Di tahun 1961, tepatnya juga pada 20 Mei, Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 238 ditandatangani, berisi tentang Gerakan Pramuka dan penetapan
Anggaran Dasar. Tanggal itulah juga diperingati sebagai Hari Permulaan Tahun
Kerja Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka yang fokus pada pendidikan generasi muda sangat sejalan
dengan semangat Boedi Oetomo dan sama-sama bertujuan untuk melahirkan
generasi muda yang memajukan bangsa. Gerakan Pramuka dilengkapi dengan
Trisatya dan Dasadarma, sebagai pondasi bagi generasi muda Indonesia yang tidak
hanya pintar tapi juga berkarakter.
Namun perlu kita cermati, bahwa terdapat banyak ruang yang bisa dimanfaatkan
untuk mengatasi tantangan yang ada. Tidak metutup kemungkinan dengan inovasi
yang dilakukan, Pramuka dapat berkembang jauh lebih baik dari masa sebelum
pandemi
Salah satu kekuatan yang kita miliki adalah wajibnya kegiatan Pramuka di sekolah.
Tidak seperti di luar negeri, bahwa Pramuka adalah pilihan. Sehingga kita sudah
tidak perlu pusing mencari cara untuk menarik minat di awal. Yang sangat penting
dilakukan adalah merencanakan kegiatan Pramuka yang relevan, bermanfaat, dan
menarik.
Sehingga apa yang menjadi sekedar kegiatan wajib sepulang sekolah berubah
menjadi panggilan dalam hidup yang terus memberikan manfaat untuk diri sendiri
maupun lingkungan sekitar hingga mereka dewasa.
Pertemuan luring membutuhkan koordinasi waktu dari jauh hari dan komitmen
waktu sering terganggu oleh waktu perjalanan yang panjang. Pengadaan
konsumsi pun terkadang menjadi kendala yang harus dipikirkan.
Saat ini masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi. Penggunaanya pun beragam
sehingga menguntungkan bagi banyak kalangan masyarakat. Seiring dengan
perkembangan teknologi, Pramuka pun ikut berkembang. Walau banyak kegiatannya
dilakukan secara outdoor, teknologi juga banyak membantu kegiataan kepramukaan.
Sejak dulu, Pramuka memang telah mengenal teknologi. Yang paling sederhana, adalah
penggunaan kompas, telegram, hingga radio komunikasi. Saat ini, Pramuka diseluruh
belahan dunia, makin mudah terhubung berkat teknologi bernama internet. Induk
kepramukaan antar negara pun lebih mudah melakukan komunikasi.
Bahkan, salah satu aktivitas Pramuka yakni Jambore juga melibatkan teknologi
sehingga tercetuslah Jamboree On The Air (JOTA). Penggunaan internet yang
meningkat, membuat organisasi kepramukaan menciptakan Jamboree On The Internet.
JOTA merupakan Jambore yang memanfaatkan radio komunikasi atau menggunakan
frekuensi amatir. Dengan bergabung menjadi anggota Pramuka, ia dapat turut serta
dalam kegiatan komunikasi radio ala Pramuka yang telah mendunia.
Kegiatan ini telah di laksanakan hampir setengah abad oleh organisasi Pramuka Dunia
atau WOSM (World Organization Scout Movement) dan juga dilaksanakan lebih dari
setengah abad di Indonesia oleh Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka bekerja sama
dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI). Sehingga diharapkan kedepannya
generasi penerus bangsa bisa berkarya dan memajukan negara Indonesia tercinta ini.
Sementara, JOTI lebih memanfaatkan beberapa program komputer yang berkaitan
dengan komunikasi via internet. Meski via internet, ikut serta JOTI bukan hal yang sulit.
Hanya memerlukan browser atau peramban seperti Firefox, Chrome atau Internet
Explorer serta aplikasi chatting seperti mIRC. †Pramuka harus up to date atau
mengikuti perkembangan zaman,†ujar Ketua Kwarnas, Adyaksa Dault.
Kak Adyaksa mengungkapkan, kepekaan akan teknologi itu salah satu bentuknya bisa
memanfaatkan Global Positioning System (GPS) ketika sedang outbond atau
penjelajahan di hutan.
Jika dulu hanya dengan media anak-anak panah, sekarang bisa menggunakan
GPS,†imbuhnya.
Di Indonesia, keinginan untuk memajukan Pramuka bersama dengan teknologi
diwujudkan dengan hadirnya Satuan Karya Pramuka (Saka) Telematika. Satuan Karya
ini, dirintis oleh Kwarda Jabar bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia sejak
tahun 2011 lalu.
Selain Saka Telematika, Gerakan Pramuka juga punya Saka yang berkaitan dengan
Informasi dan Teknologi. Saka tersebut adalah Saka Kominfo bagi Pramuka
Penggalang. Saka Kominfo bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan
Pramuka agar memiliki tambahan kecakapan di bidang Komunikasi dan Informatika,
yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
Saka Kominfo dikembangkan oleh Kwarcab-Kwarcab di Kwarda Jawa Barat yang terdiri
atas beberapa krida yakni Krida teknologi informasi, Krida Broadcasting/penyiaran, dan
Krida Media Masa.
Teknologi yang dipelajari di Pramuka, tak hanya teknologi dari terkini. Pramuka juga
mengajarkan anggotanya menciptakan karya sederhana atau Teknologi Tepat Guna
(TTG). Banyak karya sederhana yang telah diciptakan anggota Pramuka dari TTG
diantaranya alat pembasmi nyamuk dari botol, sepeda alat penyapu sampah, charger
tenaga surya, dan lain-lain. (has)
Sumber: http://www.radarpekalonganonline.com/87991/teknologi-memudahkan-
pramuka/
"Di masa sekarang, gerakan Pramuka harus merevitalisasi dirinya agar dapat terus membentuk
manusia-manusia Pancasila yang tangguh, yang tahan banting, berakhlak mulia, dan yang
inovatif," ujar Jokowi saat berpidato di acara HUT ke 57 Pramuka di Taman Gajah Mada, Taman
Rekreasi Wiladatika, Jakarta Timur, Selasa (14/8/2018). "Revitalisasi gerakan Pramuka
diperlukan karena tantangan yang dihadapi generasi muda di masa sekarang sangat berbeda
dengan apa yang kita hadapi di masa lalu," kata Jokowi. Baca juga: Kampanyekan Literasi,
Anggota Pramuka Ini Keliling Indonesia dengan Sepeda Adapun bentuk revitalisasi diri adalah
menambah materi pelatihan kepada anggota Pramuka yang ada di seluruh Indonesia. Materi
pelatihan yang dimaksud itu bukan materi yang selama ini diberikan kepada para Pramuka,
melainkan juga materi yang berkaitan dengan tantangan pada masa depan. "Pramuka harus
dididik bukan hanya bahasa Morse, namun juga bahasa dan pengetahuan digital. Misalnya
coding, artificial intelligence, advanced robotic, internet of things, kita harus tahu," ucap Jokowi.
"Ada juga bahasa dan pengetahuan revolusi industri 4.0 yang sudah mulai mengubah wajah
peradaban manusia di dunia, kita harus tahu," kata dia. Baca juga: Teknologi Digital, Harapan
Mengikis Pengangguran Indonesia? Penanaman nilai-nilai baru itu, menurut Jokowi, juga harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang kreatif agar memikat perhatian generasi Y dan Z. "Semua
harus ditanamkan ke gerakan Pramuka dengan cara-cara kreatif, cara-cara kekinian dan
disenangi serta memikat generasi Y dan Z. Karena karakteristik generasi muda saat ini, generasi
Y dan Z sangat berbeda dengan generasi sebelumnya," ujar Jokowi. Menurut Presiden,
Generasi Y dan Z merupakan generasi yang kritis dan pekerja keras. Perilaku hidupnya kian
digital. "Itulah yang harus diperhatikan oleh Gerakan Pramuka agar tetap relevan dengan
kehidupan dengan kehidupan generasi muda Indonesia saat ini," tutur Jokowi. Dalam acara HUT
Pramuka itu, Presiden Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana. Keduanya kompak mengenakan
seragam Pramuka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Harap Pramuka Juga Diajarkan
"Coding" dan "Artificial Intelligence"", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2018/08/14/18564721/jokowi-harap-pramuka-juga-
diajarkan-coding-dan-artificial-intelligence.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Bayu Galih
Ia menjelaskan di era digital revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 telah
memberikan tantangan dan ruang tersendiri untuk membekali kecakapan
digital yang secara khusus dapat dikembangkan melalui kegiatan – kegiatan
kepramukaan mulai dari tingkat satuan terkecil gerakan pramuka yaitu
Pangkalan/Gugus depan.
1. Akses informasi yang lebih mudah dan cepat: Teknologi telah memungkinkan
akses informasi tentang pramuka menjadi lebih mudah dan cepat. Melalui
internet, anggota pramuka dapat mengakses informasi tentang kegiatan,
materi pelajaran, dan panduan tentang pramuka.
2. Pembelajaran yang lebih interaktif: Teknologi telah memungkinkan
penggunaan media interaktif seperti video, audio, dan gambar untuk
memperkaya pengalaman pembelajaran pramuka. Ini membantu anggota
pramuka lebih memahami konsep dan nilai-nilai pramuka.
3. Komunikasi yang lebih efektif: Teknologi juga telah mempermudah
komunikasi antara anggota pramuka dan pemimpinnya. Komunikasi melalui
pesan teks, email, atau aplikasi pesan instan memungkinkan anggota pramuka
untuk terhubung dengan pemimpinnya dengan lebih cepat dan efektif.
4. Pembelajaran jarak jauh: Teknologi telah memungkinkan pembelajaran
pramuka jarak jauh, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dari
mana saja tanpa harus datang ke tempat pelatihan. Ini sangat membantu
anggota pramuka yang berada di wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau.
5. Penggunaan aplikasi pramuka: Ada banyak aplikasi pramuka yang tersedia di
internet, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dengan cara
yang lebih menyenangkan dan interaktif. Aplikasi ini dapat membantu
anggota pramuka mempelajari keterampilan dan nilai-nilai pramuka secara
lebih mudah.
Teknologi kepramukaan adalah strategi teknis ysng digunakan untuk teknik atau
keterampilan kepramukaan. Untuk mengukur kecepatan keterampilan membuat
tandu, diperlukan teknologi pengukur kecepatan. Untuk menjaga kenyamanan
perkemahan, diperlukan teknologi drone sebagai pengintai tetap.
Pada Dialog Santai Abdimas yang dilaksanakan dalam rangka Hari Bapak Pramuka
Indonesia tahun 2022 tersebut, Kak GKR Hayu memberikan gambaran terkait
dengan Renewing of Scouting di Era Industri 4.0 dan Society 5.0. Renewing of
Scouting merupakan gagasan Kak Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang pernah
diutarakan pada konferensi kepanduan sedunia di Tokyo, 1971 silam.
Kak GKR Hayu yang merupakan Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Hubungan Masyarakat,
Teknologi Informatika, dan Kerjasama (HumasTika) mengawali paparannya dengan
menunjukkan perbedaan Industrial Revolution dan Society.
Hal tersebut menurut Kak GKR Hayu merupakan cara untuk menyamakan persepsi
di antara peserta Dialog agar dalam berdiskusi menjadi lebih optimal dan sesuai
dengan topik yang sedang dibahas.
“Kalau Society itu mulai dari kita masih hunting (berburu), habis itu kita menjadi tidak
nomaden lagi (menetap) dan menjadi agraris, mulai bercocok tanam,” ujarnya.
Pada era ketiga Industrian Revolution, mulai dikenal komputer. Dan saat ini pada
society 5.0 merupakan digital transformation sudah dikenal bukan hanya komputer
dan internet, namun sudah ada yang canggih-canggih yaitu mulai ada Artificial
Inteligence, Internet of Thing, dan juga blockchain.
Menurut Kak GKR Hayu, setiap manusia tidak bisa melompat dari industrial
revolution. Untuk bisa memakai/menggunakan secara optimal semua teknologi yang
available di Digital Transformation, kita harus mengerti tentang komputer, internet,
dan hal-hal yang terkait di dalamnya.
Berlanjut pada perbedaan 4.0 ke 5.0 titik beratnya ada pada aktornya. Kalau 4.0,
teknologinya ada, namun manusianya masih berperan terpisah pada dunia fisik.
“Jadi masih kita yang inisiasi GPS nya mau ke mana sih? Aktornya masih titik berat
pada manusianya. Jadi masih terbatas pada kemampuan processing manusianya,”
terangnya.
Lebih lanjut, pada transformasi 5.0 yang sudah ada pembahasan terkait dengan Big
Data, Artificial Intelegence, dan berbagai hal yang masih belum banyak familiar.
Dalam hal ini data dikumpulkan, AI akan menganalisa, yang menghandle prosesnya
adalah komputer, sehingga menarik datanya lebih banyak.
“Solusi yang ditawarkan ini (transformasi digital) bisa lebih berkualitas, karena tidak
terbatas pada manusianya,” tegas Kak GKR Hayu.
Relevansinya dari apa yang disampaikan oleh Bapak Pramuka tersebut, cara
pramuka berkontribusi pada pembangunan bangsa itu sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini menurut Kak GKR Hayu juga akan mengubah cara
kita belajar.
Menyikapi adanya pandemi, Kak GKR Hayu menyebutkan bahwa pramuka juga
sudah banyak melakukan adaptasi dengan menggunakan media online. Peserta
didik sudah terbiasa dengan belajar di depan layar, sehingga, sangat memungkinan
anggota pramuka belajar dari Youtube atau media lainnya.
Kak GKR Hayu memberikan contoh pada hubungan antara pramuka dengan society
5.0 salah satunya dalam penerapan Teknologi Tepat Guna adalah memilih teknologi
yang tepat untuk bisa digunakan namun tetap bisa diterima atau dikuasai, sehingga
tidak menjadi teknologi yang sia-sia.
Contoh yang lebih pas, disampaikan oleh Kak GKR Hayu terkait dengan peran bagi
yang rentan, misalnya bagi daerah yang rawan bencana. Banyak Pramuka Peduli
dengan segala kemampuan, bisa dibekali dengan berbagai hal. Yang berkaitan
dengan teknologi misalnya Early Warning System menggunakan Internet of
Thing sesuai dengan kondisi yang ada.
Namun demikian, Kak GKR Hayu juga berpesan bahwasanya dengan segala
perkembangan zaman teknologi canggih, untuk tidak melupakan atau meninggalkan
komunitas yang tidak mempunyai akses terhadap teknologi tersebut, karena mereka
adalah yang paling rentan.
“AI itu yang bikin (membuat) manusia, yang men-training juga manusia, jadi
prejudice (prasangka) nya manusia itu masuk ke dalam IA nya. Semakin ke sini AI
itu bukan segalanya/tanpa cacat. Kita harus benar-benar mengerti asumsi yang
dipakai dalam AI, sebelum kita deploy lebih luas,” tegasnya.
Contoh yang disebutkan oleh Kak GKR Hayu adalah transliterasi pada penggunaan
gender. Bias manusianya masuk, bahwa generalisasi untuk dokter selalu laki-laki
dan perawat itu perempuan. Dan memberikan beberapa contoh lain agar tidak serta
merta untuk menggunakan AI dalam rujuan yang paling benar.
Di akhir paparannya, Kak GKR Hayu menyampaikan satu pesan penting yang ia
kutip dari perkataan sang ayah, Kak Sri Sultan Hamengku Buwono X, yaitu
modernisasi bukan berarti westernisasi, sehingga kita tidak melupakan kearifan lokal
yang ada dan teknologi ada untuk mempermudah manusia, bukan
memperbudaknya. (cst)
Pada era digital ini, Pramuka tidak hanya dituntut untuk mengamalkan
dasa dharma di kehidupan sehari-hari, namun juga menjadi “agen
kebaikan” yang aktif menyampaikan pesan-pesan positif melalui media
sosial. Sosok pramuka yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya tentu
tidak akan menyebarluaskan berita bohong atau hoaks di tengah
masyarakat.
“Kalau kita menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap diri, keluarga,
masyarakat bangsa dan negara, kita tidak akan saling menyakiti atau
membuat fitnah-fitnah. Ketika pikiran, perkataan, dan perbuatan jadi satu
sikap, maka tidak akan ada hoaks dan saling membenci,” terang Gubernur
Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH MIP saat memimpin Upacara
Peringatan Hari Pramuka di Bumi Perkemahan Martoloyo, Jumat (21/9).
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menegaskan, era digital seperti saat
ini harus diisi dengan prestasi. Pramuka sebagai generasi muda yang
sehari-hari bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
hendaknya menularkan keterampilannya itu kepada masyarakat yang
tinggal di sekelilingnya. Pasalnya, kehadiran TIK dapat dimanfaatkan untuk
membangun sistem informasi desa yang baik hingga mengembangkan
usaha secara online.
Ditambahkan, Pramuka adalah generasi muda luar biasa yang terus
bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi. Mereka akan
membuat Saka milenial.
“Mereka akan membangun sistem informasi dan di situ akan melatih
siapapun yang tertarik untuk menggunakan teknologi informasi. Mudah-
mudahan Kwarnas, Kwarda, Kwarcab bisa mengakomodasi itu dan ini
menjadi yang pertama di Indonesia, inisiatif anak-anak Jawa Tengah,” ujar
gubernur.
Teknologi telah membawa banyak perubahan dan kemajuan pada pramuka. Berikut
adalah beberapa cara di mana teknologi telah mempengaruhi kemajuan pramuka:
1. Akses informasi yang lebih mudah dan cepat: Teknologi telah memungkinkan
akses informasi tentang pramuka menjadi lebih mudah dan cepat. Melalui
internet, anggota pramuka dapat mengakses informasi tentang kegiatan,
materi pelajaran, dan panduan tentang pramuka.
2. Pembelajaran yang lebih interaktif: Teknologi telah memungkinkan
penggunaan media interaktif seperti video, audio, dan gambar untuk
memperkaya pengalaman pembelajaran pramuka. Ini membantu anggota
pramuka lebih memahami konsep dan nilai-nilai pramuka.
3. Komunikasi yang lebih efektif: Teknologi juga telah mempermudah
komunikasi antara anggota pramuka dan pemimpinnya. Komunikasi melalui
pesan teks, email, atau aplikasi pesan instan memungkinkan anggota pramuka
untuk terhubung dengan pemimpinnya dengan lebih cepat dan efektif.
4. Pembelajaran jarak jauh: Teknologi telah memungkinkan pembelajaran
pramuka jarak jauh, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dari
mana saja tanpa harus datang ke tempat pelatihan. Ini sangat membantu
anggota pramuka yang berada di wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau.
5. Penggunaan aplikasi pramuka: Ada banyak aplikasi pramuka yang tersedia di
internet, yang memungkinkan anggota pramuka untuk belajar dengan cara
yang lebih menyenangkan dan interaktif. Aplikasi ini dapat membantu
anggota pramuka mempelajari keterampilan dan nilai-nilai pramuka secara
lebih mudah.
Sistem di sini dimaksudkan cara menata dan mengatur yang berkaitan dan
berkesinambungan. Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah sistem yang mengatur dan
Sebagai wadah pendidikan non formal, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar
berbentuk kegiatan menarik yang mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai
Pendidikan Kepramukaan sesuai dengan gagasan penciptanya. Lord Boden Powell, yang
mula-mula dituangkan dalam buku Scouting For Boys, pada dasarnya ditujukan kepada pembinaan
anak-anak dan pemuda, bukan untuk orang dewasa. Namun untuk menunjang keberhasilan
pembinaan peserta didik itu, perlu adanya pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak
sebagai pamong dengan sikap sesuai dengan sistem among, membawa peserta didik kepada tujuan
Gerakan Pramuka.
Dengan demikian maka fungsi pendidikan Kepramukaan akan berbeda yaitu untuk anak-anak
dan pemuda berfungsi sebagai permainan atau kegiatan yang menarik, sedangkan bagi orang
Sistem pendidikan pramuka adalah program pendidikan formal dan non-formal yang
diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka untuk membangun karakter, kepemimpinan,
keterampilan, dan pengetahuan praktis bagi para anggota Pramuka. Sistem
pendidikan pramuka didasarkan pada Metode Pramuka yang terdiri dari lima unsur
yaitu kepramukaan, belajar-by-doing, sistem kepatuhan terhadap hukum dan
kesetaraan, sistem pelatihan yang berjenjang, serta pengembangan diri yang
berkelanjutan.
Berikut adalah contoh karya tulis ilmiah tentang pengaruh teknologi terhadap sistem
pendidikan pramuka:
Abstrak: Pramuka adalah sebuah gerakan yang memiliki sistem pendidikan yang
unik, dimana anggota Pramuka dibekali dengan keterampilan praktis, karakter yang
kuat, dan kepemimpinan yang tangguh melalui kegiatan kepramukaan. Namun,
dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengaruh teknologi
terhadap sistem pendidikan pramuka menjadi suatu hal yang patut untuk
diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur tentang pengaruh
teknologi terhadap sistem pendidikan pramuka. Hasil tinjauan literatur menunjukkan
bahwa teknologi memiliki pengaruh positif terhadap sistem pendidikan pramuka,
namun juga memiliki pengaruh negatif yang perlu diatasi. Pengaruh positif antara
lain adalah meningkatkan akses dan kualitas informasi, memperkaya metode
pembelajaran, dan membantu memudahkan pengelolaan administrasi pendidikan
pramuka. Pengaruh negatif antara lain adalah potensi kecanduan gadget, kurangnya
interaksi sosial, dan hilangnya nilai-nilai kepramukaan tradisional. Oleh karena itu,
Gerakan Pramuka perlu mengevaluasi penggunaan teknologi dalam sistem
pendidikan pramuka dan melakukan inovasi yang tepat agar pengaruh teknologi
dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tidak merusak karakteristik unik dari sistem
pendidikan pramuka.
. Pendahuluan
Pengertian pramuka
Prinsip-prinsip dasar gerakan pramuka
Metodologi pendidikan pramuka
Peran teknologi dalam pendidikan pramuka
Pada setiap bagian, sebaiknya didukung dengan data, fakta, dan literatur yang
relevan serta mengikuti aturan penulisan ilmiah yang berlaku.