Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG

Diajukan Oleh :

1. Ferdy Chayadi (2103190022)


2. Mutia Anggraini (2103190045)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama Penyusun : Ferdy Chayadi (2103190022)


Mutia Anggraini (2103190045)

Program Studi : Diploma I Pajak

Bidang Laporan PKL : Pelayanan

Judul Laporan PKL : Keunggulan Layanan Pendaftaran NPWP Online Selama


Pandemi Covid-19 di KPP Pratama Serpong.

Serpong, September 2020

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Subbagian Umum Pembimbing, dan
Kepatuhan Internal

Hidajatullah Andriyani Budi Prasetyaningsih

NIP NIP
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama Penyusun : Ferdy Chayadi (2103190022)

Mutia Anggraini (2103190045)

Program Studi : Diploma I Pajak

Bidang Laporan PKL : Pelayanan

Judul Laporan PKL : Keunggulan Layanan Pendaftaran NPWP Online Selama


Pandemi Covid-19 di KPP Pratama Serpong

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Laporan Praktik Kerja


Lapangan ini adalah hasil tulisan penyusun sendiri dan tidak terdapat bagian dan
keseluruhan tulisan yang penulis salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada
penyusun aslinya. Bila terbukti penyusun melakukan tindakan plagiarism, penyusun
siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar yang telah diberikan.

Serpong, September 2020

( Ferdy Chayadi ) ( Mutia Anggraini )


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan menyusun laporan dengan judul
“Keunggulan Layanan Pendaftaran NPWP Online Selama Pandemi Covid-19 di
KPP Pratama Serpong” sesuai dengan rencana dan waktu yang ditargetkan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dari Program Diploma I Pajak PKN STAN.

Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman yang penyusun dapatkan selama


melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di KPP Pratama Serpong dalam 4
(empat) minggu dan disusun sedemikian rupa atas bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Andriyani Budi Prasetyaningsih selaku Kepala Seksi Pelayanan KPP


Pratama Serpong sekaligus sebagai pembimbing bagi penyusun dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan
2. Bapak Hidajatullah selaku Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan
Internal
3. Bapak Renaldi selaku Kepala Seksi Waskon I
4. Bapak Made Widyartha selaku Kepala Seksi Penagihan
5. Bapak Eko Pramono selaku Kepala Pemeriksaan
6. Kak Shinta Nur Puspita selaku pelaksana di Seksi Pelayanan
7. Kak Syifani Rizqi selaku pelaksana di Seksi Subbagian Umum dan
Kepatuhan Internal
8. Kak Satrio Dwi M selaku pelaksana di Seksi Pengolahan Data dan
Informasi
9. Kak Ahmad Zulfahmi selaku pelaksana di Seksi Pengolahan Data dan
Informasi
10. Kak Rini Siahaan selaku pelaksana di Seksi Pengolahan Data dan
Informasi
11. Kak Anas Rifqy Bahy selaku pelaksana di Seksi Pelayanan

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya
mendukung demi kemajuan penyusun di masa yang akan datang sebab penyusun
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif. Penyusun berharap laporan ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi
bagi adik tingkat nantinya.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan salah satu unit eselon I (satu) di
bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang memiliki posisi krusial dalam
pemerintahan Republik Indonesia karena memiliki tugas dalam menghimpun
penerimaan negara melalui pajak. Dalam satu dasawarsa ini, kurang lebih 75%
penerimaan Negara berasal dari pajak. Hampir seluruh aspek pembangunan
infrastruktur negara berhubungan langsung dengan kemampuan DJP dalam
menghimpun penerimaan pajak sehingga rakyat pada umumnya menaruh harapan
besar agar DJP menjadi Institusi perpajakan yang mampu dan memiliki kapasitas
untuk mendanai pembangunan secara mandiri, maka perencanaan strategi dan
penataan kelembagaan yang baik merupakan prasyarat utama agar DJP dapat
menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara optimal.

Sejak reformasi perpajakan pada tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
mengalami modernisasi sistem dan struktur organisasi menuju sebuah instansi yang
berorientasi pada fungsi. KPP yang dimordenisasi merupakan penggabungan dari
Kantor Pelayanan Pajak Konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak.
Masih pada tahun yang sama, DJP membentuk dua KPP Wajib Pajak Besar
atau Large Tax Office (LTO). Pada tahun 2003, dibentuklah 10 (sepuluh) KPP
Khusus kemudian KPP Madya atau MTO (Medium Tax Office) pada tahun 2004.
Tahun-tahun berikutnya, KPP Pratama atau Small Tax Office (STO) mulai
diperkenalkan dan dibuka untuk melayani Wajib Pajak.

Pembentukan KPP modern itu juga diiringi dengan perbaikan sistem


administrasi perpajakan yang memanfaatkan teknologi informasi yang kian
berkembang. Setahap demi setahap, DJP memperkenalkan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP), pengembangan dari Sistem Informasi Perpajakan
(SIP).

DJP terus berupaya melakukan transformasi digital, baik dalam usaha


meningkatkan kualitas layanan maupun meningkatkan efektivitas pengawasan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Transformasi digital merupakan spirit positif yang
harus mendapat dukungan dari segenap jajaran, baik dukungan secara teknis, sumber
daya manusia, finansial, hingga dukungan secara moril. Modernisasi teknologi
komunikasi dan informasi ini sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas
DJP. Sejak awal tahun 2005, DJP memperbaiki sistem administrasi perpajakannya
melalui e-System atau Electronic System yang ditandai dengan lahirnya e-Filling, e-
SPT, e-Payment (termasuk PBB), e-Objection (e-Keberatan), e-Stamp, dan e-
Registration. Kemudian layanan terus disempurnakan bahkan menjadi sasaran DJP
dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2008-2012. Hingga pada tahun 2014, DJP
menyatukan semua layanan tersebut dibawah satu sistem yaitu situs DJP Online
(djponline.pajak.go.id).
Tahun 2020 ditetapkan sebagai tahun inisiatif bagi Direktorat Jenderal Pajak
dalam upaya otoritas untuk mengubah proses bisnisnya. Layanan interaksi berbasis
3C (Click, Call, and Counter) akan mulai dijalankan secara bertahap untuk
meningkatkan kemudahan bagi wajib pajak.
Click merupakan layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak melalui situs
web. Terkait Call, DJP melakukan revitalisasi peran contact center dalam
pengembangan layanan perpajakan. Terakhir Counter pada kantor pajak, DJP hanya
akan memfokuskan untuk melayani proses bisnis yang bersifat spesifik. Ketiga
layanan interaksi tersebut mengarah kepada automasi proses bisnis. Hal ini akan
berjalan beriringan dengan reformasi perpajakan yang dijalankan oleh DJP. DJP
yakin jika input data sudah digital dan prosesnya terdigitalisasi, maka pekerjaan akan
lebih mudah dan dapat meminimalisir kesalahan.
Layanan ini juga sesuai dengan Surat Edaran DJP No. SE-33/PJ/2020 yang
memuat panduan umum pelaksanaan tugas serta layanan yang efektif dalam tatanan
normal baru yang produktif dan aman dalam masa pandemi COVID-19 di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana upaya KPP Pratama Serpong dalam memberikan pelayanan yang
optimal dalam masa pandemi ?
2) Apa dasar hukum layanan pendaftaran NPWP secara online ?
3) Bagaimana peran layanan pendaftaran NPWP secara online di KPP Pratama
Serpong dalam masa pandemi ?
4) Apa saja kendala yang dialami KPP Pratama Serpong dalam memberikan
pelayanan dalam masa pandemi ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penyusun dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah :
1) Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari program Diploma I Pajak PKN
STAN.
2) Untuk mengetahui peranan layanan pendaftaran NPWP secara online dalam masa
pandemi di KPP Pratama Serpong.
3) Untuk mengetahui tata cara pemanfaatan layanan pendaftaran NPWP secara
online.
1.4 Manfaat
Penyusunan laporan ini tentunya mendatangkan manfaat yang besar bagi
penyusun yaitu menambah wawasan mengenai praktik kerja yang sesungguhnya di
lapangan, mengetahui kesesuaian penerapan layanan pendaftaran NPWP Online
dalam masa pandemi di KPP Pratama Serpong dengan PER-04/PJ/2020 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Administrasi Nomor Pokok Wajib Pajak, Sertifikat
Elektronik, dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan petunjuk pelaksanannya
dalam SE-27/PJ/2020.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun dan menyelesaikan tugas Praktik Kerja Lapangan ini,
penyusun menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain :
1) Penelitian Kepustakaan

Yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti Aplikasi


Portal DJP (Apportal), Dashboard KPP, Mandor DJP, Situs Klik Pajak, buku Annual
Report KPP Pratama Serpong tahun 2018, undang-undang, petunjuk pelaksanaan
undang-undang, dan peraturan terkait lainnya.

2) Penelitian Lapangan

Yaitu dengan mengadakan observasi secara langsung di lapangan untuk


mendapatkan data-data perpajakan baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Kantor

2.1.1 Sejarah KPP Pratama Serpong

KPP Pratama Serpong adalah salah satu dari beberapa kantor pelayanan
pajak yang ada di wilayah DJP Banten. KPP Pratama Serpong yang dulu
bernama KPP Serpong yang berdiri tahun 1994, yang mulanya menempati ex-
KPP Bumi dan Bangunan Tangerang yang berada di jalan Perintis Kemerdekaan
II, Cikokol, Tangerang. KPP Serpong menempati gedung tersebut karena
KPPBB pindah ke gedung baru (sekarang ditempati KPP Kosambi) yang
kebetulan bersebelahan dengan gedung lama. Karena perkembangan dan
pertumbuhan wilayah timur Tangerang yang sangat signifikan sehingga tahun
1996 KPP Pratama Serpong pindah berkantor di gedung baru di Jalan Raya
Serpong Sektor VIII blok 405 Bumi Serpong Damai dengan menempati gedung
berlantai dua seluas 3473 m² yang berdiri diatas lahan seluas 2000m². Gedung
berlantai dua tersebut diperuntukkan KPP Pratama Serpong (seluruh lantai satu
dan setengah lantai dua bagian kanan) dan Kantor pemeriksaan Pajak Tangerang
(setengah lantai dua bagian kiri).
Sejak berdiri, kedudukan KPP Serpong telah berdampingan dengan PT.
PLN, Samsat, PT. Telkom, Koramil, dan di seberang terdapat soto H. Mamat
BSD. Sampai saat ini, gedung-gedung tersebut masih berkedudukan di tempat
yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu, berdiri berbagai bangunan
tinggi dan megah di sekitar dan sekaligus menjadi Wajib Pajak KPP Serpong.

Berdasarkan PMK Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007, telah


diatur dan ditetapkan berdirinya KPP Pratama Serpong dengan wilayah kerja
kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong, dan
Kecamatan Ciputat dengan kepala KPP adalah Bapak Prayitno Aji. Dengan
berdirinya KPP Pratama Serpong pada tahun 2007, hal ini menjadi babak baru
atau momentum bagi KPP Serpong menjadi kantor modern sekaligus berubah
nama menjadi KPP Pratama Serpong. Hal ini dikarenakan dalam sistem KPP
modern unit dalam KPP tidak lagi berdasarkan jenis pajak tetapi berbasis kepada
fungsi. Lalu, Kantor Pemeriksaan Pajak melebur dalam satu KPP yang wilayah
kerjanya berdasarkan tempat Wajib Pajak terdaftar. Karena itu pembagian
ruangan untuk masing-masing unit harus memperhitungkan jumlah SDM dan
kebutuhan space bagi unit/seksi.

Transformasi kelembagaan yang terjadi, KPP Pratama Serpong mendesain


ulang tata ruangannya, yaitu lantai dua untuk kepala kantor, subbag umum,
pengawasan dan konsultasi, aula dan ruang rapat. Sedangkan lantai satu untuk
Tempat Pelayanan Terpadu, seksi pelayanan, PDI, ekstensifikasi, pemeriksaan
dan fungsional pemeriksa pajak. Kala itu, Tempat Pelayanan Terpadu KPP
Pratama Serpong menjadi barometer bagi KPP Pratama lainnya yang sedang atau
telah melakukan modernisasi karena dianggap memenuhi standar kualitas
excellence.

Pada bulan Oktober 2015 berdasarkan PMK 206.2/PMK.01/2015, KPP


Pratama Serpong mengalami perubahan karena harus dipecah menjadi dua, yaitu
KPP Pratama serpong dan KPP Pratama Pondok Aren. KPP Pratama Serpong
tetap menempati gedung yang sama, menaungi Wajib Pajak yang berada di
wilayah Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, dan Kecamatan Setu.
Sementara KPP Pratama Pondok Aren berkedudukan di PKN STAN Bintaro,
menaungi Wajib Pajak yang berada di wilayah Kecamatan Pondok Aren,
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, dan Kecamatan Pamulang.

Hal yang bisa dikatakan cukup spesial dari KPP Pratama Serpong
diantaranya karena setiap hari dikunjungi masyarakat sekitar, baik Wajib Pajak
maupun non Wajib Pajak, untuk sholat berjamaah di masjid Al-Falah KPP
Pratama Serpong. Masjid seluas 1.155 m2 tersebut merupakan aset KPP Pratama
Serpong yang tercatat dalam BMN. Itulah sekilas dinamika KPP Pratama
Serpong.

2.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Serpong

Visi : Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang terbaik demi


Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara

Misi : Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan :

1. mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang


tinggi dan penegakan hukum yang adil;
2. pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
3. aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan rofessional; dan
4. kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.

2.1.3 Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Tatar


Pasundan Provinsi Banten. Kota ini terletak sekitar 30 km sebelah barat Jakarta
dan sekitar 90 km sebelah tenggara Serang. Dari segi jumlah penduduk, dengan
jumlah penduduk sebesar 1.593.812 orang (2016), Tangerang Selatan merupakan
kota terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang, serta terbesar
kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok.
Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Tangerang.
Di wilayah Kota Tangerang Selatan yang strategis dan terus berkembang
tersebut, pengelolaan administrasi pajak pusat sejak 1 Oktober 2015 dikelola oleh
2 KPP Pratama, yaitu KPP Pratama Serpong dan KPP Pratama Pondok Aren.
Wilayah kerja KPP Pratama Serpong terdiri dari 3 kecamatan yaitu
Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Setu. Untuk
Kecamatan Serpong terdiri dari 9 Kelurahan yaitu Buaran, Ciater, Cilenggang,
Lengkong Gudang, Lengkong Gudang Timur, Lengkong Wetan, Rawa Buntu,
Rawa Mekar Jaya, dan Serpong. Sedangkan untuk Kecamatan Serpong Utara
terdiri dari 7 Kelurahan yaitu Jelupang, Lengkong Karya, Pakualam, Paku Jaya,
Pakulonan, Pondok Jagung, dan Pondok Jagung Timur. Sementara untuk
Kecamatan Setu terdiri dari 6 Kelurahan yakni Babakan, Bakti Jaya,
Kademangan, Kranggan, Muncul, dan Setu.
2.1.4 Struktur Organisasi KPP Pratama Serpong

Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor


210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jendral Pajak masing-masing seksi mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan
urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengelolaan
kinerja pegawai, melakukan pemantauan pengendalian intern, pemantauan
pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin,
dan melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, dan melakukan
penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
pencarian, pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi
perpajakan, melakukan perekaman dokumen perpajakan, melakukan tata
usaha penerimaan perpajakan, melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan
Bangunan, melakukan dukungan teknis komputer, melakukan pemantauan
aplikasi perpajakan, melakukan pengelolaan kinerja organisasi dan
pengelolaan risiko, serta melakukan tindak lanjut kerja sama perpajakan.
3. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, melakukan penatausahaan dan penyimpanan
dokumen perpajakan, melakukan penerimaan dan pengolahan surat
pemberitahuan, melakukan penerimaan surat lainnya, melakukan
penyelesaian permohonan konfirmasi status Wajib Pajak, serta
melaksanakan pendafaran Wajib Pajak dan objek pajak dan/atau
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan penagihan tunggakan pajak,
melakukan penatausahaan piutang pajak, melakukan penyelesaian
permohonan penundaan dan angsuran tunggakan pajak, melakukan usulan
penghapusan piutang pajak dan/atau sanksi administrasi perpajakan, serta
melakukan penatausahaan dan penyimpanan dokumen penagihan.
5. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
melakukan penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak,
melakukan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta
melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas pemeriksa pajak
yang ditunjuk kepala kantor.
6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
pemberian dan/atau penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, pengukuhan
dan/atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak, dan pemberian dan/atau
penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan, melakukan pengawasan
kepatuhan Wajib Pajak baru dan Wajib Pajak yang belum pernah setor dan
lapor sejak pertama kali terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak, melakukan
penyuluhan pajak, melakukan pengamatan potensi perpajakan, melakukan
pendataan dan pemetaan Wajib Pajak dan objek pajak, melakukan
pemutakhiran basis data nilai objek pajak, serta melakukan kegiatan
penilaian.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses
penyelesaian tindak lanjut pengajuan/pencabutan permohonan Wajib Pajak
maupun masyarakat, melakukan usulan pembetulan ketetapan hasil
pemeriksaan/penelitian, dan melakukan pemberian bimbingan dan konsultasi
teknis perpajakan kepada Wajib Pajak maupun masyarakat, serta melakukan
tindak lanjut permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III,
serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masing-masing mempunyai
tugas melakukan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, melakukan
penyusunan dan pemutakhiran profil Wajib Pajak, melakukan analisis
kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
melakukan intensifikasi, melakukan imbauan dan konseling kepada Wajib
Pajak, serta melakukan pengawasan dan pemantauan tindak lanjut
pengampunan pajak.
KPP Pratama Serpong dikepalai oleh Bapak Muktia Agus Budi Santosa
dan berikut adalah data berupa nama dari kepala masing-masing seksi di KPP
Pratama Serpong:
1. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal : Hidajatullah
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi : Untarto Tribawanto
3. Seksi Pelayanan :AndriyaniBudiPrasetyaningsih
4. Seksi Penagihan : Made Widyartha
5. Seksi Pemeriksaan : Eko Pramono
6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan : Iman Sulaiman Muhamad
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I : Renaldi
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II : Nurkholis Husin
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III : Indri Prabandari
10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV : Raden Ariyo Bisawarno
11. Supervisor :
1. Deni Achmad Nurulaen
2. Suryadi
3. Conradus Sigit Triatmono
4. Andry Thomas
2.1.5 Komposisi Pegawai di KPP Pratama Serpong

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Pegawai

Laki-Laki 78

Perempuan 50

Total 128

Jumlah Pegawai Berdasarkan Strata/Tingkat Pendidikan


Jumlah
No Strata Pendidikan Pegawai
1 Strata 2 (S2) 17
2 Strata 1(S1)/Diploma IV 45
3 Diploma III Sederajat 33
4 Diploma I Sederajat 27
5 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Sederajat 6
Total 128

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan


No Jabatan Jumlah Pegawai
1 Kepala Kantor 1
2 Kepala Seksi 10
3 Account Representative 43
4 Bendaharawan 1
5 Sekretaris 1
6 Jurusita 2
7 Pemeriksa Pajak Madya 3
8 Pemeriksa Pajak Muda 10
9 Pemeriksa Pajak Pelaksana 9
10 Pemeriksa Pajak Pertama 3
11 Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan 2
13 Pelaksana 43
  Total 128

Jumlah pegawai berdasarkan


seksi/bagian
No. Seksi/Bagian Jumlah Pegawai
1 Kepala Kantor 1
Subbagian Umum dan Kepatuhan
2
Internal 11
3 Seksi Pelayanan 16
4 Seksi Penagihan 5
5 Seksi Pemeriksaan 5
6 Seksi Pengolahan Data dan Informasi 7
7 Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 12
8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 10
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 10
10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 12
11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 12
12 Fungsional Pemeriksa Pajak 27
  Total 128

2.2 Upaya KPP Pratama Serpong dalam Merespon Kebijakan


Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Masa Pandemi Covid-19

Segala daya dan upaya dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus


penularan pandemi Covid-19, salah satunya adalah dengan membatasi mobilitas
manusia. Untuk merespon upaya tersebut, pada tanggal 15 Maret 2020, DJP
menerbitkan SE-13/PJ/2020 yang menyatakan penutupan sementara layanan pajak di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), Layanan Diluar Kantor (LDK), dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh Indonesia.
Penutupan tersebut berlaku mulai 16 Maret sampai dengan 5 April 2020. Hanya
pelayanan langsung pada counter VAT Refund di bandara yang masih dibuka dengan
pembatasan tertentu.

Sehubungan dengan informasi perkembangan penyebaran pandemi Covid-19,


DJP memperpanjang penutupan layanan tatap muka yang semula tanggal 16 Maret
2020 sampai dengan 5 April 2020 menjadi tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan 21
April 2020 dengan diterbitkannya SE-21/PJ/2020. Kemudian, kembali diperpanjang
berdasarkan SE-23/PJ/2020 yang semula tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan 21
April 2020 menjadi tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan 29 Mei 2020 dan akan
dievaluasi sesuai dengan perkembangan keadaan dan situasi selanjutnya.

Meski ada kebijakan penutupan layanan tatap muka dari pusat, KPP Pratama
Serpong memastikan semua pelayanan akan tetap diberikan secara maksimal melalui
berbagai kanal yang dimiliki. Selain pelayanan perpajakan, proses komunikasi dalam
rangka pengawasan dan pemeriksaan pajak juga akan dilakukan melalui surat
menyurat, telepon, email, chat, video conference, dan saluran online lainnya. Tidak
hanya layanan penyampaian SPT yang dapat dilakukan melalui saluran elektronik,
wajib pajak dapat mengajukan berbagai permohonan perpajakan lain secara online,
salah satunya permohonan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) melalui
e-Registration di laman https://ereg.pajak.go.id

E-registration merupakan suatu sistem yang diperuntukkan bagi Wajib Pajak


untuk melakukan pendaftaran pajak online, selain itu dapat melayani perubahan data
atas Wajib Pajak, serta pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP) melalui sistem yang terhubung langsung secara online dengan DJP.
Sistem ini berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh
perangkat komunikasi data dan dihubungkan untuk mengelola proses pendaftaran
Wajib Pajak. Tujuan utama dari sistem ini adalah meningkatkan cakupan Wajib Pajak
dengan cara mempermudah mekanisme pendaftaran Wajib Pajak tanpa perlu datang
dan antri ke kantor pajak terdekat.

Penerapannya sendiri hingga saat ini didapati beberapa keunggulan sebagai


berikut.
a. Calon wajib pajak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh NPWP, karena
dengan adanya sistem e-Registration seorang calon wajib pajak dapat
mendaftarkan dirinya untuk dikukuhkan sebagai wajib pajak secara online atau
lewat internet, sehingga seorang calon wajib pajak tidak harus datang sendiri ke
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan wajib pajak.
b. Bagi KPP sendiri akan mengurangi data error dalam NPWP, karena pengisian
formulir NPWP dilakukan sendiri oleh calon wajib pajak
(Harto, 2016: 72).
Sejak layanan ini mulai digunakan, petugas pelayanan pajak di KPP Pratama
Serpong tidak harus mengurus berkas pendaftaran dalam bentuk hard-file dari Wajib
Pajak dalam pemrosesan dan validasi NPWP. Selain itu, banyak perkembangan yang
dilakukan dari cara lama ke cara baru, dari manual ke digital, sehingga perubahan
prosedur administratif memberikan kemudahan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
Aturan terbaru terbit sejalan dengan penyebaran pandemi Covid-19 adalah
PER-04/PJ/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Administrasi Nomor Pokok
Wajib Pajak, Sertifikat Elektronik, dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sehingga
Wajib Pajak diharapkan mampu memanfaatkan layanan e-Registration ini khususnya
dalam hal pendaftaran NPWP secara online.

Berdasarkan data yang penyusun dapatkan dari pelaksana Seksi Pelayanan,


jumlah Wajib Pajak yang mendaftar NPWP secara online sejak bulan April hingga
tanggal 18 Agustus 2020 adalah sejumlah 3022 pendaftar.

2.2.1 Standar Operasional Prosedur dalam pendaftaran NPWP secara Online


Berdasarkan data yang diperoleh penyusun selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di KPP Pratama Serpong, Standar Prosedur Operasi (SOP) yang diterapkan
dalam pendaftaran NPWP secara online adalah sebagai berikut :

1. Wajib Pajak memilih menu Pendaftaran Wajib Pajak, mengisi Formulir


Pendaftaran Wajib Pajak dengan lengkap dan benar, melakukan upload dokumen
persyaratan, serta mengirimkan formulir permohonan dan dokumen persyaratan
tersebut melalui Aplikasi Registrasi.
2. Aplikasi Registrasi menerbitkan BPE dan NPWP yang dikirimkan melalui alamat
e-mail Wajib Pajak.

3. Petugas Pendaftaran pada KPP memantau informasi permohonan pendaftaran


Wajib Pajak pada Aplikasi Registrasi setiap hari kerja, dan mencetak permohonan
Wajib Pajak.

4. Petugas Pendaftaran meneliti:

a. kelengkapan dan kesesuaian isian formulir;

b. kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan;

c. pernyataan akan/belum akan melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d. indikasi NPWP ganda.

5. Berdasarkan hasil penelitian:

a. dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen persyaratan tidak


benar/lengkap, dan Wajib Pajak memilih/tidak memilih ditetapkan sebagai WP
NE, Petugas Pendaftaran memberitahukan kepada Wajib Pajak melalui Aplikasi
Registrasi dan mencetak konsep Surat Permintaan Klarifikasi/Pemenuhan
Kelengkapan Dokumen;

b. dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen yang dipersyaratkan benar
dan lengkap, serta Wajib Pajak memilih ditetapkan sebagai WP NE, Petugas
Pendaftaran mencetak Kartu NPWP, konsep SKT, Surat Pemberitahuan
Penetapan WP NE dan konsep Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang belum
diaktivasi;

c. dalam hal NPWP terindikasi ganda, Petugas Pendaftaran mencetak konsep Nota
Dinas Usulan Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda;

d. dalam hal NPWP tidak terindikasi ganda, dokumen yang dipersyaratkan benar
dan lengkap, serta Wajib Pajak tidak memilih ditetapkan sebagai WP NE,
Petugas Pendaftaran mencetak Kartu NPWP, konsep SKT, dan konsep Surat
Pengantar Pengiriman EFIN yang belum diaktivasi,
dan menyampaikannya kepada Kasi Pelayanan.
6. Berdasarkan prosedur pada angka 5 huruf a, Kasi Pelayanan meneliti dan
menandatangani konsep Surat Permintaan Klarifikasi/Pemenuhan Kelengkapan
Dokumen dan menyerahkan Surat Permintaan Klarifikasi/Pemenuhan
Kelengkapan Dokumen kepada Petugas Pendaftaran untuk dikirimkan kepada
Wajib Pajak.

7. Berdasarkan tanggapan Wajib Pajak atas Surat Permintaan Klarifikasi/Pemenuhan


Kelengkapan Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 6, Petugas
Pendaftaran:

a. mencetak Kartu NPWP, konsep SKT, konsep Surat Pengantar Pengiriman


EFIN yang belum diaktivasi, dalam hal dokumen yang dipersyaratkan benar
dan lengkap;

b. konsep Nota Dinas Usulan Wajib Pajak Non-Efektif, dalam hal dokumen yang
dipersyaratkan tidak benar/lengkap atau Wajib Pajak tidak memberikan
tanggapan,

dan menyampaikannya kepada Kasi Pelayanan.

8. Berdasarkan:

a. prosedur pada angka 7 huruf b, Kasi Pelayanan meneliti dan menandatangani


Nota Dinas Usulan Wajib Pajak Non-Efektif;

b. prosedur pada angka 5 huruf c, Kasi Pelayanan meneliti dan menandatangani


Nota Dinas Usulan Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda,

serta menyampaikan kepada Kasi Waskon III/IV atau Kasi Eksten sesuai zona
pengawasan.
9. Berdasarkan Nota Dinas Usulan Wajib Pajak Non-Efektif atau Nota Dinas Usulan
Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda, Kasi Waskon III/IV atau Kasi Eksten
menugaskan AR Seksi Waskon III/IV atau Seksi Eksten untuk melakukan
penelitian administrasi.

10. AR Seksi Waskon III/IV atau Seksi Eksten melakukan penelitian administrasi dan
membuat konsep:

a. LHPt Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif; atau

b. LHPt Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda,

serta menyampaikannya kepada Kasi Waskon III/IV atau Kasi Eksten.

11. Kasi Waskon III/IV atau Kasi Eksten meneliti dan menandatangani konsep LHPt,
serta menyampaikan LHPt kepada Kasi Pelayanan.

12. Kasi Pelayanan menugaskan Petugas Pendaftaran untuk menindaklanjuti LHPt.

13. Petugas Pendaftaran menindaklanjuti LHPt dengan mencetak:

a. Kartu NPWP, konsep SKT, konsep Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang
belum diaktivasi, dan konsep Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak
Non-Efektif, dalam hal berdasarkan LHPt Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif
sebagaimana dimaksud pada angka 10 huruf a diperoleh kesimpulan bahwa
Wajib Pajak ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non-Efektif;

b. Kartu NPWP, konsep SKT, dan konsep Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang
belum diaktivasi, dalam hal Wajib Pajak yang berdasarkan LHPt Penghapusan
NPWP Terindikasi Ganda sebagaimana dimaksud pada angka 10 huruf b
diperoleh kesimpulan bahwa NPWP terbukti tidak ganda;

c. Konsep Surat Keputusan Penghapusan NPWP, dalam hal berdasarkan LHPt


Penghapusan NPWP Terindikasi Ganda sebagaimana dimaksud pada angka 10
huruf b diperoleh kesimpulan bahwa NPWP terbukti ganda,
serta menyampaikannya kepada Kasi Pelayanan.
14. Berdasarkan prosedur pada angka 5 huruf b, 5 huruf d, angka 7 huruf a, serta
angka 13, Kasi Pelayanan:

a. meneliti Kartu NPWP dan menyerahkan kembali kepada Petugas Pendaftaran;

b. meneliti dan menandatangani konsep SKT, konsep Surat Pengantar Pengiriman


EFIN yang belum diaktivasi, konsep Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib
Pajak Non-Efektif, dan/atau konsep Surat Keputusan Penghapusan NPWP,

serta menyerahkannya kepada Petugas Pendaftaran.


15. Petugas Pendaftaran menatausahakan dokumen dan menyampaikan Kartu NPWP,
SKT, Surat Pengantar Pengiriman EFIN yang belum diaktivasi, Starter Kit NPWP,
Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif, dan/atau Surat
Keputusan Penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak (SE-27/PJ/2020).
2.2.2 Kendala dalam Pendaftaran NPWP secara Online di KPP Serpong

Meskipun pendaftaran NPWP secara online diadakan atas dasar kepraktisan,


cepat, terintegrasi, dan prosedurnya jelas, tetap saja ada beberapa kendala yang
biasanya menjadi penghambat Wajib Pajak dalam menggunakan sistem ini. Berikut
beberapa kendala yang paling sering ditemui oleh Wajib Pajak di KPP Serpong :

1. kegagalan dalam validasi NIK


NIK akan gagal divalidasi apabila NIK tersebut sudah pernah digunakan
dan/atau didaftarkan sebelumnya.

2. NPWP ganda

NPWP bisa terindikasi ganda karena kelemahan sistem perpajakan pusat


(system error) yang digunakan di seluruh Indonesia sehingga tidak dapat mendeteksi
adanya Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP.

3. NIK tidak ditemukan

Saat mendaftar secara online, NIK tidak ditemukan karena NIK yang
didaftarkan tidak sesuai dengan data yang tersimpan di Dukcapil.

4. Kembali Pos (Kempos)

Kendala ini disebabkan alamat Wajib Pajak yang dituju tidak jelas, penerima
tidak dikenal, rumah kosong, ruko tutup, dan pindah alamat hingga terjadi
penumpukan dokumen kempos di back office KPP.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Sebagai salah satu layanan perpajakan yang berbasis online, e-Registration


menjadi salah satu solusi dalam menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi
COVID-19. Pendaftaran NPWP yang sebelumnya dapat dilakukan secara manual
ataupun elektronik, sekarang hanya dapat dilakukan secara elektronik. Hal ini
semakin memberikan gambaran kepada Wajib Pajak bahwa semua rantai birokrasi
DJP yang memungkinkan akan terdigitalisasi di kemudian hari.

Layanan e-Registration menawarkan berbagai keunggulan dan kemudahan,


seperti efisiensi karena sifatnya yang real time dan mengurangi data error dalam
NPWP.Penerapan layanan ini pada KPP Pratama Serpong telah berjalan dengan baik,
terbukti dengan terus terdaftarnya Wajib Pajak yang menggunakan layanan e-
Registration selama pademi COVID-19. Mengacu pada hal tersebut, KPP Pratama
Serpong dapat dikatakan telah berhasil memindahkan jalur pendaftaran NPWP secara
manual ke elektronik. Namun, kendala-kendala masih dapat ditemukan dalam
implementasinya. Sebagai contoh, surat kembali pos, kegagalan validasi NIK, dan
NPWP ganda.

3.2 Saran
Kurangnya informasi, pemahaman, dan kesadaran perpajakan merupakan
penyebab utama kegagalan validasi NIK dan NIK tidak ditemukan. Terkait kendala
tersebut, penulis menyarankan agar pihak KPP Pratama Serpong memaksimalkan
peran media sosial dalam memberikan informasi yang diperlukan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh, KPP Pratama Serpong sendiri hanya
memiliki 1507 pengikut instagram. Hal ini menunjukan ketidakoptimalan
pemanfaatan media sosial tersebut karena jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP
Pratama Serpong per Juni 2020 sekitar 140.000 orang.
Pengoptimalan yang dapat dilakukan adalah menghimbau atau bahkan
mewajibkan Wajib Pajak KPP Pratama Serpong untuk mengikuti akun instagram
tersebut. Informasi-informasi terbaru yang disajikan pada akun instagram KPP
Pratama Serpong, termasuk linktr.ee/KPP411, kurang lebih sudah memberikan
gambaran apa yang harus dilakukan Wajib Pajak, khususnya dalam pendaftaran
NPWP. Oleh karena itu, jika informasi yang disajikan dapat tersampaikan ke Wajib
Pajak dengan baik, maka layanan tatap muka semakin dapat diminimalisir.
Kendala lain yang ditemukan adalah surat kembali pos. Masalah klasik ini
dapat disebabkan oleh wajib pajak yang menuliskan alamat kurang jelas, berpindah
dari alamat yang terdaftar, rumah atau alamat yang dituju kosong, dan lain
sebagainya. Mengenai hal tersebut, penulis menyarankan agar pihak KPP Pratama
Serpong dapat mencantumkan nomor telepon penerima pada amplop surat,
melakukan kerjasama dengan kelurahan, ataupun melakukan penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA

Harto, Budi. 2016. Pelaksanaan Elektronik System (E-System) Dan Akuntansi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Jurnal Akuntans dan Bisnis, 2(1),
72.
Republik Indonesia. Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER-04/PJ/2020
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Administrasi Nomor Pokok Wajib
Pajak, Sertifikat Elektronik, dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Republik Indonesia. Surat Edaran Nomor SE-27/PJ/2020 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Administrasi Nomor Pokok Wajib
Pajak, Sertifikat Elektronik, Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Anda mungkin juga menyukai