang, serta Bank Indonesia tidak akan bertanggung jawab dalam setiap masalah
yang berkaitan dengan virtual currency dan pertanggung jawaban Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran apabila terbukti menyelenggarakan Bitcoin, akan mendapatkan hukuman berupa
sanksi administratif.

Kata Kunci : Legalitas, alat pembayaran, uang, bitcoin


PENDAHULUAN

Pada jaman dahulu, kebutuhan masyarakat terus menerus meningkat. Saat masyarakat
harus memenuhi kebutuhan hidupnya, faktor orang lain sangat diperlukan pada masa itu. Untuk
itu, masyarakat mencari orang lain untuk menukarkan hasil usahanya dalam bekerja berupa
barang dengan barang lain yang dibutuhkan sehingga terjadilah pertukaran barang yang
dinamakan in natura atau barter. Barter merupakan bentuk perdagangan “non currency” tertua di
dunia, yaitu transaksi perdagangan yang merupakan pertukaran antara barang dan/atau jasa
dengan barang dan/atau jasa secara langsung dengan nilai yang dianggap sama atau kira-kira
sebanding, tanpa harus menggunakan alat pembayaran seperti uang.

Pemanfaatan teknologi yang digunakan oleh masyarakat terhadap transaksi elektronik,


haruslah berdasar pada beberapa asas yaitu, Asas kepastian hukum yang memberikan suatu
landasan hukum kepada masyarakat; Asas manfaat yang berarti bahwa pemanfaatan teknologi
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan; Asas hati – hati dimana setiap orang harus
memperhatikan kemungkinan yang akan terjadi untuk dirinya maupun orang lain; Asas itikad
baik dimana tidak adanya tujuan secara sengaja yang mengakibatkan kerugian kepada pihak lain,
dan; Asas netral teknologi yang dimana pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi
elektronik dapat selalu mengikuti pekembangan jaman.

Perkembangan perekonomian yang dikemas dalam suatu teknologi menimbulkan


banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan melalui internet, seperti alat tranksaksi pembayaran
yang terus berubah dari waktu ke waktu, mulai dari uang logam, uang kertas, bahkan uang
elektronik sebagai alat pembayaran online sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) terus
bermunculan. Sebelumnya pengaturan mengenai Mata Uang di Indonesia telah diatur dalam
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2011 dan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang
Bank Indonesia yang telah dengan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Bank
Indonesia.

Bitcoin hadir sebagai alat pembayaran online yang menggunakan jaringan pembayaran
pengguna ke pengguna (peer to peer) yang bersifat terbuka (open source). Bitcoin tidak
berbentuk seperti mata uang fisik yang dikeluarkan oleh bank dan tidak juga merupakan mata
uang dari sebuah Negara. Bitcoin merupakan mata uang digital yang pertama di dunia
menggunakan konsep Cryptocurrency (mata uang hasil kriptografi) yaitu aset berbentuk digital
yang didesain sebagai perantara pertukaran menggunakan teknik kriptografi untuk
mengamankan transaksinya dan mengontrol administrasi unit mata uangnya yang mana sangat
dimungkinkan untuk terus berkembang di masa mendatang. Dalam konsepnya mata uang
tersebut identik dengan syarat alat tukar sah, yaitu unik, tidak mudah rusak, dan disepakati
bersama antara para pengguna Bitcoin itu sendiri.
METODOLOGI

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang mengutamakan keyakinan
bahwa setiap gejala akan ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya, atau kecenderungan
yang timbul. Sedangkan penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu research
atau mencari kembali. Pada pernyataan tersebut diatas diberikan, suatu gambaran bahwa metode
penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara
sistematis, metodologis, dan konsisten.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (libary research) atau penelitian hukum
normatif (normatif legal research). Dengan menggunakan bahan pustaka sebagai sumber data
utama, artinya data yang dikumpulkan berasal dari kepustakaan, baik berupa karya ilmiah, buku,
media online, dan lainnya, yang berhubungan dengan objek permasalahan yang diteliti yakni,
pembahasaan mengenai legalitas Bitcoin sebagai alat transaksi. Hal ini ditujukan agar dapat
diperoleh data yang jelas dan akurat.

Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi
yang bersangkutan dengan isu hukum yang terjadi dan peneliti juga harus memahami hierarki
dan asas-asas dalam perundang-undangan”. Dalam penelitian ini menggunakan metode
pendekatan Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

Teknik pengambilan data penelitian berdasarkan sumber dan jenis bahan hukum yang
digunakan dalam penelitian sangat tergantung pada jenis penelitian yang digunakan.
Pengumpulan data merupakan langkah riil yang sangat dibutuhkan sehubungan dengan refrensi
yang sesuai dengan objek. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang mata
uang Bitcoin, munculnya Bitcoin, proses atau cara memperoleh Bitcoin, dan hukum mengenai
mata uang Bitcoin. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang berasal dari bahan pustaka yang
berhubungan dengan judul penelitian antara lain berupa buku-buku, dokumen, dan publikasi
(berita) yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan melalui studi kepustakaan dengan


mengumpulkan bahan hukum dan mengkaji peraturan perundang undangan khususnya Undang
Undang No.7 Tahun 2011 dan beberapa Peraturan Bank Indonesia, mencari kasus – kasus dari
tidak adanya pengaturan tentang Bitcoin, serta mencari bahan – bahan dalam buku perbankan
maupun Bitcoin yang berkaitan dengan permasalahan dan kemudian dikutip beberapa bagian
penting yang membahas syarat – syarat uang sebagai alat pembayaran hingga legalitas bitcoin
sebagai alat pembayaran di Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pembayaran meliputi alat pembayaran yang legal digunakan, dan prosedur
perbankan lainnya yang digunakan dalam proses pembayaran. Uang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah,
dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang
dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Pengertian uang secara luas menurut Kasmir, uang
diartikan sebagai alat pembayaran/pembelian terhadap barang dan jasa yang memiliki fungsi
sebagai alat satuan hitung yang menunjukan nilai dari suatu barang/jasa yang dijual maupun
dibeli.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai