Anda di halaman 1dari 3

Negara Hukum

TEORI HUKUM

Asas-Asas Hukum

BY DAMANG AVERROES AL-KHAWARIZMI · NOVEMBER 28, 2012

1. Asas merupakan jantungnya hukum. Demikian pernah dikatakan oleh Sadtjipto Rahardjo.
Meskipun asas kelihatannya masih bersifat abstrak, tetapi asaslah yang membentuk hukum itu
sehingga memiliki sifat kepastian yang nyata, konkret dan jelas.

2. Namun dengan lahirnya teks pasal-pasal dalam suatu peraturan perundang-undangan itu juga
tidak dapat dipungkiri bahwa asas sebagai bahagian yang penting. Berikut ini dalam mata kuliah
pengantar ilmu hukum yang saya bawakan, beberapa asas yang penting kiranya menjadi
rujukan:

3. Actus non facid reum, nisi mens sitrea (sikap batin yang tidak bersalah, orang tidak boleh
dihukum).
4. All men are equal before the law, without distinction sex, race, religion and social status (semua
manusia adalah sama di depan hukum, tanpa membedakan kelamin, kulit, agama dan status
sosial).
5. Alterum non laedere (perbuatanmu janganlah merugikan orang lain ).
6. Audi et alteram partem atau audiatur et altera pars (para pihak harus didengar)
7. Bis de eadem re ne sit actio atau ne bis in idem (mengenai perkara yang sama dan sejenis tidak
boleh disidangkan untuk yang kedua kalinya)
8. Clausula rebus sic stantibus (suatu syarat dalam hukum internasional bahwa suatu perjanjian
antar Negara masih tetap berlaku apabila situasi dan kondisinya tetap sama)
9. Cogitationis poenam nemo patitur (tiada seorang pun dapat dihukum oleh sebab apa yang
dipikirkannya ).
10. De gustibus non est disputandum (mengenai selera tidak dapat disengketakan)
11. Eidereen wordt geacht de wette kennen ( setiap orang dianggap mengetahui hukum)
12. Errare humanum est, turpe in errore perseverare (membuat kekeliruan itu manusiawi,namun
tidaklah baik untuk mempertahankan terus kekeliruan ).
13. Fiat justitia ruat coelum atau fiat justitia pereat mundus ( sekalipun esok langit akan runtuh atau
dunia akan musnah, keadilan harus tetap ditegakkan ).
14. Geen straf zonder schuld ( tiada hukuman tanpa kesalahan ).
15. Hodi mihi cras tibi (ketimpangan atau ketidakadilan yang menyentuh perasaan, tetap tersimpan
dalam hati nurani rakyat ).
16. Hukum merupakan suatu alat Bantu
17. In dubio pro reo ( apabila hakim ragu mengenai kesalahan terdakwa, hakim harus menjatuhkan
putusan yang menguntungkan bagi terdakwa )
18. Justitia est ius suum cuique tribuere ( keadilan diberikan kepada tiap orang apa yang menjadi
haknya )
19. Juro suo uti nemo cogitur (tak ada seorang pun yang diwajibkan menggunakan haknya )
20. Koop breekt geen huur (jual beli tidak memutuskan sewa menyewa ).
21. Lex dura sed ita scripta atau lex dura sed tamente scripta (undang-undang adalah keras tetapi ia
telah ditulis demikian ).
22. Lex specialis derogat legi generalis (undang-undang yang khusus didahulukan berlakunya
daripada undang-undang yang umum).
23. Lex superior derogate legi inferiori (undang-undang yang lebih tinggi mengenyampingkan
undang-undang yang lebih rendah tingkatannya).
24. Lex posterior derogate legi priori atau lex posterior derogat legi anteriori (undang-undang yang
lebih baru mengenyampingkan undang-undang yang lama ).
25. Lex niminem cogit ad impossibilia (undang-undang tidak memaksa seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak mungkin).
26. Manusia dilahirkan sama dan merdeka yang memiliki hak asasi (human rights) sebagai
pemberian sang pencipta.
27. Matrimonium ratum et non consumatum ( perkawinan yang dilakukan secara formal, namun
belum dianggap jadi mengingat belum terjadi hubungan kelamin ).
28. Melius est acciepere quam facere injuriam (lebih baik mengalami ketidakadilan, daripada
melakukan ketidakadilan ).
29. Nu is men he teens,dat recht op the een of andere wijze op de menselijke samenleving is
betrokken (umum telah menyepakati bahwa bagaimanapun juga hukum itu ada hubungannya
dengan masyarakat ).
30. Nemo plus juris transferre potest quam ipse habet ( tak seorang pun dapat mengalihkan lebih
banyak haknya daripada yang ia miliki ).
31. Nemo judex indoneus in propria ( tidak seorang pun dapat menjadi hakim yang baik dalam
perkaranya sendiri ).
32. Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali ( tiada suatu perbuatan dapat dihukum,
kecuali atas kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang yang telah ada lebih dahulu
daripada perbuatan itu ).
33. Opinio necessitatis (keyakinan atas sesuatu menurut hukum adalah perlu sebagai syarat untuk
timbulnya hukum kebiasaan )
34. Pacta sunt servanda (setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan itikad
baik ).
35. Patior est qui prior est (siapa yang datang pertama, dialah yang beruntung)
36. Presumption of innocence (seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan hakim yang
menyatakan bersalah dan putusan hakim tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap ).
37. Princeps legibus solutus est (kaisar tidak terikat oleh undang-undang atau para pemimpin sering
berbuat sekehendak hatinya terhadap anak buahnya ).
38. Quiquid est in territorio, etiam est de territorio (apa yang berada dalam batas-batas wilayah
Negara tunduk kepada hukum negara itu ).
39. Qui tacet consentire videtur ( siapa yang berdiam diri dianggap menyetujui ).
40. Res nullius credit occupanti (benda yang diterlantarkan pemiliknya dapat diambil untuk
dimiliki ).
41. Recht is er over de gehele wereld ,overal waar een samenleving van mensen is (hukum terdapat
di seluruh dunia,di mana terdapat suatu masyarakat manusia).
42. Resjudicata proveri tate habetur ( setiap putusan hakim atau pengadilan adalah sah, kecuali
dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi).
43. Restitutio in integrum ( kekacauan dalam masyarakat, haruslah dipulihkan pada keadaan semula
/ aman ).
44. Speedy administration of justice ( peradilan yang cepat ).
45. Summum ius summa injuria (keadilan tertinggi dapat berarti ketidakadilan tertinggi )
46. Similia similibus (dalam perkara yang sama harus diputus dengan hal yang sama pula, tidak pilih
kasih ).
47. Testimonium de auditu ( kesaksian dapat didengar dari orang lain ).
48. The binding force of precedent ( putusan hakim sebelumnya mengikat hakim-hakim lain dalam
perkara yang sama ).
49. Unus testis nullus testis ( satu orang saksi bukanlah saksi ).
50. Ut sementem feceris ita metes ( siapa yang menanam sesuatu dialah yang akan memetik
hasilnya ).
51. Verba Volant scripta manent (kata-kata biasanya tidak berbekas sedangkan apa yang ditulis
tetap ada).
52. Vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan ).

53.(presumptio iures de iure). Semua orang dianggap tahu hukum tak terkecuali

53. Damang Averroes Al-Khawarizmi

Anda mungkin juga menyukai