Anda di halaman 1dari 171

PERANAN DIGITAL MARKETING BAGI PERKEMBANGAN BISNIS

LE SAIN

SKRIPSI

Oleh

ERICK GLEN NATAPRAJA - 2301900504


VINCENT DARMAWAN - 2301956563

Entrepreneurship Study Program


BINUS Business School Undergraduate Program
Universitas Bina Nusantara
Bandung
2023
PERANAN DIGITAL MARKETING BAGI PERKEMBANGAN BISNIS
LE SAIN

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat


untuk gelar kesarjanaan pada
Program Studi Kewirausahaan
Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

ERICK GLEN NATAPRAJA - 2301900504


VINCENT DARMAWAN - 2301956563

Entrepreneurship Study Program


BINUS Business School Undergraduate Program
Universitas Bina Nusantara
Bandung
2023

ii
PERANAN DIGITAL MARKETING BAGI PERKEMBANGAN BISNIS
LE SAIN
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI

Disusun oleh:

Erick Glen Natapraja Vincent Darmawan


2301900504 2301956563

Disetujui oleh :
Pembimbing dan Head of Study Program

Iston Dwija Utama, S.E., M.A.B.


D5915

Dr. Rudy Aryanto, S.E., M.M.


Head of Creativepreneurship Department
D3122

Universitas Bina Nusantara


Kampus Bandung
2023

iii
iv
v
PERNYATAAN
HAAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Dengan ini saya,
Nama : Erick Glen Natapraja
NIM : 2301900504
Judul Skripsi : Peranan Digital Marketing Bagi Perkembangan
Bisnis Le Sain

Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara (BINUS) Bandung hak non-


eksklusif untuk menyimpan, memperbanyak, dan menyebarluaskan Skripsi karya
saya, secara keseluruhan atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam
bentuk format tercetak dan atau elektronik.

Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk


menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di
masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem
informasi.

Bandung, 27 Maret 2023

Erick Glen Natapraja


2301900504

vi
PERNYATAAN
HAAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Dengan ini saya,
Nama : Vincent Darmawan
NIM : 2301956563
Judul Skripsi : Peranan Digital Marketing Bagi Perkembangan
Bisnis Le Sain

Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara (BINUS) Bandung hak non-


eksklusif untuk menyimpan, memperbanyak, dan menyebarluaskan Skripsi karya
saya, secara keseluruhan atau hanya sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam
bentuk format tercetak dan atau elektronik.

Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk


menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di
masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem
informasi.

Bandung, 27 Maret 2023

Vincent Darmawan
2301956563

vii
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
_____________________________________________________________
Program Studi Kewirausahaan (Creativepreneurship)
Universitas Bina Nusantara
Skripsi Sarjana
Semester Ganjil 2022/2023

PERANAN DIGITAL MARKETING BAGI PERKEMBANGAN BISNIS LE


SAIN

Erick Glen Natapraja 2301900504


Vincent Darmawan 2301956563

ABSTRACT
During the Covid-19 pandemic, many people realized that they need to maintain
their body's immunity, one of which is by consuming healthy food. This is a challenge
for the Le Sain company to offer healthy food products to the public. The purpose of
this study is to determine the role of digital marketing for Le Sain's business
development. The research method that we use is action research. After trying
several digital marketing techniques, it can be concluded that marketing using social
media plays an important role in Le Sain's business development. The results of this
study can be useful for people who want to know the role of digital marketing,
especially for SMEs.

Keywords : Covid-19, Digital Marketing, Business Growth, Entrepreneurship, SME

ABSTRAK

Masa pandemi Covid-19 menyadarkan banyak orang untuk menjaga imunitas tubuh
mereka salah satunya adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat. Hal ini menjadi
tantangan bagi perusahaan Le Sain untuk menawarkan produk makanan sehat kepada
masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan digital
marketing bagi perkembangan bisnis Le Sain. Metode penelitian yang kami gunakan
adalah action research. Setelah mencoba beberapa Teknik digital marketing, dapat
disimpulkan bahwa pemasaran menggunakan sosial media berperan penting bagi
perkembangan bisnis Le Sain. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat
yang ingin mengetahui peranan digital marketing khususnya untuk UMKM.

Kata Kunci : Covid-19, Digital Marketing, Perkembangan Bisnis, Kewiraswastaan,


UMKM

viii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Le Sain adalah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner khususnya menyediakan


makanan sehat. Le Sain didirikan oleh 3 founder yaitu Erick Glen Natapraja, Vincent
Darmawan, dan Ferdianto Setiawan. Ide bisnis ini muncul ketika pendiri melihat
masih banyak orang yang belum menerapkan pola hidup sehat dalam mengkonsumsi
makanan karena mayoritas menganggap makanan cepat saji (Junkfood) lebih
memiliki rasa yang lezat dan cenderung lebih murah dibandingkan makanan sehat.
Perusahaan ingin mengubah stigma masyarakat bahwa makanan sehat tidak selalu
memiliki rasa yang tidak lezat asalkan diolah dengan cara yang benar. Dengan
adanya pandemi Covid-19 yang menyadarkan masyarakat untuk memiliki pola hidup
yang sehat untuk menjaga imunitas tubuh mereka. Hal ini menjadi sebuah tantangan
bagi perusahaan Le Sain untuk dapat menawarkan produk makanan sehat dengan
rasa yang lezat dan harga terjangkau. Untuk dapat memperkenalkan produk kepada
masyarakat, perusahaan menggunakan strategi digital marketing seperti Instagram
ads, Instagram content, Endorsement, Grabfood, dan Website. Target market dari
perusahaan Le Sain adalah orang yang berumur 17 sampai 35 tahun khususnya orang
yang ingin memiliki pola makan sehat, orang yang ingin menurunkan berat badan,
binaragawan, dan juga vegetarian. Perusahaan menyadari bahwa masa pandemi
membuat kompetitor healthy food semakin berkembang. Namun perusahaan yakin
dengan produk dan teknik pemasaran yang dilakukan dapat bersaing dengan
kompetitor lainnya.

Le Sain didirikan oleh dua orang mahasiswa jurusan Creativepreneurship dan


satu orang jurusan Computer Science Universitas Bina Nusantara. Berikut adalah
rincian jabatan dari perusahaan Le Sain:

1 ERICK GLEN NATAPRAJA sebagai Chief Executive Officer (CEO)

2 VINCENT DARMAWAN sebagai Chief Operating Officer (COO)

3 FERDIANTO SETIAWAN sebagai Chief Technology Officer (CTO)

ix
Dalam kurun waktu 6 bulan Le Sain dapat meningkatkan penjualan dengan
baik. Puncaknya pada bulan Desember 2022 Le Sain dapat mendapatkan omset
sebesar Rp1.550.000,00. Selain peningkatan penjualan, perusahaan Le Sain juga
mengalami pertumbuhan customer sebesar 30,4%. Perkembangan ini terjadi karena
perusahaan Le Sain memaksimalkan penggunaan digital marketing. Kedepannya
perusahaan Le Sain akan terus menggunakan digital marketing dan memperluas
distribution channel agar bisnis dapat sustain dan terus berkembang.

x
EXECUTIVE SUMMARY

Le Sain is a company engaged in the culinary field, especially providing healthy


food. Le Sain was founded by 3 founders namely Erick Glen Natapraja, Vincent
Darmawan, and Ferdianto Setiawan. This business idea arose when the founder saw
that there were still many people who had not adopted a healthy lifestyle in
consuming food because the majority considered fast food (junk food) to taste more
delicious and tend to be cheaper than healthy food. The company wants to change
the social stigma that healthy food doesn't always taste bad as long as it's processed
the right way. With the Covid-19 pandemic, people are aware of having a healthy
lifestyle to maintain their body's immunity. This is a challenge for the Le Sain
company to be able to offer healthy food products that taste delicious and are
affordable. To be able to introduce products to the public, companies use digital
marketing strategies such as Instagram ads, Instagram content, Endorsements,
Grabfood, and Websites. The target market of the Le Sain company is people aged
17 to 35 years, especially people who want to have a healthy diet, people who want
to lose weight, bodybuilders, and also vegetarians. The company realizes that during
the pandemic, healthy food competitors have grown. However, the company believes
that the products and marketing techniques it has implemented can compete with
other competitors.

Le Sain was founded by two students majoring in Creativepreneurship and


one person majoring in Computer Science at Bina Nusantara University. The
following are details of positions from the Le Sain company:

1 ERICK GLEN NATAPRAJA as Chief Executive Officer (CEO)

2 VINCENT DARMAWAN as Chief Operating Officer (COO)

3 FERDIANTO SETIAWAN as Chief Technology Officer (CTO)

Within 6 months Le Sain was able to increase sales well. The peak is in
December 2022 Le Sain can get a turnover of IDR 1,550,000.00. In addition to
increasing sales, the Le Sain company also experienced customer growth of 30.4%.
xi
This development occurred because the Le Sain company maximized the use of
digital marketing. In the future, the Le Sain company will continue to use digital
marketing and expand distribution channels so that the business can sustain and
continue to grow.

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,
rahmat, dan Anugerah-Nya sepanjang proses pengerjaan skripsi yang berjudul
“Peranan Digital Marketing bagi Perkembangan Bisnis Le Sain”, sehingga penulis
diberi kekuatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya.

Adapun penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat dalam melaksanakan


Pendidikan S1 pada Program Studi Creativepreneurship Universitas Bina Nusantara.
Penulis berharap melalui skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam
kehidupan sehari – hari serta dapat dipertanggungjawabkan isi dan kebenarannya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan adanya keterbatasan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis bersedia untuk menerima saran serta kritik yang
membangun.

Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari peran,


semangat, dan saran – saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan kepada orang – orang yang telah membantu dalam
proses pengerjaan skripsi ini, antara lain adalah:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo selaku rector Binus University yang
penulis hormati.
2. Bapak Dr. Johan Muliadi Kerta, S.Kom., M.M. selaku Campus Director
Binus Bandung.
3. Bapak Dr. Rudy Aryanto, S.E., M.M. selaku head of Creativepreneurship
Study Program Binus Bandung
4. Bapak Dr. Doni Purnama Alam Syah, S.Kom, MM sekalu Deputy Head of
Creativepreneurship Study Program Binus Bandung
5. Bapak Iston Dwija Utama, S.E., M.A.B. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan arahan dan dukungan
bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Ferdianto Setiawan, Raymond Kartawidjaja, Miguel Kintajaya, Kenneth
Martin, Michael Jonathan, dan Christopher Felix selaku sahabat penulis yang

xiii
telah memberikan dukungan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi
ini.
7. Teman – teman seperjuangan Binusian Angkatan 2023
8. Orang tua dari penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
proses penyusunan skripsi.
9. Para pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, kami berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak yang membacanya. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kami meminta maaf apabila ada
perkataan yang kurang berkenan.

Bandung 31 Januari 2023

Erick Glen Natapraja Vincent Darmawan

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………....ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………...iii
HALAMAN PERNYATAAN DOSEN PENGUJI………………………………….iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI………..….vi
ABSTRAK……………………………………………………………………….. viii
RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………………………. ix
EXECUTIVE SUMMARY……………………………………………………….. xi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… xiii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xviii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. xix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..xxi
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.1.1 Fenomena di Industri Kreatif ................................................................. 1
1.1.2 Kondisi Bisnis Terkini ........................................................................... 2
1.2 Company Profile............................................................................................ 4
1.2.1 Profil Usaha ............................................................................................ 4
1.2.2 Visi dan Misi .......................................................................................... 7
1.2.3 Logo ....................................................................................................... 8
1.2.4 Lookbook ............................................................................................... 9
1.3 Tujuan Analisis Bisnis dan Perumusan Masalah ........................................ 10
1.4 Preposisi Nilai dan Business Model Canvas ............................................... 10
1.5 Ringkasan Perencanaan Bisnis .................................................................... 13
1.5.1 Ringkasan Rencana Pemasaran ............................................................ 13
1.5.2 Ringkasan Rencana Operasional/Produksi .......................................... 15
1.5.3 Ringkasan Rencana Keuangan ............................................................. 16
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN INDUSTRI………………………… 19
2.1 Analisis Lingkungan Bisnis......................................................................... 19

xv
2.1.1 Analisis Lingkungan Makro ................................................................. 19
2.1.2 Analisis Lingkungan Industri ............................................................... 25
2.2 Kajian Literatur Konsep Bisnis ................................................................... 31
2.2.1 Teori Creativepreneurship .................................................................... 31
2.2.2 Ide Bisnis ................................................................................................... 32
2.2.3 Kelayakan Bisnis ....................................................................................... 32
2.2.4 Proyeksi bisnis ........................................................................................... 33
2.2.5 Teori Digital Marketing ............................................................................. 34
2.3 Kajian Teknik Analisis Bisnis ..................................................................... 40
2.3.1 Teori Model Bisnis............................................................................... 40
2.3.2 Experimentation ................................................................................... 42
2.3.3 Business Performance Indicator .......................................................... 43
2.3.4 Teori 4p’s Marketing Mix .................................................................... 45
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 46
BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN BISNIS……………… 49
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 49
3.2 Metode Pengumpulan Data untuk Keperluan Analisis Kinerja Bisnis ....... 51
3.3 Strategi Penelitian dan Perancangan Bisnis ................................................ 52
3.4 Validitas dan Validasi Model Bisnis ........................................................... 56
3.5 Pendekatan dan Alat Analisis (Tools) ......................................................... 58
BAB 4 KINERJA BISNIS…………………………………………………………. 61
4.1 Kinerja Pertumbuhan Keuangan ................................................................. 61
4.1.1 Income Statements Growth and Pro Forma .............................................. 61
4.1.2 Balance Sheets Growth and Pro Forma………………………………….64
4.1.3 Cash Flow Statements Growth and Pro Forma .......................................... 67

4.1.4 Profitability Ratio Performance ................................................................ 69


4.1.5 Liquidity Ratio Performance ..................................................................... 72
4.1.6 Activity Ratio Performance (Kinerja Rasio Efisiensi) .............................. 72
4.2 Kinerja Pertumbuhan Pemasaran ................................................................ 75
4.2.1 Customer Growth Rate .............................................................................. 75
4.2.2 Customer Satisfaction Index ...................................................................... 76
4.2.3 Customer Retention Rate ........................................................................... 81
xvi
4.2.4 Sales Volume and Performance ................................................................. 83
4.2.5 Marketing Strategies .................................................................................. 85
4.2.6 Competition Strategies ............................................................................... 87
4.3 Kinerja Proses Bisnis........................................................................................ 88
4.3.1 Operational / Production Excellence and Plan ......................................... 88
4.3.2 Human Resources Strategy, Performance and Plan ................................. 91
4.3.3 Legal and Environmental Aspect ............................................................... 92
4.3.4 Business Learning and Development ........................................................ 93
BAB 5 ANALISIS DAN DISKUSI…………………………………………………97
5.1 Design and Development ............................................................................ 97
5.2 Innovation and Product Development ....................................................... 102
5.3 ICT Development ....................................................................................... 104
5.4 Risk Mitigation .......................................................................................... 106
5.5 Sustainability Performance Evaluation ..................................................... 108
5.6 Business Growth Performance Evaluation ............................................... 109
5.6.1 Financial Statement Evaluation ......................................................... 109
5.6.2 Customer Satisfaction Evaluation ...................................................... 110
5.6.3 Social Media Evaluation .................................................................... 110
5.7 Business Growth Performance Dashboard ............................................... 111
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………… 113
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 113
6.2 Rekomendasi ............................................................................................. 115
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 117
LAMPIRAN………………………………………………………………………..125
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………….. 146

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Laporan Google Year In Search 2021……………………………………. 2


Tabel 1. 2 Competitor Bisnis Healthy Food…………………………………………. 3
Tabel 1. 3 Proyeksi 5 Tahun Keuangan Le Sain…………………………………… 16

Tabel 2. 1 Key Performance Indicator Le Sain…………………………………….. 44

Tabel 3. 1 Hasil Wawancara Pertanyaan 1…………………………………………..53


Tabel 3. 2 Hasil Wawancara Pertanyaan 2…………………………………………..53
Tabel 3. 3 Hasil Wawancara Pertanyaan 3…………………………………………..53
Tabel 3. 4 Hasil Wawancara Pertanyaan 4…………………………………………..54
Tabel 3. 5 Hasil Wawancara Pertanyaan 5…………………………………………..54
Tabel 3. 6 Hasil Wawancara Pertanyaan 6…………………………………………..54
Tabel 3. 7 Hasil Wawancara Pertanyaan 7…………………………………………..55

Tabel 4. 1 Income Statement Le Sain………………………………………………..62


Tabel 4. 2 Income Statement Pro Forma Le Sain…………………………………... 63
Tabel 4. 3 Balance Sheet Le Sain…………………………………………………... 65
Tabel 4. 4 Balance Sheet Pro Forma Le Sain……………………………………… 66
Tabel 4. 5 Cash Flow Le Sain……………………………………………………….67
Tabel 4. 6 Cash Flow Pro Forma Le Sain…………………………………………..68
Tabel 4. 7 Customer Growth Rate Le Sain…………………………………………. 75
Tabel 4. 8 Indikator Kepuasan Pelanggan………………………………………….. 76
Tabel 4. 9 Index Kepuasan Customer………………………………………………. 77
Tabel 4. 10 Hasil Google Form Customer Satisfaction Le Sain……………………. 80

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Erick Glen Natapraja (CEO)…………………………………………… 5


Gambar 1. 2 Vincent Darmawan (COO)…………………………………………….. 5
Gambar 1. 3 Ferdianto Setiawan (CTO)……………………………………………... 6
Gambar 1. 4 Produk Le Sain………………………………………………………….6
Gambar 1. 5 Logo Le Sain…………………………………………………………… 8
Gambar 1. 6 Lookbook Le Sain……………………………………………………… 9
Gambar 1. 7 Value Proposition Canvas Le Sain…………………………………….12
Gambar 1. 8 Business Model Canvas Le Sain……………………………………… 13
Gambar 1. 9 Brosur Le Sain………………………………………………………... 15

Gambar 2. 1 PESTEL Risk Analysis………………………………………………... 20


Gambar 2. 2 Porter’s Five Forces Model…………………………………………... 25
Gambar 2. 3 Analisis SWOT Le Sain………………………………………………..30
Gambar 2. 4 Website Le Sain………………………………………………………. 35
Gambar 2. 5 Instagram Le Sain…………………………………………………….. 36
Gambar 2. 6 Konten Produk Makanan Le Sain…………………………………….. 38
Gambar 2. 7 Konten Infografis Le Sain…………………………………………….. 39
Gambar 2. 8 Business Model Canvas………………………………………………. 40
Gambar 2. 9 Kerangka Pemikiran Bisnis Le Sain………………………………….. 47

Gambar 3. 1 Action Research Cycle………………………………………………... 49


Gambar 3. 2 Validasi Model Bisnis Le Sain………………………………………...57

Gambar 4. 1 Hasil Google Form Pertanyaan Usia…………………………………. 77


Gambar 4. 2 Hasil Google Form Pertanyaan 1…………………………………….. 77
Gambar 4. 3 Hasil Google Form Pertanyaan 2……………………………………... 78
Gambar 4. 4 Hasil Google Form Pertanyaan 3……………………………………... 78
Gambar 4. 5 Hasil Google Form Pertanyaan 4……………………………………... 78
Gambar 4. 6 Hasil Google Form Pertanyaan 5……………………………………...79
Gambar 4. 7 Hasil Google Form Pertanyaan 6……………………………………... 79
Gambar 4. 8 Hasil Google Form Pertanyaan 7……………………………………... 79
Gambar 4. 9 Hasil Google Form Pertanyaan 8……………………………………... 80
Gambar 4. 10 Grafik Customer Retention Rate Le Sain…………………………….83
Gambar 4. 11 Grafik Volume Penjualan Produk Le Sain Tahun 2022……………... 84
Gambar 4. 12 Perkembangan instagram Le Sain…………………………………… 85
Gambar 4. 13 Website Le Sain……………………………………………………... 87
Gambar 4. 14 Positioning Le Sain Dengan Competitor……………………………. 88
Gambar 4. 15 Flowchart Produksi Le Sain…………………………………………. 89
Gambar 4. 16 Flowchart Operational Le Sain……………………………………… 90
Gambar 4. 17 Struktur Jabatan Bisnis Le Sain……………………………………... 91
xix
Gambar 4. 18 NIB Bisnis Le Sain………………………………………………….. 93

Gambar 5. 1 Mix Fruit Vegetable Salad……………………………………………. 98


Gambar 5. 2 Dijon Vinaigrette Salad……………………………………………….. 99
Gambar 5. 3 Healthy Baked Chicken………………………………………………. 99
Gambar 5. 4 Japanese Chicken Teriyaki…………………………………………...100
Gambar 5. 5 Healthy Bolognese Pasta…………………………………………….. 101
Gambar 5. 6 Packaging Le Sain…………………………………………………... 101
Gambar 5. 7 Ilustrasi Penambahan Menu Le Sain………………………………… 102
Gambar 5. 8 Ilustrasi Salad Baru Le Sain………………………………………….103
Gambar 5. 9 Ilustrasi Minuman Baru Le Sain…………………………………….. 104
Gambar 5. 10 Social Media Evaluation…………………………………………… 110
Gambar 5. 11 Dashboard Business Growth Le Sain……………………………… 112

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekening Koran……………………………………………………. 125


Lampiran 2 Nomor Induk Berusaha…………………………………………….. 137
Lampiran 3 Distribution Channel……………………………………………….. 138
Lampiran 4 Evidence Wawancara………………………………………………. 140
Lampiran 5 Evidence Penggunaan Digital Marketing…………………………...143
Lampiran 6 Surat Keterangan Non Survey………………………………………145

xxi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Fenomena di Industri Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan kreativitas


seseorang dan berdampak terhadap kesejahteraan suatu negara (Inpres No.6 Tahun
2009). Industri kreatif adalah industri yang memanfaatkan elemen dasar manusia
yaitu kreatifitas (Simatupang, 2007). Indonesia memiliki sumber daya manusia yang
melimpah, oleh karena itu industri kreatif menjadi salah satu sektor yang membantu
pertumbuhan perekonomian negara. Di tahun 2016, 7,44% total perekonomian
Indonesia berasal dari ekonomi kreatif yaitu 922,59 triliun rupiah. Indonesia
memiliki industri kreatif sebanyak 8,2 juta. Salah satu usaha Indonesia untuk
memperbaiki perekonomian nasional adalah dengan mengembangkan UMKM, hal in
disebabkan karena hampir seluruh bisnis di Indonesia merupakan usaha kecil atau
menengah.

Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi 16 subsektor yaitu aplikasi


dan games, interior design, product design, visual communication design, arsitektur,
fashion, fotografi, produksi film, kerajinan tangan, kuliner, penerbitan, periklanan,
televisi dan radio, musik, pertujukan seni, dan seni rupa (Presiden Republik
Indonesia, 2015). Sektor kuliner menjadi salah pilihan favorit masyarakat Indonesia,
dan terus mengalami perkembangan. Kuliner menjadi sektor yang paling
berpengaruh dalam PDB yaitu 41,69% (Bekraf & BPS, 2017). Faktor-faktor yang
mendorong subsektor kuliner memiliki pengaruh yang besar karena makanan dan
minuman merupakan kebutuhan dasar manusia. Ditambah lagi kuliner sudah menjadi
lifestyle agar manusia tetap eksis.

Bisnis kuliner semakin didukung dengan hadirnya aplikasi transportasi


seperti grab dan gojek. Aplikasi ini dapat membantu masyarakat untuk mencapai
tempat yang dituju dan juga memesan makanan. Dalam memesan makanan
konsumen cukup menggunakan handphone dan tidak perlu keluar rumah. Biaya yang

1
2

dikeluarkan pun terkadang lebih murah dibandingkan datang langsung ke tempat.


Dengan adanya aplikasi ini juga para owner bisnis kuliner tidak perlu memiliki
tempat khusus untuk berjualan, hal ini dapat membantu untuk menghemat biaya
sewa. Kehadiran aplikasi ini mendorong pendapatan negara dan sangat memudahkan
masyarakat.

Zaman sekarang anak remaja lebih memilih untuk mengkonsumsi fast food
karena rasanya lebih enak. Hal-hal lain yang mempengaruhi anak remaja lebih
memilih mengkonsumsi fast food karena kurangnya pengetahuan, pengaruh
pertemanan, tempat lebih nyaman, cepat, praktis, harga lebih murah, dan lebih
terkenal. Makan fast food secara terus menerus dapat merusak kesehatan manusia.
Penyakit yang dapat ditimbulkan dari mengkonsumsi junk food adalah kelebihan
berat badan, hipertensi, diabetes, jantung, stoke, dan juga kanker. Konsumsi
makanan cepat saji bila sesekali tidak masalah, namun harus diimbangi juga dengan
mengkonsumsi makanan sehat agar terhindar dari risiko penyakit yang ditimbulkan.

1.1.2 Kondisi Bisnis Terkini

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia didapati survei yang


dilakukan pada masa pandemi tanggal 15 September hingga 5 Oktober 2020
menyatakan bahwa pada saat ini masyarakat cenderung untuk mengkonsumsi
makanan sehat dengan tujuan untuk menjaga imunitas tubuh mereka. Masa pandemi
ini membuat masyarakat semakin sadar bahwa makanan sehat termasuk salah satu
cara selain olahraga dalam memiliki pola hidup yang sehat (Purwanto, 2020). Hal
terkait yang dapat membuktikan bahwa makanan sehat ini telah menjadi tren bagi
masyarakat Indonesia adalah laporan Google Year in Search 2021 yang menyatakan
bahwa terjadinya peningkatan penelusuran makanan sehat sepanjang tahun 2021,
diantaranya adalah:

Tabel 1. 1 Laporan Google Year In Search 2021


3

Berdasarkan data diatas, dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat akan


pentingnya mengkonsumsi makanan sehat semakin dilirik. Pada tahun 2022 ini, tren
makanan sehat diprediksi akan menjadi semakin populer. Pernyataan tersebut
didukung melalui survei yang dilakukan oleh pihak Grab dan NielsenIQ terhadap
13.000 peserta, sekitar 70% dari responden rela membayar lebih untuk mendapatkan
makanan sehat. Faktor lain yang menyebabkan tren makanan sehat ini mampu
bertumbuh begitu cepat juga dipengaruhi oleh kehadiran sosial media.

“Satu dua tahun belakangan ini bisnis healthy food semakin meningkat.” ujar
Christopher Aldo pada Virtual Conference Unilever. Dahulu masyarakat belum
tertarik dengan makanan sehat. Akan tetapi sejak pandemi Covid-19, orang-orang
mulai memperhatikan kesehatan mereka dengan mengkonsumsi vitamin,
berolahraga, dan mengkonsumsi makanan sehat.

Dengan keadaan pasar yang terus berubah, peningkatan kompetitor pada


sektor makanan sehat saat ini dianggap menjadi hal positif untuk memperluas pasar.

Berikut adalah competitor dari bisnis healthy food beserta harganya:

Tabel 1. 2 Competitor Bisnis Healthy Food


4

Melihat data tersebut hampir semua competitor bisnis healthy food menjual
produknya dengan harga yang tinggi. Dari 15 bisnis makanan sehat diatas, rata-rata
harga per porsi yang mereka jual adalah Rp 89.600,00. Melalui observasi tersebut Le
Sain menetapkan harga yang murah tentunya dengan kualitas yang baik. Le Sain
menjual menu salad dengan harga Rp 15.000,00 dan Rp 30.000,00 untuk makanan
berat. Jika dibandingkan dengan harga yang termurah pada tabel diatas, Le Sain
masih jauh lebih unggul dari segi harga. Namun Le Sain juga tidak lupa untuk
memperhatikan kualitas produk dan pemasaran untuk meningkatkan sisi brand
awareness.

1.2 Company Profile

Le Sain merupakan sebuah bisnis yang bergerak di bidang F&B khususnya


makanan sehat. Le Sain menawarkan produk makanan sehat dari bahan-bahan yang
100% organik dengan rasa yang lezat, harga terjangkau, dan baik untuk dikonsumsi
tubuh karena mengandung protein yang tinggi, sumber vitamin, dan mineral. Le Sain
ingin mengajak konsumen untuk merawat kondisi tubuh mereka sedini mungkin,
salah satunya dengan mengkonsumsi makanan sehat. Dengan memiliki pola hidup
yang sehat, tentu akan meningkatkan performa tubuh pada aktivitas dan kegiatan
sehari - hari.

1.2.1 Profil Usaha

Nama Usaha : Le Sain


Awal Didirikan : 22 Februari 2022
Lokasi Usaha : Jalan Cipta Graha no CD8
Website Perusahaan : https://lesain-id.com/
Email Perusahaan : lesainbdg@gmail.com
Akun Sosial Media : lesain_id

Tim Bisnis
ERICK GLEN NATAPRAJA (CEO)
5

Gambar 1. 1 Erick Glen Natapraja (CEO)

Sebagai CEO, Erick memiliki peran penting dalam keberlangsungan bisnis.


Tugas pertama sebagai CEO adalah menyusun visi dan misi perusahaan. Kedua,
CEO berperan dalam mengambil keputusan-keputusan perusahaan. Selain memimpin
perusahaan, Erick juga berperan dalam melaksanan proses produksi perusahaan.

VINCENT DARMAWAN (COO)

Gambar 1. 2 Vincent Darmawan (COO)

Sebagai COO, Vincent memiliki peran untuk mengatur kegiatan operational


perusahaan. COO berperan dalam melaksanakan rencana bisnis yang telah dibuat dan
mengawasi kegiatan produksi perusahaan. Terakhir Vincent juga berperan dalam
menentukan strategi marketing perusahaan.
6

FERDIANTO SETIAWAN (CTO)

Gambar 1. 3 Ferdianto Setiawan (CTO)

Sebagai CTO, Ferdianto berperan dalam penerapan teknologi untuk


keberlangsungan bisnis Le Sain. Ferdianto berperan dalam membuat dan
mengembangkan website perusahaan. Ferdianto juga berperan dalam membuat
konten-konten perusahaan. Selain di bidang teknologi, Ferdianto juga berperan
dalam mengatur keuangan perusahaan.

Produk

Gambar 1. 4 Produk Le Sain


7

Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Solusi

Le Sain merupakan sebuah perusahaan yang berdiri di Kota Bandung dan


bergerak di bidang food and beverage khususnya makanan sehat. Pendiri melihat
masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mulai menerapkan pola hidup sehat
dalam mengkonsumsi makanan karena mayoritas menganggap makanan sehat
memiliki rasa yang tidak lezat dan harga yang cenderung mahal. Sehingga mereka
lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan cepat saji (Junkfood) karena harganya
murah dan rasanya enak dibandingkan makanan sehat. Oleh karena itu Le Sain hadir
dan menciptakan berbagai macam menu makanan sehat dengan harga yang sangat
terjangkau, cita rasa yang lezat, dan baik untuk dikonsumsi tubuh.

Market Size
Market size dari perusahaan Le Sain berfokus pada orang – orang yang
berumur 17 sampai 35 tahun, healthy lifestyle person, mengalami underweight atau
overweight, dan ingin membangun massa otot. Produk makanan Le Sain juga aman
untuk dikonsumsi bagi vegetarian karena menu salad yang dijual tidak menggunakan
bahan hewani. Akan tetapi produk makanan Le Sain tidak menutup kemungkinan
untuk dikonsumsi oleh golongan lain karena bagi perusahaan untuk menjaga pola
hidup sehat dapat dilakukan sedini mungkin tanpa adanya batasan lain.

1.2.2 Visi dan Misi

Visi
Menjadi penyedia makanan sehat organik di Indonesia yang memiliki kualitas
baik dan disukai masyarakat.

Misi
-Menyediakan makanan sehat yang terjangkau bagi seluruh masyarakat
-Menyediakan makanan sehat yang lezat dan berkualitas
-Menyediakan makanan sehat yang menggunakan bahan-bahan organik
-Memberikan kualitas pelayanan terbaik kepada customer
8

1.2.3 Logo

Gambar 1. 5 Logo Le Sain

Untuk nama Le Sain diambil dari bahasa Perancis yang artinya sehat. Logo
perusahaan Le Sain di design untuk menunjukan identitas perusahaan yaitu
menawarkan produk-produk makanan sehat. Secara psikologi, warna hijau yang
dipilih pada pembuatan logo melambangkan arti kesejahteraan. Perusahaan juga
mencantumkan salah satu value proposition yang dibanggakan yaitu “100% organic”
karena menu yang ditawarkan dibuat dari bahan-bahan organik yang berkualitas dan
baik dikonsumsi bagi tubuh.
9

1.2.4 Lookbook

Gambar 1. 6 Lookbook Le Sain


10

Gambar diatas merupakan lookbook yang digunakan oleh perusahaan sebagai


media untuk menyampaikan foto dan informasi dari produk makanan seperti
kandungan nutrisi dan harganya. Lookbook sendiri memiliki fungsi untuk membantu
calon konsumen memahami apa yang ditawarkan oleh sebuah bisnis kepada mereka.
Penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat lookbook dengan tampilan yang
baik agar menarik para konsumen.

Gambar 1.2 Katalog produk dari Le Sain


- Healthy baked chicken (400 Calories) = Rp30.000,00
- Mix Vegetable Salad (150 Calories) = Rp15.000,00
- Dijon Vinaigrette Salad (150 Calories) = Rp15.000,00
- Japanese Chicken Teriyaki (450 Calories) = Rp30.000,00
- Healthy Bolognese Pasta (368 Calories) = Rp20.000,00

1.3 Tujuan Analisis Bisnis dan Perumusan Masalah

Tujuan Analisis Bisnis


1. Mengetahui peranan digital marketing dalam bisnis Le Sain.
2. Mengetahui kinerja bisnis Le Sain atas penggunaan digital marketing.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana peranan digital marketing dalam bisnis Le Sain?
2. Bagaimana kinerja bisnis Le Sain atas penggunaan digital marketing?

1.4 Preposisi Nilai dan Business Model Canvas

Value proposition utama yang ingin disampaikan oleh Le Sain kepada konsumen
diantaranya adalah menciptakan produk dengan rasa yang lezat, terjangkau, dan yang
terpenting baik untuk dikonsumsi oleh tubuh. Perusahaan Le Sain juga memberikan
edukasi kepada masyarakat melalui konten instagram mengenai seputar dunia
kesehatan seperti fakta menarik tentang sayuran, tips – tips yang dapat dilakukan
dirumah, dan segala informasi lainnya yang bertujuan untuk menambahkan wawasan
bagi para pembacanya.
11

Berikut dibawah ini merupakan business model canvas Le Sain:


1. Value propositions
Perusahaan Le Sain membaca peluang dimana makanan sehat saat ini sedang
menjadi sebuah tren tetapi memahami kendala yang ada dimana tidak sedikit
masyarakat yang memiliki stigma negatif pada makanan sehat karena rasanya
yang tidak lezat dan harga yang tergolong mahal. Meskipun demikian, Le
Sain ingin mengubah stigma tersebut dan menawarkan pada masyarakat
bahwa makanan sehat tidak selalu memiliki rasa yang tidak lezat asalkan
diolah dengan cara yang benar. Hal yang membedakan Le Sain dengan
kompetitor lainnya adalah dimana perusahaan Le Sain menjamin kualitas
makanan 100% organik, dengan harga terjangkau, lezat, baik untuk
dikonsumsi tubuh dan juga pengembangan digital marketing yang baik.
2. Key Partners
Le Sain bekerjasama dengan beberapa pihak diantaranya adalah supplier
sayuran organik yaitu Locale.greens, supplier daging, supplier Packaging,
dan juga aplikasi grab.
3. Key Activities
Aktivitas yang dilakukan oleh Le Sain diantaranya adalah membeli bahan
baku untuk membuat produk makanan, pembuatan produksi makanan sehat
tersebut, tahap pengemasan, promosi, dan menganalisa feedback dari para
customer
4. Key Resource
Adapun beberapa sumber utama yang diperlukan oleh perusahaan Le Sain
dalam menjalankan bisnis diantaranya adalah bahan baku, alat memasak, dan
juga packaging produk.
5. Customer Relationship
Dalam menjaga hubungan baik dengan para konsumen, Le Sain memberikan
beberapa promo menarik di hari terentu dan paket bundle yang menarik.
Contohnya adalah denganmembeli dua produk makanan berat Le Sain
mendapatkan bonus berupa snack dan juga pengurangan harga.
6. Channels
Le Sain menggunakan platform media sosial sebagai channels untuk
membantu memasarkan produk pada konsumen seperti instagram, website,
whatsapp, dan aplikasi Grab.
12

7. Customer Segments
Le Sain memiliki segmentasi pasar yang terdiri dari Healthy Lifestyle Person
yang selalu menjaga pola makan sehat, Obesity Person yang menginginkan
untuk menurunkan berat badan, para binaragawan yang tidak memiliki waktu
untuk memasak makanan dengan protein dan nutrisi yang tepat, dan seorang
Vegetarian. Produk Le Sain sendiri dapat dikonsumsi oleh semua umur
karena bagi perusahaan dalam memiliki pola hidup sehat lebih baik dilakukan
sedini mungkin. Tetapi kami memfokuskan pada orang yang berumur 17 - 35
tahun.
8. Cost Structure
Adapun biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Le Sain untuk
keberlangsungan proses bisnis diantaranya adalah pengeluaran untuk biaya
bahan baku produk, biaya produksi, biaya packaging, biaya promosi, dan
biaya pemasaran.
9. Revenue Streams
Pendapatan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan Le Sain bergantung
kepada hasil penjualan produk itu sendiri.

Value Proposition Canvas

Gambar 1. 7 Value Proposition Canvas Le Sain


13

Business Model Canvas

Gambar 1. 8 Business Model Canvas Le Sain

1.5 Ringkasan Perencanaan Bisnis

1.5.1 Ringkasan Rencana Pemasaran

Kegiatan pemasaran menjadi hal yang penting bagi perusahaan Le Sain


dalam meningkatkan brand awareness perusahaan. Perusahaan Le Sain memiliki
beberapa rencana dalam melakukan pemasaran untuk meningkatkan brand
awareness perusahaan. Berikut rencana pemasaran Le Sain:

-Website (https://lesain-id.com/)
Le Sain sudah memiliki website yang dirancang oleh CTO kami yaitu
Ferdianto. Website Le Sain memiliki tampilan User Interface yang atraktif dan User
Experience yang baik. Saat mengakses website, customer dapat melihat seluruh
informasi perusahaan dimulai dari identitas perusahaan, produk yang dijual serta
manfaatnya, testimoni, dan recap dari pertanyaan-pertanyaan yang umumnya sering
ditanyakan. Di dalam website tersebut customer dapat terhubung menuju instagram,
14

whatsapp, dan aplikasi grab Le Sain untuk memudahkan dalam melakukan


pemesanan.

-Instagram Ads
Le Sain menggunakan aplikasi Instagram sebagai salah satu platform untuk
memperkenalkan produk yang dijual kepada masyarakat. Perusahaan berusaha untuk
memaksimalkan penggunaan fitur – fitur yang dimiliki Instagram salah satunya
adalah Instagram ads. Fitur ini merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi
perusahaan Le Sain dalam memperluas pemasaran, meningkatkan brand awareness,
dan menemukan target market yang lebih spesifik. Untuk dapat mengaplikasikan
fitur Instagram ads, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp20.000,00 per hari.

-Diliput Media
Le Sain berencana untuk memperluas pemasaran produk dengan melakukan
endorsement kepada instagram kuliner. Bagi perusahaan, endorsement kepada
instagram kuliner merupakan salah satu cara yang tepat untuk memperluas
pemasaran, karena tidak sedikit orang yang mencari rekomendasi makanan melalui
instagram kuliner. Le Sain akan menyiapkan dana sebesar Rp100.000,00 -
Rp150.000,00 untuk melakukan endorsement.

-Brosur
Perusahaan Le Sain menggunakan aplikasi Canva sebagai alat bantu dalam
mendesain pembuatan brosur. Tidak hanya memiliki design yang menarik, brosur Le
Sain memiliki informasi yang lengkap dan detail dimulai dari perkenalan perusahaan
(about us), logo perusahaan, produk yang dijual beserta kandungan kalorinya, hingga
kontak yang dapat dihubungi. Tak lupa Le Sain mencantumkan tagline dari
perusahaan yaitu “Eat Healthy Live Better” dengan harapan dapat diingat oleh
pembacanya.
15

Gambar 1. 9 Brosur Le Sain

-Bazaar
Rencana selanjutnya yang akan dilakukan oleh perusahaan Le Sain adalah
mengikuti bazaar yang disediakan oleh Binus University yaitu Kekeun. Kesempatan
ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena perusahaan dapat
memperkenalkan produk yang dijual, memasarkan produk, memberikan sample test,
membagikan brosur yang sudah dibuat, dan mendapatkan feedback yang dapat
diaplikasikan dalam perusahaan untuk semakin berkembang.

1.5.2 Ringkasan Rencana Operasional/Produksi

Sampai saat ini proses operasional dan produksi Le Sain dilakukan secara
langsung dengan owner karena belum membutuhkan karyawan. Dengan ini,
perusahaan dapat menghemat pengeluaran operasional. Didalam pemilihan bahan
baku, perusahaan Le Sain sudah memiliki 2 supplier yang pertama sebagai penyedia
sayur organic dan yang kedua sebagai penyedia daging khususnya ayam. Lanjut ke
tahap proses produksi, perusahaan mengolah bahan baku di dapur owner karena alat
alat yang dibutuhkan sudah terpenuhi diantaranya adalah kompor, oven grill,
timbangan dapur, dan pisau.
16

Setelah melakukan observasi terhadap beberapa toko yang menyediakan


packaging makanan, akhirnya perusahaan Le Sain menemukan packaging dengan
harga yang murah dengan kualitas yang tebal. Dengan packaging yang baik akan
memberikan kesan yang mewah dan juga kenyamanan saat konsumen
mengkonsumsinya secara langsung. Packaging dari produk makanan Le Sain juga
didesain dengan menggunakan sticker dari logo perusahaan agar terlihat tidak
monoton.

Setelah produk beres diolah dan dikemas secara aman, produk akan dikirim
menggunakan Grab Express. Kedepannya perusahaan berencana untuk menambah
satu karyawan yang dapat membantu dalam proses produksi dan proses pengantaran
produk.

1.5.3 Ringkasan Rencana Keuangan

Sejak awal pengembangan bisnis, Le Sain menggunakan dana yang


dikumpulkan dari para owner perusahaan. Untuk bagian produksi, Le Sain
menggunakan aset pribadi untuk mengurangi pengeluaran perusahaan. Untuk biaya
yang masih kurang dibantu melalui orang tua owner yang nantinya akan
dikembalikan setelah Le Sain telah mendapat penghasilan yang cukup. Berikut
proyeksi keuangan Le Sain untuk 5 tahun ke depan:

Tabel 1. 3 Proyeksi 5 Tahun Keuangan Le Sain


17

Pada tahun 2022 penjualan Le Sain masih berada pada tahap awal dan hanya
berlangsung dari bulan Juli. Beban-beban yang dikeluarkan Le Sain tidak terlalu
banyak karena hampir seluruh kegiatan produksi dilakukan di rumah owner. Di tahun
ini, perusahaan Le Sain sudah bekerjasama dengan aplikasi Grab yang membantu
proses dalam pengantaran makanan. Selain itu, perusahaan sudah mulai konsisten
dalam mengembangan digital marketing khususnya instagram dengan
memperkenalkan produk dan membagikan konten – konten yang menarik.

Pada tahun 2023, 2024, dan 2025 Le Sain sudah mengalami peningkatan
penjualan yang signifikan. Estimasi pendapatan tersebut didapatkan karena
perusahaan memaksimalkan digital marketing semakin luas lagi. Dimana hadir
dalam beberapa aplikasi layanan antar seperti Shopeefood, Gofood, dan juga E-
commerce. Tidak hanya pengembangan digital marketing, perusahaan akan terus
berupaya dalam meningkatkan menu yang akan dijual. Sebagai perusahaan yang
mementingkan kesehatan, Le Sain ingin melengkapi menu yang bermanfaat bagi
tubuh lebih banyak lagi. Dimana pada tahun sebelumnya perusahaan hanya menjual
makanan sehat, di tahun ini perusahaan berencana untuk menyediakan minuman
kesehatan (juice).

Pada tahun 2026 dan 2027, Le Sain berencana sudah memiliki offline store.
Pada tahap ini calon konsumen dapat memesan makanan Le Sain secara online
ataupun datang langsung untuk menikmati produk makanan di tempat yang sudah
disediakan. Dengan peningkatan penjualan, perusahaan akan sanggup memiliki
beberapa tenaga kerja sehingga perusahaan siap untuk menerima orderan catering.
Untuk dapat menerima order Catering, setidaknya pemilik usaha perlu memiliki
setidaknya 15 hingga 20 menu makanan yang berbeda. Hal ini perlu dilakukan agar
calon konsumen tidak merasakan bosan saat mengkonsumsi catering yang diberikan.
18
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN INDUSTRI

2.1 Analisis Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting dan
sangat berdampak pada sebuah bisnis yang didirikan. Lingkungan ini akan
memberikan pengaruh untuk sebuah bisnis dalam menyusun strategi bisnis yang
dirancang untuk kedepannya (Buchory & Saladin, 2010). Dengan melakukan analisa
lingkungan bisnis, hasil data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan
untuk menentukan target pasar dan juga sebagai penentu tingkat keberhasilan pada
sebuah perusahaan. Pemilik bisnis perlu menganalisis lingkungan bisnis baik secara
faktor internal maupun eksternal sehingga mampu untuk menawarkan produk yang
sesuai dengan apa yang diperlukan dan diinginkan oleh masyarakat.

2.1.1 Analisis Lingkungan Makro

Lingkungan Makro merupakan segala faktor di luar perusahaan yang dapat


mempengaruhi kondisi internal perusahaan. PESTEL analisis merupakan sebuah
metode yang dapat digunakan oleh sebuah bisnis untuk melakukan analisis makro
(Ward & Peppard, 2002). Analisis PESTEL sendiri merupakan sebuah metode untuk
menganalisis faktor yang berasal dari luar perusahaan yang dapat memberikan
dampak bagi perusahaan tersebut. Analisis ini bersifat fleksibel, dimana setiap
anggota dari team bisnis dapat melihat hasil dari analisis yang diperoleh dan nantinya
dapat membantu mereka dalam mengambil sebuah keputusan (Morrison, 2020).
Analisis PESTEL merupakan sebuah audit dari enam faktor eksternal organisasi,
berikut ini merupakan penjabaran dari PESTEL analisis:

19
20

Gambar 2. 1 PESTEL Risk Analysis

1. Political
Faktor politik merupakan faktor yang berhubungan dengan hukum
yang berlaku, kebijakan dari Pemerintah, dan peraturan di lingkungan
perusahaan. Politik sendiri diciptakan sebagai interaksi antara Pemerintah dan
juga masyarakat yang sifatnya mengikat dan patut untuk dilaksanakan demi
kebaikan bersama (Budiardjo, 2008). Dalam dunia kuliner, Indonesia sendiri
memiliki Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2014 mengenai pedoman gizi yang seimbang. Dengan peraturan ini setiap
pemilik perusahaan makanan diharapkan untuk dapat berkontribusi dalam
meningkatkan kualitas sumber gizi manusia. Ditambah dengan adanya hasil
riset yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan (Risnakes) pada tahun 2017
menyatakan bahwa banyak masyarakat di Indonesia yang mengalami masalah
Underweight dan Obesity. Melihat data tersebut, upaya perbaikan gizi yang
seimbang ini sangat diperlukan karena Indonesia masih bergumul dengan
penyakit yang berhubungan dengan gizi. Berdasarkan peraturan tersebut,
perusahaan makanan di Indonesia perlu lebih mengoptimalkan kembali
masalah terkait dengan gizi makanan dan perilaku hidup yang sehat.
Peraturan ini tentunya mendukung perusahaan Le Sain sebagai penyedia
makanan sehat di Kota Bandung untuk semakin berkembang lagi. Hadirnya
perusahaan Le Sain setidaknya memberikan kontribusi untuk memberikan
21

manfaat bagi para masyarakat Indonesia untuk meningkatkan baik kualitas


gizi dan juga gaya hidup sehat.

Selain Peraturan Menteri Kesehatan diatas, terdapat Undang - Undang


yang berhubungan dengan bisnis Le Sain tercantum pada UU Nomor 18
tahun 2012 tentang pangan. Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa
pangan merupakan sebuah kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
berkaitan dengan hak asasi manusia. Negara berkewajiban untuk memenuhi
konsumsi pangan yang cukup, aman, dan bergizi seimbang secara merata.
Peraturan tersebut sangat berhubungan dengan perusahaan Le Sain dalam
menyediakan makanan sehat di Indonesia dan juga mendorong perusahaan
untuk berkembang dan beroperasional tidak hanya di Bandung tetapi di
berbagai kota di Indonesia secara adil dan merata. Segala perusahaan pangan
tanpa terkecuali perlu memperhatikan mulai dari kualitas, produksi, dan juga
distribusi kepada masyarakat apakah sudah sesuai dengan peraturan yang
dibuat. Masyarakat harus merasa aman saat mengkonsumsi makanan yang
telah diberikan. Perusahaan Le Sain sendiri dapat menjamin tingkat
kebersihan dari produk makanan yang akan diberikan kepada konsumen.

2. Economic
Faktor ekonomi berhubungan dengan adanya penagihan dan
pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat (John Stuart Mill, 1848). Hal ini
tentu berhubungan dengan kondisi Ekonomi yang terjadi di Indonesia
khususnya saat ada pandemi covid 19. Menurut Sri Mulyani yang merupakan
Menteri Keuangan Indonesia, kondisi pandemi ini membuat minat konsumsi
masyarakat menurun secara signifikan. Pada Kuartal III 2020 menyatakan
bahwa konsumsi dari rumah tangga berdasarkan riset mengalami penurunan
sebesar 4,04%. Akan tetapi Pemerintah pun tidak hanya terdiam, mereka
memberikan dukungan belanja sebagai bentuk dalam meningkatkan
perlindungan sosial dan perlindungan kesehatan bagi masyarakat di masa
pandemi. Pemerintah menyadarkan dan menghimbau masyarakat untuk lebih
menjaga kebersihan dan menjaga imunitas tubuh. Hal ini pun berkaitan
dengan perusahaan Le Sain yang berdiri di masa pandemi dengan
menyediakan makanan sehat untuk dapat mendukung imunitas masyarakat
22

serta menjual dengan harga yang terjangkau mengingat turunnya minat


konsumsi masyarakat di Indonesia.

Disamping itu, Kementerian Keuangan Indonesia menilai bahwa laju


inflasi di 2022 pada bulan Juni, Indonesia khususnya harga pangan
mengalami peningkatan mencapai 10,07%. Melihat hasil riset yang
dilakukan, penting bagi perusahaan Le Sain untuk menekan biaya yang
dikeluarkan mengantisipasi adanya kenaikan inflasi yang signifikan agar
masyarakat tetap tertarik untuk membeli produk. Hal ini menyadarkan para
pendiri perusahaan pangan untuk untuk selalu update mengenai kondisi
ekonomi yang ada agar tetap dapat bersama sama mengembangkan
perusahaan makanan di Indonesia.

3. Social
Faktor Sosial berhubungan dengan tren yang sedang terjadi, budaya,
dan hal lainnya yang menggambarkan lingkungan sosial. Dimana gaya hidup
konsumen berubah seiringnya waktu berjalan dalam proses globalisasi
menyesuaikan dengan tren yang ada. Faktor ini membantu pemilik
perusahaan untuk dapat melihat peluang yang ada serta bagaimana cara untuk
dapat menjangkau target pasar
.
Berdasarkan survei yang dilakukan HerbaLife Nutrition (Diet
Decisions Survey) pada tahun 2020, tren gaya hidup sehat dijadikan sebagai
hal yang penting bagi masyarakat Indonesia. Menurut hasil survei, didapati
bahwa 79% responden setuju bahwa masa pandemi merupakan sebuah
momentum untuk memulai gaya hidup sehat. Dengan hasil riset tersebut,
perusahan Le Sain memiliki peluang dan potensi yang baik dalam
mengembangkan perusahaan makanan ini di kota Bandung. Terlebih dengan
zaman sekarang ini yang merupakan era modern dimana masyarakat
menuntut kepraktisan dan kemudahan. Melihat era ini, perusahaan Le Sain
dapat menciptakan produk sesuaikan dengan gaya hidup masyarakat dengan
menciptakan makanan yang praktis mulai dari packaging serta tidak perlu
mengkhawatirkan gizi yang ada didalamnya. Dengan mengkonsumsi satu
23

porsi makanan, konsumen sudah mencukupi gizinya tanpa harus menambah


menu yang lainnya.

4. Teknologi
Faktor teknologi tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis dan industri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak manfaat yang dapat dirasakan bagi
para pemilik bisnis dengan hadirnya teknologi, diantaranya adalah
meningkatkan efektivitas dan efisien kerja seperti mencatat laporan keuangan
dengan mudah, melakukan promosi melalui media sosial, serta dapat
mengakses mengenai informasi kapanpun dan dimanapun. Perkembangan
teknologi ini memungkinkan setiap pemilik usaha untuk dapat meningkatkan
penjualan mereka dengan cara menjual produk mereka melalui online store
(Shurtey, 1999).

Perusahaan Le Sain memanfaatkan teknologi sebagai digital


marketing dengan melakukan penjualan secara online melalui E-Commerce
seperti Grab. Untuk memudahkan promosi, Le Sain membuat website dan
juga konten media sosial khususnya Instagram sehingga segala bentuk
informasi yang disampaikan dapat diakses oleh konsumen dengan mudah.
Media sosial merupakan salah satu platform yang digunakan oleh Le Sain
untuk meningkatkan brand awareness.

Seiring perkembangan zaman, kebiasaan masyarakat berubah dimana


mereka menginginkan hal yang mudah, instan, dan praktis. Oleh karena itu
perusahaan Le Sain berupaya untuk memberikan free delivery service pada
area tertentu, bagi area yang tidak dapat terjangkau tetap dapat merasakan
kepraktisan yang sama dengan memesan produk secara online dengan mudah
karena seluruh informasi perusahaan dicantumkan pada aplikasi tersebut. Hal
ini juga didukung dengan UU-ITE pada pasal 9 yang menyebutkan bahwa
para pemilik usaha yang menawarkan produk melalui e-commerce
diwajibkan untuk menyampaikan informasi yang lengkap.
24

5. Environment
Faktor lingkungan dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu
point penting yang harus diperhatikan. Pemilik usaha perlu mengidentifikasi
apa saja faktor lingkungan yang menjadi penghambat bagi jalannya sebuah
bisnis (Saladin, 2010). Sebagaimana yang dicatat pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 mengenai melestarikan lingkungan serta
mengantisipasi terjadinya pencemaran pada lingkungan. Setiap pemilik
perusahaan perlu untuk ikut serta menjaga lingkungan, contohnya adalah
menciptakan packaging yang ramah lingkungan dan juga membuang sampah
atau limbah pada tempatnya. Perusahaan harus bertanggung jawab di sekitar
lingkungannya demi memberikan keselamatan, kesehatan, dan kehidupan
manusia disekitarnya. Kedepannya perusahaan Le Sain ingin memberikan
contoh pada masyarakat melalui hal yang kecil seperti penggunaan sendok
makan yang ramah lingkungan dan packaging yang sustainable.

Berdasarkan data survei Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun


2019 menyatakan bahwa hanya sekitar 28% dari 271 juta jiwa masyarakat
Indonesia yang peduli terhadap kebersihan dan keberlangsungan dari
lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa kebersihan masyarakat di Indonesia
masih tergolong rendah. Menanggapi hal tersebut, hal yang dapat dijanjikan
oleh perusahaan Le Sain adalah seluruh makanan yang dibuat akan diterima
di tangan konsumen dalam keadaan bersih dan aman untuk dikonsumsi
karena proses produksi yang higienis.

6. Legal
Faktor legalitas memiliki kemiripan dengan faktor politik namun
legalitas meliputi pengaruh hukum seperti undang-undang. Setiap pemilik
perusahaan wajib mengetahui apakah produk atau jasa yang dijual legal
ataupun tidak. Perusahaan dapat mendaftarkan legalitas berupa NIB, HKI,
SKU, dan IUMK. NIB atau Nomor Induk Berusaha merupakan sebuah
identitas yang menunjukan bahwa perusahaan sudah memiliki izin usaha dan
izin operasional. Hal ini tercantum pada Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
2018 Pasal 1 angka 12 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha yang
25

menyebutkan bahwa NIB adalah identitas berusaha. Perusahaan Le Sain


sudah memiliki NIB sebagai identitas dan legalitas perusahaan.

2.1.2 Analisis Lingkungan Industri

Perusahaan Le Sain termasuk ke dalam concentrated industry karena


berhadapan dengan perusahaan-perusahaan makanan sehat yang tergolong besar di
Bandung. Perusahaan Le Sain memiliki beberapa pesaing head-to-head diantaranya
adalah Hadi Kitchen dan Yellowfit Kitchen.

Gambar 2. 2 Porter’s Five Forces Model

Dalam mempermudah menganalisa Lingkungan Industri, Michael Porter pada


tahun 1979 membuat sebuah tools yang bernama “Porter Five Forces”. Profesor
dari Harvard Business School ini menciptakan sebuah tools yang dapat membantu
sebuah perusahaan dalam memposisikan dirinya di antara pesaing lainnya dan juga
mengidentifikasi tentang bagaimana kelebihan dan kekurangan dari sebuah
perusahaan, sehingga perusahaan dapat merancang dan mempermatang strategi untuk
kedepannya. Berikut merupakan analisis lingkungan dari perusahaan Le Sain
menggunakan “Porter’s Five Forces Model.
26

1. Threat of New Entrants


Pendatang baru yang memasuki pasar dapat menjadi sebuah ancaman
untuk para perusahaan karena dapat menurunkan pendapatan dari perusahaan
lainnya (Porter, 2008). Di dalam industri kuliner tentu akan ada persaingan
yang terjadi dimulai dari produk yang ditawarkan hingga harga yang
ditetapkan. Perusahaan Le Sain menetapkan produk yang dijual dibawah
harga pasar yang ada, dampak ini dapat menyulitkan bagi pesaing baru yang
ingin bersaing dengan harga. Selain itu, hal yang dapat membedakan
perusahaan Le Sain dengan pesaing lainnya adalah penggunaan bahan baku
yang 100% organik. Perusahaan Le Sain juga mendirikan website sendiri
dengan tampilan User Interface yang atraktif dan User Experience yang
memberikan pengalaman baik bagi para calon konsumen, dimana tidak
banyak bisnis makanan sehat yang memiliki website sendiri. Le Sain
berusaha semaksimal mungkin dalam sisi pengembangan digital marketing
untuk dapat dikenal secara luas dan meningkatkan brand awareness serta
menjadi sebuah brand top-of-mind bagi masyarakat.

2. Threat of Substitute Products


Produk pengganti merupakan sebuah produk berbeda tetapi
menawarkan manfaat yang sama pada konsumen (Porter, 2008). Hal ini tentu
akan menimbulkan persaingan karena konsumen dapat beralih ke produk
pengganti sehingga hal ini dapat membuat pasar semakin kompetitif.
Perusahaan Le Sain merasakan ancaman dari produk pengganti yang
menawarkan manfaat yang sama sebagai produk untuk meningkatkan
kesehatan yaitu minuman jus. Oleh karena itu, Le Sain akan terus
meningkatkan kualitas produk, membuat menu baru agar tidak monoton, dan
menjaga hubungan baik dengan konsumen agar perusahaan tetap dapat
bersaing dan menjadi pilihan bagi para konsumen. Berdasarkan hasil survey
yang sudah dilakukan oleh perusahaan Le Sain, didapati bahwa tidak sedikit
responden yang menyatakan bahwa makanan sehat memiliki rasa yang tidak
lezat, rasanya pahit, dan juga harga yang relatif mahal sehingga mereka
memilih untuk membeli produk makanan cepat saji karena rasanya yang
lezat, mudah didapatkan, dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu Le Sain
ingin membuat produk makanan sehat dengan harapan dapat menyampaikan
27

kepada konsumen bahwa makanan sehat tidak selalu memiliki rasa yang tidak
lezat, asalkan diolah dengan cara yang tepat serta yang terpenting adalah baik
untuk dikonsumsi tubuh. Dengan ini Le Sain berharap dapat menciptakan
terobosan baru mengenai stigma masyarakat mengenai pandangan mereka
terhadap makanan sehat di Indonesia.

3. Supplier Bargaining Power


Tekanan yang dapat terjadi dari sebuah perusahaan antara lainnya
adalah pemasok yang menaikan harga, menurunkan kualitasnya, dan juga
mengurangi ketersediaan produk yang ada. Oleh karena itu negosiasi antara
pemasok dan perusahaan diperlukan karena akan berdampak pada sektor
harga. Perusahaan Le Sain memilih pemasok sayuran organik dengan harga
yang bersahabat serta kualitas yang fresh. Ketersediaan pemasok organik
dapat digolongkan tidak terlalu banyak seperti kebanyakan sayur yang non
organik beredar di pasaran. Perusahaan Le Sain memiliki dua pemasok dan
masih terus akan mencari pemasok sayuran lainnya sehingga dapat
membandingkan harga dan juga kualitas antara pemasok lainnya.

4. Bargaining Power of Buyers


Dalam dunia bisnis, pembeli akan menegosiasikan harga yang rendah
atau meminta untuk meningkatkan kualitas dari sebuah produk. Perusahaan
Le Sain berupaya untuk tidak menurunkan kualitas demi harga yang murah
karena tidak selaras dengan visi dan misi yang sudah dipegang. Oleh karena
itu, Le Sain tetap tetap menetapkan harga dengan kualitas yang selaras
dengan harapan bahwa produk yang dijual itu worth it bagi para konsumen.
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan Le Sain untuk menarik
minat para konsumen adalah memberikan promo pada beberapa tanggal
merah serta diskon menarik lainnya.

Adapun beberapa hal yang dapat menimbulkan loyalitas dari pembeli


diantaranya adalah pilihan produk atau jasa yang beredar hampir sama,
keterbatasan informasi, dan juga masalah keuangan yang dihadapi oleh para
konsumen (Suhaily, 2004). Hal dapat ditanggulangi dengan meningkatkan
penjualan, pemasaran yang baik, dan fungsi layanan (Mardalis, 2005).
28

Perusahaan Le Sain berupaya untuk memberikan layanan yang cepat, ramah,


dan informatif karena pelanggan merupakan raja bagi perusahaan yang harus
dijaga agar memiliki hubungan yang baik untuk kedepannya

5. Rivalry Among Existing Firms


Persaingan dengan pelaku industri dapat terjadi melalui beberapa
faktor diantaranya adalah harga, inovasi, promosi, dan layanan. Menurut
Porter, persaingan kompetitif ini akan menciptakan sebuah persaingan yang
sempurna didalam sebuah pasar. Dengan adanya persaingan ini mendorong
Le Sain untuk semakin berinovasi agar dapat bersaing dengan para pesaing
lainnya tentu dengan cara yang sehat. Perusahaan Le Sain sendiri memiliki
head-to-head dengan pesaing lainnya mulai dari produksi hingga
pemasarannya. Perusahaan Le Sain berusaha untuk selalu memegang prinsip
dari “The Customer is King” untuk memaksimalkan pelayanan terhadap
konsumen dan siap untuk menerima segala feedback yang diberikan oleh
konsumen baik positif maupun negatif. Karena dengan feedback yang
diberikan dapat dipertimbangkan dapat mengembangkan perusahaan serta
dapat memenuhi keinginan para konsumen. Perusahaan Le Sain sendiri akan
terus meningkatkan kinerja perusahaan mulai dari sisi produksi hingga
pemasaran untuk membangun dan memberikan value produk yang dapat
memuaskan konsumen (Kotler, 2010).

Analisis SWOT
Selain menggunakan analisis Porter’s Five Forces Model, Le Sain
menggunakan analisis SWOT untuk dapat mengidentifikasikan apa yang
menjadikan titik kelemahan dan kekuatan di dalam perusahaan. Dengan
mengetahui titik tersebut, perusahaan dapat mempersiapkan strategi untuk
dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta dapat melihat peluang apa saja
yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan (Robinson & Pearce, 1997).
Dibawah ini merupakan komponen dari Analisis SWOT:
29

1. Strength
Merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadikan
perusahaan tersebut lebih unggul dibandingkan perusahaan lainnya
2. Weakness
Merupakan sebuah kelemahan yang ada dalam sebuah perusahaan.
Perusahaan dapat mengetahui kelemahan mereka dengan
membandingkannya dengan kompetitor lainnya mengenai poin apa
yang tidak dimiliki.
3. Opportunity
Perusahaan perlu untuk melihat segala peluang yang ada dan
memanfaatkan peluang tersebut agar perusahaan semakin
berkembang.
4. Threats
Perusahaan perlu untuk melihat ancaman apa saja yang akan
mempengaruhi keberhasilan bisnis yang sedang digeluti dan apakah
perusahaan tersebut dapat bertahan di masa yang akan datang.

Dibawah ini merupakan gambaran dari analisis SWOT perusahaan Le


Sain:
30

Gambar 2. 3 Analisis SWOT Le Sain

Faktor Internal:
1. Strength
Keunggulan dari perusahaan Le Sain dibandingkan dengan para
pesaing lainnya adalah perusahaan menjual produk dengan harga yang
terjangkau, rasa yang lezat, dan tentunya baik untuk dikonsumsi tubuh
karena semua produk dari Le Sain dapat dipastikan 100% organik.
Selain itu perusahaan Le Sain memiliki situs Website sendiri dimana
hal ini belum terlalu banyak ditemukan di pesaing lainnya.

2. Weakness
Hal yang menjadi kelemahan dari perusahaan Le Sain adalah tidak
adanya toko fisik, dimana para pesaing lain memiliki toko fisik
sehingga dapat menjangkau konsumen lebih banyak lagi. Oleh karena
itu perusahaan Le Sain menjual produk secara online dan
menggunakan digital marketing untuk memasarkan produknya.
31

Faktor Eksternal:
3. Opportunity
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan yang dilakukan oleh HerbaLife
Nutrition (Diet Decisions Survey) pada tahun 2020, tren makanan
sehat ini meningkat khususnya di masa pandemic. Masyarakat
disadarkan akan pentingnya memiliki pola hidup yang sehat.
Perusahaan Le Sain mengambil peluang ini untuk membantu
masyarakat menjaga imunitas tubuh mereka di saat pandemi dengan
cara untuk menawarkan produk makanan dengan protein yang tinggi,
sumber vitamin, dan kaya akan mineral karena penggunaan bahan
baku yang 100% organic dan fresh.

4. Threats
Adapun ancaman yang dirasakan oleh perusahaan Le Sain dimana
pesaing lain yang sudah berdiri lebih lama menggeluti bidang yang
sama dengan brand awareness yang baik. Ditambah juga dengan
stigma masyarakat mengenai makanan sehat yang memiliki rasa tidak
lezat serta harga yang cenderung mahal.
Untuk mengatasi ancaman ini, Le Sain akan berusaha semaksimal
mungkin mengembangkan produk dengan rasa yang lezat dan harga
terjangkau harapan mengubah stigma masyarakat bahwa makanan
sehat dapat memiliki rasa yang lezat asalkan diolah dengan cara yang
benar dan juga menjaga hubungan baik dengan para pelanggan.

2.2 Kajian Literatur Konsep Bisnis

2.2.1 Teori Creativepreneurship

Seorang ilmuan yang bernama Joseph Schumpeter pada tahun 1934


memperkenalkan Creativepreneurship. Creativepreneurship sendiri merupakan
gabungan dari dua kata yaitu Creative dan Entrepreneurship. Menurut Schumpeter,
kreativitas sangat berperan penting karena dapat membuka market yang baru.
Sedangkan entrepreneur sendiri merupakan seseorang atau pengusaha yang dapat
mengoptimalkan kreativitasnya. Masyarakat pada posisi ini ditempatkan sebagai
32

audience karena dapat melihat dan menilai akan banyak gagasan produk baru,
metode produksi yang baru, pasar baru, dan inovasi baru lainnya (Oscarius, 2016).

Inovasi sendiri tidak terlepas dari peran teknologi, para entrepreneur dapat
memasarkan produk mereka secara digital seperti melalui social media (Whatsapp,
Instagram, dan Facebook) dan e-commerce (Tokopedia, Shopee, dan Lazada). Era
digital ini tentu akan memudahkan para pengusaha dalam menjangkau masyarakat
lebih luas. Tetapi di sisi lain dengan kemudahan pemasaran melalui digital
marketing, semakin banyak pengusaha baru yang muncul. Oleh karena itu penting
bagi pengusaha untuk memiliki tingkat kreativitas yang tinggi demi menciptakan
produk yang unik dan content digital yang menarik agar dapat bersaing dengan
kompetitor lainnya. Selain pentingnya memiliki ide bisnis yang dapat menjadi solusi
bagi permasalahan yang ada di pasar, hal yang perlu diperhatikan lagi ialah seorang
entrepreneur harus memiliki mental yang kuat saat bersaing dan dapat berpikir kritis
saat menjalankan sebuah bisnis karena setiap perusahaan akan berlomba untuk
bersaing satu dengan lainnya untuk menunjukkan keunggulannya melalui persaingan
yang sehat (Marbun, 2003).

2.2.2 Ide Bisnis

Ide bisnis berhubungan dengan tingkat kreativitas. Di dalam dunia bisnis,


seorang pengusaha perlu memiliki tingkat kreativitas yang tinggi agar dapat terus
bersaing dengan kompetitor lainnya. Seseorang yang memiliki tingkat kreativitas
tinggi dapat menciptakan suatu bisnis yang berbeda dengan bisnis lainnya atau dapat
menemukan cara baru dalam menyelesaikan sebuah masalah (Zimmerer, 2008).

2.2.3 Kelayakan Bisnis

Kelayakan bisnis merupakan sebuah fase untuk mempelajari mengenai bisnis


yang didirikan layak atau tidak layak untuk dilanjutkan (Kasmir & Jakfar, 2003).
Dengan mempelajari kelayakan bisnis, terdapat beberapa manfaatnya diantaranya
adalah:
33

1. Untuk meminimalisir resiko adanya kerugian


Saat mengetahui sebuah bisnis tidak layak untuk dijalankan, pemilik
bisnis dapat menunda langkah yang akan dilakukan untuk dapat
mempermatang kembali strategi bisnis yang akan dijalankan.

2. Mempermudah jalannya perencanaan bisnis


Sebuah perusahaan perlu memiliki sistem kerja efektif dan bermanfaat
bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Mempermudah pelaksanaan bisnis


Pemilik usaha dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan
dan dapat memantau hal yang dapat memberikan keuntungan dan
menghindari resiko kerugian.

4. Mempermudah untuk melakukan pengawasan


Data yang telah dikumpulkan dalam sebuah laporan dapat menjadi
bukti valid untuk diserahkan saat adanya proses audit.

5. Mempermudah untuk melakukan pengendalian


Masalah yang muncul dapat diidentifikasi dengan cepat dan tepat
langsung terhadap sumber penyebab masalah tersebut.

Untuk membuat studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahap yang harus dilalui
yang pertama adalah melakukan identifikasi untuk melihat seberapa besar potensi
yang ada dalam sebuah bisnis. Langkah selanjutnya yaitu merumuskan dan menilai
kegiatan - kegiatan yang akan dilakukan dalam bisnis tersebut. Langkah terakhir
adalah memilih dan mengimplementasikan.

2.2.4 Proyeksi bisnis

Menurut data Health Food Industry 2021 dikatakan bahwa makanan sehat
diproyeksikan dapat berkembang secara global sekitar 4,91%. Selain itu, Chandra
Wijaya yang merupakan External Communications Senior Lead dari Tokopedia
mengatakan bahwa pada tahun 2021 makanan sehat termasuk sebuah produk yang
34

mengalami peningkatan signifikan selama kuartal pertama yang terhitung mengalami


kenaikan dari tiga sampai enam kali lipat.

Riset tersebut menunjukan bahwa makanan sehat memiliki potensi yang


menjanjikan di masa yang akan datang. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan tubuh mereka salah satunya dengan mengkonsumsi makanan
sehat. Oleh karena itu, perusahaan Le Sain perlu memanfaatkan kesempatan ini
sehingga makanan sehat di Indonesia dapat terus berkembang.

2.2.5 Teori Digital Marketing

Marketing adalah proses dimana perusahaan memberikan value dan


relationship yang baik kepada pelanggan dengan tujuan untuk meningkatkan
keuntungan dan loyalitas pelanggan (Kotler & Amstrong, 2018).

Dengan perkembangan teknologi saat ini membuat dunia pemasaran semakin


berkembang, contohnya adalah digital marketing. Digital Marketing adalah tindakan
pemasaran dan branding yang menggunakan bermacam-macam media (Sanjaya &
Tarigan, 2009). Contoh dari media tersebut adalah blog, e-mail, website, dan
bermacam-macam sosial media. Penggunaan digital marketing yang baik dapat
membantu suatu perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan produk dan
jasanya (Prabowo, 2018). Digital marketing memberikan peluang untuk bisnis yang
memiliki keterbatasan waktu, jarak, dan komunikasi agar dapat berkembang.
Dampak adanya digital marketing bagi Indonesia adalah dapat membantu UMKM
untuk memasarkan produknya secara online.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liam James tahun 2020 ada 4
macam digital marketing yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan
UMKM. Diantaranya adalah email marketing, online advertisement, SEO (Search
Engine Optimization), dan sosial media.

Sampai saat ini perusahaan Le Sain menggunakan sosial media khususnya


Instagram dan website sebagai sarana digital marketing untuk membagikan konten
dan pemasaran perusahaan. Media digital marketing Le Sain yang sudah dirancang
oleh anggota team dalam perusahaan, dapat diakses melalui website perusahaan
yaitu: https://lesain-id.com/
35

Gambar 2. 4 Website Le Sain

Sebuah website memiliki fungsi sebagai media untuk meningkatkan


pemasaran, promosi, menampilkan keunggulan produk, sarana informasi,
pendidikan, dan sebagai salah satu cara bagi pemilik bisnis untuk berkomunikasi
dengan konsumennya (Arief, 2011). Dengan perkembangan teknologi yang pesat ini
membantu perusahaan untuk menyampaikan segala bentuk informasi produk dimulai
dari harga dan cara pemesanannya melalui sebuah website yang dapat diakses
kapanpun dimanapun dengan sangat mudah. Penting untuk memiliki website dengan
tampilan yang atraktif (User interface) dan (User experience) yang memudahkan
konsumen dalam penggunaannya agar memberikan pengalaman yang mengesankan.
36

Gambar 2. 5 Instagram Le Sain

Selain itu, Le Sain juga menggunakan Instagram sebagai media digital


marketing untuk menampilkan produk yang dijual, melakukan pre order, promosi,
dan juga membagikan konten seputar dunia kesehatan. Harapannya dengan
penggunaan Instagram dapat meningkatkan pemasaran dan brand awareness
perusahaan agar nama perusahaan Le Sain dapat menjadi top of mind bagi
37

masyarakat luas (Shimp, 2014). Perusahaan memanfaatkan fitur yang ada didalam
Instagram sebaik mungkin contohnya adalah menggunakan instagram ads untuk
memaksimalkan pemasaran. Pentingnya penggunaan instagram ads bagi perusahaan
karena dengan fitur ini pemilik usaha dapat melihat jumlah orang yang melihat dan
mengunjungi instagram, whatsapp, bahkan website. Peranan instagram terlihat
belum maksimal bila tidak ada yang mengunjungi, tidak ada perkembangan
followers, dan penjualan menggunakan instagram belum mencapai target.

Menurut data dari Business of Apps tahun 2022, pengguna instagram secara
global tembus mencapai 1,96 miliar orang dimana 33% pengguna berumur 25-34
tahun, 30% pengguna berusia 18-24 tahun, dan 16% kelompok usia 35-44 tahun.
Dengan pengguna Instagram yang aktif di Indonesia, hal ini membuat Indonesia
termasuk jumlah pengguna Instagram terbanyak keempat di dunia setelah India,
Amerika, dan Brasil.

Selain sebagai sarana untuk berkomunikasi, Instagram banyak digunakan


oleh para pemilik bisnis untuk melakukan promosi. Hal ini dapat dikatakan efektif
mengingat fitur yang ada didalamnya. Contohnya adalah fitur komentar yang dapat
digunakan untuk berinteraksi oleh pemilik usaha dengan para konsumennya. Sebuah
promosi dapat dikatakan berhasil jika seseorang membeli produk yang dipromosikan.
Promosi yang efektif sendiri dapat diukur menggunakan konsep AIDA yang terdiri
dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Melalui konsep ini, perusahaan Le Sain
semakin giat dalam mengembangkan konten Instagram perusahaan sebagai contoh
membuat iklan dengan tampilan yang menarik (attention), informasi iklan yang
mudah dibaca (Interest), konten seputar dunia kesehatan untuk menyadari konsumen
pentingnya memiliki pola hidup sehat (Desire), dan konten ajakan kepada konsumen
untuk menjaga kesehatan mereka dimana perusahaan menyiapkan konten khusus
sebagai reminder pada para pembacanya (Action).

Perusahaan Le Sain menyadari bahwa Instagram merupakan sebuah tempat


promosi yang sangat efektif karena dapat mendistribusikan informasi secara cepat,
akurat, dan luas. Berdasarkan data Napoleon Cat pada tahun 2020, pengguna
Instagram di Indonesia mencapai sekitar 69,2 juta orang. Dengan riset tersebut dapat
disimpulkan bahwa sosial media Instagram memiliki engagement audiens yang
38

sangat besar. Perusahaan Le Sain memanfaatkan kesempatan ini dengan membuat


konten yang menarik untuk meningkatkan brand awareness dari perusahaan.

Media sosial seperti Instagram tergolong sebagai media yang berbasis visual. Hal
ini merupakan salah satu poin yang dapat ditangkap dengan manusia melalui indera
visual dan dapat dijadikan model pikiran bagi mereka untuk meningkatkan
produktivitas kehidupan (Jasjfi, 2021). Media komunikasi visual memiliki beberapa
unsur penting diantaranya adalah:

1. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan sebuah gambar yang digunakan untuk


menjelaskan mengenai informasi yang ingin disampaikan (Kusrianto, 2007).
Konten gambar dari Instagram Le Sain menampilkan foto produk makanan
dengan pengambilan gambar sudut yang tinggi agar foto produk terlihat real
dan jelas. Setelah itu foto produk dikemas dengan design yang menarik agar
tidak monoton. Dibawah ini merupakan beberapa contoh foto dari produk
makanan perusahaan Le Sain:

Gambar 2. 6 Konten Produk Makanan Le Sain

Foto diatas merupakan beberapa produk makanan dari perusahaan Le


Sain. Dapat dilihat background yang dipilih membuat foto produk makanan
menjadi menarik. Juga jenis font yang yaitu Yeseva One, Racing Sans One,
dan Ballpoint ditata secara rapi sehingga memudahkan para pembaca melihat
harga produk, protein yang tertera, dan kalori yang terkandung didalamnya.
39

2. Infografis

Perusahaan Le Sain membuat konten infografis yang berisi seputar


dunia kesehatan seperti manfaat mengkonsumsi makanan kesehatan, fakta
mengenai makanan sehat, tips menjaga sayuran yang dapat dilakukan di
rumah, dan masih banyak lagi. Hal ini dilakukan karena perusahaan Le Sain
tidak hanya mementingkan promosi produknya tetapi ingin mengedukasi
masyarakat serta mengembangkan wawasan mengenai makanan sehat di
Indonesia lebih luas lagi. Dibawah ini merupakan beberapa contoh konten
infografis yang dibuat oleh Le Sain:

Gambar 2. 7 Konten Infografis Le Sain

3. Warna

Cahaya yang dihasilkan dijadikan sebagai pengalaman indera


penglihatan yang dirasakan oleh audiencenya (Sanyoto, 2005). Oleh karena
itu tampilan logo perusahaan, konten, dan feeds pada Instagram penting untuk
memiliki warna yang menarik.
40

4. Tipografi

Penulisan yang menarik dan jelas tentu akan memudahkan pembaca


dalam memahami informasi yang diberikan. Pembaca dapat merasa nyaman
dan jelas saat membaca konten yang diberikan. Contoh penggunaan jenis
huruf yang jelas menggunakan jenis Yeseva One, Racing Sans One, dan
Ballpoint.

2.3 Kajian Teknik Analisis Bisnis

2.3.1 Teori Model Bisnis

Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur membuat sebuah alat yang dapat
membantu para pelaku usaha untuk melihat gambaran besar dari strategi bisnis
model yang dinamakan Business Model Canvas (Osterwalder, 2010). Dengan
menyusun Business Model Canvas, pemilik perusahaan dapat meminimalisir hal
yang tidak diperlukan dalam keberlangsungan sebuah bisnis, mengetahui target pasar
yang sesuai, dan mengetahui potensi keberhasilan dari sebuah bisnis. Business Model
Canvas memiliki unsur 9 pilar, berikut dibawah ini merupakan gambar dari Business
Model Canvas Le Sain:

Gambar 2. 8 Business Model Canvas


41

1. Value propositions
Pada pilar ini Osterwalder menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan
menawarkan value yang mereka miliki kepada pelanggan. Perusahaan
menawarkan manfaat baik produk atau jasa yang menjadi solusi dari
permasalahan yang ada di pasar dan juga menciptakan produk yang memiliki
keunikan yang berbeda dengan pesaing lainnya.

2. Customer segments
Segmentasi pelanggan digunakan oleh perusahaan untuk dapat mengetahui
secara detail mengenai target pasar mereka sehingga produk yang mereka
tawarkan tepat pada sasaran mereka.

3. Customer relationships
Pilar ini menjelaskan mengenai betapa pentingnya sebuah perusahaan untuk
membangun hubungan yang baik dengan calon konsumen dalam
meningkatkan loyalitas mereka. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan melayani
konsumen memberikan pelayanan yang maksimal pada para pelanggan
mereka (Kotler & Keller, 2009).

4. Channels
Channels merupakan sebuah platform yang akan digunakan oleh perusahaan
dalam membantu mereka untuk menyampaikan value kepada pelanggan.
Fungsi lain dari platform ini adalah untuk melakukan promosi. Mengingat
perkembangan era digital yang sangat berkembang ini, perusahaan dapat
memanfaatkan media sosial sebagai salah satu platform dalam digital
marketing.

5. Key Activities
Pilar ini berhubungan dengan kegiatan operasional sebuah perusahaan dalam
menciptakan baik produk atau jasa demi menghasilkan value proposition
yang baik. Setiap perusahaan perlu untuk terus meningkatkan kinerja
perusahaan agar berjalan secara efektif dan efisien.
42

6. Key Resources
Pilar ini menjelaskan mengenai sumber daya apa saja yang dimiliki oleh
perusahaan untuk dalam menciptakan value proposition. Osterwalder
mengatakan bahwa sumber daya ini dapat berupa manusia, hasil karya
intelektual, dan juga finansial.

7. Key Partners
Contoh dari key partners adalah supplier dimana supplier berhubungan
dengan keberlangsungan bisnis karena sebagai pemasok utama sebelum
memasuki tahap pengolahan (Osterwalder & Pigneur, 2015). Osterwalder
juga mengatakan bahwa dengan membuat aliansi perusahaan dapat
memaksimalkan model bisnis yang dimiliki serta memperoleh sumber daya
yang lebih maksimal.

8. Cost Structure
Pilar ini menjelaskan mengenai biaya yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam menjalankan sebuah bisnis. Cost structure sendiri dapat
berhubungan dengan pilar lain seperti key resources, channels, key activities,
dan key partners.

9. Revenue Streams
Pilar ini menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan mendapatkan
keuntungan berdasarkan value yang telah diberikan terhadap pelanggan.
Revenue streams sendiri terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
merupakan pendapatan yang didapatkan dari satu kali transaksi dan yang
kedua merupakan pendapatan yang didapatkan melalui beberapa kali
transaksi dengan orang yang sama.

2.3.2 Experimentation

Experimental research merupakan sebuah proses melakukan analisa dengan


tujuan agar mengetahui efek yang ditimbulkan dari objek yang diteliti (Hadi, 1985).
Experimental research juga merupakan manipulasi yang dilakukan terhadap objek
penelitian dengan tujuan agar dapat mengetahui dampak dari manipulasi tersebut
43

(Latipun, 2002). Sedangkan experimentation sendiri merupakan suatu analisa yang


memiliki fungsi agar mengetahui dampak atas sesuatu yang dilakukan (Sugiyono,
2011).

Untuk melakukan experimentation yang baik, peneliti perlu memahami hal-


hal yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Komponen-komponen
tersebut contohnya seperti jenis variabel, tujuan, karakteristik ekperimen, syarat,
desain penelitian ekperimen, dan tahapan eksperimen. Ada beberapa syarat yang
harus dilakukan untuk melakukan experimentation yang pertama adalah peneliti
harus mengetahui dimana dan kapan suatu penelitian dilakukan. Kedua adalah
penelitian tersebut jika diulang harus mendapatkan hasil yang sama. Ketiga adalah
peneliti harus dapat mengontrol objek penelitian tersebut. Terakhir, peneliti
membutuhkan objek sebagai pembanding dalam melakukan eksperimen (Wilhelm,
2004)

2.3.3 Business Performance Indicator

Suatu perusahaan harus mengetahui gambaran efektivitas dalam memenuhi


target bisnis. Dengan berhasil mencapai tujuan bisnisnya, artinya perusahaan sudah
menunjukan kinerja yang baik selama kurun waktu tertentu. Key Performance
Indicator (KPI) Target dirancang oleh sebuah perusahaan dengan tujuan agar
mengetahui kinerja perusahaan agar dapat memenuhi tujuan dari perusahaan
(Banerjee & Buoti, 2012). Target yang dibuat harus memenuhi kriteria yang ada
yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dan juga realistis. Tujuan yang dibuat
harus memiliki batas waktu kapan harus dicapai.
Berikut adalah pengimplementasian Key Performance Indicator terhadap bisnis Le
Sain:
44

Tabel 2. 1 Key Performance Indicator Le Sain

Key performance indicator Le Sain dibagi menjadi tiga perspektif yaitu operasional,
marketing, dan finansial. Dari segi operasional Le Sain berhasil menambakan 2 menu
dan membeli alat-alat produksi sebelum memasuki tahun 2023. Namun Le Sain
belum sanggup memiliki 1 kurir baru karena keterbatasan dana, tetapi kami berhasil
memberikan beberapa promosi untuk ongkos kirim. Dari segi marketing Le Sain
berhasil meningkatkan pemasaran dan juga promosi. Namun Le Sain belum berhasil
dalam mengembangkan fitur pembayaran melalui website, tetapi CTO kami berhasil
mengembangkan fitur keranjang dalam website. Dari segi finansial Le Sain belum
berhasil dalam meningkatkan pertumbuhan margin laba bersih sebesar 10% setiap
bulannya. Penyebabnya adalah pada bulan Agustus Le Sain mengeluarkan dana yang
besar untuk mengikuti bazaar dan pada bulan Desember Le Sain mengeluarkan dana
45

yang besar untuk promosi dan pemasaran. Untuk target omset Le Sain berhasil
mendapatkan total Rp4.670.000,00 pada tahun 2022. Setelah score dijumlahkan
bisnis Le Sain berhasil mendapatkan nilai 80.

2.3.4 Teori 4p’s Marketing Mix

Pada tahun 1964 Neil Borden memperkenalkan teori Marketing Mix 4P yang
terdiri dari product, price, place, dan promotion. Teknik ini membahas mengenai
tahap awal kegiatan operasional perusahaan hingga pemasaran produk yang sesuai
dengan target pasar yang diinginkan (Sumarni, 1997). Berikut merupakan penjelasan
dari setiap unsur Marketing Mix 4P:

1. Product
Merupakan merupakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
terhadap konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar
(Soeprihanto, 2010). Perusahaan Le Sain menjual makanan sehat dengan
harga yang terjangkau, cita rasa yang lezat, dan tentunya baik untuk
dikonsumsi tubuh karena kandungan yang ada didalamnya dan bahan baku
yang 100% organik. Selain itu, packaging yang perusahaan gunakan
merupakan plastik dengan bahan yang tebal. Dengan packaging tersebut
diharapkan dapat memberikan kesan premium serta kenyamanan saat
dikonsumsi.

2. Price
Perusahaan perlu menetapkan sebuah harga atas produk atau jasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Nantinya konsumen tersebut yang akan
menentukan apakah uang yang dikeluarkan sebanding atau tidak dengan
produk atau jasa yang diterima serta manfaat dari value yang dirasakan.
Dibawah ini merupakan harga menu makanan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan Le Sain dalam menjual produk makanan sehat:
- Healthy baked chicken (400 Calories) = Rp30.000,00
- Mix Vegetable Salad (150 Calories) = Rp15.000,00
- Dijon Vinaigrette Salad (150 Calories) = Rp15.000,00
- Japanese Chicken Teriyaki (450 Calories) = Rp30.000,00
46

- Healthy Bolognese Pasta (368 Calories) = Rp20.000,00


3. Place
Tempat merupakan dimana produk akan didistribusikan kepada konsumen.
Untuk saat ini, perusahaan Le Sain belum memiliki toko fisik, sehingga para
calon konsumen dapat melakukan transaksi secara online. Seluruh informasi
produk dan perusahaan dapat dilihat melalui Instagram dan Website yang
nantinya calon konsumen akan terhubung dengan whatsapp dan dapat
memesannya langsung. Untuk meningkatkan pemasaran yang lebih efektif
perusahaan Le Sain juga bekerjasama dengan Grabfood untuk mempermudah
konsumen dan memberikan kenyamanan dalam memesan produk.

4. Promotion
Promosi merupakan sebuah bentuk komunikasi antara pemilik usaha dengan
para konsumennya (Tjiptono, 2008). Berikut merupakan teknik promosi yang
dilakukan oleh perusahaan Le Sain:
- Advertising dilakukan melalui instagram ads dan juga endorsement
- Publicity dilakukan melalui website (https://lesain-id.com/),
collaboration project, dan instagram
- Personal selling dilakukan dengan mengikuti bazar dan juga menjual
secara personal baik pada teman maupun keluarga
- Sales promotion akan diadakan pada Grabfood, Instagram, dan
Website

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukannya kerangka berpikir untuk


menjelaskan antara hubungan teori dengan variabel yang akan diteliti (Sugiyono,
2019). Kerangka berpikir juga dapat digunakan sebagai cara untuk merumuskan
masalah yang nantinya akan disusun dan menjadi pedoman sebagai langkah langkah
yang akan dilakukan. Dengan membuat kerangka pemikiran pun dapat
mempermudah para pembaca untuk mendapatkan gambaran yang akan dilakukan
dalam sebuah penelitian. Dibawah ini merupakan Kerangka pemikiran yang
digunakan oleh Le Sain:
47

Gambar 2. 9 Kerangka Pemikiran Bisnis Le Sain

Le Sain berangkat dari sebuah permasalahan dimana dalam sebuah pasar, makanan
sehat belum terlalu dilirik karena mayoritas masyarakat cenderung lebih peduli akan
perkembangan bisnis makanan Junk Food dibandingkan dengan Healthy Food. Hal
ini dapat terjadi karena masyarakat memiliki stigma bahwa makanan sehat memiliki
rasa yang kurang lezat dan juga harga yang relatif tinggi. Oleh karena itu, Le Sain
hadir dengan menawarkan makanan sehat dengan rasa yang lezat dan juga harga
terjangkau. Le Sain berupaya untuk mematahkan stigma tersebut karena makanan
sehat belum tentu memiliki rasa yang tidak lezat asalkan diolah dengan cara yang
benar. Le Sain juga ingin membantu masyarakat luas untuk menjaga kesehatan tubuh
mereka sedini mungkin salah satunya dengan mengkonsumsi makanan sehat karena
dengan tubuh yang sehat akan meningkatkan performa pada aktivitas dan kegiatan
sehari hari

Dalam Kerangka pemikiran yang dibuat, perusahaan Le Sain menggunakan Value


Proposition Canvas untuk meneliti mengenai Pain Relievers dan Gain Creator
mereka. Le Sain juga menggunakan Business Model Canvas untuk mempermudah
dalam melihat gambaran secara keseluruhan dari bisnis model yang akan dijalankan.
Setelah menggunakan tools diatas, Le Sain memulai untuk berfokus dalam
mengembangkan produk dan konten digital marketing khususnya Instagram dalam
membuat konten konten yang menarik.
48
BAB 3
METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN BISNIS

3.1 Desain Penelitian

Action research adalah penelitian terapan yang berfokus pada perbuatan tertentu
(Cresswell, 2012). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif,
kualitatif, dan juga gabungan dari kuantitatif dan kualitatif. Action research memiliki
dua target yaitu untuk melakukan tindakan dan menciptakan teori atas tindakan yang
dilakukan (David & Teresa, 2010). Dimensi dalam action research adalah dalam
melakukan penelitian seorang peneliti harus dapat berkolaborasi dengan subjek
penelitiannya. Subjek penelitian tersebut juga harus dapat berpartisipasi dengan
action researchnya. Berikut adalah 5 tahapan Action Research yang disampaikan
oleh Susman dan Evered pada tahun 1978 dan penerapannya dalam bisnis Le Sain :

Gambar 3. 1 Action Research Cycle

1) Diagnosing
Pada tahap ini penelitiusaha mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
dalam perusahaan yang ingin dibereskan. Dalam mengidentifikasi masalahan ini
tidak dilakukan dengan menyederhanakan permasalahan namun melihat
permasalahan secara utuh. Perusahaan Le Sain mengidentifikasi masalah yaitu

49
50

bagaimana peranan digital marketing dalam bisnis Le Sain dan bagaimana kinerja
bisnis Le Sain atas penggunaan digital marketing.

2) Action Planning
Pada tahap ini peneliti menyusun tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasi. Action planning ini
dilakukan berdasarkan landasan teori dengan menentukan target yang ingin dicapai.
Perusahaan Le Sain berdiskusi bersama menyiapkan tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ditemukan. Pada tahap ini perusahaan menyiapkan
strategi wawancara dan observasi. Selanjutnya perusahaan juga menyiapkan strategi-
stratregi untuk pemasaran melalui instagram dan juga website.

3) Action Taking
Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan action planning yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Action taking ini dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung. Pada tahap ini Le Sain melakukan wawancara atas
pertanyaan yang telah disiapkan. Selanjutnya Le Sain melakukan observasi dengan
membandingkan digital marketing dengan competitor. Le Sain juga menggunakan
strategi instagram ads, endorsement, dan memperbanyak konten untuk pemasaran
menggunakan instagram. Terakhir CTO kami memaksimalkan fungsi website dengan
harapan bisa mendapatkan insight hasil pemasaran menggunakan website.

4) Evaluating
Setelah melakukan action taking, pada tahap ini peneliti akan melakukan
evaluasi untuk mempelajari hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Jika target
penelitian tidak tercapai maka kita harus melakukan planning kemabali. Pada tahap
ini perusahaan Le Sain mengevaluasi apakah digital marketing sudah berperan baik
untuk perkembangan perusahaan. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kembali atas hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan.
Selanjutnya Le Sain juga melakukan evaluasi terhadap insight instagram dan website
selama periode memaksimalkan penggunaan digital marketing.
51

5) Learning
Pada tahap ini peneliti mengkaji dan mendokumentasi pelajaran yang dapat
dipelajari dari keberhasilan maupun ketidakberhasilan mengenai action research
yang telah dilakukan seluruh penelitian sampai ke evaluasi. Setelah melakukan
action research ini, Le Sain harus dapat mengetahui apakah masalah yang
diidentifikasi sudah terselesaikan dengan baik atau sebaliknya. Jika belum
terslesaikan, Le Sain dapat merumuskan tindakan-tindakan untuk melakukan action
taking kedua.

3.2 Metode Pengumpulan Data untuk Keperluan Analisis Kinerja Bisnis

Metode pengumpulan data merupakan sebuah cara dalam sebuah penelitian untuk
dapat mendapatkan data baik melalui wawancara, observasi, questioner, dan lain
lain. Data juga dapat diperoleh menggunakan teknik kualitatif maupun kuantitatif
(Sugiyono, 2013). Untuk metode pengumpulan data, Le Sain menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Wawancara sendiri merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan


dengan cara bertanya langsung dengan responden mengenai topik yang akan diteliti.
Keuntungan dalam melakukan wawancara ini adalah mendapatkan data informasi
secara lisan (Lexy J Moleong, 1991). Maka dari itu, dengan teknik ini data yang
diperoleh akan akurat karena data tersebut berasal langsung dari narasumber. Berikut
dibawah ini merupakan pertanyaan untuk 10 responden yang dilakukan oleh
perusahaan Le Sain:
1. Bagaimana menurut Anda tampilan instagram perusahaan Le Sain?
2. Apakah konten instagram Le Sain dapat menarik minat pelanggan?
3. Bagaimana menurut Anda tampilan website perusahaan Le Sain?
4. Apakah menurut Anda website Le Sain mudah untuk digunakan?
5. Apakah menurut Anda penggunaan digital marketing akan berguna untuk
perkembangan bisnis Le Sain?
6. Apakah menurut Anda digital marketing Le Sain dapat bersaing dengan
competitor?
52

7. Digital marketing apa yang cocok untuk ditambakan pada perusahaan Le


Sain?

Selain menggunakan teknik wawancara, perusahaan Le Sain menggunakan


teknik observasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati objek secara langsung (Riduwan, 2004). Dalam kegiatan observasi ini,
perusahaan Le Sain melihat bagaimana cara competitor makanan sehat memasarkan
produknya. Observasi dilakukan dengan mengamati social media, website, dan
platform lainnya yang digunakan competitor.

Terakhir perusahaan Le Sain menggunakan teori Studi Pustaka. Pada bagian ini
kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari buku referensi mengenai landasan teori
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti (Sarwano, 2006). Adapun
beberapa teori yang menjadi landasan bagi penelitian Le Sain adalah teori digital
marketing, analysis tools, konsep bisnis, creativepreneurship, proyeksi bisnis, teori
4p’s marketing mix, dan kerangka pemikiran,

3.3 Strategi Penelitian dan Perancangan Bisnis

Di Dalam penelitian ini, perusahaan Le Sain menggunakan teknik analisis data


kualitatif. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui apa persepsi yang dirasakan oleh
responden dalam bentuk bahasa (Moleong, 2011). Perusahaan Le Sain melakukan
wawancara karena dapat melakukan pendekatan secara intens dengan narasumber
untuk memperoleh data yang faktual. Hasil wawancara tersebut dapat dianalisa dan
juga dapat diterapkan pada perusahaan itu sendiri. Penelitian kualitatif juga sama
dengan terjun ke lapangan untuk menyelidiki fakta yang ada di lapangan. Dibawah
ini merupakan ciri ciri metode kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1992)
1. Penelitian yang deskriptif dimana data cenderung berisi kata kata
dibandingkan angka maupun gambar
2. Penelitian ini bertumpu pada makna bukan hanya perilaku yang terlihat.
3. Proses pendekatan bersama sumber data untuk membuktikan hipotesis yang
telah dibuat
53

Berikut merupakan hasil wawancara digital marketing dari 10 responden:

Tabel 3. 1 Hasil Wawancara Pertanyaan 1

Tabel 3. 2 Hasil Wawancara Pertanyaan 2

Tabel 3. 3 Hasil Wawancara Pertanyaan 23


54

Tabel 3. 4 Hasil Wawancara Pertanyaan 4

Tabel 3. 5 Hasil Wawancara Pertanyaan 5

Tabel 3. 6 Hasil Wawancara Pertanyaan 6


55

Tabel 3. 7 Hasil Wawancara Pertanyaan 7

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa responden


merekomendasikan perusahaan Le Sain untuk semakin mengembangkan sisi digital
marketing. Menurut responden, jika pemasaran melalui sosial media dimaksimalkan
akan membantu perkembangan bisnis Le Sain. Pemasaran yang dapat dilakukan
berupa instagram ads, memperbanyak konten instagram, dan melakukan
endorsement influencer menggunakan instagram.

Berikut adalah hasil observasi terhadap competitor perusahaan Le Sain :

Hasil yang diperoleh menunjukan banyak hampir seluruh competitor


mengusahakan yang maksimal dalam memasarkan produknya. Contohnya seperti
Yellowfit Kitchen, mereka menggunakan berbagai macam influencer untuk
memasarkan produknya. Tidak heran hal ini membuat Followers instagramnya pun
menyentuh 500 ribu. Contoh lainnya adalah Hadi Kitchen dimana mereka
menggunakan berbagai celebrity untuk memasarkan produknya. Setelah melakukan
observasi kebeberapa competitor kami melihat mereka sangat memfokuskan social
media marketing dan juga menggunakan website untuk memasarkan produknya. Saat
melihat profil Instagram, mereka mempunyai banyak sekali konten menarik dan
bersifat edukatif. Competitor juga menggunakan berbagai influencer untuk
memasarkan produknya.
56

3.4 Validitas dan Validasi Model Bisnis

Validasi ide atau validasi bisnis adalah proses untuk mengecek apakah ide bisnis kita
memiliki target pasar (Harvard Business School, 2020). Validasi bisnis ini biasanya
digunakan untuk mengetahui tingkat minat customer terhadap produk atau jasa bisnis
yang ditawarkan. Validasi bisnis membuat pemilik usaha dapat memperkirakan
apakah ide bisnis yang dieksekusi akan memiliki potensi keberhasilan yang tinggi
atau tidak. Kerugian saat tidak melakukan validasi ide memungkinkan untuk terjadi
risiko kegagalan terhadap bisnis yang digeluti. Le Sain memvalidasi model bisnis
dengan menilai dari sisi switching cost, recurring revenues, earning vs spending,
game changing cost structure, others who do the work, scalability, dan protection
from competition.
57

Gambar 3. 2 Validasi Model Bisnis Le Sain

Gambar diatas adalah hasil dari validasi model bisnis Le Sain. Switching cost
berada di angka 8 karena kebanyakan perusahaan healthy food menawarkan menu
makanannya dengan harga tinggi, sedangkan Le Sain menawarkan menu
58

makanannya dengan harga rendah. Dalam recurring revenues berada di angka 6


karena sebesar 60% merupakan pelanggan yang pernah membeli produk serupa.
Namun terdapat juga pelanggan baru yang ingin mencoba menu Le Sain karena
harganya yang murah. Earning vs Spending berada di angka 10 karena Le Sain
memperoleh 100% pendapatan sebelum menghasilkan cost of goods sold. Game-
changing cost structure berada di angka 7 karena biaya yang dikeluarkan Le Sain
tidak sebesar competitor lainnya. Le Sain memiliki supplier sayur organik yang
sudah menjadi partner sejak SMA. Le Sain juga menggunakan packaging yang
murah namun tetap berkualitas. Untuk others who do the work berada di angka 1
karena hampir seluruh biaya perusahaan ditanggung pemilik. Untuk scalability
berada di angka 9, karena Le Sain masih memiliki kapasitas yang dapat
dikembangkan sebesar mungkin. Terakhir adalah protection from competition
memiliki nilai 8 karena Le Sain menjual makanan sehat dengan harga yang murah.
Kebanyakan competitor menawarkan menu makanannya dengan harga yang sangat
tinggi.

3.5 Pendekatan dan Alat Analisis (Tools)

Perusahaan Le Sain menggunakan beberapa alat untuk melakukan analisa dalam


perusahaan, diantaranya adalah:

1. PESTLE Analysis
Perusahaan Le Sain menggunakan PESTLE untuk menganalisa faktor faktor
yang mempengaruhi bisnis yang berasal dari luar. PESTLE sendiri terdiri dari
Politic, Economy, Social, Technology, Legal, dan Environment.

2. SWOT Analysis
Analisis ini digunakan oleh perusahaan Le Sain untuk mengetahui apa yang
menjadi kelebihan dan kekurangan dari perusahaan sehingga perusahaan
dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan dapat menyusun strategi untuk
mempertajam keunggulan dari perusahaan. SWOT analisis sendiri terdiri dari
Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat.
3. 5 Porter Forces
59

Perusahaan Le Sain menggunakan Porter Five Forces sebagai alat untuk


menganalisa serta memposisikan diri di lingkungan industri yang digeluti.
Perusahaan dapat melakukan observasi dan membandingkan perusahaan
mereka dengan kompetitor lainnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan
mengetahui apa yang menjadi ancaman bagi perusahaan sehingga dapat
melakukan antisipasi. Porter Five Forces terdiri dari Competitive Rivalry,
Bargaining Power of Supplier, Threat of New Entrants, Bargaining Power of
Buyer, dan Threat of Substitute Products.

4. 4ps Marketing Mix


Teknik yang ditemukan oleh Neil Borden ini membantu perusahaan Le Sain
untuk dapat mengoptimalkan sistem kerja perusahaan. Dengan mengetahui
Product, Place, Promotion, dan Price, perusahaan diharapkan agar produk
yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar.

5. Business Model Canvas


Alat ini membantu perusahaan untuk melihat gambaran besar dari strategi
bisnis model. Dengan ini perusahaan dapat menarik kesimpulan bagaimana
peluang keberhasilan dari ide bisnis yang dimiliki. Business Model Canvas
terdiri dari 9 pilar yaitu:
- Value propositions
- Key Partners
- Key Activities
- Key Resource
- Customer Relationship
- Channels
- Customer Segments
- Cost Structure
- Revenue Streams

6. Value Proposition Canvas


Agar produk yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan apa yang pasar ingin
dan butuhkan, perusahaan menggunakan alat ini untuk memperdalam
mengenai value yang akan mereka tawarkan pada konsumen apakah sudah
60

memenuhi kriteria yang ada. Value proposition canvas membahas mengenai


Pain Relievers dan Gain Creator. Setelah menyusun setiap bagian,
perusahaan dapat menarik kesimpulan apakah produk dapat fit the gap
dengan para konsumen.

7. Key Performance Indicator


Perusahaan Le Sain menggunakan tools KPI untuk mengukur bagaimana
hasil kinerja perusahaan. Dengan tools ini, perusahaan Le Sain dapat
menentukan target yang akan dicapai dan mengevaluasi mengenai keefektifan
sistem kerja yang sudah diterapkan.

8. Wawancara & Observasi


Perusahaan melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana sudut
pandang seorang konsumen secara lisan dan detail. Data yang diperoleh
nantinya akan dijadikan sebagai patokan untuk tahap penyempurnaan produk
hingga pemasaran perusahaan. Selain itu perusahaan Le Sain juga melakukan
observasi langsung terhadap kompetitor di dunia kuliner khususnya makanan
sehat untuk mengetahui apa yang menjadi keunggulan perusahaan serta hal
yang perlu ditingkatkan kedepannya agar terus dapat bersaing dengan
kompetitor lainnya

9. Social Media Marketing & SEO


Perusahaan menggunakan Social Media Marketing dan SEO untuk
meningkatkan penjualan dan mengukur seberapa besar peranan Digital
Marketing bagi Le Sain. Social media marketing yang digunakan adalah
instagram. Dalam memaksimalkan fungsi instagram, Le Sain menggunakan
fitur instagram ads, endorsement, dan juga memperbanyak konten. Instagram
menyediakan fitur insight yang berguna untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan ads. Untuk SEO Le Sain menggunakan website. Website Le Sain
dapat digunakan untuk memasarkan produk, promosi, dan juga informasi-
informasi perusahaan. CTO Le Sain akan terus memaksimalkan fungsi
website hingga customer dapat melakukan pembayaran via website.
BAB 4
KINERJA BISNIS

4.1 Kinerja Pertumbuhan Keuangan


Kinerja keuangan merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
performa perusahaan dalam mengatur keuangan dengan baik (Fahmi, 2012). Analisis
ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba atau kas. Menurut Herry (2015) analisa kinerja keuangan
dilakukan dengan mengkaji kinerja keuangan perusahaan yang meliputi peninjauan,
pengukuran, perhitungan, interpretasi, dan pemberian solusi suatu data keuangan
(Herry, 2015). Berikut merupakan laporan pertumbuhan keuangan perusahaan Le
Sain dari bulan Juli 2022 sampai bulan Januari 2023.

4.1.1 Income Statements Growth and Pro Forma

Income Statement atau laporan laba rugi merupakan laporan yang berisikan
revenue dan beban suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan tujuan
memberikan informasi kinerja perusahaan dalam menjalankan operasionalnya (Zaki,
2015). Laba rugi didapatkan dengan mengurangi pendapatan dengan beban. Berikut
adalah beberapa fungsi laporan laba rugi menurut Sofyan (2016), yang pertama
adalah untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dapat menghasilkan,
merencanakan, dan mengontrol kas dengan baik. Kedua untuk mengetahui
keuntungan bersih suatu perusahaan. Ketiga untuk dapat mengetahui harga modal,
harga barang jadi, dan biaya operasional perusahaan. Berikut merupakan income
statement perusahaan Le Sain:

61
62

Tabel 4. 1 Income Statement Le Sain

Bulan Juli merupakan bulan pertama Le Sain melakukan penjualan. Pada


bulan Juli penjualan masih menggunakan sistem pre order. Di bulan ini Le Sain
mendapat pendapatan yang cukup baik yaitu sebesar Rp650.000,00. Pada bulan Juli
Le Sain belum menemukan supplier dengan harga terbaik dan masih menjual produk
dengan harga yang sangat murah untuk menarik customer. Untuk beban operational
Le Sain masih melakukan produksi di rumah sehingga tidak perlu mengeluarkan
biaya yang besar. Pada bulan Agustus Le Sain mengikuti bazaar sehingga
mengeluarkan biaya yang cukup besar. Pada bazaar tersebut Le Sain hanya menjual
salad sehingga tidak mengeluarkan modal yang besar. Untuk mengikuti bazaar Le
Sain harus mengeluarkan biaya untuk sewa tempat, meja, kulkas, listrik, mobil
angkutan, brosur, dan masih banyak lagi. Pada bulan Agustus Le Sain mengalami
kerugian sebesar Rp384.125,00. Pada bulan September sampai Desember Le Sain
mengalami kenaikan penjualan yang mulai stabil. Pada bulan September dan Oktober
Le Sain melakukan penjualan normal dan mendapat omset sebesar Rp600.000,00
sampai Rp705.000,00. Pada bulan November Le Sain melakukan beberapa
kolaborasi secara internal dan external. Di akhir bulan November Le Sain mulai
menggunakan Instagram ads untuk dimaksimalkan di bulan Desember. Pada bulan
November Le Sain mendapatkan omset sebesar Rp765.000.00. Pada bulan Desember
Le Sain mulai mengoptimalkan digital marketing. Le Sain menggunakan Instagram
ads pada bulan Desember dengan durasi 15 hari. Le Sain juga membuat berbagai
macam konten edukasi dan konten promosi. Le Sain juga memperbaharui website
63

dengan menambahkan fitur keranjang dan memasukan konten promosi yang sudah
dibuat. Pada bulan Desember Le Sain mengalami kenaikan omset yang sangat besar
yaitu Rp1.550.000,00.

Tabel 4. 2 Income Statement Pro Forma Le Sain

Pada tahun 2023 Le Sain masih berfokus pada pemasaran dan promosi.
Instagram ads dipasang sebulan empat kali dan memberikan promosi sebesar
Rp200.000,00 per bulannya. Le Sain juga akan memperluas penjualan produk
dengan menggunakan aplikasi shopee dan gojek. Karena kegiatan operational Le
Sain masih dilakukan di rumah, biaya administrasi hanya mencakup biaya listrik dan
gas. Pada tahun 2024 Le Sain akan berfokus pada peningkatan penjualan yaitu dua
kali lipat dari tahun sebelumnya. Le Sain akan memfokuskan promosi pada aplikasi
gojek, grab, dan shopee. Le Sain juga akan menambahkan google ads untuk 6 bulan
terakhir. Harga produk juga akan dinaikan agar mencapai target penjualan. Pada
tahun 2025 Le Sain akan menargetkan untuk mengikuti beberapa bazaar. Untuk
mengikuti bazaar Le Sain harus mengeluarkan dana untuk pegawai harian dan
peningkatkan biaya listrik & gas. Pada tahun ini juga Le Sain akan menyiapkan biaya
sebesar Rp500.000 untuk endorsement. Harga produk juga akan dinaikan untuk
meningkatkan penjualan. Pada tahun 2026 Le Sain menargetkan untuk memiliki satu
tempat untuk berjualan. Le Sain akan menggunakan aset yang dimiliki owner agar
tidak perlu mengeluarkan biaya sewa. Biaya tambahan yang perlu dikeluarkan adalah
gaji satu pegawai, biaya dekorasi, biaya peralatan, dan tambahan biaya listrik&gas.
64

Le Sain juga akan menyiapkan dana sebesar Rp1.000.000 untuk endorsement agar
dapat memperkenalkan tempat baru Le Sain ke target customer. Pada tahun 2027 Le
Sain memiliki target untuk memiliki revenue diatas Rp100.000.000,00. Pada tahun
ini diharapkan Le Sain sudah mendapatkan pendapatan yang baik. Pemasaran dan
promosi akan tetap dilakukan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan pro forma
lima tahun kedepan cukup bagus. Setiap tahunnya mendapatkan peningkatan
penjualan yang baik.

4.1.2 Balance Sheets Growth and Pro Forma

Balance sheets atau neraca keuangan adalah analisa atau laporan yang berisi
aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada periode waktu tertentu (Weygantdt &
Kimmel & Kieso, 2008). Suatu perusahaan tentu membutuhkan banyak kas untuk
memperoleh berbagai aset. Dalam proses mendapatkan kas perusahaan akan
mendapatkan berbagai macam kewajiban pada pihak yang memberikan dana. Oleh
karena itu neraca berguna untuk menampilkan aset dan kewajiban suatu perusahaan
pada periode tertentu (Brealey & Myers & Marcus, 2007). Selisih antara asset
dengan kewajiban akan menghasilkan ekuitas. Berikut adalah balance sheet dari
perusahaan Le Sain
65

Tabel 4. 3 Balance Sheet Le Sain

Dari tabel diatas Le Sain mengalami kenaikan aset setiap bulannya kecuali
pada bulan Agustus karena Le Sain mengalami kerugian yang cukup besar saat
mengikuti bazaar. Biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti bazaar tidak dapat
mencukupi pendapatan. Pada awal bulan para owner menyetor modal sebesar
Rp1.050.000,00. Pada awal bulan juga Le Sain membeli peralatan secukupnya
sebesar Rp485.000,00. Le Sain membeli bahan baku disesuaikan dengan demand
dari konsumen sehingga tidak memiliki banyak persediaan. Persediaan lain hanya
berupa sisa-sisa packaging dan alat makan. Pada bulan Desember Le Sain
menyiapkan bahan baku lebih karena terjadi kenaikan demand dari konsumen atas
penggunaan digital marketing.
66

Tabel 4. 4 Balance Sheet Pro Forma Le Sain

Proyeksi balance sheet 5 tahun ke depan dapat dinilai cukup baik. Perusahaan
mengalami peningkatan aset dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023 Le Sain membeli
peralatan baru sebesar Rp1.500.000,00. Pada awal tahun 2023 para owner juga
menyetor modal sebesar Rp1.200.000,00. Pada tahun 2023 dan tahun berikutnya Le
Sain mulai menyediakan bahan setengah jadi sehingga memiliki persediaan yang
cukup banyak. Le Sain juga mulai mengoptimalkan penjualan melalui grabfood dan
shopeefood sehingga membutuhkan banyak persediaan. Pada tahun berikutnya Le
Sain ditargetkan untuk dapat mengalami peningkatkan aset dan modal sampai 2 atau
3 kali lipat. Pada tahun 2024 dan 2025 Le Sain sudah dapat menjalankan bisnis
dengan sangat baik. Penjualan dari grabfood dan shopeefood sudah mendapatkan
hasil yang optimal. Pada tahun 2026 dan 2027 Le Sain memiliki 1 store offline
sehingga para owner menyetorkan modal tambahan. Le Sain juga membutuhkan
peralatan baru sehingga terjadi kenaikan aset dan modal. Pada tahun 2026 Le Sain
ditargetkan untuk mengalami kenaikan aset sebesar 2 kali lipat dari tahun
sebelumnya dan pada tahun 2027 ditargetkan aset dan modal Le Sain mencapai
Rp192.660.000,00.
67

4.1.3 Cash Flow Statements Growth and Pro Forma

Arus kas merupakan pergerakan suatu kas antara keluar atau masuk dalam suatu
perusahaan (PSAK No.2 2009). Sedangkan laporan arus kas adalah laporan yeng
menjelaskan kegiatan operational, investasi, dan pendanaan perusahaan yang
berpengaruh terhadap kas (Simamora, 2002). Dapat disimpulkan definisi dari laporan
arus kas adalah laporan yang berisikan informasi mengenai keluar dan masuknya kas
yang disebabkan oleh kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan suatu
perusahaan. Menurut Simamora (2002) laporan arus kas dapat diklarifikasikan
menjadi tiga yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Berikut merupakan laporan arus kas Perusahaan Le Sain:

Tabel 4. 5 Cash Flow Le Sain

Dari tabel tersebut dapat dilihat saldo akhir pada bulan Juli sampai September
belum mengalami peningkatkan karena Le Sain harus membeli peralatan dan
mengalami kerugian pada bulan Agustus karena mengikuti bazaar. Pada awal bulan
68

Le Sain membeli peralatan berupa kompor dan oven bekas sebesar Rp485.000,00.
Para owner juga menyetorkan modal sebesar Rp1.050.000 pada awal bulan. Le Sain
juga tidak menyediakan barang setengah jadi sehingga tidak memiliki banyak
persediaan. Mulai bulan Oktober sampai bulan Desember Le Sain mengalami
kenaikan kas dengan stabil. Pada bulan Desember walaupun Le Sain mengeluarkan
banyak biaya untuk pemasaran namun Le Sain tetap mengalami peningkatkan kas
karena mendapat penerimaan dari pelanggan yang besar.

Tabel 4. 6 Cash Flow Pro Forma Le Sain

Dapat dilihat pada tabel diatas proyeksi arus kas Le Sain mendapatkan kenaikan
saldo yang sangat baik. Pada awal tahun 2023 Le Sain membeli peralatan baru
menggunakan dana yang didapatkan pada tahun 2022. Peralatan yang dibeli sebesar
Rp1.500.000,00. Peralatan yang dibeli berupa kompor, oven, dan alat-alat memasak
lainnya. Pada awal tahun 2023 para owner menyetorkan modal sebesar
Rp1.200.000,00. Mulai awal tahun 2023 Le Sain menyediakan bahan setengah jadi
69

karena kenaikan demand dari konsumen sehingga persediaan mulai meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2026 Le Sain ditargetkan membuka store offline sehingga
mengharuskan pembelian peralatan baru sebesar Rp1.500.000,00 dan penyetoran
dana sebesar Rp6.000.000,00. Penyetoran dana dilakukan untuk merenovasi tempat.
Pada akhir 2027 Le Sain ditargetkan sudah mendapatkan penghasilan yang maksimal
dan mendapatkan saldo akhir sebesar Rp186.260.000,00.

4.1.4 Profitability Ratio Performance

Profitability ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui


kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kasmir, 2019). Rasio
profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keutungan
dengan melihat tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Kemampuan perusahaan
juga digambarkan dengan melihat resource yang ada contohnya sales, cash,
karyawan, modal, dan sebagainya. Komponen-kompenen yang digunakan untuk
mengukur rasio profitabilitas adalah profit margin, return on investment, dan earning
per share. Berikut adalah rasio profitabilitas perusahaan Le Sain:

Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


{(Penjualan Netto – COGS): Penjualan Netto} x100%

Bulan Juli
{(650.000-390.000) : 650.000} x 100% =
(260.000 : 650.000) x 100% = 40%

Bulan Agustus
{(400.000 – 86.000) : 400.000} x 100% =
(314.000 : 400.000) x 100% = 78,5%

Bulan September
{(600.000 – 266.400) : 600.000} x 100% =
(333.600 : 600.000) x 100% = 55,6%
70

Bulan Oktober
{(705.000 – 322.300) : 705.000} x 100% =
(372.000 : 705.000) x 100% = 52,8%

Bulan November
{(765.000 – 398.100) : 765.000} x 100% =
(366.900 : 765.000) x 100% = 48%

Bulan Desember
{(1.550.000 - 740.200) : 1.550.000} x 100% =
(809.800 : 1.550.000) x 100% = 54,2%

Margin Laba Kotor Le Sain mendapatkan angka persentase yang stabil. Terkecuali
pada bulan Agustus Le Sain hanya menawarkan produk salad saat berjualan di
bazaar. Untuk produk salad tidak memperlukan bahan baku yang mahal. Dapat
dilihat Le Sain dapat menjual produk dua kali lipat dari harga modal.

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


(Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan Netto) x100%

Bulan Juli
(182.000 : 650.000) x 100% = 28%

Bulan Agustus
(-384.125 : 400.000) x 100% = -96%

Bulan September
(305.600 : 600.000) x 100% = 50,9%

Bulan Oktober
(349.700 : 705.000) x 100% = 49,6%

Bulan November
(261.900 : 765.000) x 100% = 34,2%
71

Bulan Desember
(357.800 : 1.550.000) x 100% = 23%

Dapat dilihat Perusahaan Le Sain dapat tetap dapat menghasilkan keutungan


20% atau lebih setelah gross profit dikurangi dengan seluruh biaya dan pengeluaran.
Pengecualian pada bulan Agustus karena Le Sain mengeluarkan biaya yang besar
untuk mengikuti bazaar sehingga tidak mendapatkan keuntungan.

Operating Income Ratio


{(Penjualan Netto – COGS – EBIT) : Penjualan Netto} x100%

Bulan Juli
{(650.000 - 390.000 - 20.000) : 650.000} x 100% =
(240.000 : 650.000) x 100% = 37%

Bulan Agustus
{(400.000 – 86.000 – 65.125) : 400.000} x 100% =
(248.875 : 400.000) x 100% = 62,2%

Bulan September
{(600.000 – 266.400 – 20.000) : 600.000} x 100% =
(313.600 : 600.000) x 100% = 52,3%

Bulan Oktober
{(705.000 – 322.300 – 25.000) : 705.000} x 100% =
(357.700 : 705.000) x 100% = 51%

Bulan November
{(765.000 – 398.100 – 25.000) : 765.000} x 100% =
(341.900 : 765.000) x 100% = 44,7%

Bulan Desember
{(1.550.000 – 740.200 – 48.000) : 1.550.000} x 100% =
(761.800 : 1.550.000) x 100% = 49,1%
72

Dapat dilihat Perusahaan Le Sain masih dapat menghasilkan keuntungan yang


besar walaupun sudah dipotong dengan harga pokok penjualan dan biaya
operational. Biaya operational Le Sain tidak besar karena kegiatan produksi masih
dilakukan secara rumahan. Rata-rata Le Sain dapat menghasilkan keuntungan dua
kali lipat walaupun sudah dipotong dengan harga pokok penjualan dan biaya
operational.

4.1.5 Liquidity Ratio Performance

Liquidity Ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan


perusahaan dalam mebayar kewajiban jangka pendek (Hery, 2015). Likuiditas
mempunyai arti memiliki dana yang cukup jika suatu saat harus membayar
kewajiban (Ang, 2007). Rasio ini dapat diukur dengan menghitung sumber modal
berupa aktiva lancar. Liquidity ratio dapat dibagi menjadi tiga yaitu rasio lancar,
rasio cepat, dan rasio kas. Berikut merupakan rasio likuiditas perusahaan Le Sain :

Rasio Lancar (Current Ratio)


(Aktiva Lancar : Hutang Lancar) x 100%

Rasio Cepat (Quick Ratio)


{(Kas + Efek + Piutang) : Hutang Lancar} x 100%

Rasio Kas (Cash Ratio)


(Kas + Efek) : Hutang Lancar

Perusahaan Le Sain tidak dapat menghitung rasio-rasio tersebut karena


tidak memiliki hutang.

4.1.6 Activity Ratio Performance (Kinerja Rasio Efisiensi)

Activity ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas


suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva-aktiva yang ada (Kasmir, 2009). Rasio
ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi revenue dan output yang dihasilkan suatu
perusahaan. Rasio aktivitas pada bisnis Le Sain dibagi menjadi tiga yaitu perputaran
73

persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran aktiva total. Berikut merupakan
activity ratio bisnis Le Sain :

Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

(Penjualan : Persediaan) x 100%

Bulan Juli

260.000 : 25.000 = 10,4 Kali

Bulan Agustus

314.000 : 40.000 = 7,85 Kali

Bulan September

333.600 : 35.000 = 9,5 Kali

Bulan Oktober

372.000 : 35.000 = 10,6 Kali

Bulan November

366.900 : 30.000 = 12,2 Kali

Bulan Desember

809.800 : 57.000 = 14,2 Kali

Dapat dilihat perputaran persediaan Perusahaan Le Sain sangat sehat dari


bulan Juli sampai bulan Desember. Perusahaan Le Sain tidak memiliki banyak
persediaan setiap bulannya karena sudah memperkirakan demand dari customer.
Semakin tinggi perputaran berarti pengelolaan persediaan perusahaan semakin
efisien. Pada bulan Desember walaupun persediaan naik hampir dua kali lipat
perputaran tetap naik sampai 14,2 Kali.

Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

(Penjualan : Aktiva Tetap) x 100%

Bulan Juli – Desember

4.670.000 : 485.000 = 9,6 Kali


74

Perusahaan Le Sain hanya memiliki aktiva tetap berupa kompor, oven dan
alat-alat memasak sederhana dari bulan Juli sampai bulan Desember. Perputaran
Aktiva Tetap dihitung secara keseluruhan dari bulan Juli sampai bulan Desember
karena tidak ada perubahan aktiva tetap dan mendapatkan ratio sebesar 9,6 Kali.
Dapat disimpulkan bahwa Perusahaan Le Sain sangat efektif dalam mengelola aktiva
tetap karena mendapatkan angka perputaran yang tinggi.

Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)

(Penjualan : Total Aktiva) x 100%

Bulan Juli

650.000 : 1.232.000 = 0,52 Kali

Bulan Agustus

400.000 : 847.875 = 0,47 Kali

Bulan September

600.000 : 1.153.475 = 0,52 Kali

Bulan Oktober

705.000 : 1.503.175 = 0,47 Kali

Bulan November

765.000 : 1.765.075 = 0,43 Kali

Bulan Desember

1550.000 : 2.122.875 = 0,73 Kali

Dapat dilihat perputaran aktiva total Perusahaan Le Sain tidak mendapatkan


angka diatas satu karena dipengaruhi penjualan yang tinggi. Semakin tinggi
penjualan maka kas akan meningkat sehingga total aktiva juga akan meningkat. Hal
ini menyebabkan perputaran total aktiva Le Sain tidak mendapat angka diatas satu.
Namun pada bulan Desember perputaran aktiva total mendapatkan angka tertinggi
yaitu 0,73 kali.
75

4.2 Kinerja Pertumbuhan Pemasaran

4.2.1 Customer Growth Rate

Customer growth rate adalah persentasi perubahan jumlah customer yang


diukur pada jangka waktu tertentu. Menurut Jere Jefferson perusahaan yang baik
harus mempunyai pertumbuhan dalam segi aset, penjualan, dan laba bersih. Untuk
menghitung customer growth rate Le Sain menggunakan metode rata-rata dari
periode sebelumnya.

Customer growth rate = {(Present – Past) : Past) x 100%

Tabel 4. 7 Customer Growth Rate Le Sain

Pertama rekap penjualan dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 2022
untuk mengetahui jumlah customer setiap bulannya. Penjualan dimulai pada bulan
Juli dan mendapat total 16 customer. Pada bulan Agustus Le Sain diwajibkan
mengikuti bazaar dan mengalami penurunan jumlah customer sebesar 6,25%. Mulai
bulan September sampai bulan Desember Le Sain mengalami kenaikan jumlah
customer secara bertahap. Aset dan penjualan Le Sain juga mengalami pertumbuhan.
Pada bulan September Le Sain mendapat pertumuhan sebesar 25% dari bulan
sebelumnya. Pada bulan November Le Sain mengalami penurunan laba bersih karena
mulai mencoba menggunakan fitur Instagram ads, namun tetap mengalami
pertumbuhan customer sebesar 4,5%. Pada bulan Desember Le Sain mengalami
pertumbuhan customer terbesar. Le Sain menggunakan berbagai macam digital
marketing kususnya pada Instagram. Le Sain menggunakan Instagram ads secara
rutin dan membayar influencer kuliner untuk membantu memasarkan produk Le
Sain. Pada bulan Desember mengalami pertumbuhan sebesar 30,4%. Penggunaan
76

digital marketing dapat membantu Le Sain untuk dapat mengembangkan jumlah


customer.

4.2.2 Customer Satisfaction Index

Customer Satisfaction Index adalah pengukuran yang berfungsi untuk


mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan (Widodo & Sutopo,
2018). Kepuasan konsumen merupakan tujuan dari seluruh bisnis (Nuralam, 2017).
Jika konsumen puas atas produk atau jasa yang ditawarkan akan berfungsi untuk
menjaga loyalitas pelanggan, peningkatan reputasi perusahaan, dan dapat membuat
tenaga kerja menjadi lebih efisien. Jika konsumen kita puas dengan produk atau jasa
yang ditawarkan, mereka akan menawarkan produk atau jasa kita ke calon customer
lain. Atribut-atribut yang dinilai dapat berupa kualitas produk, jasa, atau pelayanan
yang diberikan. Untuk mengukur customer satisfaction index, Le Sain menyiapkan
pertanyaan tertutup yang dibuat menggunakan google form. Dalam google form
tersebut terdapat 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa angka 1 sampai 5.

Tabel 4. 8 Indikator Kepuasan Pelanggan


77

Tabel 4. 9 Index Kepuasan Customer

Berikut merupakah hasil google form customer satisfaction Le Sain dari 20


responden :

Gambar 4. 1 Hasil Google Form Pertanyaan Usia

Gambar 4. 2 Hasil Google Form Pertanyaan 1


78

Gambar 4. 3 Hasil Google Form Pertanyaan 2

Gambar 4. 4 Hasil Google Form Pertanyaan 3

Gambar 4. 5 Hasil Google Form Pertanyaan 4


79

Gambar 4. 6 Hasil Google Form Pertanyaan 5

Gambar 4. 7 Hasil Google Form Pertanyaan 6

Gambar 4. 8 Hasil Google Form Pertanyaan 7


80

Gambar 4. 9 Hasil Google Form Pertanyaan 8

Tabel 4. 10 Hasil Google Form Customer Satisfaction Le Sain

CSI = {(3 x 10) + (4 x 66) + (5 x 84)} : 160

CSI = (30 + 264 + 420) : 160

CSI = 714 : 160

Customer Satisfaction Index = 4,46

Dari hasil 20 responden diatas dapat disimpulkan customer puas dengan produk
dan layanan yang ditawarkan Perusahaan Le Sain. Seluruh dari responden
merupakan customer yang pernah membeli produk Le Sain dan mayoritasnya
memilih angka 5. Hampir seluruh responden sangat puas dengan harga produk yang
ditawarkan Le Sain. Hal yang perlu ditingkatkan adalah kualitas dari produk salad
karena masih ada 4 responden yang memilih angka 3. Le Sain akan meningkatkan
rasa dan porsi produk salad agar customer puas dengan seluruh produk yang
ditawarkan Le Sain.
81

4.2.3 Customer Retention Rate

Customer retention merupakan usaha yang dilakukan suatu bisnis untuk dapat
mempertahankan konsumen agar tetap menggunakan produk atau jasanya. Dalam
KBBI retensi adalah penyimpanan atau penahanan. Pada bisnis Le Sain upaya yang
dilakukan untuk mempertahankan customer adalah dengan memberikan promo-
promo yang menarik dan meningkatkan kualitas produk. Pada bagian ini Le Sain
akan menghitung customer retention rate. Berikut adalah rumus untuk menghitung
customer retention rate :

Retention Rate = {(E - N) : S} x 100%


E = Jumlah pelanggan pada akhir periode
N = Jumlah pelanggan baru pada periode tersebut
S = Jumlah pelanggan pada awal periode

Bulan Agustus
Pada pada bulan Juli terdapat 16 customer. Pada bulan Agustus Le Sain
mengikuti bazaar sehingga hampir mayoritas customer merupakan customer baru.
Pada bazaar tersebut terdapat 15 customer dan 13 diantaranya merupakan customer
baru.
{(15 - 13) : 16} x 100% =
(2 : 16) x 100% =
⅛ x 100% = 12,5%
Customer retention rate pada bulan Agustus adalah 12,5%

Bulan September
Pada bulan Agustus terdapat 16 jumlah customer. Pada bulan September
terdapat 20 jumlah customer dan 11 diantaranya customer baru.
{(20 - 11) : 15} x 100% =
(9 : 15) x 100% =
⅗ x 100% = 60%
Customer retention rate pada bulan September adalah 60%
82

Bulan Oktober
Pada bulan September terdapat 20 jumlah customer. Pada bulan Oktober
terdapat 22 jumlah customer dan 12 diantaranya customer baru.
{(22 - 12) : 20} x 100% =
(10/20) x 100% =
½ x 100% = 50%
Customer retention rate pada bulan Oktober adalah 50%

Bulan November
Pada bulan Oktober terdapat 22 jumlah customer. Pada bulan November
terdapat 23 jumlah customer dan 2 diantaranya customer baru.
{(23 - 2) : 22} x 100% =
(21 : 22) x 100% =
21/22 x 100% = 95%
Customer retention rate pada bulan November adalah 95%

Bulan Desember
Pada bulan November terdapat 23 jumlah customer. Pada bulan Desember
terdapat 30 jumlah customer dan 10 diantaranya customer baru.
{(30 - 10) : 23} x 100% =
(20 : 23) x 100% =
20/23 x 100% = 87%
Customer retention rate pada bulan Desember adalah 87%
83

Gambar 4. 10 Grafik Customer Retention Rate Le Sain

Dari grafik di atas dapat dilihat Le Sain mengalami perkembangan customer


retention rate secara signifikan. Pada bulan Agustus Le Sain melakukan penjualan di
bazaar. Dengan berjualan di bazaar hampir seluruhnya merupakan customer baru
sehingga customer retention ratenya hanya 12,5%. Pada bulan berikutnya terjadi
kenaikan yang cukup pesat hingga akhirnya pada bulan November mengalami
kenaikan sampai 95%. Setiap bulannya Le Sain selalu menawarkan produk dan
promosi kepada customer yang pernah membeli hingga memungkinkan terjadinya
pembelian berulang.

4.2.4 Sales Volume and Performance

Sales volume merupakan jumlah penjualan produk atau jasa suatu perusahaan
dalam waktu tertentu (Asri, 1991). Sales volume memiliki beberapa indicator penting
yaitu mencapai volume penjualan perusahaan, mencapai target penjualan perusahaan
dan membuat perusahaan berkembang (Kotler, 2003). Berikut merupakan sales
volume bisnis Le Sain:
84

Gambar 4. 11 Grafik Volume Penjualan Produk Le Sain Tahun 2022

Pada bulan Juli Le Sain mendapat omset sebesar Rp650.000,00 dengan


menjual 24 produk salad dan 13 produk nasi ayam. Pada bulan Agustus Le Sain
hanya mengandalkan produk salad untuk berjualan di bazaar. Bulan Agustus Le
Sain mendapat omset sebesar Rp400.000,00 dengan menjual 20 produk salad. Pada
bulan September Le Sain mendapat omset sebesar Rp600.000,00 dengan menjual 16
produk salad dan 12 produk nasi ayam. Pada bulan Oktober Le Sain mendapat omset
sebesar Rp705.000,00 dengan menjual 21 produk salad dan 14 produk nasi ayam.
Pada bulan November Le Sain mendapat omset sebesar Rp765.000,00 dengan
menjual 19 produk salad dan 16 produk nasi ayam. Pada bulan Desember Le Sain
membuat dua menu baru yaitu menambahkan satu menu nasi ayam dan spaghetti
yaitu healthy bolognese pasta. Pada bulan Desember Le Sain mendapatkan omset
sebesar Rp1.550.000,00 dengan menjual 10 produk salad, 31 produk nasi ayam, dan
22 produk spaghetti. Setiap bulannya Le Sain mengalami kenaikan penjualan kecuali
pada bulan Agustus. Pada bulan Desember Le Sain mengalami kenaikan tertinggi
karena membuat beberapa menu baru dan memaksimalkan penggunaan digital
marketing untuk memasarkan produknya. Le Sain menggunakan Instagram ads dan
endorsement pada bulan Desember.
85

4.2.5 Marketing Strategies

Strategi adalah bagaimana cara sebuah perusahaan dapat mencapai misi yang
sudah ditetapkan sebelumnya (Rangkuti, 2013). Sedangkan pemasaran sendiri
merupakan sebuah proses management yang dilakukan oleh pemilik usaha dengan
tujuan dapat memaksimalkan keuntungan serta membangun hubungan yang baik
dengan para pelanggan (Sudaryono, 2016). Dalam hal ini, Le Sain berfokus di bidang
digital marketing dalam melakukan pemasaran. Berikut adalah strategi digital
marketing yang dilakukan oleh perusahaan Le Sain.

-Instagram

Gambar 4. 12 Perkembangan instagram Le Sain

Perusahaan Le Sain menggunakan Instagram sebagai salah satu platform


untuk memperluas pemasaran, mengingat pengguna Instagram yang aktif di
Indonesia sungguh banyak dan banyak fitur Instagram yang dapat bermanfaat bagi
bisnis Le Sain. Perusahaan dapat memanfaatkan fitur fitur yang ada di dalam
Instagram seperti fitur story, highlights, dan Instagram ads. Strategi pertama kami
86

adalah untuk memperbanyak konten dengan melakukan post dan story secara teratur.
Selanjutnya dalam menggunakan Instagram ads kami dapat mengatur target audience
sesuai dengan target market kami yaitu usia 21 sampai 50 tahun, lokasi Bandung,
organic food, kuliner Indonesia, healthy food, healthy lifestyles, dan healthy wellness
or physical fitness. Le sain juga melakukan endorsement kepada media kuliner untuk
memperluas pemasaran.

Selain menampilkan produk makanan yang dijual, Le Sain juga membagikan


konten konten infografis yang berisi seputar makanan kesehatan seperti manfaat
dalam mengkonsumsi makanan kesehatan, fakta menarik mengenai makanan sehat,
tips menjaga sayuran yang dapat dilakukan di rumah, dan masih banyak lagi. Hal ini
dilakukan karena perusahaan Le Sain tidak hanya mementingkan promosi produknya
saja tetapi ingin mengedukasi masyarakat serta mengembangkan wawasan mengenai
makanan sehat di Indonesia lebih luas lagi.

Setelah memaksimalkan digital marketing menggunakan instagram, Le Sain


mengalami kenaikan dari segi brand awareness. Hal ini dapat dibuktikan dari fitur
insight yang disediakan oleh instagram. Dalam waktu satu bulan memaksimalkan
pemasaran Le Sain dapat meningkatkan followers hingga 161. Selain itu iklan Le
Sain dapat menjangkau hingga 9000 akun dan 278 diantaranya berhasil mengunjungi
profile instagram kami. Kenaikan pengunjung instagram Le Sain mencapai 2427%
jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
87

-Website

Gambar 4. 13 Website Le Sain

Platform digital marketing selanjutnya yang digunakan perusahaan Le Sain


adalah website. Website Le Sain dibuat menarik dan juga praktis untuk digunakan.
Pada website Le Sain terdapat informasi lengkap tentang perusahaan, kelebihan
perusahaan, dan testimoni pelanggan. Selain untuk memberikan informasi, website
Le Sain juga digunakan untuk memasarkan produk yang dijual. Customer dapat
menemukan produk-produk Le Sain dan dapat memasukannya ke dalam keranjang.
Namun CTO kami belum mampu mengukur seberapa efektif penggunaan website
untuk pemasaran karena berbeda dengan instagram yang memiliki fitur insight.

4.2.6 Competition Strategies

Competition Strategies adalah cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan


untuk dapat bersaing dan mendapat posisi yang menguntungkan dalam industri
tertentu (Coulter, 2005).

Pada bagian ini Le Sain akan membandingkan produk dari segi kualitas dan harga
dengan para kompetitor lainnya yang diilustrasikan menggunakan competitive
positioning chart sebagai berikut:
88

Gambar 4. 14 Positioning Le Sain Dengan Competitor

Dapat dilihat bahwa banyak perusahaan makanan sehat seperti Hadi Kitchen
yang memiliki brand awareness yang tinggi namun menawarkan produk dengan
harga yang tinggi. Le Sain memiliki strategi yang berbeda dengan menjual produk
berkualitas yang tinggi namun menawarkan harga yang lebih murah. Selain faktor
harga, beberapa kompetitor lain seperti Kehidupan belum terjun di digital marketing.
Perusahaan Le Sain memanfaatkan fitur social media dan website untuk
meningkatkan penjualan dimana berfokus untuk membuat konten dan promosi yang
menarik bagi para pelanggan. Dengan digital marketing yang baik dapat menjangkau
audience lebih luas, mempermudah dalam mempromosikan produk, menjalin
hubungan yang baik dengan para pelanggan, dan dapat menyusun strategi pemasaran
berdasarkan data data yang diperoleh (Fitur Insight). Strategi lain yang menjadi
fokus utama selanjutnya bagi perusahaan Le Sain adalah selalu meningkatkan
pelayanan yang memuaskan dengan standar yang sudah ditetapkan. Perusahaan siap
menerima kritik membangun dan bersedia untuk memperbaiki kesalahan agar dapat
memuaskan konsumen.

4.3 Kinerja Proses Bisnis

4.3.1 Operational / Production Excellence and Plan

Berikut merupakan production flowchart dari bisnis Le Sain:


89

Gambar 4. 15 Flowchart Produksi Le Sain

Pada tahap awal Le Sain membeli bahan baku yang sudah dipilih dari
supplier-supplier berkualitas. Untuk proses produksi salad tidak membutuhkan
waktu yang panjang. Langkah pertama sayur dan buah dicuci lalu dipotong hingga
menjadi ukuran yang pas. Lalu sayur dan buah disatukan di dalam packaging
bersama dengan dressing. Untuk proses produksi japanese chicken teriyaki dan
healthy baked chicken tidak terlalu berbeda. Perbedaanya hanya disaat memasak
ayam, untuk japanese chicken teriyaki ayam dimasak menggunakan wajan
sedangkan healthy baked chicken dimasak menggunakan oven. Untuk produksi
healthy bolognese pasta kurang lebih sama dengan cara pada umumnya. Pertama
pasta direbus hingga tingkat kematangan yang pas (al dente). Lalu siapkan bumbu
90

healthy bolognese dan satukan dengan dada ayam pada wajan. Setelah bumbu
bolognese jadi satukan dengan pasta yang sudah direbus. Seluruh produk Le Sain
dikemas dalam packaging yang rapi dan semenarik mungkin.

Berikut merupakan operational chart dari bisnis Le Sain:

Gambar 4. 16 Flowchart Operational Le Sain

Pada tahap awal Le Sain membeli bahan baku untuk pembuatan menu ayam dan
salad. Bahan baku salad dibeli melalui supplier sayuran organik perusahaan bernama
locale greens. Untuk bahan baku pembuatan ayam dibeli secara online melalui
tokopedia. Untuk packaging dan sticker yang sudah diseain dibeli melalui
Tokopedia. Setelah pesanan masuk melalui grabfood, whatsapp, atau instagram.
Pemilik usaha akan mulai mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan setelah
customer melakukan pembayaran. Untuk pembuatan salad tidak membutuhkan
91

waktu yang lama. Pertama sayuran dicuci lalu dipotong dan menyiapkan dressing.
Untuk pembuatan ayam membutuhkan proses yang cukup lama. Untuk Baked
Chicken membutuhkan waktu 40 menit di oven sedangkan untuk menu ayam seperti
teriyaki chicken membutuhkan waktu 15 menit persiapan. Setelah pesanan selesai
dimasak dan dikemas, pemilik usaha memesan kurir pengantaran menggunakan grab
express. Lalu produk sampai dan siap dinikmati oleh customer. Untuk pemesanan
melalui grabfood, dana akan masuk di akhir.

4.3.2 Human Resources Strategy, Performance and Plan

Sampai saat ini, seluruh kegiatan dari perusahaan Le Sain masih ditangani oleh
para pemilik perusahaan yaitu Erick Glen, Ferdianto Setiawan, dan Vincent
Darmawan. Dimulai dari sisi produksi, pemasaran, financial, dan digital marketing
content. Berikut merupakan struktur bagan dari perusahaan kami:

Gambar 4. 17 Struktur Jabatan Bisnis Le Sain

1. ERICK GLEN NATAPRAJA (CEO)


-Menyusun visi misi perusahaan
-Mengambil keputusan-keputusan perusahaan
-Melaksanakan proses produksi perusahaan
92

2. VINCENT DARMAWAN (COO)


-Mengatur kegiatan operasional perusahaan
-Mengatur strategi marketing perusahaan
-Mengatur bagian produksi perusahaan

3. FERDIANTO SETIAWAN (CTO)


-Merancang website perusahaan
-Mengatur keuangan perusahaan
-Mengatur desain konten marketing perusahaan

Rencana kedepannya Le Sain akan memiliki offline store sehingga akan


membutuhkan satu orang pegawai tambahan. Le Sain juga akan lebih sering dalam
berpartisipasi untuk mengikuti bazaar-bazaar sehingga membutuhkan satu orang
tambahan untuk membantu menjaga booth. Kedepannya Le Sain juga akan bekerja
sama dengan kurir agar biaya ongkir tidak terlalu besar. Tujuan lain dari bekerja
sama dengan kurir agar dapat memberikan promo gratis ongkir tanpa mengeluarkan
biaya promosi yang besar.

4.3.3 Legal and Environmental Aspect

Indonesia merupakan sebuah negara yang menjunjung tinggi peraturan hukum


yang berlaku. Peraturan hukum diciptakan agar tercipta ketertiban baik dalam sisi
masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu setiap kegiatan harus dilakukan
berdasarkan hukum yang ada salah satunya adalah dalam melakukan kegiatan usaha.

Sebagai perusahaan yang berdiri di Indonesia, penting bagi setiap pemilik bisnis
untuk menaati hukum yang berlaku salah satunya dengan cara melegalkan usahanya.
Hal ini tercantum pada Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2018 Pasal 1 angka 12
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha yang menyebutkan bahwa NIB adalah
identitas dan legalitas perusahaan. Perusahaan Le Sain berkontribusi untuk menaati
hukum yang berlaku dengan melegalkan usahanya dan sudah memiliki NIB
Perizinan Berbasis Risiko sebagai izin usaha dan izin beroperasional. Berikut
merupakan NIB Perizinan Induk Berusaha perusahaan Le Sain:
93

Gambar 4. 18 NIB Bisnis Le Sain

4.3.4 Business Learning and Development

Saat menjalankan sebuah bisnis, ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh
setiap individu baik dalam pengembangan diri dan pembelajaran mengenai bisnis
yang digeluti.
Setelah melalui beberapa proses sampai bisnis Le Sain ini bertahan hingga saat ini
ada beberapa perubahan yang dirasakan oleh pemilik usaha seperti meningkatkan
94

kepercayaan diri, menambah wawasan di dunia bisnis, timbulnya jiwa


kewirausahaan, memperluas pergaulan, dan menumbuhkan kemampuan untuk dapat
berinovasi. Nilai - nilai tersebut akan dirangkum dan dibahas lebih mendalam di
dalam point dibawah ini:

1. Pengembangan diri
Sebagai seorang entrepreneur, seseorang dilatih untuk berani dalam
mengambil resiko, mampu untuk berpikir secara kreatif dan inovatif serta
memiliki attitude yang baik agar bisa membangun hubungan yang baik
dengan orang lain. Aspek diatas tersebut sangat dirasakan bagi setiap owner
dari perusahaan Le Sain untuk dapat meningkatkan kapasitas dalam diri
masing- masing untuk semakin berkembang.

Kasus yang dapat dijadikan sebuah contoh adalah pentingnya attitude


yang baik saat melayani customer, disini setiap anggota team memerlukan
sikap yang ramah dan sabar agar customer merasa dihargai dan memberikan
kesan baik kepada mereka. Selain itu contoh lain yang dirasakan adalah
owner perusahaan lebih menghargai uang dan lebih pandai dalam mengatur
pengeluaran untuk menentukan apa yang menjadi prioritas utama karena
owner menyadari bahwa membangun sebuah bisnis bukanlah hal yang
mudah.

2. Komunikasi
Komunikasi sendiri dibagi menjadi dua kerangka yaitu komunikasi
satu arah dan interaksi (Deddy Mulyana, 2005). Setiap individu dalam team
dilatih untuk berkomunikasi baik dalam menyampaikan pendapat satu sama
lain, memberikan dorongan dan semangat pada orang lain (motivasi), dan
juga mampu untuk berkomunikasi dengan pihak diluar team Internal
contohnya dengan calon konsumen, supplier, dan para pemilik usaha lainnya.
Dengan memiliki communication skill yang baik, perusahaan mampu
memiliki peluang yang menjanjikan salah satunya berkolaborasi dengan
brand - brand terkenal.
95

3. Kerjasama team
Teamwork adalah kumpulan individu dengan kemampuan serta latar
belakang yang berbeda berkumpul bersama dengan visi dan misi yang sama
(Marpaung, 2014). Setiap pemilik perusahaan Le Sain sudah memiliki
perannya masing masing dalam melaksanakan tugas yaitu Erick Glen sebagai
CEO, Vincent Darmawan sebagai COO, dan Ferdianto Setiawan sebagai
CTO. Meskipun memiliki peran dan tugas masing - masing, akan tetapi setiap
individu dilatih untuk memiliki inisiatif yang tinggi dimana rela untuk
membantu setiap anggota yang mengalami kesulitan tanpa pamrih. Setiap
Individu belajar untuk saling menghargai satu sama lain contohnya saat
seseorang memberikan pendapat, anggota lain tidak menyela dan menjadi
pendengar yang baik. Dengan lingkungan kerja yang nyaman dan
menyenangkan, setiap individu mampu berfokus dalam mengembangkan skill
yang mereka miliki lebih baik lagi.

4. Mampu memecahkan masalah yang ada


Kemampuan untuk dapat memecahkan masalah dalam sebuah bisnis
sangat diperlukan. Seseorang dapat dikatakan menjadi Problem Solver yang
baik karena mampu mengidentifikasi masalah yang ada dan dapat
menciptakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah akan terus datang dalam
berbisnis, tetapi kunci keberhasilan menghadapi masalah terletak pada
bagaimana cara individu menangani masalah tersebut contohnya adalah
menghindar dari masalah yang ada atau tetap tegar menghadapi dan
menerima segala resiko yang ada. Hal ini mengasah kemampuan setiap
individu perusahaan Le Sain dalam berpikir lebih kritis, memiliki mental
yang kuat, dan menyusun strategi yang matang dalam menghadapi masalah
yang ada.

5. Inovasi dan Kreativitas


Perusahaan dapat dikatakan sukses dalam berinovasi ketika mereka
dapat menciptakan produk yang berkualitas dan tidak mainstream (Yin,
2011). Untuk menciptakan produk yang tidak mainstream, individu dituntut
untuk berpikir secara kreatif. Dengan kemampuan berinovasi dan memiliki
96

tingkat kreativitas yang tinggi, perusahaan mampu bersaing melawan


kompetitor di dalam pasar yang sama.

Contoh kasus yang memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi adalah


saat mengembangkan digital marketing perusahaan Le Sain. Individu dituntut
untuk membuat konten konten yang menarik untuk dibagikan di sosial media
tetapi disaat bersamaan, konten tidak memberikan kesan yang monoton bagi
para pembacanya.

Seluruh nilai - nilai yang sudah disebutkan diatas, memperisapkan


individu menjadi seorang entrepreneur yang memiliki kepercayaan diri yang
baik, mempunyai jiwa leadership, dan mampu untuk menghadapi resiko yang
ada.

Selain itu, individu dapat mempraktikan segala macam teori yang


sudah dipelajari secara langsung pada bisnis yang digeluti. Individu semakin
sadar akan pentingnya mempraktikan teori dalam perusahaan, tools yang
digunakan membantu individu dalam menyelesaikan masalah yang ada serta
dapat mengidentifikasi resiko apa saja yang merugikan dan dapat
mempermatang strategi perkembangan bisnis.
BAB 5
ANALISIS DAN DISKUSI

Hasil kinerja bisnis mahasiswa dianalisa dari berbagai aspek. Penambahan


referensi di bagian analisis dapat memperkuat argumen analisis mahasiswa mengenai
laporan kinerja bisnis mahasiswa. Analisis dan diskusi yang dibuat merupakan
pembahasan pembelajaran, monitoring, evaluasi dan pengembangan bisnis. Yaitu:

5.1 Design and Development

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


pada tanggal 15 September hingga 5 Oktober 2020, dinyatakan bahwa pada saat
masa pandemi masyarakat cenderung untuk memilih mengkonsumsi makanan yang
sehat untuk menjaga imunitas mereka. Hasil survei tersebut didukung juga melalui
laporan Google Year in Search pada tahun 2021 menyatakan bahwa penelurusan
makanan organik naik hingga 55%.

Berdasarkan data diatas, peningkatan kompetitor pada bisnis makanan sehatpun


meningkat. Penting bagi setiap pemilik usaha untuk selalu melakukan update
mengenai design dan development pada produk mereka agar dapat beradaptasi untuk
mengikuti tren pasar yang terus berubah. Faktor lain yang tidak kalah penting dalam
bersaing adalah dimana perusahaan perlu memiliki tingkat kreativitas yang tinggi
untuk dapat menghasilkan desain produk yang berkualitas, memiliki nilai jual yang
tinggi, menarik, dan sesuai dengan target market mereka.

Sampai saat ini, perusahaan Le Sain memiliki 5 produk makanan yang


diunggulkan yang terdiri dari 2 menu salad, 2 menu makanan berat, dan snack.
Seluruh makanan ini dibuat menggunakan bahan baku yang berkualitas seperti
menggunakan sayur organik, telur omega, olive oil, dll. Makanan ini memiliki rasa
yang lezat dan baik untuk dikonsumsi tubuh karena mengandung protein yang tinggi,
sumber vitamin, dan mineral.

97
98

Tak hanya itu, perusahaan Le Sain mengutamakan nilai estetika mulai dari
desain packaging makanan hingga desain dari content sosial media
Dibawah ini merupakan produk makanan yang dijual oleh perusahaan Le Sain:

1. Mix Fruit Vegetable Salad

Gambar 5. 1 Mix Fruit Vegetable Salad

Menu pertama Le Sain merupakan Mix Fruit Vegetable Salad yang


berisi Butterhead Lettuce, Apple, Melon, Pineapple, Red Dragon Fruit,
Carrot, dan Cherry Tomato. Makanan ini sesuai untuk orang yang sedang
menjalankan program diet karena kalori yang terkandung hanya 150 cal.
Makanan ini menggunakan salad dressing yang diracik khusus oleh Le Sain
sehingga memiliki cita rasa yang lezat.
99

2. Dijon Vinaigrette Salad

Gambar 5. 2 Dijon Vinaigrette Salad

Menu selanjutnya merupakan Dijon Vinaigrette Salad. Le Sain


membuat 2 menu salad untuk mempermudah konsumen dalam memilih isi
salad yang diminati. Berbeda dengan Mix Fruit Vegetable Salad, menu ini
berisi Butterhead Lettuce, Red Onion, Corn, Potato, Carrot, Cherry Tomato.
Dimana komposisinya sendiri cenderung kearah sayuran.

3. Healthy Baked Chicken

Gambar 5. 3 Healthy Baked Chicken


100

Menu makanan selanjutnya adalah Healthy Baked Chicken. Makanan


ini dapat tergolong sebagai makanan yang berat karena berisi Baked Chicken,
Fried Egg, Corn, Tomato, Carrot, Red Rice, dan Dipping Sauce. Makanan ini
cocok untuk dimakan sebagai makan siang karena kalori yang terkandung
cukup besar sehingga cukup untuk mendukung tubuh dalam melakukan
aktivitas. Tidak hanya baik untuk dikonsumsi tubuh, bagian ayam dari menu
ini dimasak menggunakan oven dengan suhu yang sesuai agar lebih juicy.

4. Japanese Chicken Teriyaki

Gambar 5. 4 Japanese Chicken Teriyaki

Menu makanan yang memiliki bahan dasar ayam selanjutnya adalah


Japanese Chicken Teriyaki. Masih tergolong sebagai makanan berat tetapi
menu ini memiliki cita rasa yang lebih gurih dibandingkan Healthy Baked
Chicken mengingat proses pembuatannya dimana ayam dimasak
menggunakan bumbu racikan Teriyaki dari Le Sain.
101

5. Healthy Bolognese Pasta

Gambar 5. 5 Healthy Bolognese Pasta

Menu terakhir yang di launching pada bulan Desember adalah Pasta.


Makanan ini memiliki kandungan gizi 34 gram protein dan 368 kalori.
Dengan harga yang dicantumkan, makanan ini dapat dijadikan sebagai Snack
yang lezat.

Gambar 5. 6 Packaging Le Sain

Le Sain menggunakan packaging yang simple karena ingin menawarkan produk


dengan harga murah. Kedepannya Le Sain akan mengganti packaging produk dengan
102

bahan yang lebih ramah lingkungan. Namun packaging yang ramah lingkungan
cenderung lebih mahal sehingga harga produk Le Sain juga akan mengalami
kenaikan kedepannya. Pada packaging Le Sain juga belum terdapat informasi
mengenai kandungan nutrisi. Kedepannya Le Sain akan menambahkan informasi gizi
yang mencangkup kandungan protein, kalori, karbohidrat, dan lemak pada packaging
agar lebih menarik bagi konsumen.

5.2 Innovation and Product Development

Inovasi adalah kemampuan seorang pemilik bisnis untuk dapat menerapkan


gagasan gagasan baru untuk menghasilkan produk yang baru (Hurley & Hult, 1998).
Perusahaan dapat merasakan antusias dari para konsumen dengan menerima banyak
feedback yang diberikan untuk perusahaan Le Sain. Masukan - masukan ini membuat
perusahaan Le Sain semakin giat dalam melakukan inovasi untuk kedepannya demi
memenuhi kebutuhan konsumennya. Oleh karena itu, perusahaan Le Sain memiliki
beberapa rencana dalam berinovasi untuk mengembangkan bisnis di masa yang akan
datang.

Berikut beberapa inovasi dan pengembangan produk yang akan dilakukan oleh
perusahaan Le Sain:

-Menambahkan menu makan berat

Gambar 5. 7 Ilustrasi Penambahan Menu Le Sain


103

Pertama Le Sain akan menambahkan menu makanan berat lainnya. Customer


akan tertarik jika menu makanan yang ditawarkan sangat beragam. Kedepannya Le
Sain akan menawarkan menu makanan Indonesia, menu daging-dagingan, dan juga
ikan. Tentu produk yang diciptakan Le Sain sehat dan juga berkualitas.

-Meningkatkan kualitas produk salad

Gambar 5. 8 Ilustrasi Salad Baru Le Sain

Berdasarkan hasil dari google form customer satisfaction dari 20 responden


yang dilakukan oleh perusahaan, didapatkan ada beberapa customer yang masih
mengharapkan peningkatan dari produk salad. Kedepannya Le Sain akan
meningkatkan produk salad dengan memberikan potongan ayam agar customer yang
tidak begitu suka sayur lebih tertarik untuk mencicipi produk salad yang ditawarkan
Le Sain. Produk salad Le Sain juga kedepannya akan diperbesar ukurannya agar
dapat lebih mencukupi nutrisi yang dibutuhkan customer. Varian dari produk salad
juga akan ditambahkan agar customer yang ingin mengkonsumsi salad tiap hari tidak
akan bosan.
104

-Menambahkan menu minuman

Gambar 5. 9 Ilustrasi Minuman Baru Le Sain

Kedepannya Le Sain akan menambahkan menu minuman agar lebih menarik.


Menu minuman pertama yang akan dibuat adalah jus. Jus akan terdiri dari jus sayur-
sayuran organik dan juga jus buah-buahan. Kedua Le Sain akan menciptakan menu
smoothies. Menu smoothies akan terdiri dari buah atau sayur, oatmeal, susu, dan
lain-lain. Menu minuman ini bisa dipaketkan dengan menu makanan agar lebih
menarik bagi customer. Menurut kami, menambahkan menu minuman merupakan
salah satu rencana yang paling efektif untuk kedepannya. Karena minuman sendiri
memiliki margin yang cukup besar dilihat dari sisi keuntungannya. Dengan
keuntungan yang besar tetapi modal relatif kecil.

5.3 ICT Development

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sebuah ilmu yang


berhubungan dengan teknologi baik dari sisi pengambilan hingga penyebaran
informasi (Rusman, 2011). Teknologi ini memudahkan manusia untuk mendapatkan
informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, dan video secara mudah dan akurat
(Darmawan, 2012).

Di Masa modern saat ini, teknologi informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan
Le Sain. Mengingat perusahaan Le Sain belum memiliki toko fisik, sehingga
105

kegiatan - kegiatan seperti berkomunikasi dan menyampaikan informasi dengan


konsumen dapat dilakukan secara online. Perusahaan Le Sain menggunakan media
sosial khususnya Instagram dalam melakukan digital marketing. Perusahaan
menyadari bahwa media sosial merupakan sebuah tempat promosi yang sangat
efektif karena dapat mendistribusikan informasi secara cepat, luas, dan akurat. Le
Sain juga menggunakan website dan jasa antar makanan seperti Grabfood untuk
memudahkan para konsumen dalam mendapatkan produk Le Sain.

Adapun beberapa hal yang menjadi fokus bagi perusahaan Le Sain dalam
membangun TIK diantaranya adalah:
1. Meningkatkan kualitas konten di media sosial
Perusahaan Le Sain akan terus meningkatkan konten pada Instagram dimulai
dari desain foto produk yang menarik hingga konten informatif yang
mengedukasi para pembacanya mengenai seputar dunia kesehatan agar
konten tidak membosankan dan monoton. Perusahaan Le Sain juga berusaha
untuk konsisten dalam mengunggah konten di Instagram agar konten relevan
dan up to date bagi para target market.
2. Hadir dalam aplikasi yang memberikan pesan antar makanan online
Saat ini Le Sain bekerjasama dengan aplikasi Grabfood untuk membantu
mendistribusikan produk kepada konsumen. Rencana kedepannya perusahaan
Le Sain ingin hadir di semua aplikasi pesan antar makanan online untuk
memudahkan para konsumen dalam menjangkau produk Le Sain. Le Sain
juga akan memperbanyak promosi melalui aplikasi pemesanan online agar
terlihat lebih menarik.
3. Memaksimalkan fungsi website
Le Sain akan terus mengembangkan website karena kami memiliki CTO yang
ahli dalam teknologi. Website Le Sain akan dikembangkan sampai customer
bisa memesan melalui website.
4. Instagram Ads
Pada bulan Desember Perusahaan Le Sain mulai memaksimalkan
penggunaan instagram ads dan dapat meningkatkan omset hingga 2 kali lipat.
Konten yang dibuat untuk instagram ads didesain sebaik mungkin agar dapat
menarik minat konsumen. Instagram dapat menyediakan data-data ads yang
sudah dilihat dan dikunjungi oleh konsumen. Kedepannya Le Sain akan terus
106

menggunakan instagram ads karena kami nilai sangat efektif dalam


menjangkau target customer.

5.4 Risk Mitigation

Manajemen Risiko adalah tindakan yang dilakukan suatu perusahaan dalam


mengidentifikasi munculnya risiko kerugian pada seluruh bagian di dalam organisasi
dan menyusun rencana untuk mencegah terjadinya kemungkinan kerugian tersebut
(Nitisusastro, 2013). Manfaat dari manajemen risiko adalah agar perusahaan dapat
mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko yang akan merugikan
dalam berbagai aspek.

Dalam melakukan proses manajemen risiko ada empat tahap yang dilakukan
oleh Perusahaan Le Sain. Pertama Le Sain mengidentifikasi risiko yang mungkin
terjadi. Kedua Le Sain mengukur seberapa besar risiko dan dampaknya apabila
benar-benar terjadi. Ketiga Le Sain memikirkan solusi agar dapat mengurangi
kemungkinan dan dampaknya apabila terjadi. Terakhir Le Sain melakukan evaluasi
atas segala tindakan yang telah dilakukan.

Menurut pandangan Institut Risk of Management, manajemen risiko dapat dibagi


menjadi 4 yaitu :

1) Hazard Risk

Hazard risk merupakan risiko yang berpotensi menimbulkan kecelakaan


terhadap manusia. Dalam sisi operational , ada beberapa hazard risk yang mungkin
terjadi seperti terkena pisau dan terkena benda panas. Kecelakaan ini dapat
menyebabkan kecelakaan produk dan keterlambatan pengiriman. Pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan lebih berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru dalam
melakukan kegiatan operasional.

2) Control Risk

Control risk merupakan risiko yang mungkin terjadi pada saat melakukan
pengendalian pada sistem operational dan penjualan. Contohnya pada perusahaan Le
Sain adalah bahan baku berlebih, kerusakan persediaan, kegagalan saat produksi, dan
107

pembeli yang kabur tanpa membayar. Untuk mencegah bahan baku berlebih, Le Sain
menghitung perkiraan demand dari konsumen dan membeli bahan baku secukupnya.
Untuk mencegah rusaknya persediaan seperti packaging, Le Sain mempunyai satu
lemari kusus untuk menyimpan persediaan yang ada. Untuk menghindari kegagalan
saat produksi yang perlu dilakukan adalah untuk lebih berhati-hati dan menambah
edukasi agar dapat mengurangi risiko tersebut. Terakhir, untuk mencegah pembeli
yang kabur, Le Sain akan memastikan dana masuk ke dalam rekening perusahaan
baru produk akan dibuat dan dikirim.

3) Opportunity Risk

Opportunity risk adalah risiko yang mungkin terjadi disaat perusahaan


mencoba melakukan tindakan untuk mendapatkan return yang tinggi. Risiko yang
mungkin terjadi pada perusahaan Le Sain adalah disaat menciptakan menu baru,
melakukan kerja sama dengan perusahaan lain, dan melakukan pemasaran. Dalam
menciptakan menu baru, belum tentu produk tersebut dapat laku di pasar. Oleh
karena itu solusi yang akan dilakukan adalah dengan melakukan penelitian terlebih
dahulu mengenai produk yang diinginkan konsumen dan berapa harga yang rela
mereka keluarkan. Tidak semua kolaborasi dengan brand dapat memenuhi
ekspektasi dari calon pelanggan. Oleh karena itu Le Sain lebih teliti dalam memilih
perusahaan untuk melakukan kolaborasi dan memilih brand yang memiliki visi dan
misi yang selaras. Dalam melakukan pemasaran membutuhkan biaya yang besar,
namun jika penjualan kita tidak bertambah memungkinkan masalah financial
terhadap perusahaan. Oleh karena itu Le Sain lebih teliti dalam melakukan
pemasaran seperti menetapkan target customer yang tepat dalam Instagram ads,
memilih influencer yang tepat dalam melakukan endorsement, dan lain-lain.

4) Compliance Risk

Compliance risk adalah risiko yang mungkin terjadi jika kita tidak patuh pada
suatu peraturan yang ada. Pada perusahaan Le Sain contohnya adalah dengan
menerapkan protokol kesehatan pada saat melakukan sistem produksi agar
mengurangi terciptanya produk yang tidak higienis. Dengan menerapkan protokol
kesehatan produk akan higienis dan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen.
108

5.5 Sustainability Performance Evaluation

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh pihak NielsenIQ pada tahun 2022
menyatakan bahwa masa pandemi membuat makanan sehat semakin dilirik dan
populer. Tren makanan sehat ini juga didorong oleh media sosial mengingat
pertumbuhannya yang begitu cepat. Dengan data tersebut, tidak heran jika
peningkatan kompetitor pada sektor makanan sehat berkembang mengikuti
perubahan pasar yang terus berubah.
Meskipun kompetitor pada makanan sehat meningkat, perusahaan Le Sain yakin
dengan kualitas produk dan harga yang ditawarkan terhadap konsumen dapat mampu
bersaing dengan kompetitor lainnya. Le Sain memaksimalkan penggunaan digital
marketing terhadap konsumen dalam memperkenalkan produk, menjual produk,
melakukan promosi, dan membagikan konten yang bermanfaat bagi para
pembacanya.
Selama 6 bulan melakukan penjualan, Customer retention rate dari perusahaan Le
Sain menyentuh angka sebesar 60,9%. Data tersebut membuktikan bahwa Le Sain
sudah memiliki cukup banyak loyal customer. Melihat antusias dari para konsumen,
Le Sain berupaya untuk terus melakukan inovasi produk, dimana pada bulan
Desember Le Sain berhasil untuk launching 2 menu baru yaitu Japanese Chicken
Teriyaki dan Healthy Bolognese Pasta yang mendapatkan respon yang positif dari
masyarakat karena perusahaan mengalami kenaikan penjualan yang cukup signifikan
dibanding bulan sebelumnya. Kedepannya, Le Sain ingin menambahkan menu sehat
yang mengangkat cita rasa khas Indonesia baik dalam kelompok menu daging, menu
ikan, atau minuman. Perusahaan yakin dengan menu yang ditawarkan dapat menarik
perhatian konsumen sehingga tertarik untuk mencobanya
Selama perjalanan bisnis Le Sain, perusahaan mencoba beberapa teknik pemasaran
diantaranya adalah social media marketing, website, dan membagikan brosur ke
beberapa tempat. Namun dari ketiga teknik tersebut, social media merupakan salah
satu teknik yang paling efektif. Hal ini disebabkan dengan banyaknya fitur yang
disediakan salah satunya yang digunakan oleh perusahaan Le Sain adalah Instagram
ads. Fitur ini sangat membantu perusahaan dalam menjangkau target customer yang
tepat. Selain menggunakan Instagram ads, perusahaan melakukan endorsement
terhadap salah satu influencer yang ada di kota Bandung. Dengan memaksimalkan
109

kedua keuntungan yang dimiliki Instagram, pada bulan Desember perusahaan Le


Sain mendapatkan banyak customer baru.
Penggunaan aplikasi Grab bagi perusahaan kami sampai saat ini dapat dinilai
belum memuaskan. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan kami belum memberikan
promo-promo yang menarik pada aplikasi tersebut. Kedepannya perusahaan Le Sain
akan mencoba untuk memberikan promo yang menarik serta bekerjasama dengan
kurir lainnya yaitu Shopeefood untuk meningkatkan penjualan.
Dengan pasar makanan sehat yang sedang berkembang, perusahaan Le Sain
yakin akan terus berkembang dan sustain asalkan mempertahankan harga, kualitas,
promosi, dan pemasaran yang baik.

5.6 Business Growth Performance Evaluation

Pada bagian ini, perusahaan Le Sain mengevaluasi business growth


performance dari bulan Juli hingga bulan Desember. Dalam mengevaluasi
perkembangan bisnis Le Sain, perusahaan merangkum menjadi 3 poin diantaranya
adalah perkembangan financial, customer satisfaction, dan sosial media.

5.6.1 Financial Statement Evaluation

Le Sain telah melakukan pencatatan laporan keuangan dari bulan Juli 2022
sampai Bulan Desember 2022 yang mencakup income statement, balance sheet, dan
cash flow statement. Dari laporan keuangan yang telah dibuat dapat dilihat bisnis Le
Sain mengalami perkembangan dari bulan awal hingga akhir. Pada bulan awal Le
Sain hanya mendapatkan omset sebesar Rp650.000,00. Pada bulan Desember
mendapatkan omset hingga Rp1.550.000,00. Namun pada bulan Agustus Le Sain
mengalami kerugian karena mengikuti bazaar yang sangat mahal biayanya. Mulai
bulan September hingga Desember Le Sain mengalami peningkatan penjualan
dengan stabil.

Le Sain masih melakukan sistem operational di rumah sehingga tidak perlu


mengeluarkan biaya operational yang besar. Le Sain juga tidak memiliki pegawai
tambahan untuk membantu sistem operational. Peralatan Le Sain berasal dari alat-
alat memasak di rumah yang dibeli dengan harga murah. Le Sain juga tidak memiliki
banyak persediaan karena masih menerapkan sistem pre order kecuali bulan
110

Desember. Dengan menghemat biaya-biaya tersebut Le Sain dapat menawarkan


produknya dengan harga murah namun tetap mendapatkan keuntungan yang baik.

5.6.2 Customer Satisfaction Evaluation

Le Sain telah melakukan survey kepada konsumen untuk mengukur berapa


tingkat kepuasan mereka terhadap bisnis Le Sain. Dalam survey tersebut kami
mengukur tingkat kepuasan konsumen dari segi kualitas produk, harga, dan
layanan yang diberikan oleh Le Sain. Tingkat kepuasaan diberikan dengan
memilih angka 1 yang berarti tidak puas hingga angka 5 yang berarti sangat puas.
Kebanyakan dari responden memilih angka 4 atau angka 5, namun pada
pertanyaan kepuasaan untuk produk salad ada 4 responden yang memilih angka
3. Dengan ini kami menilai ada kekurangan terhadap produk salad Le Sain. Kami
berencana untuk meningkatkan produk salad dengan memperbesar porsi dan
membuat menu salad baru yang mengandung daging di dalamnya.

5.6.3 Social Media Evaluation

Gambar 5. 10 Social Media Evaluation


111

Pada gambar dapat dilihat perkembangan instagram Le Sain pada saat


memaksimalkan pemasaran dengan menggunakan instagram ads, endorsement, dan
juga memperbanyak konten instagram. Followers instagram Le Sain dapat naik
hingga 161 cukup dalam 1 bulan memaksimalkan pemasaran. Selain itu dengan
menggunakan instagram ads, Le Sain dapat menjangkau hingga lebih dari 9000 akun
dan 278 diantaranya berhasil mengunjungi profile instagram Le Sain. Kenaikan
pengunjung instagram Le Sain hingga 2427% jika dibandingkan dengan bulan
sebelumnya. Dengan ini dapat disimpukan instagram sangat efektif untuk
perkembangan sosial media Le Sain.

5.7 Business Growth Performance Dashboard

Pada business growth dashboard, Le Sain membuat design yang


menggambarkan kinerja bisnis Le Sain dari bulan Juli 2022 sampai bulan Desember
2022. Dapat dilihat omset penjualan Le Sain naik lebih dari 2 kali lipat jika
dibandingkan dengan awal penjualan. Hal ini terjadi karena pada bulan Desember Le
Sain memaksimalkan digital marketing dan promosi. Jumlah produk yang terjual
juga terus meningkat hingga puncaknya pada bulan Desember. Pada bulan Desember
Le Sain menciptakan 2 menu baru yaitu japanese chicken teriyaki dan healthy
bolognese pasta. Hal ini menyebabkan penjualan salad mengalami penurunan,
namun penjualan makanan berat Le Sain mengalami peningkatan drastis. Customer
growth juga meningkat sebesar 87,5% dengan customer retention rate sebesar
60,9%. Dengan ini Le Sain dapat meningkatkan sekaligus mempertahankan
customernya. Dan terakhir Le Sain telah melakukan survey kepuasan pelanggan
dengan 20 orang responden dan mendapatkan index sebesar 4,46 dari 5. Dengan ini
dapat kami simpulkan customer Le Sain puas dengan produk dan pelayanan yang
diberikan.
112

Gambar 5. 11 Dashboard Business Growth Le Sain


BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Di Indonesia bisnis kuliner menjadi salah satu subsektor yang paling diminati
karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Namun di masa pandemi covid-19
bisnis kuliner mengalami banyak mengalami penurunan karena tidak dapat berjualan
secara offline. Karena imun tubuh sangat berpengaruh dalam penyebaran virus covid-
19, banyak orang yang mulai sadar untuk menjaga tubuh mereka dengan
mengkonsumsi makanan sehat. Oleh karena itu bisnis healthy food pada masa
pandemi covid-19 mengalami kenaikan. Trend makanan sehat juga tumbuh begitu
cepat karena dipengaruhi sosial media. Penjualan menggunakan aplikasi seperti
grabfood, shopeefood, dan gofood menjadi hal yang efektif terutama pada masa
pandemi. Konsumen tidak perlu lagi datang ke tempat, banyak promo menarik, dan
pemilik bisnis tidak perlu mengeluarkan biaya sewa. Le Sain menawarkan
produknya melalui sosial media, aplikasi, dan juga website.

Le Sain telah menjalankan bisnis dari bulan Juli sampai bulan Desember. Karena
masih berjualan secara online, Le Sain perlu meningkatkan aktivitas pemasaran.
Kegiatan pemasaran yang telah dilakukan Le Sain adalah instagram ads, website,
dan endorsement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan digital
marketing dalam bisnis Le Sain dan mengetahui kinerja bisnis Le Sain atas
penggunaan digital marketing. Berikut adalah kesimpulan yang didapatkan setelah
melakukan beberapa digital marketing pada bisnis Le Sain:

1. Setelah menggunakan website dan Instagram untuk digital marketing, dapat


disimpulkan Instagram berperan baik dalam bisnis Le Sain. Ada tiga strategi
yang kami gunakan untuk pemasaran menggunakan Instagram yaitu
endorsement, Instagram ads, dan memperbanyak konten. Dengan
menggunakan endorsement, kami dapat memilih influencer yang sesuai
dengan target market. Sedangkan dengan menggunakan Instagram ads, kami
juga dapat mengatur target audiencenya sesuai dengan target market. Untuk

113
114

konten Instagram dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik minat


customer. Setelah memaksimalkan penggunaan tiga strategi tersebut, brand
awareness Le Sain mengalami peningkatan yang dapat dibuktikan dengan
insight Instagram. Dalam satu bulan Instagram ads Le Sain dapat menjangkau
hingga 10.000 orang dan sekitar 300 diantaranya mengunjungi profile Le
Sain. Selain itu followers Instagram Le Sain mengalami peningkatan hingga
161 setelah memaksimalkan ketiga strategi tersebut. Untuk digital marketing
menggunakan website hasilnya belum maksimal karena kami belum dapat
mengetahui cara untuk mengukur insightnya seperti Instagram.

2. Dengan memaksimalkan penggunaan digital marketing, bisnis Le Sain


mengalami peningkatan dalam kinerja bisnis. Kinerja bisnis dibagi menjadi 3
bagian yaitu kinerja pertumbuhan keuangan, kinerja pertumbuhan pemasaran,
dan kinerja proses bisnis. Dibawah ini merupakan penjelasan dari setiap
bagian tersebut:

• Kinerja pertumbuhan keuangan

Dengan penggunaan digital marketing yang maksimal,


perusahaan Le Sain dapat memaksimalkan efektivitas dalam
menghasilkan laba atau kas. Hal ini dapat dilihat melalui Income
statement dimana perusahaan Le Sain pada bulan Desember
mendapatkan omset 2 kali lipat dari bulan sebelumnya yaitu
sebesar Rp1.550.000,00 di saat memaksimalkan penggunaan
digital marketing.

• Kinerja pertumbuhan pemasaran

Penggunaan Digital Marketing pada bisnis Le Sain


memberikan dampak yang baik untuk kinerja pertumbuhan
pemasaran. Hal ini terlihat dari Customer Growth Le Sain yaitu
sebesar 87,5%. Pertumbuhan customer pada bulan Desember
menyentuh angka tertinggi sebesar 30,4%. Hal lain yang
mengalami peningkatan terletak pada bagian sales volume and
performance dari bisnis Le Sain. Didapati bahwa dengan
115

penggunaan digital marketing, penjualan produk Le Sain di bulan


Desember mengalami kenaikan signifikan khususnya pada menu
baru yang di posting melalui instagram ads. Perusahaan Le Sain
menggunakan digital marketing sebagai sarana untuk
menampilkan produk yang dijual, promo, dan juga membagikan
konten yang menarik karena perusahaan percaya bahwa digital
marketing bukan hanya sebagai alat sales dan promotion, tetapi
dapat menjadi wadah untuk mengedukasi masyarakat agar tercipta
hubungan yang baik. Dengan menyajikan konten menarik
diharapkan sebagai bentuk komunikasi dengan para customernya.
Hal ini dapat dilihat dari customer retention rate dimana Le Sain
berhasil menjaga konsumennya dengan hasil data sebesar 60,9%.
Melalui observasi dengan kompetitor, didapati bahwa belum
banyak kompetitor sejenis yang memanfaatkan digital marketing.
Hal ini menjadi poin keunggulan bagi perusahaan Le Sain karena
sudah terjun menggunakan digital marketing saat melakukan
pemasaran.

• Kinerja proses bisnis

Digital marketing membantu perusahaan Le Sain


sepanjang proses bisnis yang dilaksanakan pada bulan Juli 2022
hingga Desember 2022 khususnya dalam mendata order yang
masuk. Dengan ini kami dapat mengetahui siapa yang merupakan
customer loyal dan customer baru. Selain itu, kemudahan digital
marketing membantu perusahaan dalam proses pengantaran
makanan untuk sampai di konsumen tepat sesuai waktu yang
diharapkan.

6.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah


pertama perusahaan harus dapat menentukan target customer untuk dapat memilih
penggunaan teknik pemasaran yang tepat. Setelah melakukan beberapa percobaan,
116

kami menyarankan perusahaan kuliner untuk mengoptimalkan pemasaran melalui


sosial media. Hampir seluruh masyarakat di seluruh dunia menggunakan sosial
media. Selanjutnya perusahaan harus mahir dalam memanfaatkan fitur-fitur yang ada
dalam sosial media tersebut. Contohnya pada instagram terdapat banyak fitur seperti
story, reels, post, dan masih banyak lagi. Pemilik perusahaan harus dapat
memberikan konten yang menarik dan update. Kami juga menyarankan para pemilik
usaha untuk menggunakan instagram ads karena sangat praktis dan juga efektif.
Dalam penggunaan instagram ads perusahaan dapat menentukan target customer
yang ingin dituju dan dapat menyediakan hasil penggunaan instagram ads tersebut.
Endorsement juga merupakan teknik pemasaran yang sangat efektif. Pertama
perusahaan harus dapat menentukan influencer yang cocok untuk diendorse.
Endorsement dapat dilakukan dengan mengirim produk atau memberikan konten
instagram kita untuk direpost. Pemasaran menggunakan social media tidak perlu
mengeluarkan uang yang banyak dan dapat memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

15 Healthy Diet Caterings in Jakarta | Flokq Coliving Jakarta Blog. (n.d.). Flokq.
Retrieved January 25, 2023, from https://www.flokq.com/blog/healthy-diet-
catering-jakarta
Abdirrahman, A. W., & Sumiati, S. (2021). ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN
MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER SATISFACTION INDEX
UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN
ANALISIS SWOT DI KAFE XYZ. JUMINTEN, 2(3), 143–154.
https://doi.org/10.33005/juminten.v2i3.251
Akbar, A. (2021). Factors Influencing the Usage of Instagram for Business and its
Effect on Financial Performance and Non-Financial Performance. Journal of
Digitovation and Information System, 1, 43–55.
https://doi.org/10.54433/jdiis.2021100004
Analisis Pelaksanaan Digital Marketing pada UMKM Tahu Rohmat di Kuningan |
Komversal : Jurnal Komunikasi Universal. (n.d.). Retrieved January 25, 2023,
from http://jurnal.plb.ac.id/index.php/komversal/article/view/496
Apriani, D., Haerul, H., & Febriana, Y. A. (2016). Media Video Profile Sebagai
Media Promosi Dan Informasi Pada SMK Bina Am Ma’mur. CICES, 2(1), 12–
23. https://doi.org/10.33050/cices.v2i1.187
Ayu Rizaty, M. (2022). Bertambah Lagi, Ini Jumlah Pengguna Instagram per
Kuartal I 2022. Kata Data.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/17/bertambah-lagi-ini-
jumlah-pengguna-instagram-per-kuartal-i-2022
Buchory, H. A., & Saladin, D. (2010). Pengertian Lingkungan Bisnis Menurut Para
Ahli. Www.Kumpulanpengertian.Com. https://tsar5e.com/lingkungan-bisnis/
Customer Retention: Arti, Keuntungan, dan Cara Menghitung. (n.d.). Retrieved
January 25, 2023, from https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/customer-
retention-arti-keuntungan-dan-cara-menghitung/
Dewan KEK RI. (2019). Model Bisnis. Kek.Go.Id, 1–4. https://kek.go.id/peluang-
investasi
Dewanti, D. P. (2018). ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI
KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

117
118

(StudiKasuspadaperusahaanTekstildanGarmenperiode 2011-2015). Skripsi,


3(3), 4–5. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/322
Dwi, K., Dan, R., Ode, L., Mahasiswa, S., Dosen, D., & Bisnis, A. (2016). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Perusahan Pada Pt. Ricky
Kurniawan Kertapersada (Makin Group) Jambi. 2(2), 190–207.
ejemplo. (2019). Page missing! | Course Hero.
https://www.coursehero.com/file/p2h2c582/h-Key-Partnership-Kemitraan-
Utama-Menurut-Osterwalder-dan-Pigneur-201538-key/
Halidi, R. (2021). Survei: Kesadaran Pola Hidup Sehat Orang Indonesia Meningkat
Selama Pandemi. Suara.Com.
https://amp.suara.com/lifestyle/2021/07/15/181500/survei-kesadaran-pola-
hidup-sehat-orang-indonesia-meningkat-selama-pandemi
Hartini, S. (2012). Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja
Bisnis. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 14(1), 83–90.
https://doi.org/10.9744/JMK.14.1.83-90
Hasan. (2009). ACTION RESEARCH : DESAIN PENELITIAN INTEGRATIF
UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN MASYARAKAT. Universitas
Wahud Hasyim Semarang, 4(1), 88–100.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results
Henri. (2018). Kinerja, Motivasi,Kebutuhan, Lingkungan. Angewandte Chemie, 17–
32.
Hestanto. (2017). Definisi dan Konsep Customer Relationship Management.
https://www.hestanto.web.id/crm/
Ichsan, Reza Nurul, S.E., M.M, Nasution, Lukman, S.E.I., M. ., & Sinaga, Sarma,
S.E., M. . (2019). Studi Kelayakan Bisnis (Business Feasibility Study) - Google
Books. CV. Sentosa Deli.
https://books.google.co.id/books?id=KAACEAAAQBAJ&printsec=frontcover
&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false
idtesis.com. (2007). Teori Lengkap Tentang Efektivitas Program Menurut Para Ahli
dan Contoh Tesis Efektivitas Program. Idtesis.Com. https://idtesis.com/teori-
lengkap-tentang-swot-analysis-menurut-para-ahli-dan-contoh-tesis-swot-
analysis/
Intania, A. N. (2022). Penelusuran Google tentang Makanan Plant-Based pada 2021
Meningkat 233 Persen. https://kumparan.com/kumparanfood/penelusuran-di-
119

google-tentang-makanan-plant-based-pada-2021-meningkat-233-persen-
1xZFAdiZ22E
Istiani, F. (n.d.). FAIZA ISTIANI, S.KOM., M.M - 02 Menggali Ide Bisnis dan Prinsip
Dasar Bisnis-1.pdf - Suatu bisnis yang baik biasanya dimulai dengan ide bisnis
yang | Course Hero. Retrieved January 25, 2023, from
https://www.coursehero.com/file/54506683/FAIZA-ISTIANI-SKOM-MM-02-
Menggali-Ide-Bisnis-dan-Prinsip-Dasar-Bisnis-1pdf/
James, L. (2021). Impact of Digital Marketing on SME Growth in South Asia: A
Case Study on Faheem Haydar Dealzmag. SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3758480
Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen ~ Fatkhan.web.id. (n.d.). Fatkhan. Retrieved
January 25, 2023, from https://fatkhan.web.id/jenis-jenis-penelitian-eksperimen/
Karami, M., & Madlener, R. (2021). Business model innovation for the energy
market: Joint value creation for electricity retailers and their customers. Energy
Research and Social Science, 73, 101878.
https://doi.org/10.1016/j.erss.2020.101878
Karim, D., Sepang, J. L., &, & Lumanauw, B. (2014). Marketing Mix Pengaruhnya
Terhadap Volume Penjualan Pada Pt. Manado Sejati Perkasa Group. Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(1), 421–430.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4006
Kledo.com. (n.d.). Porter Five Forces: Pengertian, Analisis, dan Contohnya pada
Bisnis. Retrieved January 25, 2023, from https://kledo.com/blog/porter-five-
forces/
Knoblach, B., & Rachubinski, R. A. (2013). Doing the math: How yeast cells
maintain their peroxisome populations. Communicative and Integrative Biology,
6(6), 39–42. https://doi.org/10.4161/cib.26901
Kompas.com. (2021). Penjualan Makanan Sehat Meningkat 6 Kali Lipat pada 2021
di Tokopedia. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/food/read/2021/05/09/151100175/penjualan-
makanan-sehat-meningkat-6-kali-lipat-pada-2021-di-tokopedia
Kumparan. (n.d.). Rumus Growth Rate, Pengertian, dan Metode Menghitungnya |
kumparan.com. Retrieved January 25, 2023, from https://kumparan.com/berita-
bisnis/rumus-growth-rate-pengertian-dan-metode-menghitungnya-
1yPUai2GMgR
120

Latifa, H. (2018). Analisis Aspek Bisnis dan Manajemen Risiko Pada Bisnis Catering
Diet Sehat “ Dapur Menthik .” 1–67.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10754
Majid, I. (2021). Desain Strategi Pengembangan Model Bisnis Kuliner Rocket
Chicken Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. Universitas Islam Indonesia,
4(1), 88–100.
Makanan Sehat Diprediksi Semakin Populer Tahun 2022. (n.d.). Retrieved January
25, 2023, from https://daerah.sindonews.com/newsread/649041/716/makanan-
sehat-diprediksi-semakin-populer-tahun-2022-1641434493
Marvianta, Y. A., Frederica, D., & Prasetyo, W. (2013). Arti Penting Kreativitas
Terhadap Penciptaan Ide Bisnis Studi Kasus Pada Mahasiswa FE-Ukrida,
Jakarta. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 13(1), 1–10.
Mukhammad, B. (2021). PELAKSANAAN PERIZINAN BERBASIS RISIKO
PASCA UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA. Jurnal Nalar Keadilan, 1(2),
14–27. https://jurnal.universitasjakarta.ac.id/index.php/jurnal-fh-
unija/article/view/21
Mulyani, S. (2013). Analisis Rasio Arus Kas Sebagai Alat Pengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, 10(1), 17–26.
NIB Adalah: Pengertian, Manfaat dan Cara Mendapatkannya - Greenpermit. (n.d.).
Retrieved January 25, 2023, from https://greenpermit.id/2021/08/19/nib-adalah-
pengertian-manfaat-dan-cara-mendapatkannya/
Nimiangge, R. R., Sabijono, H., & Gamaliel, H. (2017). ANALISIS KINERJA
KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. Going
Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2), 503–512.
https://doi.org/10.32400/gc.12.2.17945.2017
Nusantara, P. M. S. (2022). Mengenal KPI (Key Performance Indicator)
Perusahaan. Mekari. https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-kpi-key-
performance-indicator/
Oktaviani, F., & Rustandi, D. (2018). Implementasi Digital Marketing dalam
Membangun Brand Awareness. PRofesi Humas, 3(1), 1–20.
http://jurnal.unpad.ac.id/profesi-humas/article/view/15878
Olusegun, O. O., Olympus, O. O., & Olakunle, A. I. (2020). Online Marketing and
the Performance of Small-Scale Enterprises in Nigeria: A Study of Selected
SMEs in Ikeja, Lagos State, Nigeria. Annals of Contemporary Developments in
121

Management & HR, 2(3), 15–24. https://doi.org/10.33166/acdmhr.2020.03.003


Pamelia, I. (2018). PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI PADA
REMAJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN. IKESMA, 14(2), 144.
https://doi.org/10.19184/ikesma.v14i2.10459
Pandjaitan, D. R. H. (2016). Komunikasi Bisnis. 1–45.
http://repository.lppm.unila.ac.id/2300/
Pengertian Ilmu Politik menurut Para Ahli | kumparan.com. (n.d.). Retrieved
January 25, 2023, from https://kumparan.com/berita-update/pengertian-ilmu-
politik-menurut-para-ahli-1wxnBwrd97F
Penjelasan Marketing Mix 4P (Product, Price, Place and Promotion). (n.d.).
Taupasar.Com. Retrieved January 25, 2023, from
https://www.taupasar.com/2020/04/penjelasan-4p-marketing-mix.html
Perkembangan Covid-19 Tahan Pengeluaran Masyarakat Kelas Menengah Atas -
Medcom.id. (n.d.). Retrieved January 25, 2023, from
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/VNxvJogk-perkembangan-covid-19-
tahan-pengeluaran-masyarakat-kelas-menengah-atas
Persaingan Bisnis: Teori, Contoh, dan Jenisnya. (n.d.). Retrieved January 25, 2023,
from https://majoo.id/solusi/detail/persaingan-bisnis
Persetujuan Bersama, D. (n.d.). DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Rahmi, A. N. (2018). PERKEMBANGAN INDUSTRI EKONOMI KREATIF DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA.
Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF), 2(1), 1386–1395.
https://jurnalfti.unmer.ac.id/index.php/senasif/article/view/139/114
Ramlan, S. P. (2020). Penelitian tindakan (action research). In Metodologi Penelitian
(p. 103). https://chandrax.wordpress.com/2008/07/05/action-research-
penelitian-tindakan/
Rasti. (2020). Survei LIPI: Pola Konsumsi Makanan Sehat Meningkat Selama
Pandemi. MNews, 1. https://republika.co.id/berita/qhu2c1463/survei-lipi-
konsumsi-makanan-sehat-meningkat-selama-pandemi
Salmaa. (2021). Teknik Pengumpulan Data: Pengertian, Jenis, dan Contoh.
Deepublish. https://penerbitdeepublish.com/teknik-pengumpulan-data/
Sampoerna University. (2022). Kerangka Berpikir: Pengertian, Macam, dan Cara
Membuatnya. Sampoerna University.
122

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/contoh-kerangka-berpikir/
Sawitri, E., Astiti, M. S., & Fitriani, Y. (2019). Hambatan Dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang, 202–213.
Siagian, A. O., Wijoyo, H., & Utama, A. shandy. (2021). (1) (PDF)
CREATIVEPRENEURSHIP. CV.Insan Cendekia Mandiri.
https://www.researchgate.net/publication/354402843_CREATIVEPRENEURS
HIP
STAKEHOLDER PARIWISATA | BINUS UNIVERSITY MALANG | Pilihan
Universitas Terbaik di Malang. (n.d.). Retrieved January 25, 2023, from
https://binus.ac.id/malang/2018/09/creativepreneurship/
Sugawara, E., & Nikaido, H. (2014). Properties of AdeABC and AdeIJK efflux
systems of Acinetobacter baumannii compared with those of the AcrAB-TolC
system of Escherichia coli. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 58(12),
7250–7257. https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Tindakan (Action Research). Prosiding
Seminar Nasional Jurusan PGSD FIP UNP Tahun 2015, 1(1).
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/prosidingpgsd/article/view/4846
Sumberpengertian.id. (2017). Pengertian e-Business Menurut Para Ahli
(TERLENGKAP). Sumberpengertian.Id.
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-e-business-menurut-para-ahli-
terlengkap
Sutopo, S., A, Istanti, E., B, Firmansyah, M. R., & C. (2021). Pendapatan Terhadap
Laporan Laba Rugi Pada Pt . Indo Zinc Diecasting Di Gresik. Jurnal Jaemb,
1(3), 83–93.
Syahreza, M. F., & Tanjung, I. S. (2018). MOTIF DAN POLA PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI KALANGAN MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIMED. Jurnal Interaksi:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 61–84.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/interaksi/article/view/1788
Tesis, S. (2018). Teori Lengkap tentang Efektivitas Program menurut Para Ahli dan
Contoh Tesis Efektivitas Program. Idtesis.Com. https://idtesis.com/teori-
lengkap-tentang-pest-analysis-menurut-para-ahli-dan-contoh-tesis-pest-analysis/
123

Tiofani, K. (2021). Kenapa Bisnis Makanan Sehat Kian Populer di Indonesia?


Kompas.Com.
https://www.kompas.com/food/read/2021/11/23/183600775/kenapa-bisnis-
makanan-sehat-kian-populer-di-indonesia?page=all
Triani Wulandari, Farida Yulianti, L. (2020). Analisis Rasio Laporan Keuangan
Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada Umkm Irma Sasirangan
Banjarmasin.
Tumpuan, A. (2020). Peranan Aplikasi Go Food Terhadap Perkembangan Bisnis
Kuliner. TOURISM: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and
MICE, 3(1), 26–30.
Validasi Ide – UKM Indonesia. (n.d.). Retrieved January 25, 2023, from
https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/validasi-ide
View of EVALUASI PROSES KERJASAMA TIM DALAM BISNIS TIMIKA. (n.d.).
Retrieved January 25, 2023, from
https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/article/view/438/391
What Is A Logo And How To Create It. (n.d.). Retrieved January 25, 2023, from
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/what-is-a-lookbook
Wilayah, K. X., Khairani, Z., Soviyant, E., Fakultas Ekonomi, A., & Lancang
Kuning, U. (2018). EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI INSTAGRAM
PADA UMKM SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA
PEKANBARU. Jurnal Benefita, 3(2), 239–247.
https://doi.org/10.22216/JBE.V3I2.2738
Yulius Safitri, T., Hatammimi, J., Banyak, A., Kunci, K., Faktor, A., Wirausaha, W.,
& Online, B. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita
Berwirausaha Melalui Bisnis Online (Studi Pada Mahasiswi Sekolah Bisnis Di
Bandung). EProceedings of Management, 1(3).
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/ar
ticle/view/21
Abdirrahman, A. W., & Sumiati, S. (2021). ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN
MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER SATISFACTION INDEX
UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN
ANALISIS SWOT DI KAFE XYZ. JUMINTEN, 2(3), 143–154.
https://doi.org/10.33005/juminten.v2i3.251
Jamaludin, J. (2018). Analisa Perhitungan Dan Pemilihan Load Cell Pada Rancang
124

Bangun Alat Uji Tarik Kapasitas 3 Ton. Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin,
2(2), 22–25. https://doi.org/10.31000/mbjtm.v2i2.2719
Krisdayanto, I., Haryono, A. T., & Gagah, E. (2018). ANALISIS PENGARUH
HARGA, KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS, DAN LOKASI
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI I CAFE LINA PUTRA NET
BANDUNGAN. Journal of Management, 4(4).
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/1025
LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekening Koran


Rekening Koran Le Sain Bulan Juli 2022

125
126
127

Rekening Koran Le Sain Bulan Agustus 2022


128

Rekening Koran Le Sain Bulan September 2022


129
130

Rekening Koran Bulan Oktober 2022


131
132

Rekening Koran Bulan November 2022


133
134

Rekening Koran Bulan Desember 2022


135
136
137

Lampiran 2 Nomor Induk Berusaha

PUBLIKASI DAN PENJUALAN PRODUK

NOMOR INDUK BERUSAHA (NIB)


138

Lampiran 3 Distribution Channel


Website : https://lesain-id.com/

Instagram
139

Grabfood
140

Lampiran 4 Evidence Wawancara

Evidence Wawancara
141
142
143

Lampiran 5 Evidence Penggunaan Digital Marketing


144
145

Lampiran 6 Surat Keterangan Non Survey


146

RIWAYAT HIDUP

Riwayat Hidup/Curriculum Vitae

PERSONAL INFORMATION

Binusian ID BN123483872
Full Name Erick Glen Natapraja
E-Mail erick.natapraja@binus.ac.id

Address Current
Komplek Cipta Graha CD-8, Kel. Sukaraja, Kec.
Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, 40175

Permanent
Komplek Cipta Graha CD-8, Kel. Sukaraja, Kec.
Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, 40175

Phone Numbers Home : -


Mobile : +6287886751721

Gender Male
Birth Place / Date Bandung / 29 November 2000
Nationality Indonesian
Marital Status Single
Religion Catholic

FORMAL EDUCATION
2013 – 2016 SMP SANTO ALOYSIUS 1
BANDUNG
147

2016 – 2019 SMA SANTO ALOYSIUS 1


BANDUNG

2019 – Present Bina Nusantara University


Bachelor’s Degree in
Creativepreneurship
GPA : 3.58
INFORMAL EDUCATION
2010 – 2013 The British Institute (TBI)
2013 – 2016 Uni-Bridge Level A2–B2
2016 – 2019 Uni-Bridge Level B2–IELTS

PERSONAL CERTIFICATION
06/05/2019 Information and Communication
Technology
01/06/2020 Applications & Use Cases
Professional Certification
19/04/2022 Fundraising Journey
19/04/2022 Invesment Readiness
20/04/2022 People Management
25/04/2022 Entrepreneurial Journey
06/06/2022 Kampus UMKM Shopee Ekspor
25/07/2022 Best Collaboration Competition

ORGANIZATION EXPERIENCE
2010 – 2018 Aloysius TOP DBC, Part of
Percussion Section

WORKING EXPERIENCE
2022 – Present Le Sain – CEO

Job Description:
- Managing a company's overall
operations
- Make important company decisions
- Manage company finances
148

Riwayat Hidup/Curriculum Vitae

PERSONAL INFORMATION
Binusian ID BN123609104
Full Name Vincent Darmawan
E-Mail Vincent.darmawan@binus.ac.id

Address Current
Jl. Singgasana Raya No. 22, Kec. Bojongloa Kidul,
Kota Bandung, Jawa Barat, 40238

Permanent
Jl. Singgasana Raya No. 22, Kec. Bojongloa Kidul,
Kota Bandung, Jawa Barat, 40238

Phone Numbers Mobile: +6281221023500


Gender Male
Birth Place / Date Bandung / 23 Mei 2000
Nationality Indonesian
Marital Status Single
Religion Christian

FORMAL EDUCATION
2013 – 2016 SMP BINTANG MULIA, Bandung,
Indonesia

2016 – 2019 SMAK 2 BPK PENABUR, Bandung,


Indonesia
2019 – Present Bina Nusantara University
149

Bachelor’s Degree in
Creativepreneurship
GPA: 3.63

PERSONAL CERTIFICATION
April 2022 Entrepreneurial Journey
April 2022 Fundraising Journey
April 2022 Application and Use Cases Professional
Certification
April 2022 How to Speak with Confidence
May 2022 Unlocking Potential with Growth
Mindset
June 2022 Alumni Sharing Session with Dakge
June 2022 Alumni Sharing Session with Palugada
June 2022 Alumni SS The Potrait Place
June 2022 Alumni SS with Nacula Dessert
June 2022 How to Become an Exporter
August 2022 Jubelio
October 2022 Business Finance for Dummies
Desember 2022 Participation Pitch Competition
Incubator 2022

WORKING EXPERIENCE
2022 – Present Le Sain - COO

Job Description:
- Increasing the sales of the company
- Manage cost to support CEO in
making decisions
- Oversee planning, maintenance, and
efficiency

Anda mungkin juga menyukai