BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang melandasi penelitian ini,
2.1 Menstruasi
normal jika jarak antara hari pertama keluarnya darah dan hari pertama
7
8
usia 12-13 tahun dalam rentang usia 10-16 tahun. Cepat atau lambatnya
tersendiri yaitu sistem susunan saraf pusat dengan panca inderanya, sisitem
ovarium, perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir, dan
(Proverawati, 2009).
Proses menstruasi diawali dengan ovulasi (pelepasan sel telur) yang ditandai
dalam rahim (fase proliferasi). Estrogen tersebut menekan hormon FSH tetapi
telur. Sel telur ditangkap oleh rumbai falopii dan dibungkus oleh korona
9
radiate. Folikel Graaf yang mengalami ovulasi berubah menjadi korpus rubrum
dan segera menjadi korpus luteum dan mengeluarkan hormone estrogen juga
Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu
yaitu sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke1). Siklus berakhir tepat
hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari (Annia Kissanti,
(adapula setiap 21 hari dan 30 hari), menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap
Menurut Kusmiyati, dkk (2008), fase-fase dalam siklus menstruasi ada 4 fase,
yaitu:
a. Fase Proliferasi
kelenjar memanjang dan jaringan ikat bertambah padat). Pada masa ini
endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Fase ini berlangsung
b. Fase Sekresi
Pada fase ini hormon yang berpengaruh adalah hormone progesteron maka
glikogen dan kapur yang akan diperlukan sebagai makanan untuk telur.
Fase ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih
2-3 hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah
(coiled artery) terjadi 4-2 jam sebelum menstruasi, dengan akibat bagian
11
d. Fase Menstruasi
Darah menstruasi sebagian besar berasal dari darah arterial meskipun dapat
juga berasal dari darah venosa. Pada permulaan akan terjadi robekan-
akhirnya lepas.
menjadi :
a. Polimenorea
sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari
b. Oligomenorea
menstruasi biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase proliferasi yang lebih
c. Amenorea
jenis :
1) Amenorea primer
2) Amenorea sekunder
amenorea.
(2011), yaitu :
a. Stres
menstruasi dua kali lebih besar dibandingkan yang tidak stress. Stres
dapat memengaruhi elevasi kortikol basal dan menurunkan hormon lutein (LH)
b. Aktivitas fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat mempengaruhi kerja
gangguan menstruasi.
tersebut terjadi akibat supresi GnRH yang diakibatkan olahraga intensitas tinggi
c. Status gizi
Status gizi dilihat dari obesitas, underweight, atau status gizi normal
metabolisme dalam tubuh bekerja dengan tidak baik dan risiko terjadi
Obesitas memiliki persentasi lemak tubuh yang tinggi yang merupakan bahan
dasar dalam pembentukan hormon estrogen. Cadangan lemak yang tinggi akan
dan jaringan lemak sehingga kadar estrogen menjadi tinggi. Estrogen kadar
patologis berat badan yang kurang atau kurus dapat menyebabkan amenorrhea.
d. Gangguan Endokrin
oligomenore.
e. Penyakit reproduksi
f. Hormon
ovulasi dan setelah ovulasi akan memelihara korpus luteum. Jika keseimbangan
2.3.1 Pengertian
Masa remaja adalah suatu tahap antar masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan,
biasanya dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita (Maulana, 2008).
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang
hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis
(Widyastuti, 2009).
16
remaja apabila telah mencapai usia 10-18 tahun. Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, masa remaja umumnya berumur 16-19 tahun dan merupakan masa
Perubahan fisik yang akan terjadi pada perempuan yang menginjak masa
remajanya adalah adanya perubahan hormonal atau zat-zat yang ada dalam
tubuhnya yakni menjadi aktif. Hormon yang sangat berpengaruh terutama adalah
estrogen dan progesteron. Pada masa remaja, terjadilah suatu pertumbuhan fisik
menstruasi.
a. Rambut
Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai mulai tampak setelah haid.
b. Pinggul
c. Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan putting susu
menonjol.
d. Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tebal, pori-pori membesar tetapi kulit wanita
keringat pada wanita baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
f. Otot Menjelang
Akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan
perkembanganya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu (Widyastuti,
2009) :
Seorang anak pada masa adolensi awal ini harus berfungsi dalam tiga arena :
keluarga, teman sebaya (peer group), dan sekolah. Dalam setiap arena terdapat
suatu interaksi yang kompleks dari faktor-faktor penentu untuk dapat berfungsi
dengan baik. Di dalam keluarga perkembangan yang utama pada masa adolensi
awal ini akan memulai ketidaktergantungan terhadap keluarga sehingga pada masa
ini hubungan antar keluarga yang tadinya sangat erat tampak jelas terpecah.
Dengan kelompok sebayanya biasanya remaja pada masa ini akan berkumpul
dengan teman sejenis. Penerimaan untuk kelompok sebaya merupakan hal yang
sangat penting, bias mengikuti dan tidak beda dengan yang lain merupakan motif
timbul pada masa ini lebih terpusat pada kegiatan bersama daripada hubungan
menimbulkan kecemasan. Kecemasan sering juga timbul karena merasa tidak aman
dalam berteman dan ketakutan akan ditolak dalam pergaulan. Walaupun dalam
masa ini biasanya remaja berkelompok dengan teman-teman sejenis, tapi pada
masa ini mulai terjadi eksistensi kearah pergaulan dengan lawan jenisnya dan
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.
bertahap. Psikolog Prancis Jean Piaget, menentukan bahawa masa remaja awal
tahap pikiran formal dan operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai
bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan
pengalaman terkait mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis ini,
kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul
(Maulana, 2008).
20
Fransiska, dan Hary Nugroho (2017) dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor Yang
yang tidak mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 127 orang (65,5%).
Berdasarkan tingkat stres, sebesar 80% mahasiswi dengan stres ringan mengalami
siklus teratur dan sebesar 89,7% mengalami siklus tidak teratur untuk stres berat.
Berdasarkan aktivitas fisik, mahasiswi dengan aktivitas fisik sedang sebesar 71,6%
paling banyak mengalami siklus menstruasi teratur dan mahasiswi dengan aktivitas
fisik berat sebesar 52% mengalami siklus tidak teratur. Dan berdasarkan indeks
massa tubuh, mahasiswi dengan indeks massa tubuh normal sebesar 75% paling
banyak mengalami siklus teratur, dan sebesar 66,7% mahasiswi dengan indeks
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Anes (2017) dengan judul “Faktor-Faktor
Kebidanan Prima Husada Bogor dengan total sampel sebanyak 185, bahwa
responden yang mengalami gangguan pola menstruasi sebanyak 173 orang (93,5%)
dan yang tidak mengalami gangguan pola menstruasi sebanyak 12 orang (6,5%).
tingkat stres sebanyak 122 orang (65,9%) dan yang tidak mengalami stres sebanyak
yang mengalami status gizi tidak normal sebanyak 99 orang (53,5%) dan yang
C. Masa Remaja
1. Pengertian
2. Perkembangan Fisik Pada
Perempuan
3. Tahapan Masa Remaja
4. Perkembangan Psikososial
5. Perkembangan Intelektual
Sumber : (Liza, Aritonang & Siswati, 2013; Manuaba, 2009; Aulia, 2009; Proverawati,
2009; Waryana, 2010; Chandranita, 2009; Kusmiyati, 2008; Kusmiran, 2011; Maulana,
2008; Widyastuti, 2009; Narendra, 2008).