Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)

Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
LITERATURE REVIEW ANALISIS PERMASALAHAN PRIVASI PADA
REKAM MEDIS ELEKTRONIK

1
Irene Chintia Sari, 2Chyntia Vicky Alvionita, 3Gunawan
Program Studi D3-Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Poltekkes Kemenkes
Malang
E - mail : irenechintiaa@gmail.com

ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya teknologi hampir semua aktifitas membutuhkan pengetahuan
tentang sistem informasi, termasuk dalam pelayanan kesehatan. Di pelayanan kesehatan untuk
mendukung proses kemajuan teknologi ialah rekam medis. Untuk mendukung kemajuan teknologi
tersebut dibutuhkan rekam medis elektronik. Di dalam rekam medis elektronik tersebut dibutuhkan
sebuah teknik dan metode untuk menjaga keamanan sistem dalam rekam medis elektronik.
Penelitian ini dilakukan dengan metode literatur review. Ditemukan sebelas artikel yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penyeleksian diambil dengan memerhatikan PICOS
framework, kemudian artikel dianalisis satu persatu. Terdapat beberapa teknik dan metode yang
dapat mengamankan sistem privasi pada rekam medis elektronik yaitu metode mIBE, AES, DES,
RC4, dan RSA. Serta teknik seperti Kriptografi, Firewall, Cloud Computing, Client-Server, dan
Kontrol Akses. Hasil dari literatur review menunjukkan bahwa teknik yang paling aman digunakan
adalah teknik kriptografi, sebab teknik tersebut sudah terstandarisasi, bisa digunakan tanpa batas
dan biayanya yang murah. Dan metode yang paling aman digunakan untuk rekam medis elektronik
adalah mIBE-AES karena teknik tersebut sudah terbukti aman dan cepat untuk penyimpanan
dokumen rekam medis.
Kata Kunci: Privasi, Rekam Medis Elektronik, Keamanan.

ABSTRACT
Along with the development of technology, almost all activities that require knowledge of
information systems, including health services. Health services to support the process of
technological advancement, namely medical records. To support these technological advances,
electronic medical records are needed. In the electronic medical record, a technique and method
is needed to maintain the security of the system in the electronic medical record. This research
was conducted by literature study method. Eleven articles were found that matched the inclusion
and exclusion criteria. The selection was taken with the PICOS framework, then the articles were
analyzed one by one. There are several techniques and methods that can protect the privacy
system in electronic medical records, namely the mIBE, AES, DES, RC4, and RSA methods. As
well as techniques such as Cryptography, Firewall, Cloud Computing, Client-Server, and Access
Control. The results of the literature review show that the safest technique to use is the
cryptographic technique, because the technique is standardized, can be used without limits and the
cost is low. And the safest method used for electronic medical records is mIBE-AES because this
technique has been proven safe and fast for storing medical record documents.
Keywords: Security System Analysis in Electronic Medical Records, Identification of Electronic
Medical Record Security, Security in Electronic Medical Records.

©Jurmiki, All rights reserved | 47


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
PENDAHULUAN Menurut Shortliffe, (2001)
Kesehatan merupakan kebutuhan Rekam medis elektronik (rekam medis
dasar setiap manusia. Kesehatan juga berbasis-komputer) adalah gudang
merupakan kunci awal dalam melakukan penyimpanan informasi secara
segala aktivitas dalam hidup manusia. elektronik mengenai status kesehatan
Kesehatan sendiri tidak terlepas dari dan layanan kesehatan yang diperoleh
sarana pelayanan kesehatan dan pasien sepanjang hidupnya, tersimpan
membutuhkan pelayanan kesehatan yang sedemikian hingga dapat melayani
baik. Pelayanan kesehatan akan berbagai pengguna rekam medis yang
terwujud dengan baik apabila sah.
terselenggarakannya rekam medis yang Dengan adanya kemajuan
berdasarkan bukti-bukti tertulis proses teknologi di era globalisasi saat ini
pelayanan kesehatan dan administrasi perkembangan teknologi sudah semakin
untuk terciptanya pelayanan yang berkembang dan menuntut setiap
berkesinambungan. oranguntuk mengikuti perkembangan
Menurut Peraturan Menteri kemajuan teknologi tersebut. Dengan
Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 pasal berkembangnya teknologi saat ini perlu
1 Ayat 1 tentang Rekam Medis, rekam dilakukan perubahan dan inovasi di
medis adalah berkas yang berisikan segala bidang, khususnya di bidang
catatan dan dokumen tentang identitas kesehatan. Perkembangan teknologi dan
pasien, pemeriksaan, pengobatan, informasi juga berfungsi untuk
tindakan dan pelayanan lain yang telah mendukung pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Menurut efisien dan efektif, sehingga bisa
Depkes RI (2006), rekam medis mewujudkan program yang
merupakan berkas yang berisikan direncanakan oleh pemerintah yaitu
informasi tentang identitas pasien, Indonesia Sehat 2025. Di sarana
anamnese, penentuan fisik laboratorium, pelayanan kesehatan yang sangat
diagnosa segala pelayanan dan tindakan penting di dalam mengikuti arus
medik yang diberikan kepada pasien dan perkemabangan teknologi informasi
pengobatan baik yang dirawat inap, ialah EMR atau Elektronic Medical
rawat jalan maupun yang mendapatkan Record atau Rekam Medis Elektronik.
pelayanan gawat darurat. Dari Di Indonesia terdapat beberapa dasar
pengertian itu dapat disimpulkan rekam hukum yang mengatur tentang rekam
medis merupakan berkas yang sangat medis elektronik salah satunya adalah
penting dan harus dijaga kerahasiaannya. Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) RI
Pada awalnya rekam medis No. 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 2
berbentuk konvensional, artinya data ayat (1) tentang RM, yang menjelaskan
identitas pasien dan perawatan pasien bahwa ”RM harus dibuat secara tertulis,
mulai pasien datang hingga pasien lengkap, dan jelas atau secara
pulang itu tercatat di dalam dokumen elektronik.” dan Undang-Undang
rekam medis berbentuk kertas. Rekam Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
medis sendiri memiliki dua bentuk yaitu dalam pasal 5 dan 6.
konvensional dan elektronik.

©Jurmiki, All rights reserved | 48


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
Rekam medis elektronik saat ini data secara real-time, namun masih
dipercaya sebagai pengikut memiliki permasalahan yang itu
perkembangan teknologi dan informasi bagaimana data yang disimpan dan yang
yang sangat penting di sarana pelayanan mengalir pada sistem dengan aman dan
kesehatan karena dapat berfokus pada tetap terjaga kerahasiaannya.
pasien dan keselamatan pasien secara Telah banyak peneliti yang
terintegrasi dan efisien. Institute Of membahas rekam medis elektronik yang
Medicine (IOM) dalam (Kusrini, berguna untuk mengamankan isi data
Lazuardi, & Rosyada, 2016) pasien. Umumnya menggunakan metode
mendeskripsikan EMR sebagai sistem Kriptografi Identity Based Encryption
yang dapat memudahkan penyimpanan (IBE), dan Advanced Encryption
data dan informasi klinis pasien, Standard (AES).
pemasukan data dan manajemen, Oleh karena itu perlu untuk
pendukung keputusan, komunikasi dilakukan rangkuman literatur yang
elektronik mengenai kondisi pasien yang bertujuan untuk memberikan informasi
efektif, pendukung keselamatan pasien, dari penelitian sebelumnya mengenai
memudahkan administrasi serta penggunaan rekam medis elektronik dan
pelaporan data demografi, data medis, teknik-teknik yang dapat digunakan
dan dapat dilengkapi dengan sistem untuk keamanan privasi data pasien.
pendukung keputusan. 1. METODE PENELITIAN
Perkembangan teknologi ini juga Penelitian ini menggunakan
memiliki dampak buruk yaitu Literature Review yang merupakan
munculnya oknum-oknum yang rangkuman menyeluruh dari beberapa
menjalankan kegiatan ilegal untuk studi penelitian yang ditentukan
mendapatkan keuntungan pribadi atau berdasarkan tema tertentu. Pencarian
kelompok. Salah satunya adalah mencuri literatur dilakukan pada bulan Oktober
data rekam medis untuk memeras pasien, 2020. Pencarian literatur didapatkan dari
bahkan melakukan perubahan pada data jurnal tahun 2016-2020. Data yang
rekam medis yang berdampak fatal pada digunakan dalam penelitian ini adalah
kesehatan pasien. Seperti penelitian data sekunder yang diperoleh bukan dari
yang dilakukan oleh Annisa, dkk (2018) pengamatan langsung, akan tetapi
bahwa bahwa 70% orang diperoleh dari hasil penelitian yang telah
mengkhawatirkan jika informasi dilakukan oleh peneliti-peneliti
kesehatan mengenai mereka mengalami terdahulu. Literatur yang digunakan
kebocoran. Hal ini sudah dibuktikan dalam makalah ini berasal dari jurnal
dengan adanya penjualan data pasien yang dipublikasi di Garuda, Sinta, dan
pada Rumah Sakit. Rumah Sakit Google Schoolar.
Universitas Chicago dan Rumah Sakit
Wilcox Memorial, Kauai, Hawaii 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
(sebanyak 130.000 data pasien). Dari
Penyimpanan berkas di jaringan
kejadian tersebut menunjukan bahwa
sangat memiliki banyak keuntungan
meskipun RME merupakan solusi yang
diantaranya mudah diakses tanpa perlu
baik untuk penyajian dan pengolahan

©Jurmiki, All rights reserved | 49


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
membawa media penyimpanan fisik 1. Confidentiality atau Kerahasiaan
yang memiliki resiko seperti rusak, Menjaga kerahasiaan dan
hilang, terhimpit, tercelup air,dan menjamin bahwa data tersebut tidak bisa
terbakar. Dengan penyimpanan berkas oleh pihak yang tidak berwenang dan
menggunakan jaringan tidak menutup dapat diakses oleh pihak yang
kemungkinan akan kebocoran data, berwenang memiliki akses tersebut.
pencurian data, ataupun perlakuan 2. Integrity atau Integritas
kejahatan lainnya.
Menjamin bahwa data tersebut
Enkripsi dan dekripsi merupakan
sampai pada penerimanya tanpa ada data
bagian dari kriptografi yaitu informasi
yang diganti, dihapus, ditambahkan, dan
yang dapat diubah bentuknya dari yang
diduplikasi. Tujuan dari integritas
bisa dimengerti ke dalam bentuk yang
sendiri adalah untuk mencegah
tidak dapat dimengerti. Bentuk
terjadinya perubahan informasi yang
informasi yang dapat dimengerti atau
dilakukan oleh pihak yang tidak
plaintext, sedangkan bentuk informasi
berwenang. Untuk menjamin integritas
yang tidak dapat dimengerti disebut
tersebut diperlukan kemampuan
chipertext. Proses perubahan bentuk
mendeteksi akan kepalsuan data
informasai dari yang dapat dimengerti
tersebut.
(Plaintext) menjadi tidak dapat
3. Authentication atau Otentikasi
dimengerti (Chipertext) disebut dengan
enkripsi, dan proses perubahan bentuk Identifikasi yang membutuhkan
yang tidak dapat dimengerti (Chipertext) kerjasama saling komunikasi antar
menjadi dapat dimengerti (Plaintext) pengguna untuk memastikan keaslian
disebut dengan dekripsi tetapi harus informasi yang diterima.
menggunakan kunci khusus untuk 4. Non-Repudiation atau Penyangkalan
mengubahnya. Mencegah pengirim maupun
Teknik kriptografi andal karena penerima menyangkal atau mengingkari
memiliki kemampuan mengacak bahwa mereka telah mengirim dan
informasi yang tidak mudah dipahami menerima sebuah pesan.
oleh manusia. Dengan adanya teknik ini, Dari studi literatur yang
dunia virtual jauh lebih aman dijelaskan oleh (Annisa Maulida,dkk),
dibandingan tanpa teknik jaringan tanpa dengan adanya teknik keamanan data
pengamanan berkas. Seperti penelitian dengan enkripsi dapat meningkatkan
yang dilakukan oleh (Lalu Surya Jan keamanan ketika proses pertukaran data
Perdana) algoritma kriptografi yang terjadi pada sistem informasi karena
ideal dibutuhkan adalah yang tidak teknik enkripsi ini harus dibuka dengan
mudah diserang, dibongkar rahasianya, cara mendeskrip dengan sebuah kunci.
sehingga lebih efisien yang artinya tidak Dan ketika mendeskrip bisa
banyak menggunakan CPU dan memori menggunakan tamda tangan digital.
serta dapat berproses dengan cepat. Teknik kriptografi lainnya dengan
Terdapat 4 aspek keamanan dalam menggunakan username dan password,
kriptografi: namun pengguna harus mengganti

©Jurmiki, All rights reserved | 50


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
secara berkala dan tidak menggunakan berbeda. 3DES mempunyai tiga buah
tanggal lahir atau hari bermakna lainnya. kunci yang berukuran 168-bit (tiga kali
Firewall memiliki cara kerja kunci 56-bit dari DES). Perbedaan
yang dapat membantu mengamankan 3DES dengan DES adalah panjangnya
informasi data pasien, karena teknik ini kunci yang digunakan. Pada DES
dapat membantu untuk memastikan menggunakan satu kunci yaitu 56-bit
bahwa hanya informasi dan personel sedangan 3DES menggunakan 168-bit
yang tepat yang diperbolehkan untuk (masing-masing panjangnya 56-bit).
mengakses ke jaringan penyedia dan Karena kerahasiaan pada teknik ini
memblokir transimi yang berbahaya dari terletak pada panjang kunci yang
pengguna yang tidak sah dan memfilter digunakan maka 3DES dianggap
konten yang diizinkan untuk dilihat mempunyai tingkat keamanan yang
pengguna. Selanjutnya, teknik keamanan lebih tinggi dibanding dengan DES.
yang dapat dilakukan adalah kontrol Selanjutnya penelitian yang
akses yaitu berupa username dan kode. dilakukan oleh Yeni Yanti,dkk di dalam
Di dalam teknik ini juga diberikan penelitian itu menggunakan teknik
batasan kepada pengguna. Misalnya, 4DES yang merupakan varian dari
pengguna A dapat menulis dan 3DES dan yang pasti lebih kuat dalam
membaca rekam medis elektronik, menyimpan kerahasiaan data, karena
selanjutnya pengguna B hanya dapat 4DES mempunyai 4 kunci yang masing-
membaca rekam medis elektronik. masing kuncinya 64-bit sehingga total
Kontrol akses lainnya dengan panjang kuncinya adalah 256-bit.
menerapkan role-based access control Advanced Encryption Standard (
(RBAC), pengguna dapat menerapkan AES) merupakan teknik kriptografi yang
teknik ini sesuai dengan peranannya dapat digunkan untuk mengamakan data.
pada organisasi pelayanan kesehatan. Advanced Encryption Standard (AES)
Data Encryption Standard adalah lanjutan dari algoritma enkripsi
(DES) beroperasi pada ukuran blok 64- standar DES (Data Encryption Standard)
bit. Data Encryption Standard (DES) yang masa berlakunya dianggap telah
mengenkripsikan 64-bit plaintext usai karena faktor keamanan. Kecepatan
menjadi 64-bit ciphertext dengan komputer yang sangat pesat dianggap
menggunakan 56-bit kunci internal yang sangat membahayakan DES. AES
dibangkitkan dari kunci eksternal yang menggunakan beberapa variasi kunci
panjangnya 64-bit (Coppersmith,1994). yaitu 128-bit, 192-bit, dan 256-BIT.
Dalam penelitian yang dilakukan Di dalam penelitian yang
oleh Haryadi Amran Darwito,dkk disana dilakukan oleh Galih Wening,dkk
dijelaskan penggunaan Tripel Data Advanced Encryption Standard (AES)
Encryption Standard (3DES) yaitu 256-bit telah distandarisasi berdasarkan
proses pengembangan dari Data Federal Information Processing
Encryption Standard (DES) yang Standards Publication. Dan di dalam
mempunyai tingkat keamanan lebih penelitian yang dilakukan oleh Lalu
tinggi karena melalui proses enkripsi Surya Jan Perdana,dkk juga
sebanyak tiga kali dengan kunci yang menggunakan

©Jurmiki, All rights reserved | 51


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
Advanced Encryption Standard (AES) electronic commerce dan dipercaya
256-bit karena metode ini mampu dalam pengamanan dengan kunci yang
melakukan pengacakan yang baik, sangat panjang. Algoritma RSA disebut
prosesnya cepat, dan signifikasi kunci sebagai kunci publik karena kunci
cipher yang tinggi sehingga mampu enkripsi dapat dibuat public yang berarti
dalam menyamarkan isi berkas. semua orang dapat mengetahuinya.
Rivest Cipher 4 (RC4) Walaupun dibuat public key, keamanan
merupakan teknik yang dapat digunakan algoritma RSA sangat terjaga. Hal itu
untuk mengenkripsi data sehingga data dikarenakan kunci yang digunakan
asli dapat terbaca oleh orang yang untuk enkripsi pada algoritma RSA
memiliki kunci tersebut. Dan di dalam berbeda dengan kunci yang digunakan
penelitian yang dilakukan oleh Rauf untuk dekripsinya.
Riyanto,dkk RC4 ini juga menggunakan
Analisis Dalam Penggunaan Teknik
kunci yang sama untuk mengenkripsi
ataupun mendeskripsi suatu data Dan Metode Keamanan Rekam Medis
maupun informasi. Elektronik
Identity-based Encryption (IBE) Dalam menginplementasi sebuah
dikembangkan untuk menghindari sistem ini dibuat agar proses pelayanan
kebutuhan autentikasi dengan cara kunci mulai pasien datang pertama melakukan
publik. IBE digunakan berhubungan regis, data pasien sudah bisa diakses
langsung dengan identitas user. Pada semua bagian agar pasien segara
penelitian yang dilakukan oleh Dian mendapatkan pelayanan dokter cepat,
Neipa Purnamasari,dkk IBE dapat hasil pemeriksaan bisa langsung diambil
membangkitkan kunci enkripsi secara sehingga proses administrasi setelah
mandiri dengan menanamkan identitas. pasien mendapat pelayanan dapat
Dan ada tiga tahapan yaitu Key dilakukan dengan cepat dan pasien tidak
Generator, Encrypt, dan Decrypt. Tahap menunggu lama.
ini bertindak sebagai key server artinya Didalam jurnal penelitian yang
sebelum melakukan pertukaran data, dilakukan oleh Haryadi Amran
pengirim harus mengirimkan identitas Darwito,dkk dijelaskan ada tiga tahap
penerima untuk mendapatkan kunci dalam 3DES yaitu tahap pertama
publik. Kunci publik ini digunakan plaintext masukan dioperasikan dengan
untuk proses enkripsi. Setelah itu kunci eksternal pertama (K1) dan
penerima harus mengirimkan melakukan proses enkripsi dengan
identitasnya untuk mendapatkan kunci menggunakan teknik DES, sehingga
rahasia pada proses dekripsi. menghasilkan pra-ciphertext pertama.
Rivest Shamir Adleman (RSA) Tahap kedua, pra-ciphertext pertama
adalah teknik kriptografi kunci public kemudian dioperasikan dengan kunci
(kriptografi public key). RSA merupakan eksternal kedua (K2) dan melakukan
algoritma yang paling cocok proses enkripsi atau dekripsi sehingga
untuk digital signature seperti halnya menghasilkan pra-ciphertext kedua.
enkripsi. Algoritma RSA masih Tahap terakhir, pra-ciphertext kedua
digunakan secara luas dalam protocol dioperasikan dengan kunci eksternal

©Jurmiki, All rights reserved | 52


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
ketiga (K3) dan melakukan proses membutuhkan penggunaan 4 kunci
enkripsi dengan algoritma DES, sebanyak 256-bit dalam proses enkripsi
sehingga menghasilkan ciphertext dan dekripsi. Pengujian keamanan
(Barker, Elaine, 2015). setelah ada tiga berkas rekam medis dalam penelitian itu
tahap tersebut lalu, pasien mengisi form, dilakukan menggunakan berkas (Word,
setelah mengisi form pasien akan Excell, Gambar). Setiap bit plainteks dan
mendapatkan id, nama, dan kunci untuk bit kunci digunakan melalui Pseudo
enkripsi yang disimpan pada smartcard. Random Sequence Generator Domnness
Smartcard dapat dirubah menjadi USB yang merupakan suatu nilai yang terlihat
Flashdisk sebagai media penyimpanan seperti acak, tetapi sebenarnya bit
data ID, nama dan kunci dari pasien. tersebut berurutan, lalu pada saat proses
Setelah lokasi flashdisk diketahui, server enkripsi Pseudo Random Sequence
akan membangkitkan kunci random dan Generator menghasilkan urutan bit yang
akan dibuat file baru bernama privasi.dat sama secara berulang-ulang pada
yang berisi ID, nama, dan kunci penempatan yang berbeda yang
enkripsi. Selanjutnya data yang telah mengakibatkan plaintext tidak dapat
dimasukkan pada halaman regis akan dibaca. Proses enkripsi melakukan
dienkripsi menggunakan kunci yang pembagian dan penyusunan setiap
dibangkitkan di awal dan akhirnya data jumlah plaintext (ukuran berkas)
terenkripsi tadi disimpan kedalam menjadi blok-blok yang telah ditentukan
database rekam medis elektronik. 64-bit (8-bit), untuk pengganjal dan
Pengujian algortima 3DES menggenapi data agar sesuai dengan
menggunakan avalance effect blok yang telah ditentukan, perlu proses
menghasilkan kinerja yang bagus yaitu penambahan padding sesuai dengan
52%. Public Key Cryptography Standard
Tabel 3.3.1 Pengujian Avalanche Effect (PKCS) data tetap harus ditambahkan
Plain Text Cipher Text Avalanche minimal 1 byte dan maksimal 8 byte dan
ABCDEFGH mhVwsVmQdTOP
menggunakan proses mode operasi
IJKLMNOPQ CUbCAEJFY0LtCL
RSTUVWXY sVO9/obyTYZ/IW Cipher Block Chaining (CBC) untuk
Z123456 WGSV/x7i6hhYVg meminimalkan serangan terhadap blok.
==
52% Dengan pengujian menggunakan berkas
ABCDEFGH mhVwsVmQdTOP
IJKLMNOPQ CUbCAEJFY0LtCL tersebut dan dengan ukuran berkas yang
RSTUVWXY sVO9/ocMpAPNYI berbeda didapatkan hasil untuk ukuran
Z123457 q8mV/x7i6hhYVg=
berkas 100 KB menggunakan proses
=
enkripsi/dekripsi metode 3DES dan
Dari Tabel 3.3.1 pengujian Avalanche 4DES sebesar 1 detik, dan pada berkas
Effect yang dilakukan oleh Haryadi berukuran 1024 KB menggunakan
Amran Darwito,dkk 2016 memiliki hasil proses enkripsi/dekripsi metode 3DES
52% yang artinya teknik kriptografi dan 4DES sebesar 1 detik. Dan adapun
tersebut mempunyai kinerja yang bagus. waktu yang dibutuhkan untuk
Di dalam penelitian yang memecahkan panjang kunci adalah 3.45
dilakukan oleh Yeni Yanti,dkk ×1056 tahun lebih lama serangan Brute
penggunaan metode 4DES

©Jurmiki, All rights reserved | 53


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
Force mengetahui teks berkas dan kunci membangkitkan kunci sudah ditentukan
rahasia yang digunakan. yaitu berdasarkan nilai byte pada
Dalam penelitian yang dilakukan identitas penerima (Tabel 3.3.1).
oleh Galih Wening Werdi Mukti dkk, Sedangkan pada tahap enkrip dan dekrip
formulir rekam medis terdiri dari menu waktu mIBE-AES lebih lambat 0,005
dropdown yang dapat memudahkan detik (Tabel 3.3.2). Total waktu
dokter dalam memilih tanpa harus komputasi mIBE-AES untuk
mengetik satu per satu. Di bagian akhir menjalankan ketiga tahap adalah 0,799
formulir rekam medis, file dokter detik (Tabel 3.3.2). Sedangkan, metode
menggungah kunci pribadi yang dapat AES waktu komputasinya 1,075 detik
memudahkan dalam proses tanda tangan (Tabel 3.3.2). Selain itu, metode mIBE-
digital. Setelah data sudah terisi maka di AES diuji menggunakan penyerangan
bagian akhir form terdapat tombol Man In The Middle (MITM) dan
submit untuk menyimpan semua data hasilnya metode tersebut mampu
dan dimasukkan kedalam database. Jika menangani penyerangan Man In The
ada data yang belum terisi atau kurang Middle (MITM) dengan skenario
maka akan muncul notifikasi untuk sniffing dan chosen plaintext. Serangan
melengkapinya. Sebelum disimppan, ini bertujuan untuk menyadap
sistem akan mengenkripsi data komunikasi data yang bersifat rahasia.
kesehatan pasien, sehingga data pasien 3. KESIMPULAN
tersimpan dalam keadaan terenkripsi. Setelah membaca beberapa
Kunci yang digunakan untuk enkripsi jurnal penelitian dapat saya simpulkan
adalah kunci statis yang dideklarasikan teknik yang paling aman digunakan
di file konfigurasi Codeigniter. Proses untuk rekam medis elektronik adalah
dekripsi terjadi ketika memilih tombol kriptografi sebab teknik tersebut sudah
untuk membuat resume pdf medis, terstandarisasi, bisa digunakan tanpa
sistem akan mengambil data dari batas dan biayanya yang murah. Dan
database dan mendekripsi data yang metode yang paling aman digunakan
dienkripsi sebelumnya. Dan data yang untuk rekam medis elektronik adalah
telah dienkripsi akan ditmpilkan pada Modifikasi IBE dan AES (mIBE-AES)
file medis pdf dengan tanda tangan karena metode tersebut sudah terbukti
digital dan kode Quick Response (QR). aman dan cepat untuk penyimpanan
Dari hasil pengujian menggunakan dokumen rekam medis. Dan metode
AES-256 bahwa aplikasi mempunyai tersebut juga sudah dibuktikan dengan
waktu yang masih dapat diterima oleh adanya penyerangan Man In The Middle
penggguna yaitu sekitar 1 detik dan di (MITM) dan tidak mengalami
bawah 10 detik. kebocoran data.
Pada penelitian yang dilakukan 4. DAFTAR PUSTAKA
oleh Dian Neipa Purnamasari,dkk
Darwito, H. A., Yuliana, M., & Azkiya,
dikatakan bahwa metode mIBE-AES
M. U. (2016). Implementasi
lebih unttuk 0,292 detik daripada
Sistem Keamanan Sharing
metode AES (Tabel 3.3.2). Hal ini
dikarenakan nilai awal untuk

©Jurmiki, All rights reserved | 54


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
Electronic Health Record (Ehr) Record Application by
Berbasis3des. Sentia2016, 8(2). Applying AES-256 and RSA
Darwito, H. A., Yuliana, M., & Digital Signature. In IOP
Soelistijorini, R. (2017). Conference Series: Materials
Implementasi Algoritme 3DES Science and Engineering (Vol.
pada Sistem Sharing Electronic 852, No. 1, p. 012148). IOP
Health Record (EHR) Berbasis Publishing.
Cloud. Jurnal Nasional Teknik Ningtyas, A. M., & Lubis, I. K. (2018).
Elektro dan Teknologi Literatur Review Permasalahan
Informasi (JNTETI), 6(3), 284- Privasi Pada Rekam Medis
290. Elektronik. Pseudocode, 5(2),
Deshmukh, P. (2017). Design of cloud 12-17.
security in the EHR for Indian Pribadi, Y., Dewi, S., & Kusumanto, H.
healthcare services. Journal of (2018). Analisis Kesiapan
King Saud university-computer Penerapan Rekam Medis
and information Elektronik di Kartini Hospital
sciences, 29(3), 281-287. Jakarta. Jurnal Bidang Ilmu
Koten, E. H. B., Ningrum, B. S., & Kesehatan, 8(2), 19.
Hariyati, R. T. S. (2020). Purnamasari, D. N., Sudarsono, A., &
Implementasi Electronic Kristalina, P. (2019).
Medical Record (Emr) Dalam Modifikasi Identity-based
Pelayanan Kesehatan Di Encryption pada Keamanan dan
Rumah Sakit: Studi Kerahasiaan Data Rekam
Literatur. Carolus Journal of Medis. INOVTEK
Nursing, 2(2), 95-110. POLBENG, 9(2), 196-203.
Kruse, C. S., Smith, B., Vanderlinden, Riyantono, R., & Pramusinto, W.
H., & Nealand, A. (2017). (2018). Aplikasi Pengamanan
Security techniques for the Surat Elektronik (Email)
electronic health Menggunakan Algoritma
records. Journal of medical Advanced Encryption Standard
systems, 41(8), 127. 128 (Aes-128) Dan Rivest
Lalu, S. J. P. (2020). Aplikasi Cipher Code 4 (Rc4) Berbasis
Penyimpanan Berkas Berbasis Web. Skanika, 1(2), 725-731.
Client-Server dengan Rosyada, A., Lazuardi, L., & Kusrini, K.
Kriptografi Advanced (2016). Persepsi Petugas
Encryption Standard 256 (AES- Kesehatan Terhadap Peran
256) sebagai Metode Rekam Medis Elektronik
Pengamanan Berkas (Doctoral Sebagai Pendukung
dissertation, Universitas Manajemen Pelayanan Pasien
Bumigora). di Rumah Sakit Panti
Mukti, G. W. W., & Setiawan, H. (2020, Rapih. Journal of Information
July). Designing and Building Systems for Public Health, 1(2),
Secure Electronic Medical 16-22.

©Jurmiki, All rights reserved | 55


Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (Jurmiki)
Email : jurmiki@itsk-soepraoen.ac.id
Volume 01 Nomor 01 Desember 2021 Halaman: 47-56
Sadikin, M. A., & Wardhani, R. W.
(2016, July). Implementation of
RSA 2048-bit and AES 256-bit
with digital signature for secure
electronic health record
application. In 2016
International Seminar on
Intelligent Technology and Its
Applications (ISITIA) (pp. 387-
392). IEEE.
Samandari, N. A., & Rahim, A. H.
(2016). Kekuatan Pembuktian
Rekam Medis Konvensional
dan Elektronik. SOEPRA, 2(2),
154-164.
Yanti, Y., Arif, T. Y., & Munadi, R.
(2016). Perancangan dan
Penerapan Algoritme 4DES
(Studi Kasus Pada Keamanan
Berkas Rekam Medis). Jurnal
Rekayasa Elektrika, 12(3), 73-
82.

©Jurmiki, All rights reserved | 56

Anda mungkin juga menyukai