com
Hasan Purba
Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Mercubuana,
Jakarta, Indonesia
Artikel DOI:https://doi.org/10.36713/epra5087
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Sosialisasi Pajak terhadap Kesadaran
Wajib Pajak; 2) Menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak; 3) Menemukan bukti
empiris pengaruh Sosialisasi Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak; 4) Menemukan bukti empiris pengaruh Pengetahuan Perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak; dan 5) Menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal yang akan menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Kramatjati Jakarta. Pemilihan sampel dengan metode convenience sampling. Metode analisis yang digunakan
untuk menguji hipotesis adalah uji analisis jalur dan uji berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Sosialisasi perpajakan
berpengaruh langsung terhadap kesadaran wajib pajak; 2) Pengetahuan perpajakan secara langsung mempengaruhi kesadaran wajib
pajak; 3) Sosialisasi perpajakan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib pajak; 4) Pengetahuan perpajakan berpengaruh
langsung terhadap kepatuhan wajib pajak; dan 5) Kesadaran wajib pajak berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib pajak.
KATA KUNCI :Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa sumber utama al, 2012). Kepatuhan wajib pajak yang baik dapat dilihat
penerimaan negara Indonesia terletak pada sektor pajak. dari keteraturan menyetor pajak (Fatimah dan Wardani,
Setiap tahun, nominal penerimaan pajak selalu meningkat. 2017). Widyowati (2015) menyatakan bahwa dengan
Dilihat dari nilai persentasenya, penerimaan pajak selalu kepatuhan wajib pajak diharapkan wajib pajak akan
menempati persentase di atas 75%. Dengan angka yang berusaha untuk memenuhi peraturan perpajakan yang
begitu tinggi, penerimaan pajak berperan sangat penting berlaku, baik memenuhi kewajiban maupun menjalankan
dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. hak perpajakannya. Keunggulan kepatuhan wajib pajak
Salah satu dasar penerimaan pajak sesuai target adalah antara lain kepatuhan dalam mendaftar, penyampaian
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah suatu SPT tepat waktu untuk semua jenis pajak, menghitung
keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan dan membayar pajak terutang dan membayar tunggakan
dan melaksanakan hak perpajakannya (Rohmawati et pajak (Winerungan, 2013).
Tabel 1.2 Data Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Kramatjati
Jumlah Wajib WP SPT Laporan SPT %
Tahun
Pajak Tahunan Tahunan Ketidakpatuhan
2014 90.226 49.516 41.124 17%
2015 93.586 39.670 33.760 15%
2016 96.804 45.021 31.214 31%
2017 100.589 59.260 43.029 27%
2018 104.126 67.559 43.529 36%
Sumber: KPP Pratama Jakarta Kramatjati (2018)
Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari tahun kesadaran wajib pajak kunci keberhasilan
2014-2018 jumlah wajib pajak orang pribadi di KPP pemungutan pajak (Mahfud et al., 2017).
Pratama Kramatjati Jakarta mengalami peningkatan, Menurut Sudrajat (2015) perpajakan
namun dengan bertambahnya wajib pajak orang pribadi sosialisasi berarti upaya yang dilakukan untuk memberikan
yang terdaftar belum diikuti dengan kepatuhan wajib informasi tentang perpajakan. Sosialisasi informasi perpajakan
pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan. digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dan persentase ketidakpatuhan kepatuhan wajib pajak masyarakat terhadap kewajibannya dalam membayar pajak
terus meningkat. Meningkatnya persentase sehingga pemungutan pajak dapat efektif dan pertumbuhan
ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di Jakarta penerimaan pajak juga meningkat (Rohmawati et.al, 2013).
Kramatjati disebabkan oleh ketidakpatuhan wajib pajak. Dengan adanya sosialisasi perpajakan, masyarakat akan lebih
Ketidakpatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi memahami tentang peraturan dan tata cara perpajakan sehingga
oleh dua macam faktor, yaitu faktor internal dan pengetahuan wajib pajak akan meningkat.
faktor eksternal (Fuadi & Mangoting, 2013). Faktor Pengetahuan perpajakan adalah proses perubahan sikap
internal adalah faktor yang berasal dari Wajib Pajak dan perilaku wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam upaya
itu sendiri dan berkaitan dengan karakteristik individu mendewasakan manusia melalui upaya pembinaan (Anwar,
yang menjadi pemicu dalam melaksanakan kewajiban 2015). Memiliki pengetahuan perpajakan yang baik dapat
perpajakannya. Berbeda dengan faktor internal, membantu meningkatkan kepatuhan wajib pajak terhadap
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari pentingnya membayar pajak dan wajib pajak dapat
luar wajib pajak itu sendiri, seperti situasi dan melakukannya sesuai peraturan perundang-undangan
lingkungan sekitar wajib pajak. Banyak inovasi yang perpajakan. Jika wajib pajak tidak memiliki pengetahuan tentang
dilakukan Direktorat Jenderal Pajak untuk peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat
memudahkan wajib pajak dalam berpartisipasi menentukan perilakunya dengan benar (Tabun, 2016).
membangun negara. Apabila kepatuhan wajib pajak Fenomena permasalahan yang terjadi pada Kantor
meningkat maka penerimaan pajak juga akan Pelayanan Pajak KPP Pratama Jakarta Kramatjati, dimana penulis
meningkat sehingga kas negara juga meningkat. mengambil 100 sampel wajib pajak. Fakta menunjukkan masih
Kesadaran wajib pajak terhadap fungsi perpajakan sebagai banyak masyarakat yang kurang memiliki kepatuhan dan
pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Hal ini
kepatuhan wajib pajak. Masyarakat harus menyadari keberadaannya tercermin dari keadaan sebagai berikut: wajib pajak kurang
sebagai warga negara dan harus selalu menjunjung tinggi UUD 1945 paham dan tidak berusaha memahami semua ketentuan
sebagai landasan hukum penyelenggaraan negara (Puri, 2014). Hal ini peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib pajak mengisi
penting karena dalam pelaporan dan pembayaran kewajiban formulir pajak dengan data yang tidak lengkap dan tidak jelas,
perpajakan di Indonesia dengan sistem self assessment, dimana wajib wajib pajak belum menghitung jumlah pajak yang terutang
pajak diberikan kepercayaan untuk mendaftar, menghitung, dengan benar, dan wajib pajak tidak membayar pajak terutang
menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya. tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kesadaran wajib pajak
terhadap fungsi
perpajakan sebagai pembiayaan negara diperlukan untuk (1977) dalam Ishti (2013), proses dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. pembelajaran sosial meliputi: a) Proses perhatian;
Selain itu terlihat adanya perbedaan hasil penelitian b) Proses penahanan (retensi); c) Proses reproduksi
diantaranya: Pertama, penelitian Wulandari (2015) dan motorik; dan d) proses penguatan
Wardani (2018) menemukan bahwa sosialisasi pajak secara Teori pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan
intensif dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berbeda perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
dengan penelitian Winerungan (2013) bahwa dengan Seseorang akan patuh membayar pajak tepat pada waktunya jika
sosialisasi yang kurang intensif yang diberikan akan melalui pengamatan dan pengalaman langsung, uang pajak yang
berdampak pada rendahnya pengetahuan dan pemahaman dibayarkannya telah memberikan kontribusi yang nyata bagi
wajib pajak sehingga berdampak pada kepatuhan wajib pembangunan di daerahnya.
pajak. Kedua, penelitian Tambun (2016) yang menyatakan
bahwa pengetahuan wajib pajak berpengaruh signifikan Sosialisasi Pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak. Berbeda dengan penelitian Sosialisasi merupakan konsep umum yang diartikan
Hardiningsih et al (2011) dan Susanto (2013) yang sebagai proses belajar melalui interaksi dengan orang lain,
menyatakan pengetahuan tentang peraturan perpajakan tentang bagaimana berpikir, merasakan dan bertindak
tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. dimana kesemuanya itu sangat penting dalam
membangkitkan partisipasi sosial yang efektif (Wurianti et al,
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka 2015). Pengertian sosialisasi menurut Mustofa (2007)
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang menjelaskan bahwa: “Sosialisasi adalah suatu konsep umum
berjudul: “Pengaruh Sosialisasi Informasi Pajak dan yang diartikan sebagai suatu proses dimana kita belajar
Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir,
Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Mediasi merasa dan bertindak dimana kesemuanya itu merupakan
(Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP hal yang sangat penting dalam membangkitkan kesadaran
Pratama Jakarta Kramatjati)”. sosial. partisipasi yang efektif".
Dalam melakukan sosialisasi perlu adanya
TINJAUAN LITERATUR strategi dan metode yang tepat yang dapat
Teori Kepatuhan diterapkan dengan baik dan menjadi indikator dan
Teori kepatuhan menurut ilmu sosiologi komponen dalam sosialisasi perpajakan Widodo, dkk
dan psikologi adalah teori yang menekankan (2010), yaitu: a. Penyuluhan
suatu proses sosialisasi dalam mempengaruhi 1) Metode yang digunakan
perilaku kepatuhan seseorang (Saleh, 2004 2) Tempat, sarana dan media yang digunakan
Pengetahuan tentang peraturan perpajakan sangat lahirnya moralitas perpajakan (tax morality) masyarakat.
penting untuk menumbuhkan kepatuhan. Karena bagaimana Orang yang bermoral tinggi akan merasa membayar
wajib pajak bisa patuh jika tidak tahu bagaimana peraturan pajak merupakan kewajiban negara yang harus dipenuhi
perpajakannya. Dengan pengetahuan wajib pajak tentang sebagai anggota organisasi negara yang telah
perpajakan yang baik akan dapat meminimalisir adanya memberikan perlindungan dan kemudahan kepadanya.
penghindaran pajak (Witono, 2008 dalam Nurulita, 2017). Dengan Mereka akan merasa bahwa pajak sangat dibutuhkan
adanya pengetahuan perpajakan akan membantu kepatuhan oleh negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan dan sebagai anggota masyarakat wajib untuk menunjang
akan meningkat. Wajib pajak yang memiliki pengetahuan tentang setiap kegiatan pemerintahan (Siahaan, 2010). Nurmantu
pajak, secara sadar akan patuh membayar pajak. Mereka sudah (2010) menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak
mengetahui bagaimana aliran penerimaan pajak akan berjalan, menyatakan bahwa penilaian positif wajib pajak atas
hingga akhirnya manfaat dari membayar pajak itu terasa. penyelenggaraan fungsi negara oleh pemerintah akan
Seorang wajib pajak akan patuh membayar pajak jika wajib pajak menggerakkan masyarakat untuk mematuhi
memiliki pengetahuan perpajakan dengan baik. Jika wajib pajak kewajibannya membayar pajak.
mengetahui peraturan perpajakan, maka wajib pajak akan Menurut (Suryadi, 2006) ada empat
menaati kewajiban perpajakannya dan akan meningkatkan indikator penting dalam meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. kesadaran wajib pajak:
A. menciptakan persepsi positif wajib pajak tentang kewajiban
Kepatuhan Wajib Pajak perpajakannya,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah B. mempelajari karakteristik wajib pajak,
ketaatan berarti ketaatan, ketaatan. Kepatuhan adalah C. meningkatkan pengetahuan pajak wajib pajak, dan
motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk D. penyuluhan perpajakan kepada wajib pajak
Suharyono (2019) melakukan penelitian tentang pengaruh wajib pajak dan pengetahuan perpajakan juga tidak berpengaruh
Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak terhadap positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bumi dan Bangunan di Kabupaten Bengkalis.
Bangunan di Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini menemukan
bahwa: 1) Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap Kerangka Teoritis
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian
Bangunan di Kabupaten Bengkalis; 2) Pengetahuan perpajakan sebelumnya, kerangka kerja dalam penelitian ini dapat
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam ditunjukkan dengan gambar berikut:
membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Bengkalis; 3)
Secara bersamaan kesadaran akan
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode secara faktual. Pengumpulan data dilakukan melalui
convenience sampling, dimana anggota sampel dipilih kuesioner yang diberikan kepada wajib pajak orang pribadi
atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kramatjati. Kuesioner
data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang diambil berisi pertanyaan yang mewakili masing-masing variabel
mudah diukur dan bersifat kooperatif (Hamid, 2010). dalam penelitian ini.
Teknik pemilihan sampel ini dipilih karena
pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau sehingga Metode Analisis
dapat memudahkan peneliti untuk mengumpulkan Statistik deskriptif
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan
Penentuan besar sampel menggunakan rumus Slovin untuk memberikan gambaran mengenai karakter variabel
(Umar, 2005 dalam Singgih dan Bawono, 2010). Data penelitian dengan menggunakan tabel distribusi
yang peneliti dapatkan dari KPP Pratama Jakarta frekuensi yang menunjukkan angka modus, rentang skor
Kramatjati, peneliti mendapatkan jumlah wajib pajak dan standar deviasi.
orang pribadi sebanyak 104.126 wajib pajak. Dari
populasi yang diketahui, perhitungan sampling Uji Kualitas Data
menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut: Menurut Hair et. al (1996, dalam Sandjojo, 2011),
kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji
reliabilitas dan validitas. Tes tersebut masing-masing
untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
( ) dikumpulkan dari penggunaan instrumen.
X
pyx1
pzx1
pyz
Z Y
pzx1
pyx2
X
112
ISSN (Online): 2455-3662
EPRA Jurnal Internasional Penelitian Multidisiplin (IJMR) - Jurnal Peer Review
Volume: 7 | Terbitan: 1 |Januari 2021|| Jurnal DOI: 10.36713/epra2013||Faktor Dampak SJIF: 7.032 ||Nilai ISI: 1,188
Dalam penelitian ini digunakan taraf secara individual berpengaruh secara tidak langsung terhadap variabel
signifikansi (α) sebesar 0,05 atau 5%. Analisis endogen. Dasar Pengambilan Keputusan:
regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan 1) Jika probabilitas t > t tabel maka hipotesis
program SPSS (Statistical Package For Social diterima.
Sciences) Release 25.0 for Windows sehingga 2) Jika probabilitas thitung < ttabel, maka hipotesis
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai ditolak. (Ghozali, 2013)
statistik t digunakan dalam pengujian hipotesis.
HASIL PENELITIAN DAN
Tes sobel dan tes Bootstrap. DISKUSI
Uji sobel dilakukan dengan menguji kekuatan Deskripsi Data Penelitian
pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) Analisis deskriptif dihitung berdasarkan persentase
terhadap variabel terikat (Y) melalui variabel jawaban responden atas pertanyaan penelitian dengan
intervening (Z). menggunakan nilai rata-rata dari setiap indikator yang
Pendekatan alternatif untuk menguji signifikansi diajukan untuk menggambarkan persepsi seluruh
mediasi menggunakan teknik bootstrap. Bootstrapping responden. Berdasarkan rata-rata (mean), maka persepsi
adalah pendekatan non-parametrik yang tidak responden diinterpretasikan dengan menggunakan
mengasumsikan bentuk distribusi variabel dan dapat kriteria metode tiga kotak (Ferdinand, 2006), yaitu: 10,00 -
diterapkan pada ukuran sampel yang kecil. Heyes dan 40 = rendah, 40,01 - 70 = sedang, dan 70,01 - 100 = tinggi.
Preacher (2004) dalam Ghozali (2013) telah
mengembangkan uji sobel dan bootstrap dalam bentuk
script SPSS 25. Hipotesisnya adalah variabel eksogen
Berikut adalah hasil statistik deskriptif tentang variabel kesadaran wajib pajak sebesar 22,17 dengan
variabel penelitian sebagai berikut: Variabel sosialisasi standar deviasi sebesar 3.950. Sedangkan nilai indeks
perpajakan memiliki nilai minimum 11 dan nilai frekuensinya adalah 73,89. Dengan nilai indeks frekuensi
maksimum 25. Rata-rata variabel sosialisasi sebesar 73,89 dapat disimpulkan bahwa persepsi jawaban
perpajakan adalah 18,33 dengan standar deviasi responden terhadap variabel kesadaran wajib pajak
3,418. Sedangkan nilai indeks frekuensinya adalah berada pada kategori tinggi, karena berada pada rentang
73,33. Dengan nilai indeks frekuensi sebesar 73,33 nilai antara 70,01 – 100.
maka dapat disimpulkan persepsi jawaban responden Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai
terhadap variabel sosialisasai perpajakan berada pada minimal 11 dan nilai maksimal 25. Rata-rata variabel
kategori tinggi, karena berada pada rentang nilai kepatuhan wajib pajak sebesar 18,26 dengan standar
antara 70,01 – 100. deviasi 3,290. Sedangkan nilai indeks frekuensi
Variabel pengetahuan pajak memiliki nilai sebesar 73,02. Dengan nilai indeks frekuensi sebesar
minimal 12 dan nilai maksimal 25. Rata-rata variabel 73,02 dapat disimpulkan bahwa persepsi jawaban
pengetahuan pajak sebesar 19,33 dengan standar responden terhadap variabel kepatuhan wajib pajak
deviasi 3,362. Sedangkan nilai indeks frekuensi berada pada kategori tinggi, karena berada pada
sebesar 77,33. Dengan nilai indeks frekuensi sebesar rentang nilai antara 70,01 – 100.
77,33 maka dapat disimpulkan persepsi jawaban
responden terhadap variabel pengetahuan pajak Uji Kualitas Data
berada pada kategori tinggi, karena berada pada Uji validitas
rentang nilai antara 70,01 – 100. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur
Variabel kesadaran wajib pajak memiliki validitas suatu kuesioner dalam mengukur suatu
nilai minimal 14 dan nilai maksimal 30. Rata-rata kontrak. Dan sekaligus memperkuat hasil sebelumnya
113
ISSN (Online): 2455-3662
EPRA Jurnal Internasional Penelitian Multidisiplin (IJMR) - Jurnal Peer Review
Volume: 7 | Terbitan: 1 |Januari 2021|| Jurnal DOI: 10.36713/epra2013||Faktor Dampak SJIF: 7.032 ||Nilai ISI: 1,188
perhitungan bahwa semua variabel yang diukur menggunakan Hasil Uji Validasi untuk masing-masing variabel dapat dilihat
skala likert dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. pada tabel berikut:
114
ISSN (Online): 2455-3662
EPRA Jurnal Internasional Penelitian Multidisiplin (IJMR) - Jurnal Peer Review
Volume: 7 | Terbitan: 1 |Januari 2021|| Jurnal DOI: 10.36713/epra2013||Faktor Dampak SJIF: 7.032 ||Nilai ISI: 1,188
Berdasarkan hasil analisis jalur pada Sub Struktur Y = 0,491X1+0,122X2+ 0,421Z +0,377Ԑ2dan
1 diperoleh koefisien jalur X1 dan X2 terhadap Z R2yzx2x1= 0,858
sebesar ρzx1 = 0,496 dan ρzx2 = 0,459. Sedangkan Uji hipotesis
koefisien yang direfleksikan atau kontribusi X1 dan X2 Setelah dilakukan pengujian model, selanjutnya
terhadap Z adalah (Rsquare) = 0,673 seperti pada tabel dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui
1.9, yang berarti bahwa 67,3% kesadaran wajib pajak pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel.
dapat dijelaskan oleh variasi variabel sosialisasi pajak Hipotesis yang diajukan akan disimpulkan melalui
dan pengetahuan perpajakan. Besarnya koefisien perhitungan nilai koefisien jalur dan signifikansi masing-
residual (ρzԐ1) = √ 1- 0,673 = 0,572 merupakan masing jalur yang diteliti. Hasil keputusan atas hipotesis
pengaruh variabel lain di luar sosialisasi perpajakan yang diajukan dijelaskan sebagai berikut:
dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan hasil analisis 1. Sosialisasi informasi perpajakan berpengaruh langsung
jalur pada Sub Struktur 2 diperoleh koefisien jalur X1, terhadap kesadaran wajib pajak
X2 dan Z to Y sebesar ρyx1 = 0,491, ρyx2 = 0,122 dan Berdasarkan hasil perhitungan terlihat nilai
ρyz = 0,421. Sedangkan koefisien yang tercermin atau koefisien jalur (pzx1) sebesar 0,496 dengan
kontribusi X1, X2 dan Z terhadap Y adalah (Rsquare) = thitung = 7,102, pada α = 0,05 diperoleh ttabel =
0,858 seperti pada tabel 1.9 yang berarti 85. 8% 1,663. Karena nilai t = 7,102 lebih besar dari t
kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh sosialisasi tabel = 1,663 maka koefisien jalur signifikan.
perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan kesadaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi
wajib pajak. Besarnya koefisien residual (ρyɛ2) = √ perpajakan berpengaruh langsung terhadap
1-0,858 = 0,377 adalah pengaruh variabel lain di luar kesadaran wajib pajak (0,496 x 0,496 x 100%) =
sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan 24,60%. Jadi Ha1 diterima.
kesadaran wajib pajak. Hasil koefisien jalur pada 2. Pengetahuan perpajakan secara langsung mempengaruhi
substruktur 1 dan substruktur 2 menghasilkan kesadaran wajib pajak
persamaan struktur sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan terlihat nilai
Z = 0,496X1+ 0,459X2+ 0,572Ԑ1 dan R2 zx2x1= koefisien jalur (pzx2) sebesar 0,459 dengan
0,673 thitung = 6,572, pada α = 0,05 diperoleh
t tabel = 1,663. Karena thitung = 6,572 lebih besar dari t tabel berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib pajak
= 1,663 maka koefisien jalur signifikan. Hasil penelitian sebesar (0,122 x 0,122 x 100%) = 1,49%. Demikian Ha4
menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh diterima.
langsung terhadap kesadaran wajib pajak sebesar (0,459 x 5. Kesadaran wajib pajak berpengaruh langsung terhadap
0,459 x 100%) = 21,07%. Jadi Ha2 diterima. kepatuhan wajib pajak
3. Sosialisasi informasi perpajakan berpengaruh langsung Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui
terhadap kepatuhan wajib pajak nilai koefisien jalur (pyx3) sebesar 0,421 dengan
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa thitung = 5,928, pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,663.
nilai koefisien jalur (pyx1) sebesar 0,491 dengan t = Karena nilai t = 5,928 lebih besar dari t tabel = 1,663
8,450, pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,663. maka koefisien jalur signifikan. Hasil penelitian
Karena nilai t = 8,450 lebih besar dari t tabel = 1,663 menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak
maka koefisien jalur signifikan. Hasil penelitian berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib
menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan pajak sebesar (0,421 x 0,421 x 100%) = 17,72%.
berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib Dengan demikian Ha5 diterima.
pajak (0,491 x 0,491 x 100%) = 24,11%. Demikian
Ha3 diterima. Pengujian Faktor Mediasi
4. Pengetahuan perpajakan berpengaruh langsung terhadap Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak
kepatuhan wajib pajak langsung dapat dilakukan dengan membandingkan
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat nilai nilai Z koefisien ab yang dihitung dengan nilai Ztabel
koefisien jalur (pyx2) sebesar 0,122 dengan thitung sebesar 1,96. Jika nilai Zhitung lebih besar dari nilai
= 2,149, pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,663. Ztabel maka dapat disimpulkan terdapat efek mediasi
Karena nilai t = 2,149 lebih besar dari t tabel = 1,663 (Ghozali, 2013). Perhitungan pengujian faktor mediasi
maka koefisien jalur signifikan. Hasil penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan
1. Pengaruh kesadaran wajib pajak dalam memediasi hubungan sosialisasi informasi
perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak
Tabel 1.10 hasil uji mediasi dengan uji Sobel
EFEK LANGSUNG DAN TOTAL
Coef se T tanda (dua)
b(YX) 0,8186 0,0539 15,1774 0,0000
b(MX) 0,8260 0,0861 9,5892 0,0000
b(YM.X) 0,4242 0,0494 8.5886 0,0000
b(YX.M) 0,4683 0,0571 8,2059 0,0000
EFEK TIDAK LANGSUNG DAN SIGNIFIKANSI MENGGUNAKAN DISTRIBUSI NORMAL
Nilai se z tanda (dua)
Memengaruhi 0,3503 0,0549 6,3784 0,0000
Sumber: Data Primer Olahan
Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung artinya terdapat pengaruh mediasi kesadaran
dengan uji Sobel diperoleh z = 6,3784 dan p = 0,0000. Wajib Pajak terhadap hubungan sosialisasi
Karena nilai z pada harga absolut > 1,96 dan tingkat perpajakan dengan kepatuhan Wajib Pajak.
signifikansi statistik z (nilai p) < 0,05 maka
2. Pengaruh kesadaran wajib pajak dalam memediasi hubungan pengetahuan perpajakan dengan
kepatuhan wajib pajak
Tabel 1.11 hasil uji mediasi dengan uji Sobel
EFEK LANGSUNG DAN TOTAL
Coef se T tanda (dua)
b(YX) 0,6355 0,0793 8,0134 0,0000
b(MX) 0,8171 0,0900 9,0803 0,0000
b(YM.X) 0,6539 0,0633 10.3229 0,0000
b(YX.M) 0,1012 0,0744 1,3597 0,1774
EFEK TIDAK LANGSUNG DAN SIGNIFIKANSI MENGGUNAKAN DISTRIBUSI NORMAL
Nilai se z tanda (dua)
Memengaruhi 0,5343 0,0786 6.8000 0,0000
Sumber: Data Primer Olahan
Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung harga > 1,96 dan tingkat signifikansi statistik
dengan uji Sobel diperoleh nilai z = 6,8000 dan p = z (p-value) < 0,05, artinya ada pengaruh
0,0000. Karena nilai-z secara absolut mediasi kesadaran wajib pajak terhadap
116
ISSN (Online): 2455-3662
EPRA Jurnal Internasional Penelitian Multidisiplin (IJMR) - Jurnal Peer Review
Volume: 7 | Terbitan: 1 |Januari 2021|| Jurnal DOI: 10.36713/epra2013||Faktor Dampak SJIF: 7.032 ||Nilai ISI: 1,188
hubungan pengetahuan perpajakan dengan kepatuhan pentingnya pajak bagi pembangunan, agar wajib pajak
wajib pajak. lebih patuh dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. Hal ini menyebabkan sosialisasi
DISKUSI perpajakan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
1. Sosialisasi informasi perpajakan berpengaruh langsung Hal ini didukung oleh penelitian Wulandari
terhadap kesadaran wajib pajak (2015), Purba (2016), Wardani & Wati (2018), dan
Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa Novrita & Rio (2018) yang menyatakan sosialisasi
sosialisasi perpajakan berpengaruh langsung terhadap berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
kesadaran wajib pajak. Hasil pengujian membuktikan Berbeda dengan penelitian Winerungan (2013) dan
bahwa kesadaran wajib pajak akan terbentuk jika setiap Lianty, et al., (2017) yang menyatakan sosialisasi
wajib pajak telah mengikuti sosialisasi perpajakan, dan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
memahami isi sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor wajib pajak.
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kramatjati. 4. Pengetahuan perpajakan berpengaruh langsung terhadap
Penyuluhan atau sosialisasi dapat diterapkan dalam kepatuhan wajib pajak
kegiatan praktek di lapangan yang dilakukan secara Pengujian hipotesis 4 membuktikan bahwa
berkesinambungan, untuk dapat meningkatkan pengetahuan perpajakan berpengaruh langsung
pengetahuan Wajib Pajak dan menumbuhkan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini sesuai
Wajib Pajak tentang kewajiban perpajakannya. Hal ini dengan sistem perpajakan di Indonesia yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2015) menganut self assessment system yang
apabila sosialisasi perpajakan ditingkatkan maka mewajibkan Wajib Pajak memiliki pengetahuan
kesadaran wajib pajak akan semakin tinggi. terkait peraturan perpajakan. Karena bagaimana
2. Pengetahuan perpajakan secara langsung mempengaruhi mungkin wajib pajak dapat menjalankan
kesadaran wajib pajak kewajibannya jika tidak memiliki pengetahuan
Pengujian hipotesis 2 membuktikan bahwa pengetahuan tentang peraturan, cara menghitung, menghitung
perpajakan berpengaruh langsung terhadap kesadaran wajib hingga melaporkan pajak. Dengan memiliki
pajak. Artinya kesadaran wajib pajak akan terbentuk apabila wajib pengetahuan perpajakan yang memadai, Wajib
pajak memiliki pengetahuan yang tinggi tentang perpajakan Pajak dapat mengetahui dan dengan mudah
sehingga akan lebih sadar dalam memenuhi kewajibannya melaksanakan kewajiban yang harus dilakukan
sebagai warga negara yang baik yaitu membayar pajak. dalam hal perpajakan. Semakin tinggi tingkat
Peningkatan pengetahuan perpajakan baik formal maupun non pengetahuan yang dimiliki wajib pajak akan
formal akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena wajib
dalam membayar pajak (Suryadi, 2006). Pengetahuan dan pajak sudah mengetahui fungsi pajak dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan merupakan suatu pentingnya pajak dalam pembangunan negara.
proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan Kurangnya pengetahuan perpajakan yang dimiliki
menerapkan pengetahuan tersebut untuk memenuhi kewajiban menjadi penyebab rendahnya kepatuhan wajib
perpajakannya. pajak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Rahman (2012), Ulfa (2015) dan Defranis et.al, dilakukan oleh Viega & Fidiana (2017); Siti, dkk (2017); dan
(2016) menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan Beny, dkk (2018), menunjukkan bahwa terdapat
berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak. pengaruh positif pengetahuan perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
3. Sosialisasi informasi perpajakan berpengaruh langsung 5. Kesadaran wajib pajak berpengaruh langsung terhadap
terhadap kepatuhan wajib pajak kepatuhan wajib pajak
Pengujian hipotesis 3 membuktikan bahwa sosialisasi Pengujian hipotesis 5 membuktikan bahwa
perpajakan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib kesadaran wajib pajak berpengaruh langsung
pajak. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini
merupakan hal penting yang harus selalu ditingkatkan oleh sejalan dengan Theory of Planned Behavior, dimana
KPamat Pratama Jakarta Kramatjati, karena sosialisasi Wajib Pajak yang telah menyadari pentingnya pajak
perpajakan mampu menyampaikan informasi tentang bagi Negara akan termotivasi untuk membayar pajak
perpajakan kepada wajib pajak sehingga dapat sesuai aturan perpajakan. Motivasi dan niat yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi dimiliki oleh Wajib Pajak ini berasal dari hati nurani
kewajiban perpajakan sehingga akan meningkatkan Wajib Pajak itu sendiri. Bagi Wajib Pajak yang
kepatuhan wajib pajak. . Sesuai dengan teori yang menyadari bahwa fungsi membayar pajak itu sendiri
dikemukakan oleh Puspita (2016), sosialisasi perpajakan dapat menunjang Anggaran Pendapatan dan Belanja
diharapkan dapat membuat Wajib Pajak mengetahui, Negara, maka Wajib Pajak akan membayar pajak
memahami, dan menyadari pentingnya pajak bagi tepat waktu. Selain itu, menurut Pasaribu dan
pembangunan. Dengan demikian, wajib pajak merespon Christine (2016), kesadaran wajib pajak semakin
diadakannya sosialisasi perpajakan. Kehadiran wajib pajak meningkat karena adanya sistem pemungutan pajak
dalam mengikuti sosialisasi perpajakan, menyebabkan wajib yang menganut Self Assesmet System. Sistem ini
pajak mengetahui, memahami, dan menyadari memberikan kebebasan
bagi wajib pajak untuk menghitung, membayar dan responden bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap
melaporkan pajak. Kebebasan yang diberikan pemerintah kepatuhan wajib pajak. Tindakan yang dapat dilakukan oleh KPP
kepada wajib pajak ini akan berdampak baik. Karena wajib Pratama Jakarta Kramatjati untuk lebih meningkatkan kepatuhan
pajak menganggap dalam memenuhi kewajiban Wajib Pajak adalah dengan memperbanyak sosialisasi perpajakan
perpajakannya tidak ada campur tangan dari pemerintah kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak lebih mengetahui hak dan
berapa besar pajak yang harus dibayar. Hal inilah yang kewajiban perpajakannya; 2) Untuk Penelitian Selanjutnya
menimbulkan kesadaran bagi wajib pajak. Kesadaran wajib Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan hasil penelitian ini,
pajak yang tinggi dalam memenuhi kewajiban perpajakan saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah
tersebut akan berdampak pada pemenuhan kewajiban agar penelitian selanjutnya dapat mengganti model penelitian ini
perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dengan dengan mengubah variabel intervening menjadi variabel lain.
kata lain Wajib Pajak yang menyadari bahwa pajak Model penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan
merupakan suatu kewajiban, maka Wajib Pajak akan segera menambahkan variabel lain di luar penelitian ini yang dapat
membayar pajak tepat pada waktunya. mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti ketegasan sanksi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pajak dan kualitas pelayanan pajak. Dan bisa menambahkan
dilakukan oleh Nanik & Zaenal (2018) menunjukkan metode lain, seperti menggunakan model wawancara.
bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran yang dimiliki
wajib pajak maka semakin tinggi juga tingkat kepatuhan
yang dimiliki oleh wajib pajak. Namun berbeda dengan DAFTAR PUSTAKA
penelitian yang dilakukan oleh Tahar & Rachman (2014), 1. Andhika Utama dan Dudi Wahyudi. 2012.
Nugroho, dkk (2016), dan Suharyono (2019), yang Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak dapat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak karena wajib pajak Provinsi DKI Jakarta.Jurnal Lingkar
membayar pajak hanya karena mereka takut kena denda Widyaiswara, Edisi 3 No. 2, Apr – Jun 2016, hal.01
denda bukan karena kesadaran wajib pajak.
– 13
2. Axel dan Mulyani. 2019. Pengaruh Tax Amnesty
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan
Pengetahuan Pepajakan sebagai Pemoderasi.
KESIMPULAN Jurnal Akuntansi, Jil. 8, No. 1 Februari
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai 3. Benk Serkan, Tamer Budak, Bahadýr Yüzba, dan
berikut: 1) Sosialisasi perpajakan berpengaruh langsung terhadap Raihana Mohdali. 2016. Pengaruh Religiusitas
kesadaran wajib pajak; 2) Pengetahuan perpajakan secara Terhadap Kepatuhan Pajak Di Kalangan Wajib
langsung mempengaruhi kesadaran wajib pajak; 3) Sosialisasi Pajak Wiraswasta Turki.Agama. Vol. 7, No. 37
perpajakan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib
4. Beny Faturahman, Siti Nurlaela dan Endang
pajak; 4) Pengetahuan perpajakan berpengaruh langsung
Masitoh. 2018. Pengaruh Pengetahuan
terhadap kepatuhan wajib pajak; dan 5) Kesadaran wajib pajak
Perpajakan dan Tax Amnesty Terhadap
berpengaruh langsung terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pasca Tax Amnesty.Seminar
Keterbatasan Nasional dan Call for Paper: Manajemen,
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan Akuntansi dan Perbankan 2018
diharapkan dapat menjadi sumber ide untuk penelitian 5. Defantris Hari Kurniati; Mochammad Djudi M;
selanjutnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dan Muhammad Saifi. 2016. Pengaruh
antara lain: Pertama, hasil penelitian ini hanya Pengetahuan Perpajakan dan Kualitas
berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner Pelayanan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak
Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan
yang disebarkan, dan tidak didukung dengan wawancara.
(SPT) Tahunan (Studi pada Wajib Pajak Orang
Kedua, dalam pengisian kuesioner kemungkinan
Pribadi yang Terdaftar di KPP Pratama Blitar).
jawabannya tidak sesuai dengan keadaan yang Jurnal Perpajakan (JEJAK). Vol. 9, No.1
sebenarnya. Hal ini dapat terjadi pada saat responden 6. Dewi Fitriyani, Eko Prasetyo, Reni Yustien,
tidak fokus saat menjawab kuesioner, karena ada Achmad Hizazi. 2014. Pengaruh Gender, Latar
beberapa responden saat mengisi kuesioner sambil Belakang Pekerjaan, dan Tingkat Pendidikan
melakukan aktivitas lain secara bersamaan dan ada juga Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Jurnal
yang terburu-buru saat mengisi kuesioner. Ketiga, InFestasi. Vol. 10, No.2
penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel yaitu 7. Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis
sosialisasi pajak, pengetahuan perpajakan dan kepatuhan Multivariat Dengan Program IBM SPSS 22.
wajib pajak.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
8. Isthi Wahyuning Tyas. 2013. Pengaruh Umur,
Saran Pendidikan, Penghinaan Bruto, dan Moral
Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, Terhadap Kepatuhan Pembayaran Pajak (Studi
diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperbaiki faktor- Empiris WPOP Usahawan pada Mall Ciputra).
faktor sebagai berikut: 1) Bagi KPP Pratama Jakarta Kramatjati, Jurnal TEKUN. Vol. IV, No.02,
berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada masing-masing 9.Istika Herliani Ulfa. 2015. Pengaruh Kesadaran,
variabel terdapat hasil yang ditunjukkan dengan Pengetahuan Pajak dan Sikap Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerjaan 22. Tahar Frizal, dan Arnain Kartika Rachman.
Bebas di KPP Pratama Semarang Timur. E- 2014. Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor
Jurnal Akuntansi Universitas Dian Eksternal Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Nuswantoro. Vol. 4. No.4. Jurnal Akuntansi & Investasi. Vol. 15 No.1
10. Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. 23. Tika Wulandari dan Suyanto. 2014. “Pengaruh
Yogyakarta: ANDI. Pengetahuan Perpajakan, Tingkat Pendidikan,
11. Wana Mayasari, Zaitul, Resti Yulistia Muslim. dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan
2015. Pengaruh Ketaatan Beragama Terhadap Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran
Moral Pajak.Jurnal Universitas Bung Hatta. Vol Pajak Bumi Bangunan“.Jurnal Akuntansi. Vol.2,
6, No 1. No.2, Desember
12. Nanik Ermawati dan Zaenal Afifi. 2018. “Pengaruh 24. Tuti Wulandari. 2015. Pengaruh Sosialisasi
Religiusitas Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, dan
dengan Kesadaran Wajib Pajak sebagai Variabel Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan
Intervening.Jurnal Akuntansi Indonesia. Vol. 7, Wajib Pajak Dengan Kesadaran Wajib Pajak
No.2, Hal. 49 – 62 Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
13. Nugroho Aditya, Rita Andini, dan Kharis Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
Raharjo. 2016. Pengaruh Kesadaran Wajib Senapelan).Jom FEKON. Vol. 2, No. 2 Oktober
Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Wajib 25. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Ketentuan Umum Perpajakan.
Dalam Membayar Pajak Pengurangan (Studi 26. Viega Ayu Permata Sari, dan Fidiana. 2017.
Kasus Pada KPP Semarang Candi).Jurnal Pengaruh Amnesti Pajak, Pengetahuan
Akuntansi. Vol. 2 No. 2 Maret Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus Terhadap
14. Nurulita Rahayu. 2017. Pengaruh Pengetahuan Kepatuhan Wajib Pajak.Jurnal Ilmu dan
Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Riset Akuntansi. Vol. 6, No.2
Amnesti Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 27. Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia, Edisi 10
Akuntansi Dewantata. Vol. 1, No.1. buku 1. Jakarta: Salemba Empat
15. Oktaviane Lidya Winerungan. 2013. Sosialisasi
Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP
Manado dan KPP Bitung.Jurnal EMBA, Vol.1,
No.3, September
16. Riaty Handayani dan Syifa Nur Rahmawati.
2018. Pengaruh Penerapan Modernisasi
Administrasi Perpajakan Dalam Struktur
Organisasi Dan E-System Terhadap Tingkat
Kepatuhan WPOP (Studi Kasus Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kembangan). Profita: Komunikasi Ilmiah
Akuntansi dan Perpajakan.Vol. 11, No.3
17. Rohmawati, Lusia. Prasetyono dan Yuni Rimawati.
2012. Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Tingkat Kesadaran dan
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi tentang Wajib
Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan
Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama
Gresik Utara).Pemberian Simposium Nasional
Perpajakan 4.
18. Siti Fatimah dan Dewi Kusuma Wardani. 2017.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggelapan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Temanggung.Akuntansi Dewantara.
Vol. 1, No.4.
19. Stella Rahmawaty. 2014. Pengaruh Pengetahuan
Modernisasi Strategi Direktoral Jenderal Pajak,
Sanksi Perpajakan dan Religiusitas yang
Dipersepsikan Terhadap Kepatuhan Perpajakan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya. Vol. 3, No 1.
20.Suharyono. 2019. Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan di Kabupaten Bengkalis.
Jurnal Inovasi Bisnis. Vol. 7, No.1
21. Suyanto, Pasca Putri Lopian Ayu Intansari dan
Supeni Endahjati. 2016. “Amnesti Pajak“. Jurnal
Akuntansi, Vol.4, No.2, Desember