0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan4 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi analisis struktur seni lukisan The Scream karya Edvard Munch tahun 1893. Analisis mencakup komponen pengamatan seperti bentuk, garis, warna, tema, motif hias, tekstur, ruang dan waktu. Lukisan menggambarkan suasana mencekam sore hari saat erupsi Gunung Krakatau tahun 1883.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi analisis struktur seni lukisan The Scream karya Edvard Munch tahun 1893. Analisis mencakup komponen pengamatan seperti bentuk, garis, warna, tema, motif hias, tekstur, ruang dan waktu. Lukisan menggambarkan suasana mencekam sore hari saat erupsi Gunung Krakatau tahun 1883.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi analisis struktur seni lukisan The Scream karya Edvard Munch tahun 1893. Analisis mencakup komponen pengamatan seperti bentuk, garis, warna, tema, motif hias, tekstur, ruang dan waktu. Lukisan menggambarkan suasana mencekam sore hari saat erupsi Gunung Krakatau tahun 1883.
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2022 KARYA SENI 2 DIMENSI
The Scream (Skrik)
Seniman : Edward Munch
Tahun : 1893 Ukuran : 91 x 73,5 cm Media : Cat Minyak Letak : Museum National Olso
ANALISIS KARYA SENI RUPA
Komponen No. Deskripsi Analisis Pengamatan 1. Bentuk Shape/bentuk adalah unsur atau Pada karya lukis ini komponen seni rupa yang menggunakan bentuk 2 memiliki bentuk, baik itu dua dimensi non-geometris. dimensi, datar, hingga terbatas berbentuk persegi 91 x 73,5 pada tinggi dan lebar. cm. 2. Garis Unsur seni rupa yang pertama Unsur garis yang ditampilkan adalah goresan yang berupa garis pada karya Lukis ini adalah berjumlah dua hingga tiga garis diagonal yang terkesan dimensional yang sifatnya tidak stabil atau dinamis deskriptif, abstrak, atau tersirat. kemudian garis melengkung yang memberi kesan elegan, luwes dan halus. 3. Warna Warna adalah berkas cahaya yang Warna yang terkadung pada dipantulkan atau pigmen, yang lukisan ini memiliki warna berupawarna primer (merah, yang agak suram, warna kuning, dan biru) serta orange kemerahan, kuning kombinasinya kehijauan menggambarkan suasana sore yang mencekam dan suram, kota yang digambarkan berwarna biru kehitaman ditambah bentuk yang tidak teratur menggambarkan matahari yang akan tenggelam namun pantulan cahayanya masih ada mendukung suasana yang mencekam. 4. Tema Tema dalam seni karya rupa Lukisan ini bertemakan adalah gagasan , ide , atau isi yang hubungan manusia dengan terkandung didalam seni karya alam karena lukisan ini rupa baik dengan karya seni rupa menggambarkan suasana saat dua dimensi tiga dimensi , maupun bencana alam gunung relief. Meletus terjadi, dapat dilihat ekspresi orang-orang dengan raut muka ngeri dan berusaha untuk menutupi telinganya karena panik akan kondisi yang sedang terjadi pada suasana yang terkesan mencekam itu. 5. Motif Hias Motif hias adalah gambar bentuk- Di lukisan ini tidak memiliki bentuk yang dapat menghasilkan motif hias namun, lebih pola yang indah dalam suatu karya cenderung ke ekspresi kerajinan atau kesenian suasana yang sedang terjadi pada saat itu. 6. Tekstur Texture (tekstur) adalah unsur rupa Unsur teksture yang yang menunjukkan rasa terkandung pada karya Lukis permukaan bahan, yang sengaja ini adalah tekstur kasar dapat dibuat dan dihadirkan dalam dilihat dari goresan cat susunan untuk mencapai bentuk minyak yang dapat dirasakan rupa, sebagai usaha untuk bahwa lukisan ini memiliki memberikan rasa tertentu pada tekstur yang kasar. permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu. 7. Ruang dan Ruang atau dimensi spasial adalah Karya ini mengambarkan Waktu tempat terjadinya peristiwa- kondisi dan suasana pada sore peristiwa dalam proses perjalanan hari saat erupsi Gunung api waktu. Sedangkan waktu atau Krakatau tahun 1883 yang dimensi temporal merupakan pada saat itu abu vulkanik konsep penting dalam sejarah dari Gunung Krakatau sampai karena selalu ada dalam kehidupan ke Benua Eropa sehingga manusia dan selalu berjalan secara atmosfer pada kala itu sangat kontinu. mencekam. Sang seniman terinspirasi dari warna langit saat abu vulkanik menyelimuti Kota Oslo yang tidak biasa dilihat oleh dirinya.