0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang pemodelan hidrolik untuk saluran terbuka dan air tanah menggunakan persamaan matematika dan simulasi komputer. Pemodelan dapat digunakan untuk merencanakan sistem penyaluran limbah cair dengan mempertimbangkan faktor seperti elevasi, panjang pipa, dan debit air. Contoh kasus demonstrasi menggunakan perangkat lunak EPA SWMM untuk memodelkan sistem pengolahan limbah di suatu kawasan. Model dapat membantu me
Dokumen ini membahas tentang pemodelan hidrolik untuk saluran terbuka dan air tanah menggunakan persamaan matematika dan simulasi komputer. Pemodelan dapat digunakan untuk merencanakan sistem penyaluran limbah cair dengan mempertimbangkan faktor seperti elevasi, panjang pipa, dan debit air. Contoh kasus demonstrasi menggunakan perangkat lunak EPA SWMM untuk memodelkan sistem pengolahan limbah di suatu kawasan. Model dapat membantu me
Dokumen ini membahas tentang pemodelan hidrolik untuk saluran terbuka dan air tanah menggunakan persamaan matematika dan simulasi komputer. Pemodelan dapat digunakan untuk merencanakan sistem penyaluran limbah cair dengan mempertimbangkan faktor seperti elevasi, panjang pipa, dan debit air. Contoh kasus demonstrasi menggunakan perangkat lunak EPA SWMM untuk memodelkan sistem pengolahan limbah di suatu kawasan. Model dapat membantu me
Basic and Theory in Hydraulic Modelling (wastewater, open channel, and potable water) Model atau pemodelan adalah sistem atau desain yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan sesuatu. Pemodelan bisa merujuk pada pembuatan model matematika atau model komputer yang digunakan untuk memprediksi atau menjelaskan sistem/fenomena tertentu. Contoh penggunaan model adalah pemodelan di bidang ilmu pengetahuan, teknik, kesehatan, lingkungan, hingga ekonomi. Model memberi manfaat, seperti membantu untuk merepresentasikan sistem, menganilisis kondisi eksisting sistem, menguji sistem, mengambil keputusan, dan memodifikasi sistem. Adanya model akan membantu perencana untuk mengambil keputusan terhadap suatu sistem yang sedang berjalan atau yang akan berjalan (rencana). Model yang dibahas pada kuliah tamu kali ini adalah hydraulic model untuk air tanah atau modelling saluran terbuka (open channel). Pendekatan yang dilakukan untuk modelling menggunakan persamaan matematis, analisis statistik, hingga simulasi menggunakan komputer atau perangkat lunak. Beberapa software yang umum digunakan adalah EPASWMM, HEC- RAS, PCSWMM, dan lain – lain. Contoh studi kasus yang dibahas pada kuliah tamu kali ini adalah sistem penyaluran dan pengumpulan air limbah di suatu daerah. Suatu sistem penyaluran dan pengumpulan air limbah direncanakan dari awal limbah tersebut muncul dari perumahan hingga dibuang secara aman ke badan air (memenuhi baku mutu). Modelling dapat digunakan untuk merencanakan sistem penyaluran air limbah suatu kawasan. Dengan model, kita dapat menentukan tren dari penyaluran air limbah di kawasan tersebut. Model akan membantu kita untuk melihat perencanaan yang berbeda-beda sehingga dapat dibandingkan sistem mana yang bisa diterapkan pada kawasan tersebut dan kondisi air limbahnya. Beberapa hal terkait modelling untuk penyaluran air limbah adalah letak pipa, panjang pipa, diameter pipa, kemiringan pipa, jenis pipa yang akan digunakan, letak IPAL, kapasitas IPAL, sistem pemompaan, dsb. Adanya model juga dapat membantu kita untuk menentukan apabila sudah ada suatu sistem di kondisi eksisting, apakah perlu mengganti sistem tersebut dengan sistem yang baru karena trennya sudah berbeda. Sebelum memulai membuat model, perlu informasi atau data dasar terkait sistem yang akan dibuat. Informasi atau data awal yang diperlukan untuk membuat model salah satunya adalah informasi tentang topografi di wilayah perencanaan. Informasi ini akan membantu memberikan data elevasi sehingga dapat ditentukan apakah aliran air limbah dapat mengalir secara gravitasi atau perlu penggunaan pompa. Selain itu terdapat beberapa data lain yang diperlukan, seperti kondisi pipa yang digunakan (lokasi, ukuran, jenis pipa, usia pipa, panjang pipa), pompa yang digunakan (power, kapasitas, lokasi, jadwal pengoperasian pompa), debit air, riwayat banjir pada daerah rencana, riwayat penyumbatan atau kebocoran pipa, dan lain – lain. Data lain berupa asumsi atau data terkait sistem lain dengan kondisi yang mirip juga dapat digunakan untuk pembuatan model. Kegiatan selanjutnya dari kuliah tamu adalah simulasi penggunaan software modelling EPA SWMM dengan studi kasus suatu daerah yang terdiri dari kawasan industri, permukiman, dan fasilitas pengolahan air. Informasi atau data awal diperlukan untuk memulai modelling seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada demonstrasi kali ini terdapat data panjang pipa, elevasi kawasan, dan debit air. Data tersebut kemudian dimasukkan ke software EPA SWMM. Berdasarkan model yang terbentuk dari data awal yang dimasukkan, kita dapat memahami kondisi yang terjadi di kenyataan atau realita. Suatu model tidak sepenuhnya akurat dalam menggambarkan kondisi sesungguhnya karena tentu ada banyak faktor lain terkait kondisi sesungguhnya. Namun, model dapat membantu kita untuk memahami dan memprediksi kondisi yang akan terjadi dengan informasi yang kita masukkan ke dalam komputasi. Melalui model, kita dapat mengambil keputusan terkait sistem yang direncanakan.