Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERGAULAN BEBAS

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok PJOK

Oleh :

Kelompok 1

- Wilson
- Alvino
- Michelle
- Crystalin
Daftar Isi

BAB I

1.1 Latar Belakang

BAB II

A. Pengertian

B. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas

C. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas

D. Teori Yang Dapat Digunakan Untuk Memahami Fenomena Pergaulan Bebas

E. Dampak Negatif Pergaulan Bebas

F. Cara Menjauhi Pergaulan Bebas

G. Cara menjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak

H. Faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan Remaja

BAB III

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami
susun sebagai salah satu tugas Kelompok PJOK. Kami membuat makalah dengan judul
“Pergaulan Bebas”. Kami ingin berterima kasih kepada:

- Maya Agustiara Nusantari selaku guru PJOK kami.

- Teman-teman sekelas yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Maka dari itu kami memerlukan kritik dan saran agar dapat membuat makalah dengan baik dan
benar.
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku menyimpang yang
mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas norma ketimuran yang ada. Mesalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik dilingkungan maupu dari media masa. Remaja
adalah individu labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan ajakan
teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda dalam
kemajuan zaman.

Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang dalam
kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu pergaulan
( interpersonal relationship)

Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi perhgaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma,
hukum,norma agama,Budaya,serta norma bermasyarakat, jadi klo secara medis kalau pergaulan
bebas namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup manusia tentunya
tidak menimbulkan akses akses seperti saat ini.

Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah yang lebih
baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan
diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan
perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.

Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja
yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan remaja terjerumus dalam pergaulan bebas, antara
lain:

- Tingkat pendidikan keluarga yang minim.

Orang tua tidak melakukan pengawasan secara intens terhadap anaknya, sehingga anak tidak
tahu mana yang benar dan salah.

- Broken home atau keluarga yang tidak harmonis.


Anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua, sehingga mencari
pengganti di luar rumah.

- Ekonomi keluarga yang rendah atau tinggi.

Anak dari keluarga miskin mungkin terpaksa melakukan pergaulan bebas untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan anak dari keluarga kaya mungkin tergiur oleh gaya hidup
hedonisme dan konsumtif.

- Kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

Anak yang tinggal di lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan dan kejahatan akan mudah
terpengaruh oleh teman-temannya yang melakukan pergaulan bebas.

-
Penyalahgunaan internet dan media sosial.

Anak dapat mengakses informasi dan hiburan yang tidak sesuai dengan usia dan norma mereka,
seperti pornografi, perjudian, dan prostitusi online.

- Rasa ingin tahu yang berlebihan. Anak yang belum matang secara fisik dan mental akan
mudah tergoda untuk mencoba hal-hal baru yang berbahaya bagi dirinya, seperti seks,
narkoba, dan alkohol.
- Kurangnya kesadaran tentang dampak buruk pergaulan bebas. Anak tidak menyadari
bahwa pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti penyakit menular
seksual, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, kriminalitas, dan kerusakan moral.
- Kondisi mental yang labil atau tidak sehat. Anak yang mengalami depresi, stres, trauma,
atau gangguan jiwa lainnya akan cenderung mencari pelarian dari masalahnya dengan
melakukan pergaulan bebas.

Penjelasan cara mencegah pergaulan bebas adalah sebagai berikut:

-
Selektif dalam memilih teman.

Teman yang baik akan membawa pengaruh positif bagi diri kita, sedangkan teman yang buruk
akan menjerumuskan kita ke dalam perilaku negatif.

- Berpendirian kokoh.

Kita harus memiliki nilai-nilai dan prinsip hidup yang jelas, sehingga tidak mudah tergoda oleh
godaan pergaulan bebas.

- Perbanyak kegiatan positif.


Kita harus mengisi waktu luang kita dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif, seperti
belajar, berolahraga, berorganisasi, atau beribadah.

- Mendekatkan diri dengan agama.

Kita harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan, sehingga kita akan
selalu ingat akan akibat buruk dari pergaulan bebas.

- Menjauhi lingkungan yang negatif.

Kita harus menghindari tempat-tempat yang dapat memicu pergaulan bebas, seperti diskotik,
bar, kafe, atau hotel.

- Mengelola emosi, energi, dan pikiran.

Kita harus belajar untuk mengendalikan diri kita dari rasa ingin tahu, nafsu, dan stres yang dapat
mendorong kita untuk melakukan pergaulan bebas.

- Menyadari dampak buruk pergaulan bebas.

Kita harus mengetahui bahwa pergaulan bebas dapat merusak kesehatan, pendidikan, masa
depan, dan moral kita.

Contoh pergaulan bebas adalah perilaku yang melanggar norma agama dan kesusilaan, seperti:

- Seks bebas.

Ini adalah hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan tanpa komitmen dan tanggung jawab.

- Narkoba atau obat-obatan terlarang.

Ini adalah penggunaan zat-zat yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan
ketergantungan.

- Kehidupan malam.

Ini adalah kegiatan yang dilakukan di malam hari di tempat-tempat hiburan yang tidak sehat,
seperti diskotik, bar, kafe, atau hotel.

- Alkohol (minuman keras).

Ini adalah minuman yang mengandung etanol yang dapat memabukkan dan merusak organ
tubuh.

- Tawuran.
Ini adalah perkelahian antara kelompok-kelompok remaja yang biasanya dipicu oleh masalah
sepele atau dendam.

- Merokok.

Ini adalah kebiasaan menghisap rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
BAB II

A. Pengertian
1. Pengertian Pencegahan

Nomina (kata benda) proses, cara, perbuatan mencegah; pencegahan; penolakan, misalnya,
usaha pencegahan kemusnahan bahasa daerah sedang diseminarkan; sedapat mungkin
dilakukan pencegahan terhadap faktor yang dapat menimbulkan komplikasi (menurut KBBI).

2. Pengertian Pergaulan

Merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh
individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai
makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang
positif itu dapat berupa kerja sama antarindividu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang
positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah
yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja
ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin
mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

3. Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari
kewajiban, tuntutan, aturan, syarat dan perasaan malu, atau dapat juga diartikan sebagai
perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan,
(www.artikerlsiana.com). Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke
dewasa.Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13
tahun sampai dengan 18 tahun.Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-
kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.Mereka sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode
coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya.

B. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas

1. Penghamburan harta untuk memenuhi hasratnya.

2. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji

3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat

4. Rasa ingin tahu yang besar

5. Rasa ingin mencoba dan merasakan

6. Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab


yang dihadapi.

7. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas,
perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu
ingin mencoba dalam banyak hal.

8. Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan
berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.

9. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.

10. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.

C. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas

1. Faktor Orang Tua Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah. Sistem
komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang
dengan cepat mempengaruhi anak-anak. Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan
jaman para orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam
era ini, dapat kita sebutkan antara lain sebagai berikut.
a) Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anakanak yang merasa
bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda
cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan
bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha
mengatasinya.

b) Faktor kekurangpedulian orang tua terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung


menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan
campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala
sesuatu sudah terlambat.

c) Faktor ketidakmengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang
menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan
baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan.
Bukannya mereka tidak peduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka
perbuat.

d) Faktor agama dan iman. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu.
Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup.
Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut ke
dalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.

e) Perubahan Zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang
atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk
bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

2. Peredaran informasi yang tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan usia

3. Keterbatasan waktu dan hak orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka

4. Ketidakpuasan pada hasil pergaulan yang sehat dan positif


5. Peranan seseorang dalam pergaulan bebas, seperti pemimpin, pengikut, atau penonton

6. Pengaruh lingkungan yang kurang baik, seperti teman sebaya, media massa, atau internet

7. Kebijakan pemerintah yang kurang tegas dalam menangani masalah pergaulan bebas

D. Teori Yang Dapat Digunakan Untuk Memahami Fenomena Pergaulan


Bebas
1. Teori Psikodinamika Sigmund Freud

Teori Psikodinamika Sigmund Freud adalah teori yang mengatakan bahwa kepribadian
manusia terdiri dari tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah bagian yang berisi
dorongan-dorongan dasar yang mencari kepuasan segera, seperti seks dan makan. Superego
adalah bagian yang berisi norma-norma dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh masyarakat dan
agama. Ego adalah bagian yang berfungsi sebagai penengah antara id dan superego, serta
menyesuaikan diri dengan kenyataan.

Menurut teori ini, pergaulan bebas dapat terjadi karena adanya konflik antara id dan superego
yang tidak dapat diselesaikan oleh ego. Id menuntut kepuasan seksual tanpa memperhatikan
akibatnya, sedangkan superego melarang hal itu karena bertentangan dengan norma-norma.
Ego yang lemah atau tidak mampu mengendalikan id akan cenderung mengikuti dorongan id
dan melakukan pergaulan bebas. Lingkungan sosial juga berpengaruh dalam membentuk id,
ego, dan superego.

2. Teori Differential Association E. Sutherland

Teori Differential Association E. Sutherland adalah teori yang mengatakan bahwa perilaku
menyimpang, termasuk pergaulan bebas, dipelajari melalui proses alih budaya atau cultural
transmission. Proses ini terjadi karena adanya pergaulan yang berbeda antara individu dengan
kelompok-kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang menyimpang.

Menurut teori ini, pergaulan bebas dapat terjadi karena individu mempelajari teknik-teknik dan
sikap-sikap yang mendukung perilaku tersebut dari kelompok-kelompok yang melakukan
pergaulan bebas. Individu juga dipengaruhi oleh frekuensi, durasi, prioritas, dan intensitas
pergaulannya dengan kelompok-kelompok tersebut13. Lingkungan sosial juga berperan dalam
menentukan apakah individu akan melakukan pergaulan bebas atau tidak.
3. Teori Pendidikan Karakter

Teori pendidikan karakter adalah teori yang mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan
spiritual. Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi jati
diri peserta didik, seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan cinta tanah air .

Menurut teori ini, pergaulan bebas dapat dicegah dengan memberikan edukasi tentang bahaya
pergaulan bebas bagi kesehatan fisik dan mental, serta dampaknya bagi masa depan individu
dan bangsa. Pendidikan karakter juga dapat memberikan bimbingan dan motivasi kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi diri mereka secara positif dan produktif .
Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat juga berperan dalam mendukung pendidikan
karakter .

E. Dampak Negatif Pergaulan Bebas


- Seks bebas yang dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah, penyakit menular seksual,
dan dosa.
- Penyalahgunaan narkoba yang dapat menyebabkan ketergantungan, kematian, dan
kriminalitas.
- Menurunnya prestasi akademik dan kesehatan.
- Renggangnya hubungan dengan keluarga dan orang tua.

F. Cara Menjauhi Pergaulan Bebas


- Menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman-teman yang positif.
- Menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang kuat.
- Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif.
- Menjauhi lingkungan dan media sosial yang dapat memicu pergaulan bebas.
- Hindari dari pergaulan bebas dikalangan remaja atau para pelajar.
- Patuhi norma-norma agama dan adat istiadat yang baik di lingkungan sekolah. rumah
dan masyarakat.
- Jauhilah tempat-tempat prostitusi atau lokalisasi PSK (Pekerja Sek Komersial).
- Jauhilah dari minum-minuman keras dan penggunaan Narkoba.
- Jauhilah menonton film-film yang bersifat pornografi
- Selektif dalam memilih teman
- Berpendirian kokoh
- Perbanyak kegiatan positif
- Mendekatkan diri dengan agama
- Menjaga pola keseimbangan hidup
- Mengelola emosi, energi dan pikiran
- Menjauhi lingkungan yang negatif

G. Cara menjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak
- Menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman-teman yang positif.
- Menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang kuat.
- Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif.
- Menjauhi lingkungan dan media sosial yang dapat memicu pergaulan bebas.

H. Faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan Remaja

a) Kondisi fisik

b) Kebebasan Emosional

c) Interaksi sosial.

d) Pengetahuan terhadap kemampuan diri

e) Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama


BAB III

1.1 Kesimpulan

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain. Namun, pergaulan
bebas juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi remaja atau dewasa, seperti penularan
penyakit kelamin, kehamilan tidak diinginkan, penyalahgunaan narkoba, dan kerusakan moral.
Oleh karena itu, perlu ada cara untuk mengatasi masalah pergaulan bebas, seperti memberikan
kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua, mengawasi tanpa mengekang,
memberikan pendidikan seksual yang benar, dan meningkatkan iman dan takwa.

Pergaulan bebas remaja milenial ini telah melewati ambang batas. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlogi yang memberikan kemudahan mengakses
segala informasi, hal ini memiliki dampak terhadap pola kehidupan masyarakat dari berbagai
kalangan terutama anak usia remaja. Maka tidak heran jika banyak remaja putra dan putri
melakukan hal menyimpang yang mengarah pada pergaulan bebas. Dari hasil penelitian yang
didapatkan penulis bahwa bentuk-bentuk pergaulan bebas terhadap remaja milenial seperti seks
bebas, merokok, minum-minuman keras (khamr), minum obat-obatan dengan di oplos dan
tawuran. Adapun dampak pergaulan bebas terhadap remaja seperti, menurunnya perestasi
sekolah (prestasi belajar), putus sekolah, hamil diluar nikah..Sedangkan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pergaulan bebas pada remaja yaitu,

1) Rendahnya kontrol diri

2) Rendahnya kesadaran diri remaja terhadap bahaya pergaulan bebas

3) Nilai-nilai keagamaan cenderung kurang

4) Gaya hidup yang kurang baik

5) Rendahnya taraf pendidikan keluarga

6) Keadaan lingkungan keluarga yang kurang harmonis

7) Minimnya perhatian orang tua

8) Pengaruh teman sebaya

9) Pengaruh internet (media).


1.2 Saran

Sebagai harapan masa depan bangsa, seharusnya remaja mengetahui benar tanggung jawab dan
kewajiban besar yang dibebankan di bahu mereka. Oleh Karena itu, agar tidak terjerumus ke
hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka para remaja harus
membentengi diri dengan cara memperdalam pengetahuan agama, yang bisa dilakukan dengan
cara memperbanyak membaca buku keislaman, rajin mengikuti ceramah keagamaan, mengikuti
kegiatan/organisasi keagamaan atau organisasi lain yang bermanfaat, bergaul dengan
temanteman yang baik. Apabila mendapat masalah jangan sungkan-sungkan untuk
menceritakan kepada orang tua, apabila terdapat hal-hal yang mengganjal dalam keluarga
cobalah untuk dibicarakan secara baik-baik dan dengan kekeluargaan untuk mencari jalan
keluar. Dengan cara-cara tersebut dapat terhindar dari pergaulan buruk lingkungan yang akan
menjerumuskan dalam perbuatan maksiat, yang merupakan pelanggaran terhadap agama
maupun norma masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai