Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN

TERHADAP GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM DI


KELAS V SDN 1 PEGAGAN KIDUL

(Studi Deskriptif pada Kelas V SD Negeri 1 Pegagan kidul Kecamatan


Kapetakan Kabupaten Cirebon Utara Tahun Ajaran 2014/2015)

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Mengikuti
Seminar Proposal Skripsi

Oleh

FAHMI ALFIANSYAH
1105369

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
1

2014
2

A. Judul Skripsi

Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Gerak Dasar Lempar Cakram Di


SDN 1 Pegagan kidul Kec. kapetakan Kab. Cirebon Utara

(Studi Deskriptif pada Kelas V SDN 1 Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan


Kabupaten Cirebon Utara Tahun Ajaran 2014/2015)

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan program pendidikan yang memberikan


kontribusi terutama melalui pengalaman gerak untuk pertumbuhan dan
perkembangan secara utuh dan dilakukan dengan cara-cara yang benar agar
memiliki makna bagi anak.
Pendidikan Jasmani menurut Abdulkadir (1992:4) merupakan usaha
pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses
pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan
pertumbuhan badan.
Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang
selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar,
menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat kepada anak.

Abdulkadir (1992:8) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah


sebagai berikut :
1. Pendidikan jasmani memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal
dunianya dengan kualitas-kualitas serta tempat dirinya di dalamnya;
2. Dia meningkatkan kesenangan gerak, kepastian gerak dan kekayaan
gerak;
3. Dia meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial serta kegairahan
hidup;
4. Mensiagakan menghadapi tugas dan waktu senggang;
3

5. Membimbing ke arah penguasaan kewajiban dengan matang sebagai


pribadi yang kreatif bulat

Ruang lingkup program pengajaran Pendidikan Jasmani yang di ajarkan di


Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI pada setiap semester ditekankan
pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional,
dan sosial.
Berdasarkan ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah dasar, salah satu
tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah meningkatkan keterampilan gerak
dasar anak dalam permainan dan olahraga. Terutama permainan yang mencakup
tentang kemampuan individu seperti lempar cakram.
Lempar cakram adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam Cabang
Olahraga Atletik . Lempar Cakram dimainkan cara melemparkan cakram ke arah
depan dan dilempar dengan sejauh-jauhnya menggunakan cara yang sudah
ditentukan, lempar cakram dimainkan oleh satu orang, namun diperlombakan
melawan orang-orang yang lain.
Lempar cakram adalah suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh
perorangan yang saling berlomba untuk mendapatkan hasil lemparan sejauh
mungkin dari garis lempar, baik putra maupun putri.
Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh pelempar cakram adalah cara
mengayun dan melempar cakram . Melempar adalah bagian dari permainan
lempar cakram.Tujuan utama dari melempar adalahmenjauhkan objek lemparan
dan mendekatkan pada batasan atau objek tujuan.
Manfaat pembelajaran lempar cakram di peroleh apabila di sajikan dalam
lingkungan belajar yang kondusif. Untuk itu di perlukan strategi yang tepat dalam
proses pembelajaran lempar cakram, baik yang bersifat pembelajaran untuk
meningkatkan kebugaran tubuh maupun untuk meningkatkan keterampilan suatu
gerak dasar seperti melempar cakram.
Salah satu bentuk mengakali pembelajaran dalam lempar cakram adalah
dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik
4

kemampuan siswa dan tujuan yang akan dicapai dengan selalu


mempertimbangkan keamanan pada saat pembelajaran

Keamanan dalam pembelajaran lempar cakram berhubungan dengan aspek


kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari
suatu gerakan dalam lempar cakram. Oleh karena adanya perbedaan tersebut, akan
terlihat sebagian siswa pada saat belajar suatu gerakan melempar cakram begitu
bersemangat dan menyenanginya sementara sebagian siswa yang lain terlihat
bosan dan masih ketakutan untuk mencobanya. Disinilah peran guru sangat
diandalkan, karena guru harus memperhatikan anak-anak yang tidak menyenangi
pembelajaran lempar cakram ini dengan memodifikasi permainan lempar cakram
dengan berbagai macam hal, seperti memodifikasi cakram dengan ban sepeda dan
diberikan permainan dalam pebelajaran tersebut.
Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya membantu membimbing
siswa meraih tujuan belajarnya, melainkan harus mampu mencari dan menemukan
metode pembelajaran yang tepat selama proses pembelajaran. Upaya penemuan
metode pembelajaran hanya dapat dilakukan oleh guru yang cermat dalam
menyikapi kendala dan masalah kesulitan belajar yang dialami setiap
siswa.Seperti contoh dalam kasus pembelajaran lempar cakram di kelas V SDN 1
Pegagan Kidul Kecmatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon Utara.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran
lempar cakram sangat beragam.Ada siswa yang mudah cepat bosan karena mereka
sudah bisa melakukan gerakan dalam lempar cakram sebelumnya. Ini disebabkan
karena penyampaian materi lempar cakram masih bersifat monoton,tidak ada
variasi pembelajaran yang membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Sedangkan sebagian siswa merasa takut dalam melakukan gerakan lempar
cakram.Siswa yang masih takut dalam melakukan gerakan lempar cakram
biasanya didominasi oleh anak perempuan.Hal ini dikarenakan karena belum
terbiasa melakukan gerakan lempar cakram dan juga kurangnya pengetahuan
siswa terhadap cara melakukan gerakan lempar cakram. Permasalahan ini akan
5

menimbulkan dampak terhadap kurangnya aktivitas gerak siswa dan juga tujuan
pembelajaran lempar cakram akan sulit tercapai.

Setelah melakukan observasi di lapangan, peneliti menemukan masalah yang


harus dipecahkan.Dimana peserta didik dengan berbagai faktor mengalami
kesulitan dalam melakukan gerakan lempar cakram. Padahal guru sudah
menjelaskan tentang bagaimana cara melakukan gerakan lempar cakram dari
sikap awal, gerakan inti atau pada saat melempar, sampai sikap akhir. Dan setelah
guru berdiskusi pada siswa mengapa susah melakukan gerakan lempar cakram,
dan kebanyakan dari mereka menjawab belum terbiasa untuk melakukannya.
Adapun kesulitan lain yang terjadi pada siswa dibawah ini diantaranya :
1. Kurang kondusifnya kondisi kelas atau lapangan, banyak siswa yang masih
bercanda saat guru menjelaskan materi.
2. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa
3. Guru yang kurang persiapan dalam mengajar
4. Serta siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.

Seorang guru perlu menggali wawasan dan pengetahuan tentang teori-teori


belajar pendidikan jasmani dan perkembangan siswa serta menerapkan dan
mengaplikasikan pada setiap pembelajaran.Karena didukung dengan teori, selain
guru lebih mengetahui perkembangan siswa, pemahaman teori-teori
perkembangan dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang
sesuai minat, karakteristik dan keinginan siswa dilihat dari tahap perkembangan
siswa.
Penerapan metode dan penggunaan teknik mengajar yang kurang tepat, tidak
ada variasi pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan lebih mengutamakan hasil
akhir belajar daripada proses pembelajaran dapat menimbulkan minat siswa akan
menjadi rendah.

C. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kekuatan otot lengan memiliki hubungan terhadap Gerak Dasar

Lempar Cakram?

2. Seberapa besar pengaruh kekuatan otot lengan terhadap Gerak Dasar

Lempar Cakram?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan dalam suatu penelitian dengan tujuan agar

permasalahan yang diteliti tidak keluar dari ruang lingkup dan dalam

pelaksanaannya lebih terarah pada tujuan. Masalah dalam penelitian ini

penulis batasi sebagai berikut :

1. Variabel yang diteliti terdiri dari :

a. variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi adalah kekuatan otot.

b. variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi adalah gerak dasar

Lempar Cakram.

2. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh Siswa Kelas V SDN 2

Pegagan Kidul sehingga disebut sampel jenuh.

3. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif.

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian sudah dipastikan memiliki tujuan. Demikian pula

penelitian yang dilaksanakan penulis mempuyai tujuan sebagai berikut.


7

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kekuatan otot lengan terhadap

Gerak Dasar Lempar Cakram Di kelas V SDN 1 Pegagan Kidulr.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan kekuatan otot

lengan terhadap Gerak Dasar Lempar Cakram Di Kelas V SDN 1 Pegagan

Kidul.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis sebagai sumbangan keilmuan dalam pembelajaran lempar

cakram.

2. Secara praktis diharapkan mempunyai manfaat sebagai acuan untuk

meningkatkan kemampuan kekuatan otot lengan terhadap Gerak dasar

Lempar Cakram.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang keliru, berikut ini penulis

memberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini

sebagai berikut.

Gerak Dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar :
359). Landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih Kompleks (UT,
2000:63).

Lempar Cakram adalah salah satu bagian yang terdapat dalam cabang olahraga

atletik yang selalu diperlombakan baik dalam penyelenggaraan pesta olahraga

yang sifatnya nasional maupun internasional.


8

Adapun Menurut Tatang Muhtar (2010:52) tentang pengertian lempar cakram

ialah suatu gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat pipih dengan berat

tertentu yang terbuat dari kayu dan pinggirannya dari metal/besi, yang dilakukan

dengan satu tangan dari samping badan untuk mencapai jarak yang sejauh-

jauhnya, sesuai peraturan yang berlaku

H. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar atau asumsi sangat diperlukan sebagai pegangan

dan dijadikan titik tolak penelitian untuk memecahkan suatu

permasalahan. Tentang hal itu Surakhmad (1994: 38) berpendapat bahwa :

“Anggapan dasar, asumsi atau postulat menjadi tumpuan segala pandangan

dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini yang menjadi

titik pangkal, titik mana tidak lagi menjadi keragu-raguan penyelidik.”

Dengan mengacu pada kutipan di atas, maka sebagai landasan

berfikir penulis dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Kekuatan Otot bagi seorang Atlet Lempar cakram merupakan faktor

fisik secara anatomis yang merupakan prasyarat utama, karena

permainan ini menggunakan media yang terbuat dari kayu dan yang

pinggiranya terbuat dari lempengan metal besi, sehingga memerlukan

tenaga yang besar.

b. Dalam gerak dasar lempar cakram dibutuhkan koordinasi tubuh dan

konsentrasi agar menghasilkan lemparan yang sempurna, maka dari itu

bisa dilatih agar mendapatkan hasil yang sempurna itu dengan cara
9

bisa juga melalui permainan yang dimodifikasi namun tetap mengarah

kepada gerak dasar lempar cakram tersebut.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan dimaksudkan menjadi

landasan logi dan memberi arah kepada proses pengumpulan data serta

proses penelitian itu sendiri. Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas

arah pengujian suatu masalah. Tentang pengertian hipotesis, Arikunto

(1996: 67) menjelaskan sebagai berikut : “Hipotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”

Mengacu pada anggapan dasar di atas, maka hipotesis yang penulis

ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Kekuatan otot lengan memiliki hubungan yang segnifikan terhadap

gerak dasar Lempar Cakram

b. Kekuatan otot lengan memiliki hubungan yang lebih signifikan

terhadap lemparan cakram pada Siswa Kelas V SDN pegagan kidul.

I. Ringkasan Tinjauan Teoritis

1. LEMPAR CAKRAM

Lempar Cakram adalah salah satu bagian yang terdapat dalam cabang olahraga

atletik yang selalu diperlombakan baik dalam penyelenggaraan pesta olahraga

yang sifatnya nasional maupun internasional.

Adapun Menurut Tatang Muhtar (2010:52) tentang pengertian lempar


cakram ialah suatu gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat pipih
10

dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu dan pinggirannya dari
metal/besi, yang dilakukan dengan satu tangan dari samping badan untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya, sesuai peraturan yang berlaku.

Dalam lempar cakram ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar lemparan

dan tekhnik yang digunakannya benar, yaitu :

1. Cara memegang cakram.

Letakkan cakram diatas telapak tangan kanan,jika melempar dengan tangan

kanan,jika melempar dengan tangan kiri maka sebaliknya. Kemudian jari-jari

tangan kanan dijarangkan atau direnggangkan dan peganglah tepi atau

pinggiran cakram itu dengan ruas jari tangan bagian atas,sehinga menutupi

pinggiran cakram bagian depan. Telapak tangan agak dilengkukkan dan

pinggirannya pada cakram bagian atas. Setelah cakram tersebut sudah dapat

dipegang dengan baik, kemudian turunkan atau bawa kebawah samping

badan dengan lengan lurus dan lemas.

2. Sikap badan pada waktu akan melempar

Sikap badan pada waktu akan melempar ada dua, yaitu sikap menyamping

dan sikap membelakangi.

a. Sikap badan menyamping

Berdiri tegak menyamping kearah lemparan, kedua kaki dibuka lebar, kaki

kiri kedepan lurus menuju kearah lemparan, kaki kanan dibelakang dengan

lutut agak dibengkokkan serong kesamping kanan. Berat badan berada pada

kaki kanan dan miring ke samping kanan.tangan kanan membawa cakram

disamping badan dengan lengan lurus dan lemas, tangan kiri dengan siku
11

membengkokkan berada didepan dengan lemas membantu menjaga

keseimbangan.

b. Sikap badan membelakangi

Berdiri tegak membelakangi arah lemparan, kaki kiri lurus kebelakang

menuju arah lemparan, lutut kaki kana dibengkokkan kedepan, berat badan

berada pada kaki kanan dan condong kedepan. Tangan kanan memegang

cakram disamping badan dengan lengan lurus dan lemas, tangan kiri dengan

siku dibengkokkan berada didepan badan lemas dan membantu menjaga

keseimbangan.

3. Cara melempar cakram

Dari samping badan diayunkan kedepan kesamping kekiri, hingga cakram

berada diatas bahu kiri dibawah dagu, dari atas bahu kiri ayunkan lagi cakram

itu kesamping kanan kebelakang dengan lengan lurus dan punggung tangan

usahakan tetap menghadap keatas, setelah dirasakan ayunan cakram itu

mantap maka pada saat cakram berada dibelakang dengan tangan

lurus,bersiap-siaplah untuk melempar cakram tersebut..

4. Sikap lanjutan dan sikap akhir

Cakram akan dilepaskan dari tangan,kaki kanan ditolakkan dan badan

dilonjakkan keatas kedepan. Sedangkan sikap akhir adalah setelah cakram

lepas dari tangan secepatnya kaki kanan itu mendarat, kaki kiri diangkat lurus

kebelakang lemas, badan bungkuk kedepan,tangan kiri kebelakang dan

tangan kanan dengan siku dibengkokkan berada didepan badan lemas.


12

5. Cara mengambil awalan

Pelaksanaan pengambilan awalan pada lempar cakram dilakkan dalam

lingkaran, sama seperti pada tolak peluru. Namun pada lempar cakram

lingkarannya lebih besar daripada untuk lempar cakram, yaitu garis

tengahnya 2,50m, sedangkan tebal sisi lingkaran dan sudut lingkarannya

sama.

2. Peranan dan hubungan kekuatan otot lengan terhadap gerak dasar

lempar cakram

Setiap pemain lempar cakram diharapkan memiliki otot lengan yang

kuat yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraga tersebut, yaitu harus

memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Namun kenyataannya kadangkala

tidak sesuai dengan harapan, yaitu masih ada pemain lempar cakram yang

kekuatan ototnya masih kurang atau di bawah rata-rata. Hal tersebut

memang realita bahwa setiap orang memiliki persamaan dan perbedaan,

baik secara fisik maupun secara psikis. Oleh karena itu pula akan memiliki

perbedaan dalam hal keterampilan dan keahliannya. Demikian pula dalam

prestasi olahraga, baik perorangan maupun beregu tidak akan terjadi semua

atlet menjadi juara. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang

mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa datang dari dalam diri atlet, seperti

kondisi fisik secara fungsional, kondisi fisik secara anatomi, motivasi

instrinsik, dan banyak lagi yang lainnya. Sedangkan dari luar diri atlet
13

adalah motivasi ekstrinsik, sarana prasarana, peran pelatih, pengaruh

penonton, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti faktor fisik secara

anatomi dan fisiologis. Oleh karena itu, kekuatan otot merupakan acuan

bagi cabang olahraga yang dipilihnya, seperti cabang olahraga lempar

cakram membutuhkan atlet yang memiliki otot lengan di atas rata-rata.

Berdasarkan kutipan di atas, penulis jelaskan bahwa atlet lempar

cakram lebih cenderung kepada kekuatan otot lengan. Sebagai dukungan

terhadap proses pelaksanaan lemparan, maka pemain yang memiliki otot

lengan yang kuat tingkat keberhasilan lemparan akan lebih mudah karena

melakukan lemparan sejauh mungkin.

J. Metodologi

1. Desain penelitian

Dalam peneitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun

mengenai ciri-ciri metode deskriptif menurut Nazir (Suherman, 2013 : 40)

“metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran

mengenai situasi atau kejadian langkah-langkah penelitian deskriptif.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian tersebut, penulis gambarkan sebagai

berikut.
14

Gambar 1
Desain penelitian
Keterangan : lingkaran = kekuatan otot

Tanda panah = jarak lemparan

Adapun langkah-langkah penelitiannya, penulis gambarkan pada gambar

di halaman berikut.

POPULASI

SAMPEL

PENGAMBILAN DATA

IDENTIFIKASI DATA

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS

KESIMPULAN HASIL PENELITIAN


15

Gambar 2
Langkah-Langkah Penelitian

1. Populasi dan sampel

a) Populasi

Populasi menurut Margono (Suherman, 2012 : 69) adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu

yang kita tentukan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V SDN 1 Pegagan kidul yang jumlahnya 16 orang.

Terdiri dari 10 siswa putra dan 6 siswa putri.

b) Sampel

Sampel menurut Arikunto (Suherman, 2012 : 70) adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Seluruh anggota populasi yang

berjumlah 16 orang tersebut dijadikan sampel. Dengan demikian sampel

yang digunakan sebanyak 16 orang. Teknik sampling yang digunakan

yaitu sampling jenuh atau sampling total. Menurut Sugiyono (Suherman,

2012 : 75) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel”. Sampling Berikut penulis tuliskan

daftar nama siswa kelas V 1 SDN Pegagan kidul dalam bentuk tabel.

Tabel 1
Sampel Penelitian
16

No Nama Sampel Jenis Kelamin ( L/P )

1 Novansyah R. L
2 Resti Listiani P
3 Ridwan L
4 Rudiana Syamputra L
5 Ruly Arifan L
6 Rizal Bastian L
7 Santi Sulistiawati P
8 Sutisna Hidayat L
9 Taufik Hidayat L
10 Trisna Jaelani L
11 Wilman Nurdiansyah L
12 Wiwit Siskawati P
13 Yazid Bustami L
14 Meilane Maulidina P
15 Ade Liani P
16 Rahma Adianti P
Jumlah Keseluruhan ( N ) 16
Sampel Laki-laki 10
Sampel Perempuan 6

2. Instrumen

Mengenai prosedur dan alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pengukuran power lengan

b. Tes gerak dasar lempar cakram

K. Agenda Kegiatan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mencari hubungan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat, maka penelitian ini

menggunakan metode deskriptif. Adapun program pelaksanaan penelitian

penulis informasikan pada Tabel 2 di halaman berikut.


17

Tabel 2
Agenda Kegiatan Penelitian

N Acara Kegiatan Waktu


o Desemb Januari Februari Maret April Mei
er
1 Penyusunan proposal
2 Bimbingan proposal
3 Sidang proposal
4 Perijinan penelitian
5 Pengambilan data
6 Identifikasi data
7 Pengolahan data
8 Analisis butir tes
9 Menyimpulkan hasil
penelitian
10 Penyusunan laporan
18

DAFTAR PUSTAKA

Poerwadarminta, W.J.S. (1986). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Suherman, Ayi. (2013). Penelitian Pendidikan. Sumedang: CV. Bintang


WaliArtika.

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metoda dan


Teknik. Bandung: Tarsito.

Susilawati, Dewi. (2009). Bahan Belajar Mandiri Kebugaran Jasmani (Secara


Medis dan Kepelatihan). Sumedang: tidak diterbitkan

Sukintaka. (1992). Permainan dan Metodik. Jakarta : Percetakan Negara RI.


Muhtar, Tatang. (2010). Atletik. Bandung: Bintang warliArtika

Mulyanto, Respaty (2013). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Adisasmita, Yusuf. (1992). Olahraga Pilihan Atletik. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1988). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dian Adi Pamungkas (2011) Peningkatan Motivasi Dan Kedisiplinan
Belajar Matematikat Opik Segiempat Melalui Pembelajara Guide Discovery
(Penemuan Terbimbing) Dengan Macromedia Flash. Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan Universitas muhammadiyah surakarta ( Tidak diterbitkan )
19

Lampiran 1

SAMPEL PENELITIAN
SISWA KELAS V B SD NEGERI MARGASUKA 1

No Nama Sampel Jenis Kelamin ( L/P )


1 Novansyah R. L
2 Resti Listiani P
20

3 Ridwan L
4 Rudiana Syamputra L
5 Ruly Arifan L
6 Rizal Bastian L
7 Santi Sulistiawati P
8 Sutisna Hidayat L
9 Taufik Hidayat L
10 Trisna Jaelani L
11 Wilman Nurdiansyah L
12 Wiwit Siskawati P
13 Yazid Bustami L
14 Meilane Maulidina P
15 Ade Liani P
16 Rahma Adianti P
Jumlah Keseluruhan ( N ) 16
Sampel Laki-laki 10
Sampel Perempuan 6

Lampiran 2

FORMAT PENGAMBILAN DATA PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN


T-SCORE TINGGI BADAN

No Nama Sampel Tinggi Badan (Cm) T-Score


1 Novansyah R.
2 Resti Listiani
21

3 Ridwan
4 Rudiana Syamputra
5 Ruly Arifan
6 Rizal Bastian
7 Santi Sulistiawati
8 Sutisna Hidayat
9 Taufik Hidayat
10 Trisna Jaelani
11 Wilman Nurdiansyah
12 Wiwit Siskawati
13 Yazid Bustami
14 Meilane Maulidina
15 Ade Liani
16 Rahma Adianti
Jumlah
Rata-Rata
Standar Deviasi

Lampiran 3

\
FORMAT PENGAMBILAN DATA TES POWER LENGAN DAN T-
SCORE POWER LENGAN

No Nama Sampel Lempar Bola Medicine T-Score


(dalam cm)
22

1 Novansyah R.
2 Resti Listiani
3 Ridwan
4 Rudiana Syamputra
5 Ruly Arifan
6 Rizal Bastian
7 Santi Sulistiawati
8 Sutisna Hidayat
9 Taufik Hidayat
10 Trisna Jaelani
11 Wilman Nurdiansyah
12 Wiwit Siskawati
13 Yazid Bustami
14 Meilane Maulidina
15 Ade Liani
16 Rahma Adianti
Jumlah
Rata-Rata
Standar Deviasi

Lampiran 4

FORMAT PENGAMBILAN TES SERVIS ATAS BOLA VOLI DAN T-


SCORE SERVIS ATAS BOLA VOLI

No Nama Sampel Jumlah Skor Jumlah T-Score


1 Novansyah R.
23

2 Resti Listiani
3 Ridwan
4 Rudiana Syamputra
5 Ruly Arifan
6 Rizal Bastian
7 Santi Sulistiawati
8 Sutisna Hidayat
9 Taufik Hidayat
10 Trisna Jaelani
11 Wilman Nurdiansyah
12 Wiwit Siskawati
13 Yazid Bustami
14 Meilane Maulidina
15 Ade Liani
16 Rahma Adianti
Jumlah
Rata-Rata
Standar Deviasi

Lampiran 5

REKAPITULASI T-SCORE TINGGI BADAN, POWER LENGAN DAN


SERVIS ATAS BOLA VOLI

No Nama Sampel T-Score


Tinggi Badan Power Lengan Servis Atas
1 Novansyah R.
24

2 Resti Listiani
3 Ridwan
4 Rudiana Syamputra
5 Ruly Arifan
6 Rizal Bastian
7 Santi Sulistiawati
8 Sutisna Hidayat
9 Taufik Hidayat
10 Trisna Jaelani
11 Wilman Nurdiansyah
12 Wiwit Siskawati
13 Yazid Bustami
14 Meilane Maulidina
15 Ade Liani
16 Rahma Adianti
Jumlah
Rata-rata
Standar deviasi

Lampiran 6

UJI NORMALITAS VARIABEL BEBAS (X1)


25

No Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Lampiran 7

UJI NORMALITAS VARIABEL BEBAS (X2)


26

No Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Lampiran 8

UJI NORMALITAS VARIABEL BEBAS ( Y )


27

No Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Lampiran 9

NILAI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHITUNG KORELASI


VARIABEL BEBAS (X1) DENGAN VARIABEL TERIKAT (Y)
28

No X Y Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah

Lampiran 10

NILAI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHITUNG KORELASI


VARIABEL BEBAS (X2) DENGAN VARIABEL TERIKAT (Y)
29

No X Y Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah

Anda mungkin juga menyukai