Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa lepas dari sebuah interaksi, entah itu
dengan individu lainnya, kelompok sosial, lingkungan, bahkan dengan segala alat yang
digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Akibat dari interaksi individu inilah lahir
sebuah tataran atau pola kehidupan manusia yang baru. Hal ini disebabkan oleh perubahan
dari kebiasaan masing-masing individu, kemudian individu tersebut saling berinteraksi
dengan individu lainnya, karena adanya interaksi antar individu inilah timbul sebuah
perubahan sosial.
Perubahan sosial merupakan hal yang mutlak akan terjadi. Entah itu disadari ataupun
tidak, manusia tidak bisa melarikan diri dari sebuah perubahan sosial. Apalagi mereka
adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari sebuah interaksi dengan individu atau
kelompok sosial.
Namun disini saya lebih tertarik untuk membahas perubahan sosial yang terjadi akibat
kemajuan sains dan teknologi. Di abad ke 21 ini, kita telah memasuki dimensi baru dalam
kehidupan manusia. Dimensi yang mungkin tidak pernah terfikirkan oleh manusia jaman
dahulu. Sehingga menarik untuk membahas lahirnya sebuah generasi baru, yang saya
sebut dengan “generasi digital”.
Perkembangan teknologi informasi dalam sepuluh tahun terakhir sangat
mencengangkan terutama dengan hadirnya perangkat komunikasi seluler, media online,
online games dan teknologi web. Belum lagi kemunculan aplikasi social networking
seperti Facebook, Twitter, MySpace, Blogs, yang membuat penggunanya staying
connected dengan berbagai perangkat komunikasi seperti Blackberry, IPhone, IPad, PC
Tablet, dan sebagainya. Bagi kalangan anak muda, memiliki perangkat komunikasi seperti
di atas lebih banyak sebagai bagian dari ‘life style’ dan banyak digunakan hanya untuk
merepresentasikan dirinya, meskipun fitur-fitur dalam perangkat komunikasi tersebut
masih bisa dieksplorasi lebih dalam dengan fitur beragam.
Dengan perkembangan teknologi informasi inilah yang mendorong sebuah generasi
baru yang disebut sebagai generasi digital natives. Namun, kita juga tidak bisa
memungkiri bahwa selain ada digital natives ini, juga masih ada digital immigrant, yaitu
mereka yang beralih dari era konvensional ke era digital ini.
Dalam tulisan ini, penulis ingin membahas mengenai kemajuan teknologi informasi
sebagai pendorong lahirnya sebuah generasi baru, yaitu generasi digital atau yang lebih
popular disebut sebagai digital natives.
B. Rumusan Masalah
Dalam tulisan ini, penulis ingin memberikan penjelasan dari permasalahan, yaitu:
“Bagaimana teknologi yang berkembang bisa berpengaruh pada perubahan sosial.”

C. Tujuan
Makalah ini ingin memperlihatkan bagaimana teknologi yang berkembang di masa ini
bisa berpengaruh pada perubahan sosial di tataran individu dan masyarakat. Terutama
dengan terciptanya sebuah generasi baru, yaitu dengan lahirnya generasi digital di
Indonesia.
Generasi baru ini juga tentunya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baru pula.
Dalam makalah ini juga ingin memberikan gambaran tentang kebiasaan generasi baru
yang lahir di era digital ini.

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, saya ingin membatasi pembahasan tentang perubahan sosial yang
terjadi di dalam masyarakat akibat dari munculnya internet sebagai salah satu teknologi
informasi dan komunikasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Perubahan Sosial
Manusia merupakan sebuah individu, namun untuk memenuhi kebutuhan mereka,
individu ini akan berinteraksi dengan individu lainnya sehingga membentuk sebuah
komunitas sosial. Dan ini berarti manusia merupakan makhluk sosial. Karena adanya
interaksi inilah timbul sebuah perubahan sosial yang ada dalam diri manusia.
Untuk mendefinisikan perubahan sosial, saya mengambil beberapa pendapat dari para
ahli sosiologi yang dikutip dalam bukunya Herwantiyoko yang diberi judul “Pengantar
Sosiologi Dan Ilmu Sosial Dasar”. Beberapa pendapat dari pengertian sosiologi adalah
sebagai berikut :
1. Kingsley Davis, mengartika perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh
dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan
antara buruh dan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam
organisasi ekonomi dan politik
2. Mac Iver mengemukanan bahwa perubahan sosial sebagai perubahanperubahan dalam
hubunga sosial (Social Relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial
3. Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi
ataupun pertemuanpertemuan baru dalam masyarakat.
4. Selo Soemarjan merumuskan sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok di dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan
yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspekaspek struktur dari
suatu masyarakat, ataupun akibat terjadinya perubahan lingkungan seperti perubahan
geografis, perubahan sistem hubungan sosial, dan juga akibat dari kemajuan sains dan
teknologi.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial


Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut ada yang bersifat dari luar maupun faktor yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri. Faktor penyebab perubahan yang berasal dari dalam meliputi:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Terjadinya pertambahan penduduk yang amat cepat akan mengakibatkan
perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya.
Contoh, orang akan mengenal hak milik atas tanah, mengenal sistem bagi hasil, dan
yang lainnya, dimana sebelumnya mereka tidak pernah mengenal.
Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk akan berakibat terjadinya kekosongan
baik di dalam pembagian kerja, maupun stratifikasi sosial, hal tersebut akan
mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakat yang ada.

2. Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru,
jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-
cara unsur kebudayaan baru yang bisa diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya peruahan-
perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discover dan invention.
Discover adalah penemuan unsur kebudayaan yang naru, baik berupa aliran
ataupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan
individu para individu. Discovery akan menjadi invention, jika masyarakat sudah
mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru tersebut.

3. Pertentangan (conflict) masyarakat


Pertentangan ini bisa terjadi antar individu dengan kelompok ataupun kelompok
ataupun antara kelompok-kelompok. Misalnya, pertentangan antara generasi muda
dengan generasi tua. Generasi muda pada umumnya lebih senang menerima unsur-
unsur kebudayaan asing, dan sebaliknya generasi tua tidak menyenangi hal tersebut.
Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat.

4. Terjadinya Pemberontakan atau revolusi


Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akan membawa akibat berubahnya
segala tata cara yang berlaku pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Biasanya hal
ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda.

C. Sejarah Singkat Internet


Tahun 1971, Ray Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia
ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga
langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon "@" juga diperkenalkan sebagai
lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer
ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di
luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang
ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang
lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk
pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun
kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk
sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin,
menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France
Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana
orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982
dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita
kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal
dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda,
Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup
USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984
diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name
System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000
komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10
kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus
memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang
saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari
100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling
bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa
menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk
jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah
melampaui sejuta komputer, dan pada tahun yang sama muncul istilah surfing the internet.
Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama
kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Pada
tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Teknologi Dalam Perubahan Sosial


Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa
depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan
tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah
kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting daripada
kehebatan teknologi itu sendiri.
Lahirnya teknologi pun sebenarnya akibat dari kebutuhan dari manusia itu sendiri.
Teknologi diciptakan dengan maksud untuk mempermudah kehidupan manusia. Jadi agar
hidup menjadi lebih mudah, maka manusia menciptakan suatu teknologi.
Perkembangan teknologi saat ini sudah melampaui rasional otak dari manusia itu
sendiri. Karena saat ini teknologi sudah bisa melipat dimensi ruang dan waktu. Sebagai
contoh ketika kita berkomunikasi, kita tidak perlu untuk bertemu di dalam satu tempat
yang sama dengan orang yang kita ajak berkomunikasi. Ini artinya teknologi bisa melipat
dimensi waktu.
Kemudian yang kedua, dengan menggunakan teknologi, kita tidak perlu lagi berlama-
lama untuk bepergian. Misalkan saja, ketika kita hendak pergi ke jawa, dulu kita masih
menggunakan kapal sebagai alat untuk pergi kesana. Saat ini kita bisa memperpendek
jarak tempuh dengan menggunakan pesawat. Jadi disini teknologi bisa melipat dimensi
ruang, dari yang semula jauh menjadi dekat.
Berkembangnya teknologi jaringan juga membuat sebuat sebuah dunia baru, yaitu
dunia virtual atau yang sering kali kita sebut dengan dunia maya. Dunia ini bisa
memberikan informasi secara instan kepada masyarakatnya. Selain sesuatu yang instan,
masyarakat juga diberikan kesempatan untuk saling berbagi di dunia maya. Sebagai
contoh, ketika kita mempunyai sebuah pemikiran, dengan memanfaatkan dunia maya ini,
kita tak perlu lagi menerangkan dengan orang lain melalui dunia nyata. Kita bisa
berdiskusi dengan segala fasilitas yang diberikan oleh dunia online.

B. Lahirnya Generasi Digital


Generasi manusia yang dikemukakan Jim Marteney (2010) yang dikutip Hasugian
(2011) dibagi dalam 6 kategori yaitu: (a) the Greatest Generation (world war II, 1901-
1924), (b) the Silent Generation (1925-1942); (c) the Baby Boomers (1943-1960); (d)
Generasi X (1961-1981); (e) Millennial (1982-2002); (f) Digital Natives (Generasi Z atau
Internet Generation), mulai tahun 1994 sampai akhir tahun sekarang. Generasidigital
natives kadang disebut the native gadget yang lahir pada abad digital (Avarez, 2009;
Brynko, 2009; Prensky, 2001).
Generasi digital natives mengganggap perangkat komunikasi sebagai bagian integral
dari kehidupannya. Sedangkan orang-orang yang tidak lahir pada abad digital tetapi
mengadopsi teknologi baru dianggap sebagai digital immigrants, karena ada proses
adaptasi pada lingkungan dengan mengadopsi teknologi. Seorang individu yang lahir pada
abad digital, tumbuh dan memperoleh pendidikan pada tingkat sekolah dasar dengan
perangkat komputer, individu tersebut dianggap sebagai generasi digital natives. Mulai
dari pendidikan dasar sudah dihadapkan dengan penggunaan komputer, seperti, kuis
interaktif online, video games, handphone, internet, e-mail dan sebagainya. Sedangkan
guru dianggap sebagai generasi digital immigrant yang bisa saja keterampilan literasi
komputer didapatkan pada masa kuliah atau memasuki dunia kerja.
Bila dicari perbandingan, seseorang yang lahir tahun 190, diprediksi mulai
menggunakan komputer pada saat kuliah (setelah usia 17 tahun). Bandingkan dengan
seseorang yang lahir pada tahun 1996 dan sesudahnya. Dari ilustrasi tersebut bisa terlihat
bagaimana perbedaan individu dari generasi berbeda memperlihatkan perbedaan
keterampilan komputer.
Karakteristik digital natives sebagai orang yang ‘opportunistic’ dan ‘omnivorous’
yang menikmati sesuatu dalam lingkungan yang serba online (ingin mendapatkan
informasi dengan cepat); menyukai kolaborasi dari satu orang ke orang lain (secara
berjejaring); multitasking; menyukai proses kerja secara pararel; menyukai sesuatu yang
berbentuk gambar interaktif dibanding dengan teks; menyukai bekerja sebagai suatu
‘games’; mengharapkan suatu penghargaan, puas dengan sesuatu yang serba instan; akses
secara random (hypertext). Lingkungan hypertext muncul seiring perkembangan internet
sehingga berdampak pada cara yang berbeda dalam menggunakan informasi. Internet
memfasilitasi perbedaan mengakses informasi bagi seorang individu dengan informasi
sama tetapi dengan proses berbeda.
Kesenangan bermain games dari generasi digital natives memunculkan konsep
‘gaming is learning tool’ dan bisa digabungkan dengan pengetahuan dan informasi dan
menarik bagi pendidik. Konsep ini sudah banyak diadopsi oleh perusahaan yang
mengeluarkan permainan pendidikan interaktif (edutainment). Pendek kata generasi digital
natives selalu berinteraksi dan terhubung dengan internet sepanjang waktu.
Selain kebiasaan baru yang muncul dari generasi digital natives, gaya belajar juga bisa
terpengaruh, sehingga muncul anggapan bahwa cara belajar mereka sudah terbiasa dengan
serba cepat, menciptakan koneksi secara acak, memproses informasi visual secara dinamis
dan bisa saja informasi yang diperoleh bisa akurat atau bermanfaat.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa generasi digital natives sebagai
seseorang yang melakukan sesuatu dengan cara multitasking, bekerja secara pararel
(berjejaring), menyukai suatu permainan yang interaktif, akses secara random, ingin
segera mendapatkan informasi dalam waktu cepat, serta preferensi informasi pada sumber-
sumber online lebih besar dibanding sumber informasi di perpustakaan.
C. Komunitas Generasi Digital
Internet juga berdampak pada lahirnya komunitas-komunitas digital. Karakter
komunitas digital ini sangatlah berbeda dengan komunitas yang ada di sepuluh tahun yang
lalu. Diantara perbedaan yang ada adalah mengenai cara dan bentuk komunitas yang ada
di dalam dunia online.
Salah satu penyebab lahirnya komunitas online ini adalah berkembangnya bentuk
website yang berkembang saat ini. Lahirnya web 2.0 membuat komunikasi antar individu
berubah secara drastis. Dulu kita masih memakai cara lama yaitu melalui pertemuan
langsung dengan rekan kita, namun saat ini tanpa pertemuan langsung pun kita dapat
berkomunikasi secara langsung dengan rekan-rekan kita melalui facebook, twitter, BBM,
Whatsapp dan sebagainya.
Komunitas yang terbentuk merupakan komunitas yang interconnected, yaitu
komunitas yang terhubung secara realtime dimanapun anggota komunitas itu ada.
Tentunya dengan berkembangnya komunitas seperti ini, tidak bisa dipungkiri bahwa
transparansi antar anggota komunitas menjadi hal yang wajib terjadi.
Dalam ilmu pemasaran misalnya, Silih Agung Wasesa mengungkapkan bahwa
komunitas tradisional cenderung menerima pesan-pesan merek secara mentah, namun
komunitas modern tidak bisa diberlakukan sekedar memberi pesan. Komunitas modern
mesti disentuh dengan pengalaman-pengalaman yang rill dan unik hingga mampu
melekatkan merek secara kuat dalam benak mereka.
Selain adanya transparansi yang diinginkan oleh komunitas digital atau komunitas
modern, mereka juga berkomunikasi menggunakan komunikasi dua arah. Artinya tidak
hanya dari satu orang. Jadi mereka benar-benar interconnected.
Bentuk komunitas dari generasi digital ini bisa dalam bentuk digital juga. Jika dulu
dalam komunitas kita, kita diharuskan untuk bertemu langsung dengan tatap muka, namun
sekarang kita bisa berinteraksi melalui dunia virtual. Misalkan saja melalui grup facebook,
grup bbm, atau melalui forum-forum yang merupakan fitur yang diberikan oleh kemajuan
website.
Sebagai sebuah bukti nyata sebuah komunitas digital adalah banyaknya pengguna
facebook setiap harinya. Setiap harinya, ada 33 juta warga Indonesia yang membuka
facebook. Ini artinya mereka berinteraksi dengan komunitas digitalnya secara intens
melalui facebook. Padahal facebook adalah bagian kecil dari komunitas digital yang ada di
Indonesia.
Dunia internet kini telah berubah. Teknologi web 2.0 membuat internet bersifat lebih
interaktif dan dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih memungkinkan karena
pada dasarnya kekuatan sesungguhnya dari aplikasi internet yang bersifat Web 2.0 adalah
read & write. Dalam arti lain, di era sekarang, kita bisa melihat sekaligus menyentuh. You
can look and you can also touch!
D. Tren Di Era Digital
Saat ini teknologi telah menciptakan dunia kedua. Masyarakat di dalam dunia kedua
ini adalah mereka yang terkoneksi dengan internet. Dengan kata lain masyarakat ini adalah
masyarakat online (netizen). Jadi ketika dunia pertama mempunyai masyarakat yang nyata
dan kita sebut dengan civilizen, maka dunia kedua juga mempunyai masyarakat digital
yang menyebut dirinya sebagai netizen. Netizen sendiri sebenarnya adalah civilizen yang
terconnect dengan internet.
Hewmawan kertajaya dalam bukunya New Wave Marketing membagi pengguna
internet atau masyarakat digital menjadi 6, berikut klasifikasinya
Creators adalah orang-orang yang paling-tidak sebulan sekali menulis di blog-nya atau
meng-upload video di YouTube.
Ceitics adalah orang-orang yang memberikan komentar pada blog atau memberikan
penilaian secara online terhadap suatu produk.
Collectors adalah orang-orang yang menyimpan berbagai informasi online padasatu situs,
misalnya menyimpan alamat-alamat situs favorit di situs Delicious.
Joiners adalah orang-orang yang punya profil di situs social networking seperti Facebook
untuk sekadar menjalin relasi.
Spectators adalah orang-orang yang sekadar membaca blog atau menonton video orang
lain.
Inactives adalah orang-orang yang tidak melakukan aktivitas apa-apa walaupun ia sedang
online.
Di era internet seperti ini orang yang tadinya amatir menjadi terlihat professional.
Contohnya, untuk membuat sebuah blog pribadi, kita tidak perlu lagi mengerti
programming secara mendalam, cukup pergi ke penyedia platform untuk blogging seperti
blogspot, wordpress, myspace, multiply dan lain sebagainya.
Dengan adanya web 2.0, orang jadi lebih mudah mengekspresikan dirinya,
berpartisipasi, melakukan networking, membentuk komunitas digital melalui situs jejaring
sosial dan banyak hal lainnya. Teknologi yang sama memungkinkan setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama, bukan hanya milik sekelompok orang tertentu (dunia
semakin horizontal).
Perkembangan internet membuat proses horizontalisasi semakin cepat. Di dunia yang
semakin horizontal ini, berkat perkembangan teknologi dan internet, semua orang
mempunyai kesempatan untuk ter-Connect. Tidak ada yang membedakan di antara setiap
anggota masyarakat digital ini.
Internet memang menjadi pendorong nomor satu perubahan teknologi yang awalnya
bersifat one to many ke bentuk many to many. Perubahan teknologi ini kontan membawa
sebuah tren lain. Berikut beberapa tren yang timbul akibat dari horizontalisasi dunia ini
melalui internet
1. Perubahan Kekuatan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi telah bergeser dari yang tadinya One- To-
Many ke One-To One dan sekarang di era Many-To-Many. Internet terusberubah
dengan adanya teknologi Web 2.0, yang menyebabkan pertambahannya aplikasi
berbasis jejaring Many-to-Many.
2. Perubahan Kekuatan Politik Dan Legal
Menjual ideology partai ke konstituen sudah tidak cukup lagi karena yang juga
tak kalah penting adalah begimana tampil mempesona dengan karakter yang kuat dan
diferensiasi yang memang memang mengakar dalam DNA-nya dan bukan dibuat-
buat. Ideologi partai tentu tetap dipergunakan, terutama karena itu memang pooling
factor untuk menjaring dan mengomunitaskan konstituen yang memiliki keyakinan
yang sama. Pendekatan yang sifatnya vertical semakin lama semakin tidak laku
karena yang dapat di jual adalah sikap politik yang horizontal.
Pendekatan yang bersifat transaksional sekarang semakin bergeser menjadi
rasional untuk menjamin adanya loyalitas dari para konstituen.
3. Perubahan Kekuatan Sosial Budaya
Perkembangan teknologi dengan aplikasi berbasiskan web 2.0 yang memberikan
kesempatan bagi pengguna untuk read, write, and share dalam sebuah komunitas
digital telah menjadi bagian utama yang membuat kita masuk ke dalam dunia kedua.
Ia tidak saja menjadi sebuah revolusi, namun juga penggerak sosial budaya.
Di tengah berkembangnya dunia teknologi informasi dan komunikasi, kita semua
saling terjaring dalam dunia sosial dan budaya baru yang lebih humanis. Contoh,
dunia maya sudah membuktikan pula bahwa agama (belief) yang bersifat vertical bisa
hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan (humanity) dan sosial budaya yang
bersifat horizontal.
Di era digital, dengan segala platform yang kita gunakan, kita bisa menjelajah
galaksi dan membuka cakrawala baru di mana manusia semakin kecil dan tidak
berarti. Pertentangan agama dan etnik yang sangat vertical menjadi tidak ada artinya.
Karena di era ini embel-embel suku, agama, ras, dan etnis lantas nyaris tidak kelihatan
lagi secara nyata. Yang terlihat adalah semangat horizontal yang berlandaskan
kemanusiaan dan rasa persaudaraan.
4. Perubahan Kekuatan Pasar
Pasar global telah menjadi datar dan semua marketer memiliki kesempatan yang
sama. Dengan adanya teknologi terutama didorong oleh berbagai macam platform
yang ada di dunia online dan mobile, penjual dapat menjangkau pembeli tanpa batas.
Dan di sisi lain, pembeli mendapatkan keluasan untuk memilih berbagai penawaran
dari manapun untuk mendapatkan value yang terbaik. Pasar, secara gampang, dapat
diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, dimana ia diatur oleh
hukum dan mekanisme supply dan demand.
BAB IV
KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi khususnya perkembangan dunia digital telah


membuat perilaku manusia berubah. Selanjutnya internet juga mampu membentuk
masyarakatnya sendiri, yaitu masyarakat digital (netizen). Mereka yang sebenarnya adalah
masyarakat biasa saat ini juga menjadi masyarakat di dunia kedua yaitu dunia digital.
Generasi digital adalah mereka yang lahir pada era perkembangan teknologi
informasi. Jadi sejak lahir mereka memang sudah sangat bersahabat dengan teknologi.
Lahirnya generasi digital ini juga berimplikasi dengan adanya masyarakat yang baru
beralih ke dunia digital. Mereka adalah generasi yang lahir di era sebelum teknologi
informasi berkembang begitu pesat. Mereka adalah digital immigrant.
Salah satu kebiasaan generasi digital yang paling saya sorot adalah mereka bisa
menjadi individu yang multitasking. Namun, teknologi ini juga membuat generasi digital ini
menjadi sulit untuk terfokus dengan satu hal.
DAFTAR PUSTAKA

Mardina, Riana. 2012. POTENSI DIGITAL NATIVES DALAM REPRESENTASI


LITERASI INFORMASI MULTIMEDIA BERBASIS WEB DI PERGURUAN
TINGGI. Bogor. Jurnal Pustakawan

Harwantiyoko. 1991. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar. Jakarta. Gunadarma.

Agung Wasesa, Silih. 2011. Political Branding & Public Relation, Saatnya Kampanye Sehat,
Hemat, dan Bermartabat. Jakarta. Gramedia

Situs Kompas Online (www.kompas.com) Tiap hari ada 33 juta orang Indonesia membuka
facebook.
(http://tekno.kompas.com/read/2013/09/20/1629066/Tiap.Hari.33.Juta.Orang.Indonea.
Buka.Facebook)

id.wikipedia.org, Sejarah Internet (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet)

Anda mungkin juga menyukai