0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan1 halaman
Puisi ini menceritakan tentang seorang wanita yang membuat kebaya tanah hilir. Kebaya ini menjadi tempat bagi wanita untuk menolak peran figurannya dan mendaur ulang masa lalunya melalui kesenian. Wanita ini melukis dirinya dengan kebaya yang dibuatnya, menari seperti pandan dan menjadi penari paling berseri di lembar cerita.
Puisi ini menceritakan tentang seorang wanita yang membuat kebaya tanah hilir. Kebaya ini menjadi tempat bagi wanita untuk menolak peran figurannya dan mendaur ulang masa lalunya melalui kesenian. Wanita ini melukis dirinya dengan kebaya yang dibuatnya, menari seperti pandan dan menjadi penari paling berseri di lembar cerita.
Puisi ini menceritakan tentang seorang wanita yang membuat kebaya tanah hilir. Kebaya ini menjadi tempat bagi wanita untuk menolak peran figurannya dan mendaur ulang masa lalunya melalui kesenian. Wanita ini melukis dirinya dengan kebaya yang dibuatnya, menari seperti pandan dan menjadi penari paling berseri di lembar cerita.
Ke kuning langsat kain jarit dan nori Dipintalnya jarak hingga mendekat Memantaskan pada lekuk curam dada Kebaya tanah hilir, tempat seorang wanita menolak dirinya sebagai peran figuran Menerobos gelembung dialog Memantaskan dirinya di genangan imaji Melukis mata, alis, dan raut muka, menjadi lebih tegas Di runcing matanya, ia menari tarian pandan Melecut jemarinya agar jenar Melakonkan pragina tua yang sendiri Mendaur masa lalu bersama musik bergema di layar-layar menyala Matanya nyala, nyalinya merenggut pena Menggambar kebaya menyala, menjadi penari paling berseri Di lembar cerita