Hal ini didasarkan pada teori fiktie yang menyatakan bahwa begitu suatu norma
hukum ditetapkan, maka pada saat itu setiap orang dianggap tahu hukum/undang-
undang (een ieder wordt geacht de wet / het recht te kennen).
Ketidaktahuan seseorang akan hukum tidak dapat dijadikan alasan pemaaf atau
membebaskan orang itu dari tuntutan hukum (ignorantia iuris neminem excusat /
ignorance of the law excuses no man).
UBI SOCIETAS, IBI JUS (di mana ada masyarakat, di situ ada hukumnya). IUS
CURIA NOVIT (seorang hakim dianggap tahu akan hukumnya).
LEX SEMPER DABIT REMEDIUM – The law always give a remedy (hukum
selalu memberi obat). EQUUM ET BONUM EST LEX LEGUM (apa yang adil
dan baik adalah hukumnya hukum).
11. UNUS TESTIS NULLUS TESTIS (satu orang saksi bukanlah saksi – pasal 185
ayat 2 KUHP). TESTIMONIUM DE AUDITU (kesaksian dapat didengar dari
orang lain).
12. SIMILIA SIMILIBUS (dalam perkara yang sama harus diputus dengan hal
yang sama pula, tidak pilih kasih). BIS DE EDEM RE NE SIT ACTIO atau NE
BIS IN IDEM (untuk perkara sama dan sejenis tidak boleh disidangkan untuk yang
kedua kalinya – pasal 76 KUHP).
13. SUMMUM JUS SUMMA INJURIA; SUMMA LEX SUMMA CRUX
(keadilan yang setinggi-tingginya dapat berarti ketidakadilan tertinggi).
KEPASTIAN HUKUM
15. VAN RECHTSWEGE NIETING; NULL AND VOID (suatu proses peradilan
yang dilakukan tidak menurut hukum adalah batal demi hukum). UBI JUS IBI
REMEDIUM (dimana ada hak, disana ada kemungkinan menuntut,
memperolehnya atau memperbaikinya bilamana hak tersebut dilanggar).
17. GEEN STRAF ZONDER SCHULD (tiada hukum tanpa kesalahan). CULPUE
POENA PAR ESTO – Let the punishment be equal the crime (jatuhkanlah
hukuman yang setimpal dengan perbuatan).
20. INDEX ANIMI SERMO – Speech is the index of the mind (cara seorang
berbicara menunjukkan jalan pikirannya). COGITATIONIS POENAM NEMO
PATITUR (tiada seorang pun dapat dihukum oleh sebab apa yang dipikirkannya).
DE GUSTIBUS NON EST DISPUTANDUM (mengenai selera tidak dapat
disengketakan).
PERBUATAN PEMERINTAH
26. HODI MIHI CRAS TIBI (ketimpangan atau ketidakadilan yang menyentuh
perasaan tetap tersimpan dalam hati nurani rakyat). VERBA VOLANT SCRIPTA
MANENT (kata-kata biasanya tidak berbekas, sedangkan apa yang ditulis tetap
ada).
ILMU HUKUM
31. VOX POPULI VOX DEI (suara rakyat adalah suara Tuhan). SALUS POPULI
SUPREMA LEX (kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang
tertinggi pada suatu negara).
32. UT SEMENTEM FACERIS ITA METES (siapa yang menanam sesuatu dialah
yang akan memetik hasilnya. Siapa yang menabur angin dialah yang akan menuai
badai).
36. JURU SUO UTI NEMO COGITUR (tak ada seorang pun yang diwajibkan
menggunakan haknya. Contoh: orang yang berpiutang tidak mempunyai kewajiban
untuk menagih terus). NEMO PLUS JURIS TRANSFERRE POTEST QUAM
IPSE HABET (tak seorangpun dapat mengalihkan lebih banyak haknya daripada
yang ia miliki).
37. DIE RECHTS WISSENSSCHAFT IST BIS HEUTE EINE REINE RECHTS
PRECHUNGS WISSENSSCHAFT GEBLIEBEN / Die Rechts Wetensschap heft
zich te sterk geconcentreerd op de wetgevingsproducten en de rechtspraak (Ilmu
Hukum dewasa ini, hanya tinggal Ilmu Peradilan).
38. PACTA SUNT SERVANDA (setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan
harus ditaati dengan itikad baik).
39. KOOP BREEKT GEEN HUUR (jual beli tidak memutuskan sewa-menyewa.
Perjanjian sewa-menyewa tidak berubah, walaupun barang yang disewanya beralih
beralih tangan – pasal 1576 KUHPerdata).
45. HEARES EST CADEM PERSONA CUM ANTECESSORE – The heir is the
sinter person as the ancestor (ahli waris sama kedudukannya dengan
pendahulunya).
46. CUJUS EST DOMINIUM, EJUS EST PERICULUM – The risk lies upon the
owner (risiko atas suatu kepemilikkan ditanggung oleh pemilik).
48. POTIOR EST GUI PRIOR EST (siapa yang datang pertama, dialah yang
beruntung). QUI TACT CONSENTIRE VIDETUR (siapa yang berdiam diri
dianggap menyetujui).
55. IUDEX NON ULTRA PETITA atau ULTRA PETITA NON COGNOSCITUR
(hakim hanya menimbang hal-hal yang diajukan para pihak dan tuntutan hukum
yang didasarkan kepadanya). IUDEX NE PROCEDAT EX OFFICIO (hakim
bersifat pasif menunggu datangnya tuntutan hak yang diajukan kepadanya).
57. JUDEX NON REDDIT PLUS WUAM QUOD PETENS IPSSE REQUIRIT –
A judge does not give more than the plaintiff himself demands (seorang hakim
tidak memberikan permintaan lebih banyak dari si penuntut).
58. JUDEX NON PUTEST ESSE TESTIS IN PROPRIA CAUSE. A judge cannot
be a witness in his own cause (eorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi
dalam perkaranya sendiri). INIQUUM EST ALIQUEM REI SUI ESSE JUDICEM
– It is unjust for anyone to be judge in his own (adalah tidak adil bagi seseorang
untuk diadili pada perkaranya sendiri). NEMO JUDEX IN CAUSA SUA – No
man can be a judge in his own cause (hakim tidak boleh mengatur/mengadili
dirinya sendiri).
64. DEBET QUIS JURI SUBJACERE RRBI DELINQUIT – Any offender should
be subject to the law of the place where he offends (seseorang Penggugat harus
mengacu pada hukum yang berlaku di tempat dia mengajukan gugatan).
LAIN-LAIN
68. COGITO ERGO SUM – I think, therefore I am - Ich denke, also bin ich - Je
pense donc je suis (saya berpikir, dan oleh karenanya saya ada). DUBITO ERGO
COGITO ERGO SUM – I doubt, therefore I think, and therefore I am.
73. CUJUS EST COMMODUM, EJUS DEBET ESSE INC OMMODUM – The
person who has the advantage should also have the disadvantage (seseorang yang
mendapatkan suatu keuntungan juga akan mendapatkan suatu kerugian).