Anda di halaman 1dari 3

SEBUAH KEJUJURAN

Suatu hari, Alvin, berangkat sekolah dan berpamitan kepada ibunya yang bernama lisa.
Seperti biasa di jam 7 pagi, Alvin dan Nico berangkat bersama menuju sekolah. Mereka
adalah sahabat baik dan mereka berteman sejak masih bayi karena ibu Nico dan Ibu Alvin
berteman dekat. Rumah mereka juga tidak jauh jaraknya. Alvin dan Nico berada di kelas
yang berbeda. Alvin yang menempati di kelas 6A dan Nico menempati kelas 6C. Untuk lebih
cepat sampai ke sekolah, mereka biasanya melewati jalan pintas.
Tiba-tiba Nico mengajak Alvin untuk melakukan balapan sepeda sekitar 20 menit lagi untuk
sampai ke gerbang sekolah.
“1, 2, 3...!!!” hitung Nico
Melajulah mereka hingga ujung gang. Disaat sebelum sampai di gerbang sekolah, sebuah
insiden terjadi menimpa Alvin. Alvin mengendarai sepeda dan tiba-tiba ada sepeda motor
yang melaju kencang dari arah belakangnya, dia sangat terkejut. Bahkan hampir saja
menyerempet nya. Beruntung Alvin mengerem sepedanya dengan cepat, walau akhirnya ia
terjatuh juga. Namun, saat ia terjatuh ternyata stang sepeda Alvin mengenai dan menggores
pintu mobil yang terparkir dalam gang tersebut.
“kamu tidak apa-apa vin?” tanya Nico lalu menghampiri Alvin.
“Wah, bahaya nih,” Ucap Alvin.
“Kenapa vin?”
Nico lebih mendekat kearah Alvin dan melihat sesuatu yang Alvin takuti. Seketika Nico
sangat panik dan ,engajak Alvin untuk pergi.
“Wah, bencana. Ayo kabur aja vin, selagi belum ada yang melihat kita,” Ucap Nico dengan
keadaan panik dan bergegas menaiki sepedanya meenuju gerbang sekolah.
Alvin masih terpaku pada insiden yang telah menimpanya baru saja karena sepeda yang
dinaiki tadi menggores sebuah mobil yang menurutnya sangat mahal. Alvin terus berpikir
apa yang harus dilakukannya sekarang.
Akhirnya, ia ,engambil sebuah bolpoin didalam tasnya dan merobek kertas kosong untuk
menuliskan sesuatu. Alvin menulis dengan sangat cepat
Alvin menulis,
“ Bapak atau Ibu pemilik mobil ini, Maafkan saya karena telah menyebabkan goresan di
mobil anda. Ini terjadi saat saya terjatuh dari sepeda dan stang saya mengenai mobil bapak
atau ibu. Ini alamat rumah saya, Jalan Pemuda Nomor 11 atau bisa telepon ke nomor ayah
saya 081221789333 (Rudi Santoso) Terima kasih, Alvin.
Lalu, Alvin meninggalkan secarik kertas itu di kaca mobil. Lalu, Alvin bergegas menuju
sekolah karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi
Disaat lisa berada di dapur, Dia mendengar ketukan dan suara seorang lelaki dari pintu
depan. Lalu, dia bergegegas untuk membukakan pintu. Lisa bertanya kepada seorang lelaki
tersebut siapa yang sedang dicarinya. Lelaki tersebut tampak cukup berumur, memakai topi
dan jaket. Lalu, lisa mempersilahkan lelaki itu untuk duduk di kursi teras.
Lelaki itu duduk, dan menjelaskan maksud dari kedatangannya kerumah lisa. Lelaki itu
menjelaskan bahwa tadi pagi dia menemukan mobilnya sudah dalam keadaan terbaret dan
ingin menemui anak lisa dan memberikan pelajaran kepadanya. Lisa terkejut dan
menanyakan kepada seorang lelaki tersebut unruk memastikan atau setidaknya memiliki
bukti bahwa anak lisa adalah pelakunya.
Tidak lama kemudian, lelaki itu mengambil sebuah benda yang mengarah pada anak lisa.
Lisa menghela napas panjang, dan menanyakan dimana mobil yang disebutkan tadi letak
goresannya.
Lalu, lelaki paruh baya ih mengajak lisa menuju luar gerbang dan disaat yang sama, Rudi,
suami Lisa pun datang, dan menghampiri mereka.
“Ada apa sayang?” tanyanya sedikit panik
“Ini mas, Alvin...” belum sempat lisa menjelaskan, namun lelaki itu terkejut setelah melihat
kedatangan Rudi.
“Rudi?” serunya
Rudi pun tampak terkejut,
“Pak Siswanto? Masya Allah Pak Sis Apa kabarnya Pak?” Rudi lalu menyalami dan memeluk
lelaki itu.
“ Rudi Santoso itu ternyata kamu toh. Wajah kamu tidak banyak berubah ya, Rud. Hebat ya
Kamu sekarang punya istri cantik dan rumah mewah ini, Bapak bangga sama kamu Rud,”
ungkap Pak sis bahagia.
“ Alhamdulillah Pak, Mari masuk Pak, sebaiknya kita mengobrol di dalam saja,” ajak Rudi
Lisa tampak bingung dan belum ingin menjelaskan kejadian itu pada suaminya yang baru
pulang kerja.
Pak Siswanto adalah guru Rudi semasa ia duduk di bangku SMA. Rudi memang terkenal aktif
saat sekolah dulu. Ia juga merupakan ketua OSIS dan pernah menjadi anggota Paskibraka.
Siswanto sendiri adalah guru kesenian seni musik dan seni lukis. Beliau sudah mengajar
lebih dari 20 tahun dan dikenal sangat tegas serta peduli pada siswanya jika sedang dalam
kesulitan.
Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama mereka setelah satu dekade, sejak
Rudi memutuskan untuk merantau ke negara tetangga saat lulus SMA dan melanjutkan
studinya disana. Sampai akhirnya, ia kembali lagi ke Indonesia untuk membangun bisnis
digital bersama beberapa rekannya
Obrolan demi obrolan terus berlanjut sampai pak Sis mengingat mengapa ia bisa datang
kerumah muridnya itu.
“ Oh ya sebelumnya saya mau minta maaf sama istri kamu karena tadi saya datang dengan
keadaan emosi yang tidak terkontrol. Seharusnya Saya tidak melakukan hal itu. Lupakan saja
ya, saya tidak ingin mempermasalahkannya lagi sudah beres”.
“Tidak apa-apa kok pak” ucap Lisa, lalu melirik Rudi.
Rudi tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Lalu Lisa memberikan secarik kertas
kepada Rudi.
“ Saya menyesal karena sudah bersikap di luar kendali. Seharusnya saya apresiasi niat baik
dan kejujuran Putra kalian. Kalian berhasil menjadi orangtua yang hebat,” ungkap jujur pak
Sis
“ Ini semua karena didikan Bapak juga waktu sekolah dulu,” lanjut Rudi.
“ sebagai permintaan maaf kami Saya harap bapak bersedia untuk tinggal sejenak dan
makan malam bersama kami” Rudi mengangguk menyetujui penawaran sang istri
Tanpa pikir panjang, pak Sis punsepakat dengan ajakan keluarga kecil tersebut.

Anda mungkin juga menyukai