Anda di halaman 1dari 7

1.

Analisis Kinerja Sistem Aquaponik dengan Penggunaan Biofilter dalam Meningkatkan


Pertumbuhan dan Kualitas Ikan Lele (Clarias sp.) dengan Variasi Pemberian Nutrisi
dari Limbah Organik dan Pakan Komersial
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem aquaponik yang
menggunakan biofilter dalam meningkatkan pertumbuhan dan kualitas ikan lele (Clarias sp.)
dengan variasi pemberian nutrisi dari limbah organik dan pakan komersial.
Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah P1 (pakan komersial
100%), P2 (limbah organik 100%), P3 (pakan komersial 50% + limbah organik 50%), dan
P4 (pakan komersial 25% + limbah organik 75%).

2. Analisis Kualitas Air dan Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.) pada Sistem Aquaponik
Ember dengan Sumber Air Berbeda
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air dan pertumbuhan ikan lele
(Clarias sp.) pada sistem aquaponik ember dengan sumber air yang berbeda. Penelitian ini
dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3
perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah sumber air PDAM, air sumur
dangkal, dan air sumur dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air pada sistem aquaponik ember dengan
sumber air yang berbeda berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ikan lele. Sistem
aquaponik dengan sumber air PDAM memberikan kualitas air yang lebih baik dibandingkan
dengan sumber air sumur dangkal dan sumur dalam. Hal ini ditunjukkan oleh parameter-
parameter kualitas air seperti pH, DO, BOD, dan NH3 yang lebih stabil dan terjaga pada
sistem aquaponik dengan sumber air PDAM.
Pertumbuhan ikan lele pada sistem aquaponik ember dengan sumber air PDAM juga lebih
baik dibandingkan dengan sumber air sumur dangkal dan sumur dalam. Hal ini ditunjukkan
oleh pertambahan bobot rata-rata ikan lele yang lebih tinggi pada perlakuan sumber air
PDAM.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas air yang baik sangat penting dalam sistem aquaponik untuk
mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan lele. Sumber air PDAM memberikan kualitas air
yang lebih baik dan stabil dibandingkan dengan sumber air sumur dangkal dan sumur dalam.
Oleh karena itu, penggunaan sumber air yang tepat harus dipertimbangkan dalam
pengembangan sistem aquaponik untuk memastikan pertumbuhan dan kesehatan ikan lele
yang optimal.

3. Analisis Pengaruh Pemberian Pakan Berbeda terhadap Pertumbuhan Ikan Lele


(Clarias sp.) dalam Sistem Aquaponik Ember
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pakan berbeda terhadap
pertumbuhan ikan lele (Clarias sp.) dalam sistem aquaponik ember. Penelitian ini dilakukan
dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan
3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pakan komersial, pakan buatan
sendiri, dan kombinasi pakan komersial dan buatan sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan berbeda berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ikan lele dalam sistem aquaponik ember. Perlakuan pakan komersial
memberikan pertumbuhan ikan lele yang lebih baik dibandingkan dengan pakan buatan
sendiri dan kombinasi pakan komersial dan buatan sendiri. Hal ini ditunjukkan oleh
pertambahan bobot rata-rata ikan lele yang lebih tinggi pada perlakuan pakan komersial.

Parameter kualitas air seperti pH, DO, BOD, dan NH3 juga tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara perlakuan pemberian pakan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air
dalam sistem aquaponik ember tetap terjaga meskipun pakan yang diberikan berbeda.

Dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan komersial memberikan pertumbuhan ikan lele
yang lebih baik dalam sistem aquaponik ember dibandingkan dengan pakan buatan sendiri
dan kombinasi pakan komersial dan buatan sendiri. Namun, penggunaan pakan buatan sendiri
atau kombinasi pakan dapat menjadi alternatif yang lebih hemat biaya dan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap pakan komersial. Oleh karena itu, pemilihan jenis pakan dalam
sistem aquaponik ember harus mempertimbangkan kualitas pertumbuhan ikan lele dan juga
faktor ekonomi.

4. Analisis efisiensi penggunaan air pada sistem aquaponik dan ember untuk budidaya
ikan lele (Clarias sp.) dengan teknologi resirkulasi dan pemanfaatan air hujan sebagai
sumber air tambahan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penggunaan air pada sistem
aquaponik ember untuk budidaya ikan lele (Clarias sp.) dengan teknologi resirkulasi dan
pemanfaatan air hujan sebagai sumber air tambahan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah sumber air PDAM saja, pemanfaatan air hujan sebagai
sumber air tambahan, dan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air utama dengan PDAM
sebagai sumber air tambahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan air hujan sebagai sumber air tambahan
pada sistem aquaponik ember dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air secara signifikan.
Perlakuan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air tambahan memberikan penghematan air
sebesar 27,4% dibandingkan dengan penggunaan sumber air PDAM saja. Sedangkan pada
perlakuan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air utama dengan PDAM sebagai sumber air
tambahan, penghematan air dapat mencapai 49,6%.
Penggunaan teknologi resirkulasi juga berkontribusi pada efisiensi penggunaan air dalam
sistem aquaponik ember. Dalam penelitian ini, efisiensi penggunaan air pada sistem
aquaponik ember dengan teknologi resirkulasi mencapai 91,6%. Hal ini ditunjukkan oleh
rendahnya konsumsi air pada perlakuan dengan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air
utama dengan PDAM sebagai sumber air tambahan.
Pertumbuhan ikan lele pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan air hujan sebagai sumber air tambahan atau utama
tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ikan lele dalam sistem aquaponik ember.
Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan air hujan sebagai sumber air tambahan atau utama dan
penggunaan teknologi resirkulasi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam sistem
aquaponik ember untuk budidaya ikan lele. Oleh karena itu, pemanfaatan air hujan dan
teknologi resirkulasi dapat menjadi alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam
pengembangan sistem aquaponik ember.

5. Efek Pemberian Probiotik dan Prebiotik pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan
Kesehatan Ikan Lele (Clarias gariepinus) pada Sistem Aquaponik
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemberian probiotik dan prebiotik pada
pakan terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan lele (Clarias gariepinus) pada sistem
aquaponik. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan
acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pakan
kontrol (tanpa probiotik dan prebiotik), pakan dengan probiotik, dan pakan dengan prebiotik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dan prebiotik pada pakan
memberikan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan ikan lele. Perlakuan pakan dengan
probiotik dan prebiotik memberikan pertumbuhan ikan yang lebih baik dibandingkan dengan
pakan kontrol. Pertumbuhan ikan lele pada perlakuan pakan dengan probiotik mencapai 33,42
gram, sedangkan pada perlakuan pakan dengan prebiotik mencapai 32,36 gram. Sedangkan
pertumbuhan ikan lele pada perlakuan pakan kontrol hanya mencapai 29,62 gram.
Selain itu, pemberian probiotik dan prebiotik pada pakan juga dapat meningkatkan kesehatan
ikan lele dalam sistem aquaponik. Perlakuan pakan dengan probiotik dan prebiotik
memberikan nilai kualitas air yang lebih baik dibandingkan dengan pakan kontrol. Hal ini
ditunjukkan oleh rendahnya nilai parameter kualitas air seperti ammonia, nitrit, dan nitrat
pada perlakuan pakan dengan probiotik dan prebiotik.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik dan prebiotik pada pakan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan kesehatan ikan lele dalam sistem aquaponik. Oleh karena itu, penggunaan
probiotik dan prebiotik dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan produksi
ikan lele dalam sistem aquaponik secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

6. Pemanfaatan Prebiotik dalam Sistem Aquaponik Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele


(Clarias gariepinus) dan Kualitas Air
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan prebiotik dalam sistem
aquaponik terhadap pertumbuhan ikan lele (Clarias gariepinus) dan kualitas air. Prebiotik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah inulin, yaitu serat pangan yang dapat diuraikan
oleh bakteri usus dan memiliki efek prebiotik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sistem aquaponik dengan pemberian inulin pada pakan ikan, sistem aquaponik tanpa
pemberian inulin sebagai kontrol positif, dan sistem akuarium tanpa aquaponik sebagai
kontrol negatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inulin pada pakan ikan dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan lele dalam sistem aquaponik. Pertumbuhan ikan lele pada sistem aquaponik
dengan pemberian inulin mencapai 28,76 gram, sedangkan pada sistem aquaponik tanpa
pemberian inulin hanya mencapai 22,96 gram. Selain itu, kualitas air dalam sistem aquaponik
dengan pemberian inulin juga lebih baik dibandingkan dengan sistem aquaponik tanpa
pemberian inulin. Nilai parameter kualitas air seperti ammonia, nitrit, dan nitrat pada sistem
aquaponik dengan pemberian inulin lebih rendah dibandingkan dengan sistem aquaponik
tanpa pemberian inulin.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian inulin pada pakan ikan dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan lele dalam sistem aquaponik dan kualitas air dalam sistem budidaya. Oleh
karena itu, penggunaan prebiotik seperti inulin dapat menjadi alternatif yang efektif dalam
meningkatkan produksi ikan lele secara berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam sistem
aquaponik.

7. Peningkatan Produktivitas Ikan Lele Dalam Sistem Aquaponik Menggunakan Pupuk


Organik Cair Sebagai Sumber Nutrisi Tanaman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan produktivitas ikan lele dalam sistem
aquaponik menggunakan pupuk organik cair sebagai sumber nutrisi tanaman. Pupuk organik
cair digunakan sebagai alternatif sumber nutrisi tanaman dalam sistem budidaya aquaponik
untuk meningkatkan produktivitas ikan lele.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah pemberian pupuk organik cair pada sistem aquaponik ikan lele dan tanaman,
pemberian pupuk anorganik pada sistem aquaponik ikan lele dan tanaman, dan kontrol tanpa
pemberian pupuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair pada sistem aquaponik
ikan lele dan tanaman dapat meningkatkan produktivitas ikan lele. Nilai parameter
produktivitas seperti bobot ikan lele, biomassa total ikan lele, dan produksi tanaman pada
sistem aquaponik dengan pemberian pupuk organik cair lebih tinggi dibandingkan dengan
sistem aquaponik dengan pemberian pupuk anorganik dan kontrol.
Selain itu, pemberian pupuk organik cair pada sistem aquaponik juga dapat meningkatkan
kualitas air dan pertumbuhan tanaman. Nilai parameter kualitas air seperti ammonia, nitrit,
dan nitrat pada sistem aquaponik dengan pemberian pupuk organik cair lebih rendah
dibandingkan dengan sistem aquaponik dengan pemberian pupuk anorganik dan kontrol.
Pertumbuhan tanaman pada sistem aquaponik dengan pemberian pupuk organik cair juga
lebih baik dibandingkan dengan sistem aquaponik dengan pemberian pupuk anorganik dan
kontrol.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair pada sistem aquaponik ikan lele dan
tanaman dapat meningkatkan produktivitas ikan lele, kualitas air, dan pertumbuhan tanaman
secara signifikan. Oleh karena itu, pupuk organik cair dapat menjadi alternatif yang efektif
dan ramah lingkungan dalam meningkatkan produksi ikan lele dalam sistem budidaya
aquaponik.
8. Perbandingan Kinerja Sistem Aquaponik dengan dan tanpa Penggunaan Biofilter
dalam Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) dan Tanaman Hidroponik

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem aquaponik dengan dan tanpa
penggunaan biofilter dalam budidaya ikan lele (Clarias sp.) dan tanaman hidroponik. Biofilter
digunakan sebagai media untuk menguraikan zat organik dan amoniak yang dihasilkan oleh
ikan menjadi zat yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sistem aquaponik dengan penggunaan biofilter dan sistem aquaponik tanpa
penggunaan biofilter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biofilter pada sistem aquaponik dapat
meningkatkan pertumbuhan ikan lele dan tanaman hidroponik. Nilai parameter pertumbuhan
seperti bobot ikan lele, biomassa total ikan lele, dan tinggi tanaman pada sistem aquaponik
dengan penggunaan biofilter lebih tinggi dibandingkan dengan sistem aquaponik tanpa
penggunaan biofilter.
Selain itu, penggunaan biofilter pada sistem aquaponik juga dapat meningkatkan kualitas air.
Nilai parameter kualitas air seperti ammonia, nitrit, dan nitrat pada sistem aquaponik dengan
penggunaan biofilter lebih rendah dibandingkan dengan sistem aquaponik tanpa penggunaan
biofilter.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan biofilter pada sistem aquaponik dapat meningkatkan
kinerja sistem dan produktivitas ikan lele serta tanaman hidroponik yang dibudidayakan.
Penggunaan biofilter pada sistem aquaponik juga dapat meningkatkan kualitas air secara
signifikan. Oleh karena itu, penggunaan biofilter dapat menjadi alternatif yang efektif dan
ramah lingkungan dalam meningkatkan produksi ikan dan tanaman dalam sistem budidaya
aquaponik.

9. Peningkatan Produktivitas Ikan Lele (Clarias sp.) pada Sistem Budidaya Aquaponik
dengan Penggunaan Bakteri Probiotik sebagai Biofilter

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter
pada sistem budidaya aquaponik dalam meningkatkan produktivitas ikan lele (Clarias sp.).
Bakteri probiotik digunakan sebagai biofilter untuk menguraikan zat organik dan amonia yang
dihasilkan oleh ikan menjadi zat yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sistem aquaponik dengan penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter dan sistem
aquaponik tanpa penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter pada
sistem aquaponik dapat meningkatkan produktivitas ikan lele. Nilai parameter produktivitas
seperti bobot ikan lele, biomassa total ikan lele, dan tinggi tanaman pada sistem aquaponik
dengan penggunaan bakteri probiotik lebih tinggi dibandingkan dengan sistem aquaponik
tanpa penggunaan bakteri probiotik.
Selain itu, penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter pada sistem aquaponik juga dapat
meningkatkan kualitas air. Nilai parameter kualitas air seperti ammonia, nitrit, dan nitrat pada
sistem aquaponik dengan penggunaan bakteri probiotik lebih rendah dibandingkan dengan
sistem aquaponik tanpa penggunaan bakteri probiotik.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter pada sistem
budidaya aquaponik dapat meningkatkan produktivitas ikan lele dan kualitas air secara
signifikan. Oleh karena itu, penggunaan bakteri probiotik sebagai biofilter dapat menjadi
alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam meningkatkan produksi ikan dalam sistem
budidaya aquaponik.

10. Analisis Kinerja Sistem Aquaponik dengan Penggunaan Teknologi Recirculating


Aquaculture System (RAS) pada Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) dan Tanaman Sawi
Hijau (Brassica juncea)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem aquaponik dengan penggunaan
teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) pada budidaya ikan lele dan tanaman sawi
hijau. Pada penelitian ini, sistem aquaponik dengan teknologi RAS digunakan untuk
mengoptimalkan penggunaan air dan meningkatkan produktivitas ikan lele dan tanaman sawi
hijau.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan
adalah penggunaan sistem aquaponik dengan teknologi RAS dan penggunaan sistem
aquaponik konvensional.
Parameter yang diamati meliputi kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut (DO), amonia,
nitrit, nitrat, dan fosfat. Parameter pertumbuhan ikan lele yang diamati meliputi bobot dan
panjang ikan, serta laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate, SGR). Parameter
pertumbuhan tanaman sawi hijau yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan
bobot segar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem aquaponik dengan teknologi RAS
dapat meningkatkan kinerja sistem aquaponik, baik dari segi kualitas air maupun
produktivitas ikan lele dan tanaman sawi hijau. Dalam hal kualitas air, penggunaan sistem
aquaponik dengan teknologi RAS dapat mempertahankan kualitas air yang lebih baik
daripada sistem aquaponik konvensional. Sedangkan dalam hal produktivitas, penggunaan
sistem aquaponik dengan teknologi RAS dapat meningkatkan pertumbuhan ikan lele dan
tanaman sawi hijau secara signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi RAS pada
sistem aquaponik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan produktivitas ikan lele
serta tanaman sawi hijau. Penggunaan sistem aquaponik dengan teknologi RAS dapat menjadi
alternatif yang lebih efisien dan produktif dalam budidaya ikan lele dan tanaman sawi hijau.

11. Pengaruh Jenis Media Tanam pada Pertumbuhan dan Kualitas Ikan Lele (Clarias sp.)
dalam Sistem Aquaponik dengan Penggunaan Biofilter
Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh jenis media tanam pada pertumbuhan dan
kualitas ikan lele (Clarias sp.) dalam sistem aquaponik dengan penggunaan biofilter. Beberapa
jenis media tanam yang umum digunakan dalam sistem aquaponik antara lain expanded clay,
rockwool, coir, dan lain-lain.
Penelitian ini akan melibatkan beberapa kelompok perlakuan dengan menggunakan jenis
media tanam yang berbeda-beda. Setiap kelompok perlakuan akan dioperasikan dalam sistem
aquaponik dengan penggunaan biofilter yang sama untuk menjaga kualitas air. Ikan lele
(Clarias sp.) akan dipelihara dalam ember sebagai wadah, dan tanaman akan ditanam dalam
media tanam yang sudah dipilih.
Pada setiap kelompok perlakuan, akan diukur pertumbuhan dan kualitas ikan lele (Clarias
sp.), seperti berat ikan, panjang ikan, dan kualitas daging ikan. Selain itu, juga akan diukur
parameter kualitas air seperti pH, suhu, amonia, nitrit, dan nitrat.
Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh
jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan kualitas ikan lele (Clarias sp.) serta kualitas air
dalam sistem aquaponik dengan penggunaan biofilter. Dengan demikian, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk pengembangan sistem
aquaponik yang lebih efektif dan efisien.

12. Pengaruh Substrat Yang Berbeda Terhadap Penetasan Telor Ikan Haruan (Channa
striata).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh substrat yang berbeda terhadap penetasan
telur ikan haruan (Channa striata). Beberapa substrat yang umum digunakan dalam penetasan
telur ikan antara lain, serat kelapa, kapas, dan pasir silika.
Penelitian ini akan dilakukan dengan membagi telur ikan haruan dalam beberapa kelompok
perlakuan dan menempatkannya pada substrat yang berbeda-beda. Setiap kelompok perlakuan
akan dioperasikan dengan perlakuan yang sama untuk menjaga kondisi lingkungan yang
stabil, seperti suhu dan kualitas air.
Setelah telur menetas, akan diukur persentase penetasan telur pada masing-masing substrat
dan dihitung rata-rata jumlah larva yang berhasil menetas dalam setiap substrat. Selain itu,
juga akan diukur parameter kualitas air pada setiap kelompok perlakuan.
Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh substrat terhadap
penetasan telur ikan haruan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna untuk pengembangan teknik penetasan telur ikan haruan yang lebih
efektif dan efisien.
13.

14.

Anda mungkin juga menyukai