Anda di halaman 1dari 2

• Audi et alteram partem atau audiatur et altera pars - para pihak harus didengar.

Apabila
persidangan dimulai, hakim harus mendengar dari kedua belah pihak yang bersengketa, bukan
hanya dari satu pihak saja.
• Equality before the law - semua orang sama di depan hukum.
• Facta sunt potentiora verbis - perbuatan atau fakta lebih kuat dari kata-kata.
• Fiat justitia ruat coelum atau fiat justitia pereat mundus - sekalipun esok langit akan runtuh,
meski dunia akan musnah, atau walaupun harus mengorbankan kebaikan, keadilan harus tetap
ditegakkan.
• Geen straf zonder schuld - tiada hukum tanpa kesalahan.
• In Dubio Pro Reo - lebih baik membebaskan seribu orang yang bersalah daripada menghukum
satu orang yang tidak bersalah.
• Iudex ne procedat ex officio - hakim bersifat pasif menunggu datangnya tuntutan hak yang
diajukan kepadanya.
• Iudex non ultra petita atau ultra petita non cognoscitur - hakim hanya menimbang hal-hal yang
diajukan para pihak dan tuntutan hukum yang didasarkan kepadanya.
• Ius curia novit - seorang hakim dianggap tahu akan hukumnya.
• Judex debet judicare secundum allegata et probata - seorang hakim harus memberikan penilaian
berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan.
• Judex herbere debet duos sales, salem sapientiae, ne sit insipidus, et salem conscientiae, ne sit
diabolus - seorang hakim harus mempunyai dua hal: suatu kebijakan, kecuali dia bodoh; dan hati
nurani, kecuali dia mempunyai sifat yang kejam.
• Judex non potest esse testis in propria causa - seorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi
dalam perkaranya sendiri.
• Judex non reddit plus quam quod petens ipsse requirit means - seorang hakim tidak memberikan
permintaan lebih banyak dari si penuntut.
• Judex set lex laguens - hakim ialah hukum yang berbicara.
• Judicandum est legibus non exemplis - putusan hakim harus berdasarkan hukum, bukan
berdasarkan contoh. Seorang hakim tidak dibatasi untuk menjelaskan penilaian atau putusannya
sendiri.
• Lex posterior derogat legi priori atau lex posteriori derogat legi anteriori - hukum (undang-
undang) yang baru menyampingkan undang-undang yang lama.
• Lex specialis derogat lex generali - hukum yang spesifik harus didahulukan daripada hukum
yang umum.
• Lex superior derogat legi inferiori - hukum yang lebih tinggi menyampingkan undang-undang
yang lebih rendah tingkatannya.
• Nemo judex in causa sua – hakim tidak boleh mengatur atau mengadili dirinya sendiri.
• Nullum delictum noela poena sine praevia lege poenali - suatu aturan hukum tidak bisa
diterapkan terhadap suatu peristiwa yang timbul sebelum aturan hukum yang mengatur tentang
peristiwa itu dibuat.
• Pacta sunt servanda - setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan iktikad
baik.
• Presumptio iures de iure – semua orang dianggap tahu hukum. Dikenal juga sebagai asas fiksi
hukum.
• Presumption of innocence - asas praduga tidak bersalah: seseorang dianggap tidak bersalah
sebelum ada putusan hakim yang menyatakan ia bersalah dan putusan hakim tersebut telah
mempunyai kekuatan tetap.
• Salus populi suprema lex - kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi
dalam suatu negara.
• Testimonium de auditu - kesaksian yang didengar dari orang lain.
• Ubi societas, ibi jus - di mana ada masyarakat, di situ ada hukum.
• Unus Testis Nullus Testis - satu orang saksi bukanlah saksi.
• Van rechtswege nieting; null and void - suatu proses peradilan yang dilakukan tidak menurut
hukum adalah batal demi hukum.
• Vox populi vox dei - suara rakyat adalah suara Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai