Anda di halaman 1dari 3

1. antecessore - ahli waris sama kedudukannya dengan pendahulunya.

2. Het recht hinkt achter de feiten aan - hukum senantiasa tertatih-tatih mengejar perubahan
zaman.
3. Het vermoeden van rechtmatigheid - kebijakan pemerintah harus dianggap benar dan memiliki
kekuatan hukum mengikat sampai dibuktikan sebaliknya.
4. Id perfectum est quad ex omnibus suis partibus constant - sesuatu dinyatakan sempurna apabila
setiap bagiannya lengkap.
5. Ignorantia excusatur non juris sed facti - ketidaktahuan akan fakta-fakta dapat dimaafkan, tapi
tidak demikian halnya ketidaktahuan akan hukum
6. Ignorantia judicis est calanaitax innocentis - ketidaktahuan hakim ialah suatu kerugian bagi pihak
yang tidak bersalah.
7. Ignorantia juris non excusat - ketidaktahuan akan hukum tidak dimaafkan.
8. Inde datae leges be fortior omnia posset - hukum dibuat, jika tidak orang yang kuat akan
mempunyai kekuasaan tidak terbatas.
9. Index animi sermo - cara seseorang berbicara menunjukkan pikirannya.
10. Iniquum est aliquem rei sui esse judicem - adalah tidak adil bagi seseorang untuk diadili pada
perkaranya sendiri.
11. Interpretatio cessat in claris, interpretation est perversio - jika teks atau redaksi UU telah jelas,
maka tidak diperkenankan lagi menafsirkannya. Sebab, penafsiran terhadap kata-kata yang jelas
berarti penghancuran.
12. Interset reipublicae res judicatoas non rescindi - adalah kepentingan negara bahwa suatu
keputusan tidak dapat diganggu gugat.
13. Iudex ne procedat ex officio - hakim bersifat pasif menunggu datangnya tuntutan hak yang
diajukan kepadanya.
14. Iudex non ultra petita atau ultra petita non cognoscitur - hakim hanya menimbang hal-hal yang
diajukan para pihak dan tuntutan hukum yang didasarkan kepadanya.
15. Ius curia novit - seorang hakim dianggap tahu akan hukumnya.
16. Judex debet judicare secundum allegata et probata - seorang hakim harus memberikan
penilaian berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan.
17. Judex herbere debet duos sales, salem sapientiae, ne sit insipidus, et salem conscientiae, ne sit
diabolus - seorang hakim harus mempunyai dua hal: suatu kebijakan, kecuali dia bodoh; dan hati
nurani, kecuali dia mempunyai sifat yang kejam.
18. Judex non potest esse testis in propria causa - seorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi
dalam perkaranya sendiri.
19. Judex non reddit plus quam quod petens ipsse requirit means - seorang hakim tidak
memberikan permintaan lebih banyak dari si penuntut.
20. Judex set lex laguens - hakim ialah hukum yang berbicara.
21. Judicandum est legibus non exemplis - putusan hakim harus berdasarkan hukum, bukan
berdasarkan contoh. Seorang hakim tidak dibatasi untuk menjelaskan penilaian atau putusannya
sendiri.
22. Judicia poxteriora sunt in lege fortiora - keputusan terakhir ialah yang terkuat di mata hukum.
23. Juramentum est indivisinle, et non est admittendum in partly true and partly falsum - sebuah
sumpah tidak dapat dibagi; sumpah tersebut tidak dapat diterima jika sebagiannya benar dan
sebagian lagi salah.
24. Jurare eat deum in testem vocare et est actus divini cultus - memberikan sumpah ialah sama
halnya dengan memanggil Tuhan sebagai saksi, bagian dari keagamaan.
25. Juris quidem ignorantium cuique nocere, facti verum ignorantiam non nocere - pengabaian
terhadap hukum akan merugikan semua orang; tetapi pengabaian terhadap fakta tidak.
26. Justitiae non est neganda, non differenda - keadilan tidak dapat disangkal atau ditunda.
27. Lex dura sed ita scripta - hukum adalah keras tetapi harus ditegakkan.
28. Lex dura, sed tamen scripta - hukum memang kejam, tetapi begitulah yang tertulis.
29. Lex neminem cigit ad impossibilia - hukum tidak memaksakan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak mungkin.
30. Lex nemini operatur iniquum, neminini facit injuriam - hukum tidak memberikan ketidakadilan
kepada siapa pun dan tidak melakukan kesalahan kepada siapa pun.
31. Lex posterior derogat legi priori atau lex posteriori derogat legi anteriori - hukum (undang-
undang) yang baru menyampingkan undang-undang yang lama.
32. Lex prospicit, non respicit - hukum melihat ke depan, bukan ke belakang.
33. Lex rejicit superflua, pugnantia, incongrua - hukum menolak hal yang bertentangan dan tidak
layak.
34. Lex semper dabit remedium - hukum selalu memberikan solusi.
35. Lex specialis derogat lex generali - hukum yang spesifik harus didahulukan daripada hukum yang
umum.
36. Lex superior derogat legi inferiori - hukum yang lebih tinggi menyampingkan undang-undang
yang lebih rendah tingkatannya.
37. Moneat lex, priusquam feriat - undang-undang harus disosialisasikan terlebih dahulu sebelum
digunakan.
38. Nemo judex in causa sua – hakim tidak boleh mengatur atau mengadili dirinya sendiri.
39. Nemo plus juris transferre potest quam ipse habet - tidak seorang pun dapat mengalihkan lebih
banyak haknya daripada yang ia miliki).
40. Nullum delictum noela poena sine praevia lege poenali - suatu aturan hukum tidak bisa
diterapkan terhadap suatu peristiwa yang timbul sebelum aturan hukum yang mengatur tentang
peristiwa itu dibuat.
41. Opinio necessitatis - keyakinan atas sesuatu menurut hukum adalah perlu sebagai syarat untuk
timbulnya hukum kebiasaan.
42. Pacta sunt servanda - setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan iktikad
baik.
43. Politiae legius non leges politii adoptandae - politik harus tunduk pada hukum, bukan
sebaliknya.
44. Presumptio iures de iure – semua orang dianggap tahu hukum. Dikenal juga sebagai asas fiksi
hukum.
45. Presumpito iustae causa – suatu keputusan pemerintahan dianggap absah sampai ada putusan
hakim berkekuatan hukum mengikat yang menyatakan sebaliknya.
46. Presumption of innocence - asas praduga tidak bersalah: seseorang dianggap tidak bersalah
sebelum ada putusan hakim yang menyatakan ia bersalah dan putusan hakim tersebut telah
mempunyai kekuatan tetap.
47. Quiquid est in territorio, etiam est de territorio - asas dalam hukum internasional yang
menyatakan bahwa apa yang berada dalam batas-batas wilayah negara tunduk kepada hukum
negara itu.
48. Reo negate actori incumbit probatio - jika tergugat tidak mengakui gugatan, maka penggugat
harus membuktikan.
49. Res nullius credit occupanti - benda yang ditelantarkan oleh pemiliknya bisa diambil atau
dimiliki.
50. Salus populi suprema lex - kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi
dalam suatu negara.
51. Similia similibus - dalam perkara yang sama, harus diputus dengan hal yang sama pula, tidak
pilih kasih.

Anda mungkin juga menyukai