Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud
dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses
bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan
bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan
yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal
ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan
bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu
bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya
banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah
Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas
itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
3. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut
berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja
biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda
dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul
seperti orang barat yang lebih bebas.
Dampak Pergaulan Bebas di era modern tidak cuma berdampak pada individu yang
bersangkutan, tapi secara langsung atau tidak langsung juga terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pergaulan bebas terutama di
kota-kota besar sangat marak. Untuk itu kita akan coba mengulas apa saja dampak yang
akan ditimbulkan dari perilaku pergaulan bebas tersebut.
Berikut adalah hal-hal negatif yang bisa ditimbulkan akibat pergaulan bebas :
1. Karena akibat pergaulan bebas, para pelaku akan lebih banyak meluangkan waktu
untuk hura-hura, berkumpul di diskotik bersama anggota geng, saling pamer
handphone baru, dll sehingga meningkatkan sifat konsumerisme.
4. Menyebarnya penyakit-penyakit kelamin seperti HIV aids, raja singa, sifilis, dll.
– Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya.
– Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
– Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu
hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita.
– Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak
pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
– Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya
liar dan tidak terjaga.
– Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak
percaya.
– Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki
‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
– Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya
dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup
dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang
dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan
kebaikan dan kebahagiaan.
– Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada
orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh
membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang
lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau
bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
– Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di
samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan
kepada seluruh keluarganya.
– Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam
daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah
persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena
walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih
merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, patut menjadi
perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya
dengan terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas. Bergaul memang perlu
tapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak berlebihan.Remaja adalah tumpuan
masa depan bangsa, jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan
maka begitu pula masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi,
jika anda masih memikirkan masa depan diri dan juga keturunan sebaiknya selalu
konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan bebas karena dampak pergaulan
bebas bersifat sangat merusak bagi dari segi moral maupunjasmaniah.
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,dapat juga
oleh individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia
sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak
lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif
maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar
individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang
negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil,
mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang
mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti
yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan
tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja
adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa
remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian,
yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan
masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan
masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa
remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam
perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan
penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka
menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu
akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan demikian, masa remaja
menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian
ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang
mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa
peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-
tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang
sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental).
(Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga
adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma
agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan
bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya
tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan
sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas
diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi
terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
Seks merupakan suatu hal yang tidak lagi tabu untuk dibicarakan pada jaman kini dari anak
kecil hingga orang tua tahu apa itu seks. Begitu juga remaja masa kini, mereka tahu apa itu
seks. Tapi saying para remaja hanya sebatas tahu tentang seks, namun tidak memahami apa
seks tersebut sebenarnya. Mereka tidak mengerti akan dampak seks tersebut.
Apa beda antara aktivitas seks dan hubungan seks mungkin mereka juga tidak mengerti. Perlu
diketahui berpelukan dan berciuman dengan pasangan kita pun itu sudah termasuk aktivitas
seks. Untuk itu alangkah pentingnya pendidikan tentang seks dari dini agar kita memahami sisi
positif dan negatif yang ditimbulkan oleh seks tersebut.
- Sekolah
Di sekolah para guru merupakan contoh atau tauladan bagi muridnya untuk itu perlunya sosok
seorang guru yang bisa dijadikan contoh bagi mereka, seorang guru yang berpenampilan
penuh kebebasan, berperilaku buruk, bertutur kata yang seenaknya dalam mengajar atau
mempunyai pergaulan bebas di luar sekolah akan mudah di contoh oleh murid – muridnya dan
begitu juga sebaliknya.
Berbicara soal disiplin di sekolah perlu sekali ditekankan kedisiplinan di sekolah tersebut.
Contohnya dengan larangan berbaju dan bercelana ketat di sekolah, larangan penggunaan rok
di atas lutut maupun larangan penggunaan make – up ke sekolah atau di sekolah. Larangan –
larangn tersebut akan memperkecil dampak dari pengaruh pergaulan dan seks bebas. Remaja
wanita merupakan subjek utama dalam pelanggaran – pelanggran seks, dari riset yang
dilakukan para ahli di dunia 62% terjadinya seks bebas karena mudahnya wanita dirayu oleh
pria (suka sama suka), 17% karena dipaksa oleh pasangan prianya, 10% karena tuntutan biaya
hidupnya, 8% karena kriminalitas dan 3% karena disebabkan oleh narkotika.
Untuk itu seorang remaja wanita perlunya memiliki keimanan yang kuat agar tidak mudah
dirayu oleh pasangan prianya atau jika perlu remaja wanita hendaknya memiliki keahlian bela
diri untuk menanggulangi terjadinya pemaksaan dan memperkecil angka kejahatan seksual
terhadap wanita. Perlu diketahui wanita adalah tiang negara apabila runtuh akhlak wanita di
negara tersebut runtuh pulalah negara tersebut. Dan 75% penghuni neraka adalah wanita.
- Media Elektronik
Dengan berkembangnya teknologi elektronik yang pesat, berkembang pulalah pengetahuan
remaja dalam segala hal termasuk pornografi yang mempengaruhi pergaulan dan kehidupan
seks para remaja. VCD porno dengan mudah kita dapatkan di pasaran. Film – film yang
mempertontonkan hubungan seks tersebut mempengaruhi otak remaja untuk mencoba hal –
hal yang mereka lihat. Ditambah lagi film – film yang disiarkan televisi – televisi yang
mengandung unsur pornografi walapun kecil dan sanga mudah mempengaruhi para remaja.
Plus perkembangan teknologi internet di komputer. Banyak sekali website – website porno yang
dengan mudah bisa kita buka di internet. Hal – hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
kehidupan remaja khususnya dalam terjadinya pergaulan dan seks bebas di kalangan remaja.
Bahaya narkoba kini sedang mencengkeram kehidupan remaja. Seperti halnya seks bebas,
remaja yang mempunyai sifat ingin tahu dan jiwa yang labil membuat mereka terjerembab
dalam lembah narkoba. Mereka selalu ingin merasakan hal baru termasuk narkoba. Remaja
yang tertekan pun akan sangat mudah terjerumus dalam bahaya narkoba. Karena itu sekali lagi
perhatian dan kasih sayang sangat berperan dalam hal ini.
2.6 SOLUSI (PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi
masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah
dengan cara – cara berikut :
1. Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak
akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap
baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya
sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak
diajarkan orang tuannya.
3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3
tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan
teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya
hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-
lain.
5. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan
membedakan manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.
- See more at: http://catatanmakalah.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-pergaulan-
bebas.html#sthash.Tn1xnzRf.dpuf
Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi.
Makanya, tak ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton
televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya
sangat negatif. Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan
perhatian dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang
agak berat memang, tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton
televisi yang tidak jelas dan cenderung merusak akal sehat pikiran.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai
yang lain yang bertentanga.