Anda di halaman 1dari 3

Penyesalan

Jano Maria Domazarelo


8B/10

Novi adalah seorang anak dari seorang tukang ojek, Novi memiliki paras yang sangat cantik.
Ia dan ayahnya hanya tinggal berdua saja, karena Novi merupakan anak tunggal, dan ibunya sudah
meninggal sejak ia masih bayi. Suatu ketika saat Novi baru pertama kali Masuk SMA. Ia di antar oleh
ayahnya dengan menggunakan motor, dan ayahnya selalu mengantarkan Novi tepat pada waktunya
dan tidak pernah terlambat semenit pun .Ia pun langsung turun dari motor dan segera berpamitan
dengan ayahnya.
“Yah aku masuk dulu ya “, ucap Novi sambil mencium tangan ayahnya.
“Iya nak ... Kamu belajar yang rajin ya, ayah mau lanjut mengojek dulu.. “, kata ayahnya.
Setelah itu Novi pun masuk ke dalam sekolah danayahnya pun langsung berangkat untuk
pergi mengojek. Di dalam kelas Novi pun mulai berkenalan dengan teman temannya. Novi juga
banyak di sukai oleh beberapa anak cowok yang ada disekolah nya.Hari pertama ia masuk sekolah
mereka tidak ada kegiatan pembelajaran. Novi dan teman- temannya pun hanya berjalan keliling
sekolah dan melihat- lihat sekolah. Lalu datang lah seorang pria yang tampan ia menyapa Novi.
“Hai cewek... Kalau boleh tau namamu siapa”, ucap pria itu.
“Namaku Novi kak.. , salam kenal ya”, kata Novi.
“Jadi nama kamu Novi. Novi boleh minta nomor nya nggak.. “, kata pria itu sambil
mengeluarkan handphone nya.
“Oh.. Tentu saja boleh kak. Ngomong-ngomong nama kakak siapa ya...? “, tanya Novi.
“Namaku Devano, aku kelasXI mipa C”. Jawab pria itu.
Mereka berdua pun mulai berkenalan, dan lama kelamaan mereka berdua semakin akrab dan
akhirnya Devano menyatakan perasaannya kepada Novi. Mereka berdua pun sekarang resmi
berpacaran. Semakin lama Novi berpacaran dengan Devano banyak sikap dan perilakunya yang
berubah. Saat ayahnya ingin menjemput Novi, ia malah menyuruh ayahnya agar menjemput nya di
gang dekat sekolah, agar Devano tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang tukang ojek.
Ayahnya mulai heran dengan sikap Novi akhir-akhir ini. Ia jarang mencium tangan ayahnya ketika
hendak memasuki sekolah, ayahnya mulai perlahan mencari tau apa penyebab anaknya menjadi
seperti ini. Pada saat ayahnya ingin pergi menjemput pelanggan ojeknya, ayahnya melihat Novi
sedang bersama dengan Devano. Ayahnya pun langsung menghampiri mereka berdua.
“Nak kamu sedang apa di sini?, tanya ayahnya.
Novi pun kaget dan menoleh, ia kaget karena di situ ada ayahnya .Novi segera menarik
ayahnya menjauh dari Devano , dan ia berkata kepada ayahnya.
“Ayah ngapain sih Tiba -tiba ada di sini “, ucap Novi dengan nada panik.
“Nak ayah tadi melihat kamu sama dia. Dia itu siapa nak..? “, tanya ayahnya.
“Suka -suka aku dong mau jalan sama siapa “, jawab Novi sambil membentak ayahnya.

1
“Nak... Kamu kenapa jadi seperti ini. Ini bukan Novi yang ayah kenal, kamu sudah berubah
setelah kamu dekat dengan pria itu nak... “, kata ayahnya sambil menahan tangis.
“Ayah pergi saja, jangan buat malu aku ya, aku malu tau punya ayah tukang ojek. Semua
kebutuhan aku, tidak pernah terpenuhi “, kata Novi sambil berjalan meninggalkan ayahnya, dan
masuk ke dalam mobil pacarnya itu.
Dengan rasa sedih akhirnya ayahnya pergi. Ayahnya mengendarai motor dengan keadaan
batin yang tidak tenang, karena anaknya jalan dengan pria yang ia tidak tahu, di tambah lagi dengan
perkataan anaknya. Ia pun bertekad mencari pekerjaan tambahan, yaitu pekerjaan menjadi seorang
pemulung. Novi tidak mengetahui bahwa ayahnya telah memiliki pekerjaan tambahan sebagai
pemulung. Ayahnya sengaja tidak memberi tahu Novi, agar nantinya ia tidak malu karena ayahnya
seorang pemulung. Hari -hari berlalu, dan Novi belum saja pulang ke rumah. Ayahnya menelepon
Novi, tapi di tolak.
“Pasti Novi tidak mau pulang ke sini, apa aku harus membelikan barang -barang yang dia
inginkan. Ya Tuhan tolong lah aku, jaga anak ku Novi ya Tuhan”, ucap ayah Novi dalam hati.
Beberapa minggu pun berlalu, dan akhirnya Novi pulang ke rumah. Ayahnya begitu senang
melihat dia, tapi ada yang beda dengannya . Perutnya membesar dan ia tampak seperti orang yang
sedang hamil besar.
“Nak, kamu kenapa, perut kamu kok besar begitu seperti orang hamil saja”, ucap ayahnya
dengan raut wajah yang masam.
“Yah, aku mau minta uang untuk persalinan aku nanti”, ucap Novi dengan nada lembut.
“Siapa yang menghamili kamu, mana suami mu, kapan kalian nikah nak... “, tanya ayahnya.
“Kami belum menikah yah”.
“Ya ampun, kok bisa nak. Ayah sudah menjaga mu selama ini tetapi kenapa kamu menjadi
seperti ini nak, masa depanmu masih panjang. “, kata ayahnya berlinang air mata.
“Kalaupun masa depan ku masih panjang, pasti ayah nggak akan bisa membiayainya kan.
Cepat sini uangnya”. Bentak Novi.
Akhirnya ayahnya memberinya uang, dan seketika itu Novi langsung saja pergi tanpa
mengucapkan terimakasih. Ayahnya langsung kepikiran untuk, membeli kan barang -barang yang
Novi inginkan, ayahnya langsung bergegas pergi membelikannya mobil yang putrinya inginkan saat
ini, walaupun pakaian yang ia pakai hanya begitu begitu saja. Beberapa hari kemudian ayahnya
kembali mengojek, ayahnya sangat senang karena ia sudah bisa membelikan putrinya itu mobil. Saat
di jalan ayahnya merasa pusing, karena mungkin ayahnya kelelahan. Ayahnya tidak melihat kalau di
depan ada mobil truk yang lewat, akhirnya ia pun tertabrak mobil hingga tewas di tempat. Orang -
orang segera membantu ayah Novi. Di saat yang bersamaan, Novi sedang berjalan -jalan di sekitar
situ. Ia melihat ada orang banyak.
“Sepertinya ada kecelakaan di situ”, ucapnya dalam hati sambil berjalan ke arah kerumunan
itu.
Saat ia melihat nya ternyata itu ayahnya yang sedang terbaring di lumuri darah. Novi terkejut
dan langsung menangis dengan histeris. Ia mengatakan kalau ia belum siap di tinggal kan ayahnya.
Tapi apa boleh buat, orang yang sudah tiada tidak akan hidup kembali. Keesokan harinya setelah
selesai memakamkan ayahnya. Ia segera pergi ke rumah lamanya, yang dulu ia tinggal bersama
ayahnya. Saat di dalam ia melihat ada selembar surat di atas tempat tidur ayahnya, yang berisikan

2
permintaan maaf karena telah membuat Novi hidup menderita selama ini karena tidak memiliki
banyak uang. Air mata pun mulai keluar dengan deras dari mata Novi.
Di pesan terakhir pada surat itu ada suatu hadiah yang ayahnya beli buat dia, yang terletak
di gudang belakang rumahnya. Saat ia menuju ke gudang belakang rumahnya, ada suatu benda besar
yang tertutup oleh kain yang panjang. Setelah ia menarik kain itu ternyata itu adalah sebuah mobil
yang di beli ayahnya, ia pun menangis tak kunjung henti mengingat semua perbuatan yang telah ia
lakukan pada ayahnya. Meskipun ia tidak pernah mendengarkan ucapan ayahnya , tetapi semua yang
ia inginkan terpenuhi, dan ia menyadari bahwa ia tidak pernah menyayangi ayahnya. Seminggu pun
berlalu, tetapi Novi belum bisa mengilaskan kepergian ayahnya. Ia kembali menangis hingga ia
tertidur. Tiba -tiba Novi melihat ayahnya, dan ia segera memeluk ayahnya dan segera meminta maaf,
serta mengajak ayahnya pulang. Ayahnya berkata ayahnya sudah memaafkan dia, tetapi ayahnya tidak
bisa ikut pulang bersama dengannya lagi. Ketika ia hendak memeluk ayahnya lagi , ia langsung
tersadar, dan menyadari itu hanyalah mimpi .
Beberapa bulan pun berlalu, tibalah saatnya Novi untuk melahirkan. Ia menelpon suaminya sambil
merintih kesakitan. Ia berteriak sekencang mungkin, dan terus menelpon suaminya itu. Karena
mendengar suara jeritan dari dalam rumah, tetangga dekatnya segera menolong Novi, dan
membawanya ke dalam rumah sakit. Saat -saat persalinan tidak ada satu kerabat dekatnya pun yang
menemaninya di dalam ruangan persalinan, bahkan suaminya sendiri pun tidak. Novi hanya berharap
agar ia dan bayinya bisa selamat, dan ia hanya bisa berpasrah. Beberapa jam kemudian bayinya lahir .
Ia sangat senang akhirnya ia dan bayinya sehat, dan bayinya berjenis kelamin perempuan. Rasa sakit
yang ia alami hilang ketika melihat anaknya yang lahir dengan keadaan sehat. Setelah 2 minggu ia
dan anaknya di rawat di rumah sakit, mereka pun diijinkan boleh pulang ke rumah. Novi langsung
saja keluar dari rumah sakit, dan segera membawa anaknya ke makam ayahnya.
“Yah ini Novi datang . Kali ini. Novi bawa cucu ayah, cantik kan yah”, ucap Novi dalam hati
perlahan meneteskan air mata.
Tetapi ia harus tetap menjalin ini semua sendiri bersama suaminya. Dalam perjalanan pulang ,
Novi melihat suaminya yang sedang selingkuh dengan wanita lain. Ia segera menghampiri suaminya
itu yang sedang bersama dengan perempuan lain yang tak tau itu siapa.
“Kak, ini siapa, kemarin pas aku lahiran kamu di mana?, tanya Novi.
“Kamu siapa ya, maaf aku nggak kenal kamu, meningan kamu pergi saja “, Jawa Devano
suaminya itu
“Setelah apa yang telah kamu lakukan ke aku, kamu tanya aku siapa. Kamu benar benar
nggak tau malu kak. Ini aku lagi gendong anak kamu. “
“ Anak aku, kamu stres ya, sejak kapan aku punya anak. Aku saja belum menikah”, kata
Devano pergi meninggalkan Novi dan anaknya, dan berjalan bersama selingkuhannya itu.
Novi berusaha menahan nya tapi suaminya itu malah mendorongnya, untung ia tidak
terjatuh.Ia menyesal karena selama ini pria yang ia kira baik itu ternyata adalah pria yang tidak pernah
mau bertanggung jawab dengan apa yang ia lakukan. Novi sangat menyesal, karena dulu ia tidak
pernah mendengarkan ucapan ayahnya. Akhirnya Novi berusaha mencari pekerjaan dan ia
membesarkan anaknya sendirian tanpa sosok seorang suami di sampingnya. Setiap ia akan pergi
bekerja, maka ia akan menitipkan anaknya pada tetangga sebelah rumahnya. Ia menjalani semua ini
dengan penuh ketabahan, karena ini semua akibat dari ia tidak pernah mau mendengar kan ucapan
ayahnya.

Anda mungkin juga menyukai