PENDAHULUAN
Era Society 5.0 dalam perkembangannya didukung oleh revolusi Industri 4.0,
karena teknologi informasi dan inovasi dalam dunia industri untuk masyarakat
umum lahir dari revolusi Industri 4.0. Society 5.0 adalah jawaban atas tantangan
yang diakibatkan Industri 4.0 yang berdampingan dengan gangguan atau
permasalahan seperti kesenjangan manusia antara kehidupan maya dan dunia
nyata. Society 5.0 merupakan konsep masyarakat dimana komponen utamanya
yaitu manuisa yang dapat menciptakan nilai baru melalui perkembangan
teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang dalam menerapkan society 5.0
bisa dikatakan belum siap menerapkan konsep tersebut, karena Indonesia sendiri
masyarakatnya masih kurang paham akan konsep tersebut. Ini semua dipengaruhi
dengan tingkat Pendidikan mereka yang masih belum merata dan kurangnya
tenaga ahli yang paham akan teknologi. Bisa dikatakan hanya segelintir
masyarakat yang tahu akan revolusi indistri 4.0 dan society 5.0 yaitu para kaum
akademis yang melek akan konsep tersebut. akibat revolusi industri 4.0 terjadi
perubahan sosial diindonesia khususnya dalam berperilaku individu dan
masyarakat, seperti halnya masyarakat Indonesia terpolarisasi oleh kemajuan
teknologi yaitu media sosial yang didukung dangan kecerdasan buatan. Secara
tidak langsung kecerdasan buatan ini memberikan informasi kepada masyarakat
tidak peduli informasi yang diberikan itu baik atau buruk. sehingga menyebabkan
perbedaan pendapat yang nantinya mempengaruhi prilaku individu di masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dampak
perubahan society 5.0 terhadap perilaku individu masyarakat dan seberapa siap
Indonesia dalam menerapkan society 5.0. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini mencakup dua aspek yaitu aspek teoritis dan aspek praktis. Secara
teoritis manfaat dibuatnya penelitian ini untuk menambah khasanah atau wawasan
tentang perkembangan society 5.0 dan perubahan sosial. Secara praktis dibuatnya
jurnal ini bermanfaat baik untuk mahasiswa, masyarakat umum dan khususnya
untuk kader HMI seluruh Indonesia.
1. Teori Fungsional
Metode yang digunakan yaitu jenis kualitatif ini begitu signifikan dengan
penelitian Kuantitatif yaitu tidak menekankan pada hasil angka-angka, kualitatif
lebih dominan kata-kata, dan itulah yang menjadikan penelitian kualitatif ini
bersifat deskriptif yang artinya dapat berupa gejala yang dikategorikan seperti
dokumen, foto, video, catatan, ataupun artefak.
III. PEMBAHASAN