Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

“FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH

NEGARA”

KELOMPOK II
KELAS H

DOSEN PENGAMPU : Irwansyah S,H.M,H.

UNIVERSITAS HALUOLEO

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S1

KENDARI

2023
KELOMPOK II HUKUM DAN HAM

Mei Kurniawan Zega_H1A121057

Muh.Idtham_H1A121060

Muh. Rizal Badawi. S - H1A121061

Muhamad Arafat Darwin Putra - H1A121062

Muhammad Riandy-H1A121066

Muhammat Saifullah_H1A121067

ii
A. Latar belakang

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang berdasarkan

pasal 1 ayat 1 konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Indonesia terletak di benua

asia, tepatnya di Asia tenggara. Indonesia adalah negara kepulauan yang dilintasi oleh

garis katulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania, sehingga

dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra

Hindia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau

yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Hal ini membuat Indonesia kaya akan

keberagaman budaya dan tradisi serta sumber daya alam dan manusia yang melimpah.

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum dalam segala aspek, makanya

dalam konstitusi negara Indoneisa pada pasal 1 ayat 3 mengatakan bahwa Indonesia

adalah negara hukum.

Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data real time dari World Population

Review tercatat Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah penduduk

mencapai 276.639.440 jiwa. Dan diramalkan akan terus bertamba, bahkan indonesia

di katakan mulai memasuki fase awal dari bonus demografi.

Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia muda

lebih banyak di bandingkan dengan penduduk yang berusia lanjut. Bonus demografi

memiliki sisi positif dan negatif, sisi positifnya dapat di jadikan batu loncatan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun disisi negatifnya suatu

peristiwa yang tidak diinginkan oleh semua orang akan terjadi yakni meningkatnya

jumlah kemiskinan dan pengangguran apa bila bonus demografi tidak diiringi dengan

jumlah lapangan perkerjaan yang tersedia.


Tercatat pada data terakhir per September 2022 berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik jumlah kemiskinan di Indonesia sebesar 26,36 juta orang, meningkat

0,20 juta orang terhadap Maret 2022. Masalah kesejahteraan masyarakat merupakan

masalah serius yang dihadapi oleh bangsa indonesia dari tahun ke tahun sudah banyak

solusi yang ditawarkan namun tetap saja hal tersebut tidak dapat menyelesaikan

masalah kesejahteraan dalam hal ini ekonomi masyarakat.

Berdasarkan kosntitusi negara kita dalam isi muatan UUD 1945 tercantum

pada BAB XIV tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan pada pasal 34 ayat

1 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara”. Bunyi pasal tersebut menerangkan secara eksplisit bahwa fakir miskin dan

anak-anak terlantar memiliki hak untuk mendapatkan perhatian serius dari pemeritah,

serta menjadi dasar hukum bagi pemerintah untuk menjalankan kewajibannya guna

mensejahterakan masyarakat miskin dan anak-anak terlantar. Namun penerapan dari

pasal 34 ayat 1 masih belum terlaksana dengan baik, karna berdasarkan pada realita

yang ada hal tersebut berbanding terbalik dengan bunyi pasal 34 ayat 1 yang

kemudian menjadi tamparan mutlak bagi pemerintah karna tidak menjalankan

kewajibannya secara penuh.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas

mengenai hak dari masyarakat miskin dan anak-anak terlantar yang belum

terealisasikan secara penuh. Dimana hal tersebut kami tuangkan dalam makalah yang

berjudul “FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DI PELIHARA

OLEH NEGARA”.

2
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Seperti apa hak fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dijamin dan

menjadi kewajiban bagi negara?

2. Bagaimanaa penerapan dari jaminan hak fakir miskin dan anak-anak

terlantar berdasarkan pada pasal 34 ayat 1 UUD 1945 dan Undang-Undang

spesifik yang mengaturnya?

3
C. Pembahasan

1. Hak fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dijamin dan menjadi

kewajiban bagi negara.

Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki Pancasila juga

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum. Sila ke-5 berisikan “Keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, yang berarti negara memiliki kewajiban

untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan sosial rakyatnya. Muntoha dalam jurnal

Demokrasi dan Negara Hukum (2009) menyebutkan dalam konsepsi

kesejahteraan sosial, negara dituntut untuk memperluas tanggung jawabnya

kepada masalah-masalah sosial ekonomi yang dihadapi oleh rakyat banyak, peran

personal untuk m enguasai hajat hidup rakyat banyak dihilangkan. Terlebih lagi

kesejahteraan sosial adalah hak asasi manusia yang mendasar, bukannya hak yang

istimewa. Hal tersebut tercantum juga dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal

34 ayat (1) yaitu: “Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara”

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 menjelaskan hak warga negara untuk

mendapatkan jaminan sosial dari negara. Negara wajib memelihara fakir miskin

dan anak-anak telantar untuk mendapatkan kebutuhan dasarnya tanpa ada perilaku

diskriminatif.

1) Hak Fakir Miskin

Berdasarkan pasal 1 angka 1 dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Fakir

miskin di definisikan sebagai orang yang sama sekali tidak mempunyai

sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian

tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak

bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Lebih lanjut dalam Undang-

4
Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin pada Pasal 3, fakir miskin berhak atas beberapa hal, yakni :

a. Memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan;

b. Memperoleh pelayanan kesehatan;

c. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya;

d. Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun,

mengembangkan, dan memberdayakan diri dan keluarganya

sesuai dengan karakter budayanya;

e. Mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial,

pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial dalam membangun,

mengembangkan, serta memberdayakan diri dan keluarganya;

f. Memperoleh derajat kehidupan yang layak;

g. Memperoleh lingkungan hidup yang sehat;

h. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan; dan

i. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha.

2) Hak Anak Terlantar

Berdasar pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

perlindungan anak pada pasal 1 angka 1 menjelaskan bahwa anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan. Sedangkan definisi dari anak terlantar menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan pasal 1 angka 6

adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik,

mental, spiritual, maupun sosial.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak dalam pasal 3 menyebutkan, bahwa :

5
“Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak

anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara

optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak

Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera."

Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab

menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum

anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. Dalam

memelihara anak telantar, pemerintah berkewajiban untuk memberikan :

a. Identitas

b. Status kewarganegaraan

c. Kebebasan beribadah dalam bimbingan orang tua

d. Pendidikan dan pengajaran sesuai minat dan bakatnya

e. Pendidikan luar biasa bagi yang berkebutuhan khusus pendidikan

unggulan bagi anak yang unggul

f. Didengar pendapatnya

g. Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang Jaminan sosial

(pelayanan kesehatan, rehabilitasi, bantuan sosial, pemeliharaan

sosial)

h. Mendapat perlindungan dari pelanggaran hak asasi manusia.

6
2. Implementasi dari jaminan hak fakir miskin dan anak-anak terlantar

berdasarkan pada pasal 34 ayat 1 uud 1945 dan undang-undang spesifik

yang mengaturnya

Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya bahwa negara Indonesia adalah

negara hukum dimana segala sesuatunya harus berlandaskan aturan positif,

kehidupan berbangsa dan bernegara pun sudah diatur dalam Undang-Undang

Dasar UUD 1945, kita sebagai masyarakat Indonesia harus tertib terhadap aturan

yang ada di negeri ini bahkan pemerintahpun demikian juga adanya.

Negara Indonesia sendiri didirikan untuk mencapai suatu kesejahteraan,

keadilan, dan kedamaian bagi seluruh warga negaranya. Terwujudnya suatu

keadilan sosial bagi rakyat Indonesia adalah sebuah cita-cita luhur yang selalu

diinginkan oleh seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana telah dituangkan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar UUD 1945, seluruh rakyat Indonesia, berhak

untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan layak.

Namun, faktanya masih banyak terdapat masyarakat Indonesia dalam keadaan

miskin dan telantar. Mereka menjadi pengemis, gelandangan, pengamen, dan anak

jalanan. Contoh nyata saja di kota kendari ini terdapat banyak gelandangan dan

anak-anak terlantar yang terdapat di hampir semua lampu lalu lintas kota kendari,

itu belum seberapa kalau mau dibandingkan dengan kota-kota atau daerah-daerah

lain di luar sana. Dari sini timbul pertanyaan dari benak penulis! “Di manakah

peran pemerintah indonesia untuk menangani hal kemiskinan dan anak telantar

tersebut?” Sedangkan kemiskinan di Indonesia sendiri setiap tahunnya terus

bertambah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin

di perkotaan dan perdesaan Indonesia pada tahun 2022 sebesar 26,42 juta.

7
Angka ini naik 5,09% dibandingkan tahun sebelumnya yakni 25,14 juta.

Sedangkan anak telantar di Indonesia berdasarkan data Kementerian sosial

(Kemensos) per 15 Desember 2022 ada sebanyak 67.368 orang. Angka

kemiskinan dan anak telantar di atas sangat terhitung tinggi bagi negara kita.

Pemerintah Indonesia sendiri harus sadar akan masalah ini, di tambah lagi

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat 1 yang berbunyi “fakir miskin

dan anak telantar dipelihara oleh negara”. Tidak hanya pada landasan

konstitusional saja melainkan Undang-Undang yang lebih spesifik juga ikut

mengatur hal tersebut seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

perlindungan anak dan Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011

tentang Penanganan Fakir Miskin, serta beberapa undang-undang turunannya

yang membahas hal yang sama. Maka secara tidak langsung dapat dinyatakan

bahwa semua orang miskin dan anak telantar pada dasarnya harus dipelihara oleh

negara, tetapi pada realita yang ada di lapangan bahwa tidak semua orang miskin

dan anak telantar dipelihara oleh negara.

Sehingga bisa dikatakan bahwa dalam pengimplementasianya UUD 1945

Pasal 34 Ayat 1 tidak berjalan dengan baik, karena masih banyak orang miskin

dan anak telantar baik di perkotaan maupun di perdesaan yang menjalani

kesehariannya dengan ketidaklayakan dan ketidaknyamanan. Maka dari itu,

pemerintah Indonesia harus benar-benar sadar akan masalah ini, dan harus benar-

benar menjalankan UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 di atas dengan sebaik mungkin.

Jangan sampai setiap tahunnya permasalahan ini semakin bertambah, dan jangan

sampai juga pemerintah acuh tak acuh akan masalah ini. Sehingga membuat

negara kita menjadi negara yang terus menerus jumlah warga negara miskin dan

telantarnya semakin hari semakin bertambah.

8
Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan dengan seluas-luasnya bagi

masyarakat yang tidak mampu yang ada di negara ini, supaya kemiskinan yang

ada di negara ini semakin berkurang bahkan bisa jadi kemiskinan akan hilang jika

pemerintah hari ini membuat atau membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang

tidak mampu. Selain itu, pemerintah juga harus membuat suatu pemberdayaan

masyarakat kota dan desa, agar masyarakat sendiri mempunyai keahlian dalam

bidang tertentu. Maka dengan begitu masyarakat akan mempunyai penghasilan

buat memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan penanganan bagi anak telantar,

pemerintah harus lebih memperbanyak lagi yayasan ataupun panti sosial untuk

menampung anak-anak telantar yang ada di negara ini, supaya anak-anak telantar

bisa mendapatkan kasih sayang ataupun mendapatkan kehidupan yang layak.

9
D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebeleumnya maka penulis menyimpulkan hal-hal

penting sebagai berikut :

1. Hak fakir misikin dan hak anak-anak terlantar sejatinya sama-sama

menitip beratkan pada kesejahteraan yang ingin di capai oleh bangsa

Indonesia itu sendiri yang tertuang dalam kosntitusi negara, karna

kesejahteraan masyarakat merupakan hak asasi setiap individu manusia.

2. Implementasi dari UUD 1945 pada pasal 34 ayat 1 serta undang-undang

turunannya yang lebih spesifik membahas tentang hak fakir miskin dan

anak-anak terlantar masih belum terealisasikan dengan baik, padahal hak

tersebut tergolong sebagai hak kesejahteraan manusia yang dimana

merupaakan salah satu dari hak asasi manusia yang seharusnya dilindungi,

dihormati, dan dipenuhi oleh pemerintah dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai