Anda di halaman 1dari 16

Pada tahun 1907, bibit gerakan kepanduan dunia dimulai dan Gerakan Kepanduan

Dunia resmi berdiri di tahun 1922. Gerakan kepanduan di Indonesia mengalami


perkembangan pesat pada tahun 1950-an, sementara Presiden Soekarno di tahun
1961 menetapkan bahwa hanya ada satu gerakan kepanduan yang diakui, yaitu
Gerakan Pramuka.

Di tahun 1961, tepatnya juga pada 20 Mei, Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 238 ditandatangani, berisi tentang Gerakan Pramuka dan penetapan
Anggaran Dasar. Tanggal itulah juga diperingati sebagai Hari Permulaan Tahun
Kerja Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka yang fokus pada pendidikan generasi muda sangat sejalan
dengan semangat Boedi Oetomo dan sama-sama bertujuan untuk melahirkan
generasi muda yang memajukan bangsa. Gerakan Pramuka dilengkapi dengan
Trisatya dan Dasadarma, sebagai pondasi bagi generasi muda Indonesia yang tidak
hanya pintar tapi juga berkarakter.

Semangat Kebangkitan Nasional dalam Gerakan Pramuka di Era Modern


Adanya pandemi mengubah tatanan hidup dan cara kita bekerja, belajar, serta
berinteraksi dengan orang lain. Banyak halangan yang datang, namun juga banyak
celah inovasi yang bisa dilakukan untuk kita tetap bisa berkarya sembari tetap
mematuhi protokol kesehatan.

Menurut WOSM dalam publikasinya, Growing Stronger Together – WOSM’s Plan for


2020-2021, yang merupakan respon atas antisipasi pandemi, banyak hal yang harus
direncanakan ulang.
Beberapa tantangan yang dihadapi gerakan kepanduan secara global adalah
berkurangnya relawan dan minat generasi muda akan gerakan kepanduan,
berkurangnya kemampuan finansial organisasi, dan utamanya adalah kendala
dalam rapat, pelatihan, serta kegiatan yang dilaksanakan secara luring.

Namun perlu kita cermati, bahwa terdapat banyak ruang yang bisa dimanfaatkan
untuk mengatasi tantangan yang ada. Tidak metutup kemungkinan dengan inovasi
yang dilakukan, Pramuka dapat berkembang jauh lebih baik dari masa sebelum
pandemi

Salah satu kekuatan yang kita miliki adalah wajibnya kegiatan Pramuka di sekolah.
Tidak seperti di luar negeri, bahwa Pramuka adalah pilihan. Sehingga kita sudah
tidak perlu pusing mencari cara untuk menarik minat di awal. Yang sangat penting
dilakukan adalah merencanakan kegiatan Pramuka yang relevan, bermanfaat, dan
menarik.

Sehingga apa yang menjadi sekedar kegiatan wajib sepulang sekolah berubah
menjadi panggilan dalam hidup yang terus memberikan manfaat untuk diri sendiri
maupun lingkungan sekitar hingga mereka dewasa.

Dengan kesenjangan kesejahteraan yang semakin terekspos oleh pandemi,


Pramuka dengan kegiatan sosialnya menjadi semakin relevan. Berbekal skill yang
sesuai, Pramuka seharusnya bisa menjadi aset yang sangat berharga bagi
pemerintah untuk tersambung dengan masyarakat.
Dengan maraknya kebosanan anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah secara
luring, kegiatan-kegiatan Pramuka yang diadakan di luar ruangan menjadi
kesempatan untuk menjaring minat generasi muda.

Connecting the Movement dengan Teknologi Informasi


Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka
nomor 229 Tahun 2007, tujuan Humas Gerakan Pramuka adalah menjadikan
masyarakat menerima, peduli, dan mendukung gerakan Pramuka. Sasaran yang
ingin dicapai meliputi internal, external, maupun masyarakat internasional.
Menilik dari perkembangan zaman, tidak bisa dipungkiri bahwa peran teknologi
informasi (TI) menjadi sangat penting. Yang perlu diingat bahwa TI hanyalah sebuah
alat, kita perlu memahami bagaimana cara menggunakannya supaya hasilnya
optimal dan bukan malah merugikan.

Berikut beberapa contoh penerapan penggunaan TI untuk Gerakan Pramuka yang


bermanfaat:

1. Penggunaan media sosial dan website yang tepat (external)


Supaya masyarakat bisa mengapresiasi Gerakan Pramuka, maka mereka
perlu tahu bagaimana Pramuka berkontribusi untuk lingkungan sekitarnya.
Orang tua perlu tahu apa yang dipelajari Anak mereka dalam kegiatan
Pramuka dan anak-anak perlu role model dan contoh pengaplikasian riil apa
yang mereka pelajari dalam kegiatan Pramuka
Adanya konten-konten yang tepat dan relevan bagi audien akan
menumbuhkan kepercayaan pihak luar bahwa Gerakan Pramuka adalah
sarana yang tepat untuk generasi muda berorganisasi dan berkontribusi untuk
membangun bangsanya.

Anggota Pramuka yang merasa mendapat pengakuan dan apresiasi juga


akan semakin termotivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan Pramuka.

2. Pemanfaatan aplikasi video conferencing/meeting untuk berkoordinasi


Pada periode 2020 – 2025 ini, Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) berkeinginan untuk terjalinnya
komunikasi dan koordinasi yang lebih erat antara Kwartir Daerah dan Kwartir
Cabang. Hal ini sangat diperlukan supaya kita bisa berjalan searah dan saling
mengisi apabila ada kekurangan.

Pertemuan luring membutuhkan koordinasi waktu dari jauh hari dan komitmen
waktu sering terganggu oleh waktu perjalanan yang panjang. Pengadaan
konsumsi pun terkadang menjadi kendala yang harus dipikirkan.

Penggunaan aplikasi Zoom yang semakin menjamur di era pandemi menjadi


kesempatan untuk kita membangun koordinasi. Waktu yang dihabiskan di
jalan tidak lagi relevan, begitu pula dengan anggaran konsumsi yang menjadi
lebih kecil. Kendala terbesar menjadi komitmen untuk pertemuan secara rutin
dan mempersiapkan materi pembahasan.
3. Online Training membuka kesempatan untuk melibatkan pemateri luar negri
(external & internal)
Senada dengan manfaat dari Zoom meeting, pelatihan dan acara yang
diadakan secara daring menghilangkan beberapa pos anggaran, terutama
biaya dalam mendatangkan pemateri dari luar daerah. Kesempatan ini
hendaknya digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas materi
pelatihan dan membuka wawasan anggota Pramuka supaya bisa bersaing
secara global.
Apabila dilaksanakan dengan baik, maka pihak pelaksana pun akan
mendapatkan pengakuan dan network dari pihak luar sehingga semakin
membangun reputasi yang baik sebagai organisasi.
4. Pemanfaatan TI dalam pengambilan keputusan (internal)
Pada saat ini information is power. Pengambilan keputusan yang tepat harus
didukung dengan informasi yang relevan, akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Kurangnya satu aspek dari informasi akan mempengaruhi kualitas keputusan
yang diambil.
Salah satu program prioritas Kwarda DIY 2020-2025 adalah Sistem Informasi
Pengolaan Anggota (SIPA) yang terintegrasi di seluruh DIY. Program
pengembangan SDM Pramuka tidak akan optimal bila kita tidak tahu persis
ada berapa anggota Pramuka di DIY dan apa saja kualifikasi dan keahlian
mereka.

Pengisian kemerdekaan dengan pembangunan membutuhkan roadmap,


rencana, komitmen dan koordinasi para pelakunya. Kita perlu tahu ada di
mana kita sekarang dan di mana tujuan kita. Keberhasilan pembangunan
terletak pada pelaksananya tapi teknologi informasi yang tepat akan
mempermudah kita mencapai tujuan.

Saat ini masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi. Penggunaanya pun beragam
sehingga menguntungkan bagi banyak kalangan masyarakat. Seiring dengan
perkembangan teknologi, Pramuka pun ikut berkembang. Walau banyak kegiatannya
dilakukan secara outdoor, teknologi juga banyak membantu kegiataan kepramukaan.
 
Sejak dulu, Pramuka memang telah mengenal teknologi. Yang paling sederhana, adalah
penggunaan kompas, telegram, hingga radio komunikasi. Saat ini, Pramuka diseluruh
belahan dunia, makin mudah terhubung berkat teknologi bernama internet. Induk
kepramukaan antar negara pun lebih mudah melakukan komunikasi.
 
Bahkan, salah satu aktivitas Pramuka yakni Jambore juga melibatkan teknologi
sehingga tercetuslah Jamboree On The Air (JOTA). Penggunaan internet yang
meningkat, membuat organisasi kepramukaan menciptakan Jamboree On The Internet.
 
JOTA merupakan Jambore yang memanfaatkan radio komunikasi atau menggunakan
frekuensi amatir. Dengan bergabung menjadi anggota Pramuka, ia dapat turut serta
dalam kegiatan komunikasi radio ala Pramuka yang telah mendunia.
 
Kegiatan ini telah di laksanakan hampir setengah abad oleh organisasi Pramuka Dunia
atau WOSM (World Organization Scout Movement) dan juga dilaksanakan lebih dari
setengah abad di Indonesia oleh Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka bekerja sama
dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI). Sehingga diharapkan kedepannya
generasi penerus bangsa bisa berkarya dan memajukan negara Indonesia tercinta ini.
 
Sementara, JOTI lebih memanfaatkan beberapa program komputer yang berkaitan
dengan komunikasi via internet. Meski via internet, ikut serta JOTI bukan hal yang sulit.
Hanya memerlukan browser atau peramban seperti Firefox, Chrome atau Internet
Explorer serta aplikasi chatting seperti mIRC. †Pramuka harus up to date atau
mengikuti perkembangan zaman,” ujar Ketua Kwarnas, Adyaksa Dault.
 
Kak Adyaksa mengungkapkan, kepekaan akan teknologi itu salah satu bentuknya bisa
memanfaatkan Global Positioning System (GPS) ketika sedang outbond atau
penjelajahan di hutan.
 
Jika dulu hanya dengan media anak-anak panah, sekarang bisa menggunakan
GPS,” imbuhnya.
Di Indonesia, keinginan untuk memajukan Pramuka bersama dengan teknologi
diwujudkan dengan hadirnya Satuan Karya Pramuka (Saka) Telematika. Satuan Karya
ini, dirintis oleh Kwarda Jabar bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia sejak
tahun 2011 lalu.
 
Selain Saka Telematika, Gerakan Pramuka juga punya Saka yang berkaitan dengan
Informasi dan Teknologi. Saka tersebut adalah Saka Kominfo bagi Pramuka
Penggalang. Saka Kominfo bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan
Pramuka agar memiliki tambahan kecakapan di bidang Komunikasi dan Informatika,
yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
 
Saka Kominfo dikembangkan oleh Kwarcab-Kwarcab di Kwarda Jawa Barat yang terdiri
atas beberapa krida yakni Krida teknologi informasi, Krida Broadcasting/penyiaran, dan
Krida Media Masa.
 
Teknologi yang dipelajari di Pramuka, tak hanya teknologi dari terkini. Pramuka juga
mengajarkan anggotanya menciptakan karya sederhana atau Teknologi Tepat Guna
(TTG). Banyak karya sederhana yang telah diciptakan anggota Pramuka dari TTG
diantaranya alat pembasmi nyamuk dari botol, sepeda alat penyapu sampah, charger
tenaga surya, dan lain-lain. (has)
 
Sumber: http://www.radarpekalonganonline.com/87991/teknologi-memudahkan-
pramuka/

"Di masa sekarang, gerakan Pramuka harus merevitalisasi dirinya agar dapat terus membentuk
manusia-manusia Pancasila yang tangguh, yang tahan banting, berakhlak mulia, dan yang
inovatif," ujar Jokowi saat berpidato di acara HUT ke 57 Pramuka di Taman Gajah Mada, Taman
Rekreasi Wiladatika, Jakarta Timur, Selasa (14/8/2018). "Revitalisasi gerakan Pramuka
diperlukan karena tantangan yang dihadapi generasi muda di masa sekarang sangat berbeda
dengan apa yang kita hadapi di masa lalu," kata Jokowi. Baca juga: Kampanyekan Literasi,
Anggota Pramuka Ini Keliling Indonesia dengan Sepeda Adapun bentuk revitalisasi diri adalah
menambah materi pelatihan kepada anggota Pramuka yang ada di seluruh Indonesia. Materi
pelatihan yang dimaksud itu bukan materi yang selama ini diberikan kepada para Pramuka,
melainkan juga materi yang berkaitan dengan tantangan pada masa depan. "Pramuka harus
dididik bukan hanya bahasa Morse, namun juga bahasa dan pengetahuan digital. Misalnya
coding, artificial intelligence, advanced robotic, internet of things, kita harus tahu," ucap Jokowi.
"Ada juga bahasa dan pengetahuan revolusi industri 4.0 yang sudah mulai mengubah wajah
peradaban manusia di dunia, kita harus tahu," kata dia. Baca juga: Teknologi Digital, Harapan
Mengikis Pengangguran Indonesia? Penanaman nilai-nilai baru itu, menurut Jokowi, juga harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang kreatif agar memikat perhatian generasi Y dan Z. "Semua
harus ditanamkan ke gerakan Pramuka dengan cara-cara kreatif, cara-cara kekinian dan
disenangi serta memikat generasi Y dan Z. Karena karakteristik generasi muda saat ini, generasi
Y dan Z sangat berbeda dengan generasi sebelumnya," ujar Jokowi. Menurut Presiden,
Generasi Y dan Z merupakan generasi yang kritis dan pekerja keras. Perilaku hidupnya kian
digital. "Itulah yang harus diperhatikan oleh Gerakan Pramuka agar tetap relevan dengan
kehidupan dengan kehidupan generasi muda Indonesia saat ini," tutur Jokowi. Dalam acara HUT
Pramuka itu, Presiden Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana. Keduanya kompak mengenakan
seragam Pramuka.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Harap Pramuka Juga Diajarkan
"Coding" dan "Artificial Intelligence"", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2018/08/14/18564721/jokowi-harap-pramuka-juga-
diajarkan-coding-dan-artificial-intelligence.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Bayu Galih

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

"Menggiring kreatifitas dan inovasi berbasis digital dalam bentuk kecakapan


hidup digital pramuka sangat penting untuk menjadi perhatian. Kecakapan
hidup digital pramuka secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai
kemampuan seorang pramuka untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan era
digital. Sehingga memberikan nilai tambah secara pribadi maupun
sosial/komunitas," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan di era digital revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 telah
memberikan tantangan dan ruang tersendiri untuk membekali kecakapan
digital yang secara khusus dapat dikembangkan melalui kegiatan – kegiatan
kepramukaan mulai dari tingkat satuan terkecil gerakan pramuka yaitu
Pangkalan/Gugus depan.

"Kepramukaan dapat dielaborasi melalui sejumlah aplikasi digital android


yang familiar dipergunakan diantaranya Zoom Cloud Meetings, Google Meet,
Google Classroom, Youtube Chanel, Video Call Whatsup, Google Form dan
lain – lain," katanya.

Menurutnya, untuk Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Kalbar sendiri di bawah


kepemimpinan Syarif Abdullah Alkadrietelah melaksanakan sejumlah kegiatan
memanfaatkan teknologi informasi digital, mulai dari pelantikan hingga rapat –
rapat kerja antar jajaran pengurus kwarda sendiri dan atau bersama kwartir
cabang se Kalbar.

"Namun demikian gerakan pramuka dalam upaya mengembangkan


kecakapan hidup digital pramuka haruslah berkepribadian dan berkarakter
yang tetap menempatkan etika, moral dan budaya bangsa sebagai model
pendidikan karakter," katanya.

Menurutnya, kegiatan kepramukaan berkualitas secara digital setidaknya


tetap mengedepankan upaya pengembangan lima ranah kecerdasan yang
biasa dikenal dengan istilah kecerdasan sesosif, yaitu kecerdasan spiritual,
kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan intelektual dan
kecerdasan fisikal.

Kemudian, menyikapi upaya mengembangkan kecakapan hidup digital


pramuka berkepribadian dan berkarakter, ia melihat setidaknya ada beberapa
pendekatan peran yang dapat dilakukan jajaran gerakan pramuka.

Pertama, peran personal atau diri, di mana seorang pramuka harus


membekali diri dengan kemampuan komunikasi digital, memahami secara
sadar waktu dan tempat yang tepat mengendalikan era digital yang tak
terbedung.

Kedua, peran kelompok atau komunitas, di mana seorang pramuka harus


memberi warna digital dalam kelompok atau komunitas binaan di gugus
depan atau satuan karya pramuka dengan memberikan pemahaman etika
dan budaya era digital sebagai sebuah literasi digital bersama.

Ketiga, peran sosial masyarakat, di mana seorang Pramuka harus menjadi


penyeimbang digital dalam kehidupan sosial masyarakat dan dapat
mengendalikan sejumlah produk digital dalam kehidupan bersosial
masyarakat.

"Saat ini sedang berkembang Satuan Karya Pramuka Telematika di beberapa


Kwartir yang menyalurkan bidang minat bakat teknologi dan informatika.Saka
Telematika ini diharapkan menjadikan Ikon terbaru dari Pramuka yang
bertujuan memiliki rasa cinta kepada telekomunikasi, edutainment, multimedia
dan informatika Indonesia yang menjadikan Pramuka Indonesia lebih dekat
dengan fitur-fitur teknologi yang semakin berkembang," kata dia.
Dalam dunia kepramukaan, ada istilah yang rancu pemaknaannya. Istilah itu adalah
teknik kepramukaan, keterampilan kepramukaan, dan teknologi kepramukaan.
Bahkan kerancuan tersebut memicu kegalauan tindakan dalam berbagai
kesempatan.

Teknik kepramukaan adalah cara praktis melaksanakan kegiatan kepramukaan


dengan media yang praktis pula. Hal itu disejajarkan dengan istilah di pempelajaran,
yakni pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 
Teknologi telah memberikan pengaruh yang signifikan pada sistem pembelajaran
pramuka. Berikut adalah beberapa pengaruh teknologi pada sistem pembelajaran
pramuka:

1. Akses informasi yang lebih mudah dan cepat: Teknologi telah memungkinkan
akses informasi tentang pramuka menjadi lebih mudah dan cepat. Melalui
internet, anggota pramuka dapat mengakses informasi tentang kegiatan,
materi pelajaran, dan panduan tentang pramuka.
2. Pembelajaran yang lebih interaktif: Teknologi telah memungkinkan
penggunaan media interaktif seperti video, audio, dan gambar untuk
memperkaya pengalaman pembelajaran pramuka. Ini membantu anggota
pramuka lebih memahami konsep dan nilai-nilai pramuka.
3. Komunikasi yang lebih efektif: Teknologi juga telah mempermudah
komunikasi antara anggota pramuka dan pemimpinnya. Komunikasi melalui
pesan teks, email, atau aplikasi pesan instan memungkinkan anggota pramuka
untuk terhubung dengan pemimpinnya dengan lebih cepat dan efektif.
4. Pembelajaran jarak jauh: Teknologi telah memungkinkan pembelajaran
pramuka jarak jauh, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dari
mana saja tanpa harus datang ke tempat pelatihan. Ini sangat membantu
anggota pramuka yang berada di wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau.
5. Penggunaan aplikasi pramuka: Ada banyak aplikasi pramuka yang tersedia di
internet, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dengan cara
yang lebih menyenangkan dan interaktif. Aplikasi ini dapat membantu
anggota pramuka mempelajari keterampilan dan nilai-nilai pramuka secara
lebih mudah.

Dalam keseluruhan, teknologi telah memberikan pengaruh positif pada sistem


pembelajaran pramuka. Namun, perlu diingat bahwa teknologi tidak boleh
menggantikan pengalaman dan interaksi langsung antara anggota pramuka dan
pemimpinnya. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara
teknologi dan pengalaman langsung dalam sistem pembelajaran pramuka.

Teknik pembelajaran adalah cara praktis untuk melaksanakan pembelajaran dengan


media yang tepat sasaran. Dalam kepramukaan berarti ada kata teknik
kepramukaan yang sepadan artinya dengan teknik pembelajaran.

Perkemahan, penjelajahan, orientasi medan, mendaki gunung, dan seterusnya


adalah teknik kepramukaan. Teknik tersebut terkadang dibungkus dengan nama
kegiatan yang bervariasi.

Teknik kepramukaan berupa perkemahan terkadang dibungkus dengan nama


Persami, Kemah Pelantikan, Kemah Bakti, dan seterusnya. Begitu pula, teknik
kepramukaan mendaki gunung sering dibungkus dengan kegiatan Kebut Gunung,
Jelajah Semeru, Muncak Akbar, dan seterusnya.
Dalam teknik kepramukaan, ada unsur keterampilan kepramukaan dan teknologi
kepramukaan. Dalam perkemahan, terdapat keterampilan mendirikan tenda,
memasak, olahraga, memasang tiang bendera, menentukan arah angin, dan
seterusnya. Pun pula, ada teknologi kepramukaannya, yakni penggunaan listrik,
pengoperasionalan HT, sistem menyajikan masakan, dan seterusnya.

Keterampilan kepramukaan memunyai arti kompetensi fisik dan tindakan yang


dimiliki seseorang. Konpetensi tersebut memenuhi area enam kecerdasan
kepramukaan, yakni spiritual, karakter, emosional, sosial, intelektual, dan fisik
(SKESOSIF).  

Dalam dunia pembelajaran ada istilah kognitif, afektif dan keterampilan


pembelajaran. Di kepramukaan, tentu ada istilah kognitif, afektif, dan keterampilan
kepramukaan. Istilah keterampilan kepramukaan berarti kecakapan yang harus
dijalani agar sang anak memunyai kemampuan umum atau khusus.

Contoh keterampilan kepramukaan adalah keterampilan menali, keterampilan


menggunakan isyarat dan sandi, keterampilan memasak, upacara, membaca alam,
dan seterusnya. Keterampilan tersebut biasanya diukur melalui SKU dan SKK.
Bahkan, ada teknik kepramukaan yang meminta syarat keterampilan kepramukaan
tertentu.

Teknologi kepramukaan adalah strategi teknis ysng digunakan untuk teknik atau
keterampilan kepramukaan. Untuk mengukur kecepatan keterampilan membuat
tandu, diperlukan teknologi pengukur kecepatan. Untuk menjaga kenyamanan
perkemahan, diperlukan teknologi drone sebagai pengintai tetap. 

Pada Jambore Dunia ke-24 di Virginia Barat USA, teknologi kepramukaan


digunakan dengan intensif. Zat penghilang bau bakteri di toilet dipakai agar
meminimalkan polusi bau. Drone dipakai untuk pengamatan peserta agar tidak
terjadi penyimpangan. Novus dipakai di lengan tangan peserta sebagai alat deteksi
keberadaan dan keikutsertaan kegiatan. 

Jadi, teknik, keterampilan, dan teknologi kepramukaan saling mendukung. Meskipun


teknologi sangat maju, keterampilan kepramukaan akan tetap dijalankan. Dengan
begitu, keterampilan kepramukaan akan menjadi ciri khas Gerakan Pramuka. 

Teknik kepramukaan bisa berganti-ganti nama kegiatannya. Namun, keterampilan


kepramukaan akan tetap menjadi ciri khas yang terus dilatihkan.

PRAMUKADIY — Cucu Bapak Pramuka Indonesia, Kak GKR Hayu menjadi


narasumber pada Dialog Santai yang digelar oleh Komisi Pengabdian Masyarakat
(Abdimas) Kwartir Nasional Gerakan Pramuka secara virtual, Selasa (12/04/2022).

Pada Dialog Santai Abdimas yang dilaksanakan dalam rangka Hari Bapak Pramuka
Indonesia tahun 2022 tersebut, Kak GKR Hayu memberikan gambaran terkait
dengan Renewing of Scouting di Era Industri 4.0 dan Society 5.0. Renewing of
Scouting merupakan gagasan Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang pernah
diutarakan pada konferensi kepanduan sedunia di Tokyo, 1971 silam.
Kak GKR Hayu yang merupakan Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Hubungan Masyarakat,
Teknologi Informatika, dan Kerjasama (HumasTika) mengawali paparannya dengan
menunjukkan perbedaan Industrial Revolution dan Society.

Hal tersebut menurut Kak GKR Hayu merupakan cara untuk menyamakan persepsi
di antara peserta Dialog agar dalam berdiskusi menjadi lebih optimal dan sesuai
dengan topik yang sedang dibahas.

“Kalau Society itu mulai dari kita masih hunting (berburu), habis itu kita menjadi tidak
nomaden lagi (menetap) dan menjadi agraris, mulai bercocok tanam,” ujarnya.

Ketika sudah diam di suatu tempat, barulan penemuan-penemuan mulau


berkembang, lanjut Kak GKR Hayu. Jadi Industrial Revolution dimulai. Misal
ditemukan steam engine, kemudian ada electricity. Sebelumnya tergantung pada lilin,
sehingga saat gelap, kerjanya akan berhenti.
“Dulu begitu ada electricity, ada lampu, kita jadi lebih, kerjanya menjadi lebih lama,
karena banyak hal tidak tergantung pada tenaga manusia, tapi sudah dikerjakan
mesin,” paparnya.

Pada era ketiga Industrian Revolution, mulai dikenal komputer. Dan saat ini pada
society 5.0 merupakan digital transformation sudah dikenal bukan hanya komputer
dan internet, namun sudah ada yang canggih-canggih yaitu mulai ada Artificial
Inteligence, Internet of Thing, dan juga blockchain.

Menurut Kak GKR Hayu, setiap manusia tidak bisa melompat dari industrial
revolution. Untuk bisa memakai/menggunakan secara optimal semua teknologi yang
available di Digital Transformation, kita harus mengerti tentang komputer, internet,
dan hal-hal yang terkait di dalamnya.

Berlanjut pada perbedaan 4.0 ke 5.0 titik beratnya ada pada aktornya. Kalau 4.0,
teknologinya ada, namun manusianya masih berperan terpisah pada dunia fisik.

“Jadi masih kita yang inisiasi GPS nya mau ke mana sih? Aktornya masih titik berat
pada manusianya. Jadi masih terbatas pada kemampuan processing manusianya,”
terangnya.

Lebih lanjut, pada transformasi 5.0 yang sudah ada pembahasan terkait dengan Big
Data, Artificial Intelegence, dan berbagai hal yang masih belum banyak familiar.
Dalam hal ini data dikumpulkan, AI akan menganalisa, yang menghandle prosesnya
adalah komputer, sehingga menarik datanya lebih banyak.

“Solusi yang ditawarkan ini (transformasi digital) bisa lebih berkualitas, karena tidak
terbatas pada manusianya,” tegas Kak GKR Hayu.

Relevansinya dengan Renewing of Scouting, sebagaimana pesan Bapak Pramuka


yang dikutip oleh Kak GKR Hayu, yaitu ikut sertanya pramuka dalam kegiatan
pembangunan bangsa adalah syarat mutlak demi kelanjutan hidup kepramukaan.
Keterlibatan atau kiprah pramuka di tengah-tengah masyarakat untuk membangun
Indonesia itu adalah sesuatu hal yang krusial. Dengan anggota pramuka Indonesia
mencapai 25 juta, jika pramuka dibekali dan membekali dalam satu lingkungan kecil
dan dikerjakan bersamaan, jadinya akan sangat masif.

Relevansinya dari apa yang disampaikan oleh Bapak Pramuka tersebut, cara
pramuka berkontribusi pada pembangunan bangsa itu sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini menurut Kak GKR Hayu juga akan mengubah cara
kita belajar.

Menyikapi adanya pandemi, Kak GKR Hayu menyebutkan bahwa pramuka juga
sudah banyak melakukan adaptasi dengan menggunakan media online. Peserta
didik sudah terbiasa dengan belajar di depan layar, sehingga, sangat memungkinan
anggota pramuka belajar dari Youtube atau media lainnya.

Kak GKR Hayu memberikan contoh pada hubungan antara pramuka dengan society
5.0 salah satunya dalam penerapan Teknologi Tepat Guna adalah memilih teknologi
yang tepat untuk bisa digunakan namun tetap bisa diterima atau dikuasai, sehingga
tidak menjadi teknologi yang sia-sia.

“Tujuannya mau apa, teknologinya yang menyesuaikan,” paparnya.

Contoh yang lebih pas, disampaikan oleh Kak GKR Hayu terkait dengan peran bagi
yang rentan, misalnya bagi daerah yang rawan bencana. Banyak Pramuka Peduli
dengan segala kemampuan, bisa dibekali dengan berbagai hal. Yang berkaitan
dengan teknologi misalnya Early Warning System menggunakan Internet of
Thing sesuai dengan kondisi yang ada.
Namun demikian, Kak GKR Hayu juga berpesan bahwasanya dengan segala
perkembangan zaman teknologi canggih, untuk tidak melupakan atau meninggalkan
komunitas yang tidak mempunyai akses terhadap teknologi tersebut, karena mereka
adalah yang paling rentan.

Dalam kesempatan tersebut, Kak GKR Hayu juga mengingatkan bahwa


pemanfaatan AI juga terdapat bias yang nyata. Mengutip dari apa yang disebutkan
oleh Cem Dilmegani, bahwa biasnya AI adalah anomali dalam keluaran algoritma
pembelajaran mesin, karena asumsi prasangka yang dibuat selama proses
pengembangan algoritma atau dalam data pelatihan.

“AI itu yang bikin (membuat) manusia, yang men-training juga manusia, jadi
prejudice (prasangka) nya manusia itu masuk ke dalam IA nya. Semakin ke sini AI
itu bukan segalanya/tanpa cacat. Kita harus benar-benar mengerti asumsi yang
dipakai dalam AI, sebelum kita deploy lebih luas,” tegasnya.
Contoh yang disebutkan oleh Kak GKR Hayu adalah transliterasi pada penggunaan
gender. Bias manusianya masuk, bahwa generalisasi untuk dokter selalu laki-laki
dan perawat itu perempuan. Dan memberikan beberapa contoh lain agar tidak serta
merta untuk menggunakan AI dalam rujuan yang paling benar.
Di akhir paparannya, Kak GKR Hayu menyampaikan satu pesan penting yang ia
kutip dari perkataan sang ayah, Kak Sri Sultan Hamengku Buwono X, yaitu
modernisasi bukan berarti westernisasi, sehingga kita tidak melupakan kearifan lokal
yang ada dan teknologi ada untuk mempermudah manusia, bukan
memperbudaknya. (cst)

Pada era digital ini, Pramuka tidak hanya dituntut untuk mengamalkan
dasa dharma di kehidupan sehari-hari, namun juga menjadi “agen
kebaikan” yang aktif menyampaikan pesan-pesan positif melalui media
sosial. Sosok pramuka yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya tentu
tidak akan menyebarluaskan berita bohong atau hoaks di tengah
masyarakat.
“Kalau kita menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap diri, keluarga,
masyarakat bangsa dan negara, kita tidak akan saling menyakiti atau
membuat fitnah-fitnah. Ketika pikiran, perkataan, dan perbuatan jadi satu
sikap, maka tidak akan ada hoaks dan saling membenci,” terang Gubernur
Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH MIP saat memimpin Upacara
Peringatan Hari Pramuka di Bumi Perkemahan Martoloyo, Jumat (21/9).
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menegaskan, era digital seperti saat
ini harus diisi dengan prestasi. Pramuka sebagai generasi muda yang
sehari-hari bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
hendaknya menularkan keterampilannya itu kepada masyarakat yang
tinggal di sekelilingnya. Pasalnya, kehadiran TIK dapat dimanfaatkan untuk
membangun sistem informasi desa yang baik hingga mengembangkan
usaha secara online.
Ditambahkan, Pramuka adalah generasi muda luar biasa yang terus
bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi. Mereka akan
membuat Saka milenial.
“Mereka akan membangun sistem informasi dan di situ akan melatih
siapapun yang tertarik untuk menggunakan teknologi informasi. Mudah-
mudahan Kwarnas, Kwarda, Kwarcab bisa mengakomodasi itu dan ini
menjadi yang pertama di Indonesia, inisiatif anak-anak Jawa Tengah,” ujar
gubernur.

Teknologi telah membawa banyak perubahan dan kemajuan pada pramuka. Berikut
adalah beberapa cara di mana teknologi telah mempengaruhi kemajuan pramuka:

1. Meningkatkan aksesibilitas informasi: Teknologi telah membuat informasi


tentang pramuka lebih mudah diakses. Dengan adanya internet, anggota
pramuka dan pemimpinnya dapat dengan mudah mencari informasi tentang
kegiatan pramuka, materi pelajaran, dan panduan tentang pramuka.
2. Memperkaya pengalaman pembelajaran: Teknologi telah memperkaya
pengalaman pembelajaran pramuka melalui penggunaan media interaktif
seperti video, audio, dan gambar. Ini membantu anggota pramuka lebih
memahami konsep dan nilai-nilai pramuka.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas: Teknologi telah meningkatkan efisiensi
dan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan pramuka, termasuk dalam hal
pengelolaan anggota, organisasi kegiatan, dan komunikasi antara anggota
pramuka dan pemimpinnya.
4. Mendorong inovasi dan kreativitas: Teknologi telah mendorong inovasi dan
kreativitas dalam penyelenggaraan kegiatan pramuka. Contohnya,
penggunaan aplikasi pramuka yang dapat membantu anggota pramuka
belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif.
5. Meningkatkan aksesibilitas pramuka: Teknologi juga telah meningkatkan
aksesibilitas pramuka melalui pembelajaran jarak jauh. Anggota pramuka
dapat belajar dari mana saja tanpa harus datang ke tempat pelatihan.

Secara keseluruhan, teknologi telah membawa banyak kemajuan pada pramuka.


Namun, perlu diingat bahwa pramuka tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga
tentang interaksi sosial dan pengalaman langsung. Oleh karena itu, penting untuk
menemukan keseimbangan antara teknologi dan pengalaman langsung dalam
pramuka.

Teknologi telah memberikan pengaruh yang signifikan pada sistem pembelajaran


pramuka. Berikut adalah beberapa pengaruh teknologi pada sistem pembelajaran
pramuka:

1. Akses informasi yang lebih mudah dan cepat: Teknologi telah memungkinkan
akses informasi tentang pramuka menjadi lebih mudah dan cepat. Melalui
internet, anggota pramuka dapat mengakses informasi tentang kegiatan,
materi pelajaran, dan panduan tentang pramuka.
2. Pembelajaran yang lebih interaktif: Teknologi telah memungkinkan
penggunaan media interaktif seperti video, audio, dan gambar untuk
memperkaya pengalaman pembelajaran pramuka. Ini membantu anggota
pramuka lebih memahami konsep dan nilai-nilai pramuka.
3. Komunikasi yang lebih efektif: Teknologi juga telah mempermudah
komunikasi antara anggota pramuka dan pemimpinnya. Komunikasi melalui
pesan teks, email, atau aplikasi pesan instan memungkinkan anggota pramuka
untuk terhubung dengan pemimpinnya dengan lebih cepat dan efektif.
4. Pembelajaran jarak jauh: Teknologi telah memungkinkan pembelajaran
pramuka jarak jauh, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dari
mana saja tanpa harus datang ke tempat pelatihan. Ini sangat membantu
anggota pramuka yang berada di wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau.
5. Penggunaan aplikasi pramuka: Ada banyak aplikasi pramuka yang tersedia di
internet, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dengan cara
yang lebih menyenangkan dan interaktif. Aplikasi ini dapat membantu
anggota pramuka mempelajari keterampilan dan nilai-nilai pramuka secara
lebih mudah.

Dalam keseluruhan, teknologi telah memberikan pengaruh positif pada sistem


pembelajaran pramuka. Namun, perlu diingat bahwa teknologi tidak boleh
menggantikan pengalaman dan interaksi langsung antara anggota pramuka dan
pemimpinnya. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara
teknologi dan pengalaman langsung dalam sistem pembelajaran pramuka.

Sistem di sini dimaksudkan cara menata dan mengatur yang berkaitan dan

berkesinambungan. Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah sistem yang mengatur dan

menata proses pendidikan bagi anggota Gerakan Pramuka.

Sebagai wadah pendidikan non formal, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Proses pendidikan Kepramukaan pada hakikatnya

berbentuk kegiatan menarik yang mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai

pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah.

Pendidikan Kepramukaan sesuai dengan gagasan penciptanya. Lord Boden Powell, yang

mula-mula dituangkan dalam buku Scouting For Boys, pada dasarnya ditujukan kepada pembinaan

anak-anak dan pemuda, bukan untuk orang dewasa.  Namun untuk menunjang keberhasilan

pembinaan peserta didik itu, perlu adanya pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak

sebagai pamong dengan sikap sesuai dengan sistem among, membawa peserta didik kepada tujuan

Gerakan Pramuka.

Dengan demikian maka fungsi pendidikan Kepramukaan akan berbeda yaitu untuk anak-anak

dan pemuda berfungsi sebagai permainan atau kegiatan yang menarik, sedangkan bagi orang

dewasa merupakan pengabdian dari para sukarelawan.

Sistem pendidikan pramuka adalah program pendidikan formal dan non-formal yang
diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka untuk membangun karakter, kepemimpinan,
keterampilan, dan pengetahuan praktis bagi para anggota Pramuka. Sistem
pendidikan pramuka didasarkan pada Metode Pramuka yang terdiri dari lima unsur
yaitu kepramukaan, belajar-by-doing, sistem kepatuhan terhadap hukum dan
kesetaraan, sistem pelatihan yang berjenjang, serta pengembangan diri yang
berkelanjutan.

Ada beberapa tahapan dalam sistem pendidikan pramuka, yaitu:

1. Tahap Penggalang: Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pendidikan


pramuka dan diperuntukkan bagi anggota Pramuka usia 11-15 tahun. Pada
tahap ini, anggota Pramuka akan mempelajari keterampilan dasar
kepramukaan, seperti menanamkan rasa cinta tanah air, kepedulian
lingkungan, keterampilan kepramukaan, dan pembinaan karakter.
2. Tahap Penegak: Tahap ini diperuntukkan bagi anggota Pramuka usia 15-18
tahun. Pada tahap ini, anggota Pramuka akan mempelajari keterampilan
kepemimpinan, manajemen keorganisasian, dan pembinaan diri.
3. Tahap Pandega: Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari Tahap Penegak dan
diperuntukkan bagi anggota Pramuka usia 18-21 tahun. Pada tahap ini,
anggota Pramuka akan mempelajari keterampilan kepramukaan dan
kepemimpinan yang lebih kompleks, seperti kegiatan ekspedisi,
pengembangan keterampilan manajemen, dan pengembangan diri yang lebih
dalam.
4. Tahap Majelis Pembimbing: Tahap ini diperuntukkan bagi orang dewasa yang
ingin terlibat sebagai pembimbing di Gerakan Pramuka. Pada tahap ini,
peserta akan mempelajari teori dan praktik kepramukaan, serta pembinaan
kepemimpinan dan karakter.

Dalam sistem pendidikan pramuka, setiap tahapan memiliki kurikulum, metode


pembelajaran, dan uji kelayakan yang berbeda-beda. Namun, tujuan utama dari
sistem pendidikan pramuka adalah untuk membantu anggota Pramuka memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadi individu yang
mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki karakter yang kuat.

Berikut adalah contoh karya tulis ilmiah tentang pengaruh teknologi terhadap sistem
pendidikan pramuka:

Judul: Pengaruh Teknologi Terhadap Sistem Pendidikan Pramuka: Sebuah Tinjauan


Literatur

Abstrak: Pramuka adalah sebuah gerakan yang memiliki sistem pendidikan yang
unik, dimana anggota Pramuka dibekali dengan keterampilan praktis, karakter yang
kuat, dan kepemimpinan yang tangguh melalui kegiatan kepramukaan. Namun,
dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengaruh teknologi
terhadap sistem pendidikan pramuka menjadi suatu hal yang patut untuk
diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur tentang pengaruh
teknologi terhadap sistem pendidikan pramuka. Hasil tinjauan literatur menunjukkan
bahwa teknologi memiliki pengaruh positif terhadap sistem pendidikan pramuka,
namun juga memiliki pengaruh negatif yang perlu diatasi. Pengaruh positif antara
lain adalah meningkatkan akses dan kualitas informasi, memperkaya metode
pembelajaran, dan membantu memudahkan pengelolaan administrasi pendidikan
pramuka. Pengaruh negatif antara lain adalah potensi kecanduan gadget, kurangnya
interaksi sosial, dan hilangnya nilai-nilai kepramukaan tradisional. Oleh karena itu,
Gerakan Pramuka perlu mengevaluasi penggunaan teknologi dalam sistem
pendidikan pramuka dan melakukan inovasi yang tepat agar pengaruh teknologi
dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tidak merusak karakteristik unik dari sistem
pendidikan pramuka.

Kata Kunci: Pramuka, sistem pendidikan, teknologi, pengaruh, tinjauan literatur.

. Pendahuluan

 Latar belakang penulisan


 Rumusan masalah
 Tujuan penulisan
 Metodologi penulisan

II. Tinjauan Pustaka

 Sejarah dan konsep dasar gerakan pramuka


 Perkembangan teknologi dalam pendidikan
 Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan pramuka
 Pengaruh teknologi terhadap sistem pendidikan pramuka

III. Pendekatan Teoritis

 Pengertian pramuka
 Prinsip-prinsip dasar gerakan pramuka
 Metodologi pendidikan pramuka
 Peran teknologi dalam pendidikan pramuka

IV. Pengaruh Teknologi terhadap Sistem Pendidikan Pramuka

 Dampak positif teknologi dalam pendidikan pramuka


 Dampak negatif teknologi dalam pendidikan pramuka
 Dampak teknologi terhadap nilai-nilai kepramukaan

V. Tantangan dan Peluang Pendidikan Pramuka di Era Digital

 Tantangan dalam mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan pramuka


 Peluang dan manfaat pemanfaatan teknologi dalam pendidikan pramuka
 Strategi dan solusi untuk mengatasi tantangan dalam mengintegrasikan
teknologi dalam pendidikan pramuka

VI. Studi Kasus: Implementasi Teknologi dalam Pendidikan Pramuka di Indonesia

 Analisis dan evaluasi pemanfaatan teknologi dalam pendidikan pramuka di


Indonesia
 Keberhasilan dan kelemahan dalam pemanfaatan teknologi dalam pendidikan
pramuka di Indonesia
 Rekomendasi untuk meningkatkan penggunaan teknologi dalam pendidikan
pramuka di Indonesia

VII. Diskusi dan Analisis

 Analisis data dan hasil studi kasus


 Diskusi tentang pengaruh teknologi terhadap sistem pendidikan pramuka
 Relevansi penelitian dengan perkembangan pendidikan pramuka di Indonesia

VIII. Kesimpulan dan Rekomendasi

 Kesimpulan mengenai pengaruh teknologi dalam pendidikan pramuka


 Rekomendasi untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan
pramuka

IX. Daftar Pustaka

Pada setiap bagian, sebaiknya didukung dengan data, fakta, dan literatur yang
relevan serta mengikuti aturan penulisan ilmiah yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai