Anda di halaman 1dari 1

Nasib Maling Sandal Dadakan

Pada suatu hari, tepatnya pada pukul 15.00 WIB. Ridho pergi membeli bakso di tempat
Pak Bambang dengan menggunakan sepeda motor. Usai memakan bakso dan mengobrol
sejenak dengan Pak Bambang, ia pun pulang ke rumah mengendarai sepeda motornya.
Sebenarnya, perjalanan dari warung bakso Pak Bambang dengan rumah Ridho tidak begitu
jauh. Namun, karena malas ia memutuskan untuk naik motor saja.
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, sepeda motor yang dikendarai Ridho justru
terserempet oleh sepeda motor lainnya. Pengendara motor yang menyerempet Ridho lantas
langsung melarikan diri. Ridho meneriaki penyerempetnya dengan kesal. Beruntung, ia tidak
mengalami lecet sedikitpun. Sayangnya, sandal baru yang dipakainya rusak. Tali sandal jepit
tersebut putus begitu saja. Ridho berdecak kesal. Seketika ia menjadi khawatir karena jika
pulang nanti, ia akan dimarahi oleh ibunya. Ibu Ridho memang sangat galak dan suka marah-
marah. Oleh karena itu, Ridho berniat tidak mau pulang tanpa sandal. Terlebih lagi uangnya
sudah habis untuk membeli bakso di tempat Pak Bambang tadi. Sejenak kemudian, Ridho
melihat ke sekeliling tempat ia terserempet tadi. Ternyata tidak jauh dari tempat tersebut, ia
menemukan masjid yang mana terpampang begitu banyak sandal di halaman tersebut. Sungguh
kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Ridho. Terlebih lagi, ia melihat ada sepasang
sandal yang bentuknya sangat mirip dengan sandal Ridho yang putus. Tanpa berpikir panjang,
Ridho pun langsung bergegas menuju masjid. Ia mencoba berhati-hati sebaik mungkin agar
tidak ada orang yang melihat aksinya ketika mengambil sandal tersebut. Saat dirasa aman,
Ridho lekas mengambil sandal tersebut.

Sayangnya, tanpa sepengetahuan Ridho ternyata ada yang mengetahui aksi jahatnya.
Seorang jamaah masjid memergoki kelakuan Ridho dan lekas melaporkannya ke kantor polisi
terdekat. Ridho pun langsung diminta untuk menjalani persidangan. Saat Ridho menunggu
giliran persidangan, ia pun melihat seorang koruptor sedang divonis hakim. Koruptor tersebut
sudah melakukan korupsi sebanyak 5 miliar rupiah dan dijatuhi hukuman kurungan selama 10
hari. Sampai kemudian tibalah giliran Ridho menjalani persidangan.

Hakim : “Saudara Ridho telah mencuri sandal di masjid dengan sengaja dan divonis selama 3,5
tahun penjara karena telah menyebabkan kerugian bagi pemilik sandal sebesar 30.000 rupiah”.
Ridho : “Pak, bagaimana bisa saya yang hanya mencuri sandal saja divonis 3,5 tahun penjara
sedangkan bapak yang melakukan korupsi tadi hanya divonis 10 hari penjara?”.

Hakim : “Kamu terbukti mencuri sandal dan merugikan seseorang sebesar 30.000. Sementara
koruptor tadi menggelapkan uang senilai 5 miliar dan merugikan 200 juta lebih rakyat
Indonesia. Kalau dihitung-hitung, koruptor tadi hanya bikin rugi 25 rupiah saja untuk masing-
masing orang. Artinya, kerugian yang kamu timbulkan lebih besar dibanding kerugian yang
ditimbulkan oleh koruptor”.

Ridho : “Dasar hakim bodoh ..!! Kalu begitu aturan mainnya lebih baik saya jadi koruptor saja”.
Mendengar penjelasan dari hakim persidangan tersebut, membuat Ridho merasa sedih
dan menyesal. Ridho merasa sedih dan menyesal mengapa ia tidak jadi koruptor saja.

Anda mungkin juga menyukai