Anda di halaman 1dari 10

Asas-asas Hukum

 Balleffroid, Asas Hukum adalah norma dasar


yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari
aturan-aturan yang lebih umum.
 Paul Scholten, Asas Hukum adalah
kecenderungan-kecenderungan yang
disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita
pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum
dengan keterbatasannya sebagai pembawaan
yang umum itu, tetapi harus ada.

Asas HAP 1
 Eikema Hommes, Asas Hukum bukanlah norma-
norma hukum konkrit, tetapi ia adalah sebagai
dasar-dasar pikiran umum atau petunjuk-petunjuk
bagi hukum yang berlaku.
 Satjipto Rahardjo, Asas Hukum adalah unsur
yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas
hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena
ia merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah rasio
legisnya peraturan hukum. Pada akhirnya peraturan-
perturan hukum itu harus dapat dikembalikan
kepada asas-asas tersebut.

Asas HAP 2
Contoh Asas-asas Hukum
 Asas presumption of innocence (praduga tak bersalah)
ialah bahwa seseorang dianggap tidak bersalah sebelum
ada keputusan hakim yang menyatakan ia bersalah dan
keputusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.
 Asas in dubio pro reo ialah dalam keraguan
diberlakukan ketentuan yang paling menguntungkan
bagi si terdakwa.
 Asas similia similibus ialah bahwa perkara yang sama
(sejenis) harus diputus sama.
 Asas pacta sunt servanda yaitu bahwa perjanjian yang
sudah disepakati berlaku sebagai undang-undang bagi
para pihak yang bersangkutan.
 Asas geen straft zonder schuld yaitu tida pidana tanpa
kesalahan.
Asas HAP 3
Asas-asas Pengadilan
1. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang
jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya.
2. Semua pengadilan memeriksa, mengadili, dan
memutus dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
hakim, kecuali undang-undang menentukan lain.
3. Pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara pidana dengan hadirnya terdakwa, kecuali
undang-undang menentukan lain.

Asas HAP 4
4. Dalam hal tidak hadirnya terdakwa, sedangkan
pemeriksaan dinyatakan telah selesai, putusan dapat
diucapkan tanpa kehadiran terdakwa.
5. Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk
umum, kecuali undang-undang menentukan lain.
6. Dalam sidang permusyawaratan, setiap hakim wajib
menyampaikan pertimbangan atau pendapat tertulis
terhadap perkara yang sedang diperiksa dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari putusan.
Catatan : Dalam hal sidang permusyawaratan tidak
dapat dicapai mufakat bulat, pendapat hakim yang
berbeda wajib dimuat dalam putusan.

Asas HAP 5
7. Semua putusan pengadilan hanya sah dan
mempunyai kekuatan hukum apabila
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
8. Terhadap putusan pengadilan tingkat pertama
dapat dimintakan banding kepada pengadilan
tinggi oleh pihak-pihak yang bersangkutan,
kecuali undang-undang menentukan lain.
(Kecuali : tidak merupakan pembebasan dari
dakwaan atau putusan lepas dari segala
tuntutan hukum)
9. Tiap putusan pengadilan ditandatangani oleh
ketua serta hakim yang memutus dan panitera
yang ikut serta bersidang.

Asas HAP 6
Asas-asas Hukum Acara Pidana

1. Asas Perlakuan Sama di Muka Hukum


2.
Asas perintah tertulis dari pejabat yang berwenang
dalam hal dilakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan dan penyitaan.
3. Asas praduga tak bersalah (presumption of
4.
innocene). Asas hak untuk memperoleh
ganti kerugian dan rehabilitasi.
5. Asas peradilan cepat, sederhana, dan biaya murah.
6.
7. Asas bantuan hukum.
Asas wajib untuk memberitahukan kepada terdakwa
tentang dakwaan serta dasar hukumnya, serta haknya
untuk menghubungi dan meminta bantuan Penasihat
Hukum.

Asas HAP 7
8. Asas pemeriksaan dengan hadirnya terdakwa.
9. Asas peradilan terbuka untuk umum.
10. Asas pengawasan pelaksanaan putusan hakim.

11. Asas Oportunitas.

12. Asas peradilan dilakukan oleh hakim, karena


jabatan dan bersifat tetap.
Asas Akusator.
Asas pemeriksaan hakim langsung dan lisan.

Asas HAP 8
Asas Legalitas
Asas ini berlandaskan the rule of law dan supermasi
hukum, oleh karenanya para penegak hukum tidak
dibenarkan :
1. Bertindak di luar ketentuan hukum (undue to law
maupun undue process).
2. Bertindak sewenang-wenang (abuse of power).

Setiap orang baik tersangka maupun terdakwa


mempunyai kedudukan :
a. Sama sederajat di hadapan hukum (equal before
the law).
b. Mempunyai kedudukan “perlindungan” yang sama
oleh hukum (equal protection on the law).
c. Mendapat “perlakuan keadilan” yang sama di
bawah hukum (equal justice under the law).

Asas HAP 9

Anda mungkin juga menyukai