Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Pelaksanaan Rancangan Metodologi Penelitian

Kualitatif
1. Kecukupan referensi
2. Uraian rincian
3. Auditing
a. Pra-entri
b. Penetapan hal-hal yang dapat diaudit
c. Kesepakatan formal
d. Penentuan keabsahan

Pengulang cek dalam penelitian kualitatif menjadi hal yang dipentingkan, salah
satunya melihat kecukupan referensi sebagai suatu cara keabshan data penelitian
yang dilakukan

Kecukupan referensi

 Kecukupan refensi sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data


dapat dilakukan dengan cara menghimpun sebanyak mungkin sumber
dukungan dalam penelitian, baik sumber manusianya (berupa narasumber
data di lapangan) maupun sumber bahan rujukan yang relevan berupa buku-
buku kepustakaan, laporan penelitian dan karya-karya ilmiah lainnya.
 Dengan kecukupan referensi, seorang peneliti dapat menjelaskan dengan baik
data yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukannya, yang dengannya pula
hasil penelitian dapat diyakini kebenarannya, dan dijamin keabsahan datanya.
 Bahan-bahan yang tercatat/terekam dapat dijadikan pembanding dan
informasi yang tak terduga maupun yang khas.

Uraian rincian

 Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang
diteliti. Untuk itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari
peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat
digeneralisir.
 Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh
peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik
kualitas dari penelitian kualitatif ini
 Uraian rincian pada penjelasan hasih penelitian kualitatf serinci mungkin
adalah suatu keharusan diperhatikan oleh peneliti yang melakukan penelitian
kualitatif
 Suatu temuan yang baik akan dapat diterima orang apabila dijelaskan dengan
penjelasan terperinci dan gamplang.
 Uraian rinci sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data,
menjadikan hasil penelitian naturalistik sangat bergantung pada kesamaan
konteks antara pengirim (peneliti) dengan penerima (pembaca) itulah
sesungguhnya yang akan menentukan temuan-temuan penelitian tersebut
dapat ditransfer (transferabilitas)
 Uraian rinci adalah bagian dari pemeriksaan keabsahan data

Auditing
Penelusurusan terhadap seluruh catatan/dokomen, proses dan hasil dari penelitian
kualitatif yang dilakukan
 Pra-entri
Pengadaan pertemuan antara auditor dan auditi (para peneliti, mahasiswa-
dosen pembeimbing), berakhir pada usaha meneruskan, mengubah seperlunya
atau menghentikan pelaksanaan usulan auditing
 Penetapan hal-hal yang dapat diaudit
Tugas auditi : menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan dan
bahan-bahan penenelitian yang tersedia dan menyiapkan waktu untuk
konsultasi
Tugas auditor : mempelajari keseluruhan bahan yang tersedia, meminta
penjelasan tentang apa yang belum dipahami. Auditor juga harus dapat
menelusuri apa yang terdapat dalam penelusuran audit dengan data yang
dilaporkan melalui pengamatan, wawancara, rekaman, rekaman kaset atau
video.
 Kesepakatan formal
Auditor dan auditi mengadakan persetujuan tertulis tentang pencapaian auditi.
Persetujuan ini mencangkup : batas waktu pelaksanaan, tujuan pelaksanaan
auditi, penjabaran peranan yang dimainkan, penyusunan logistik (waktu,
tempat), penetapan format yang dibutuhkan sebagai kerangka da nisi laporan
 Penentuan keabsahan
Pemeriksaan terhadap kepastian
Pemeriksaan memastikan hasil temuan benar-benar dari data, pemeriksaan
ulang dan dilihat serta dipelajari secara teliti seluruh proses secara holistik

Kode Etik

Dalam penelitian kualitatif, identitas dan peran informan serta informasi-informasi


yang disampaikan menjadi hal-hal yang berharga sehingga peneliti harus memiliki
tanggungjawab untuk memperlakukan identitas diri dan informasi yang
disampaikan oleh informan. Identitas dan informasi tersebut dapat dibuka atau
tertutup untuk khalayak, tergantung dari kesepakatan antara peneliti dan informan
yang tertulis dalam formulir kesepakatan (consent form). Peneliti boleh membuka
identitas selama informan sepakat dan peneliti juga harus menghargai keputusan
apabila informan ingin identitasnya dilindungi.
Proses Penelitian Kualitatif

 Tahap Pra-lapangan
Beberapa kegiatan dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Masing-
masing adalah: (1) Penyusunan rancangan awal penelitian, (2) Pengurusan ijin
penelitian, (3) Penjajakan lapangan dan penyempurnaan rancangan penelitian,(4)
Pemilihan dan interaksi dengan subjek dan informan, dan (5) Penyiapan piranti
pembantu untuk kegiatan lapangan.

 Tahap Pekerjaan Lapangan


"To be educated is to learn to create a new. We must constantly create new
methods and new approaches".

Yang perlu diperhatikan :


 Konsep sampel dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana memilih
informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi
mantap dan terpercaya mengenai unsur-unsur pusat perhatian penelitian.
 Dalam menentukan jumlah dan waktu berinteraksi dengan sumber data,
peneliti menggunakan konsep sampling yang dianjurkan
 Peneliti akan menghentikan pengumpulan data apabila dari sumber data
sudah tidak ditemukan lagi ragam baru. Dengan konsep ini, jumlah sumber
data bukan merupakan kepedulian utama, melainkan ketuntasan perolehan
informasi dengan keragaman yang ada.
 Karena data utama penelitian ini diperoleh berdasarkan interaksi dengan
responden dalam latar alamiah, maka beberapa perlengkapan dipersiapkan
hanya untuk memudahkan, misalnya : (1) tustel, (2) tape recorder, dan (3)
alat tulis termasuk lembar catatan lapangan. Perlengkapan ini digunakan
apabila tidak mengganggu kewajaran interaksi sosial.
 Pengamatan dilakukan dalam suasana alamiah yang wajar. Pada tahap
awal, pengamatan lebih bersifat tersamar. Teknik ini seringkali memaksa
peneliti melakukan penyamaran. Misalnya: untuk mengamati aspek-aspek
yang berhubungan dengan perilaku dan gaya hidup, peneliti beranjang-
sana di rumah informan. Sambil berbincang-bincang, peneliti mencermati
cara berbicara, berpakaian, penataan ruang, gaya bangunan rumah, benda-
benda simbolik dan sebagainya. Ketersamaran dalam pengamatan ini
dikurangi sedikit demi sedikit seirama dengan semakin akrabnya
hubungan antara pengamat dengan informan. Ketika suasana akrab dan
terbuka sudah tercipta, peneliti bisa mengkonfirmasikan hasil pengamatan
melalui wawancara dengan informan
 Kejenuhan, bahkan rasa putus-asa kadang-kadang muncul dan menyerang
peneliti. Dalam keadaan demikian, peneliti beristirahat untuk
mengendapkan, membenahi catatan lapangan, dan merenungkan hasil-
hasil yang diperoleh. Dengan cara ini, peneliti bisa menemukan informasi
penting yang belum terkumpul
Tahap Pasca Lapangan

 Mengacu model interaktif, analisis data tidak saja dilakukan setelah


pengumpulan data, tetapi juga selama pengumpulan data. Selama tahap
penarikan simpulan, peneliti selalu merujuk kepada "suara dari lapangan"
untuk mendapatkan konfirmabilitas.
 Analisis selama pengumpulan data (analysis during data collection)
dimaksudkan untuk menentukan pusat perhatian (focusing),
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitik dan hipotesis awal, serta
memberikan dasar bagi analisis pasca pengumpulan data (analysis after
data collection). Dengan demikian analisis data dilakukan secara berulang-
ulang (cyclical).
 Pada setiap akhir pengamatan atau wawancara, dicatat hasilnya ke dalam
lembar catatan lapangan (field notes). Lembar catatan lapangan ini berisi:
(1) teknik yang digunakan, (2) waktu pengumpulan data dan
pencatatannya, (3) tempat kegiatan atau wawancara, (4) paparan hasil dan
catatan, dan (5) kesan dan komentar. Contoh catatan lapangan dapat
diperiksa pada lampiran.

Anda mungkin juga menyukai