Anda di halaman 1dari 5

Teks Anekdot

“ Nasib Maling Sandal Dadakan”


Dosen Pengampu : Dr. Elly Prihasty, M.Pd

Oleh :
Grace Debora Br Sembiring
(2203111050)
Pendidikan Bahasa Indonesia
Reguler C

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
“Nasib Maling Sandal Dadakan”

Tino baru saja pulang makan bakso dari tempat Pak Udin. Usai ia
berbincang-bincang sejenak dengan Pak Udin, ia pun memutuskan untuk
pulang kerumahnya dengan mengendarai sepeda motor miliknya.
Sebenarnya jarak rumah Tino dengan warung bakso Pak Udin tidak
terlalu jauh hanya saja karena ia terlalu malas untuk berjalan kaki dan
cuaca yang sangat panas membuat ia memutuskan untuk mengendarai
sepeda motornya.

Ditengah perjalanan menuju rumahnya terjadi sedikit kecelakaan,


sepeda motor yang dikendarai Tino diserempet oleh sepeda motor
lainnya. Pengendara motor yang menyerempet Tino langsung pergi
melarikan diri. Tino sangat kesal dan meneriaki pengendara motor
tersebut, beruntung ia tidak mengalami lecet sedikitpun hanya saja
sendal baru yang ia gunakan rusak, tali sendal jepit tersebut putus begitu
saja.

Tino berdecak kesal. Seketika ia menjadi khawatir karena jika ia


pulang nanti ia akan dimarahi ibunya. Ibu Tino memang sangat galak
dan suka marah-marah walau hanya hal sederhana sekalipun. Oleh
karena itu, Tino tidak mau pulang tanpa menggunakan sendal. Terlebih
lagi uangnya sudah habis ia gunakan untuk membeli bakso ditempat Pak
Udin tadi.
Sejenak kemudian, Tino melihat kesekeliling tempat ia keserempet
tadi. Ternyata tidak jauh dari tempat tersebut, ia menemukan masjid
yang sedang ramai dipenuhi oleh jamaah yang melakukan shalat jumat
dan dihalaman masjid tersebut terpampang banyak sendal jamaah.
Sungguh keberuntungan yang sangat kebetulan bagi Tino. Terlebih lagi
ada sepasang sendal yang bentknya sangat mirip seperti sendal Tino
yang putus.

Tanpa berpikir panjang, Tino pun langsung bergegas menuju


masjid. Ia mencoba berhati-hati sebaik mungkin agar tidak ada orang
yang melihat aksinya ketika mengambil sendal tersebut. Saat dirasa
aman, Tino lekas mengambil sandal tersebut.

Sayangnya tanpa sepengatuhan Tino ternyata ada yang mengetahui


aksi jahatnya. Seorang jamaah masjid memergoki kelakuan Tino dan
lekas melaporkannya ke kantor polisi terdekat. Tino pun langsung
diminta untuk menjalani persidangan.

Saat Tino menunggu giliran persidangan. Ia pun melihat seorang


koruptor sedang divonis hakim. Koruptor tersebut sudah melakukan
korupsi sebanyak 5 miliar rupiah dan dijatuhi hukuman kurungan selama
10 hari. Sampai kemudian tibalah giliran Tino menjalani persidangan.

Hakim menyatakan bahwa Tino telah mencuri sandal seharga 30 ribu


rupiah dan menyebabkan kerugian bagi pemilik sandal. Sementara itu
koruptor berhasil korupsi dana sebanyak 5 miliar rupiah yang
kerugiannya dibagi-bagi keseluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200
juta penduduk. Hal ini berarti setiap rakyat merugi sebanyak 25 rupiah.

Mendengar penjelasan dari hakim persidangan tersebut. Membuat


Tino merasa sedih dan menyesal. Tino merasa sedih dan menyesal
mengapa ia tidak menjadi koruptor saja yang jelas lebih menguntungkan
dan menerima hukuman yang sedikit.

STRUKTUR TEKS
ABSTRAKSI
Tino baru saja makan bakso di tempat Pak Udin. Usai ia berbincang
sejenak dengan Pak Udin ia memutuskan untuk pulang kerumahnya.
Ditengah perjalanan sepeda motor yang dikendarai Tino diserempet oleh
sepeda motor lainnya. Beruntung ia tidak mengalami lecet sedikitpun
hanya saja sandal yang ia gunakanan putus.

ORIENTASI
Ditengan perjalanan menuju rumahnya, sepeda motor yang diugunakan
Tino diserempet oleh sepedar motor lainnya. Beruntung ia tidak
mengalami lecet sedikit pun hanya saja sendal baru yang ia gunakan
putus dan ia takut pulang kerumah karena akan dimarahi oleh Ibunya.
KRISIS
Sejenak kemudian, Tino melihat ke sekeliling tempat ia terserempet tadi.
Ternayata tidak jauh dari tempat tersebut ia menemukan masjid yang
mana banyak terpampang sandal dihalaman masjid tersebut. Sungguh
kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Tino. Terlebih lagi, ia
melihat ada sepasang sandal yang sangat mirip dengan sandalnya yang
putus. Tanpa berpikir panjang Tino langsung bergegas dengsan hati-hati
menuju masjid agar tidak ada yang melihat ia mengambil sandal
tersebut.

REAKSI
Sayangnya tanpa sepengetahuan Tino ternyata ada yang mengetahui aksi
jahatnya. Seorang jamaah masjid memergoki kelakuan Tino dan lekas
melaporkannya ke kantor polisi terdekat. Tino pun langsung dimintai
keterangan.

KODA
Hakim menyatakan bahwa Tino telah mencuri sendal seharga 30 ribu
dan menyebabkan kerugian bagi pemilik. Sementara koruptor berhasil
korupsi dana sebanyak 5 miliar rupiah yang jika kerugiannya dibagi-bagi
keseluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 juta penduduk. Hal ini
berarti setiap rakyat merugi sebanyak 25 rupiah. Mendengar penjelasan
dari hakim tersebut membuat Tino merasa sedih dan meneyesal. Tino
merasa sedih dan menyesal mengapa ia tidak menajdi koruptor saja.

Anda mungkin juga menyukai