Selamat datang di Modul 6: Administrasi Pajak.
Pada Modul Administrasi Pajak. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta
memiliki kemampuan tentang pengertian pajak, PPh Pasal 21, PPN, dan Rekonsiliasi
Fiskal.
Dalam modul ini selain materi juga dilengkapi dengan video pembelajaran, PPT.
Semoga bisa membantu para peserta dalam mempelajari materi administrasi pajak
dengan lebih baik. Semoga modul ini bisa memberikan manfaat dan pemahaman kepada
peserta dengan lebih baik.
Modul 6 Administrasi Pajak adalah bagian dari Mata Kuliah Akuntansi Keuangan dan
Lembaga, yang disusun dalam rangka mempersiapkan guru dalam jabatan agar
memahami dan mengidentifikasi berbagai jenis pajak, PPh, PPn, dan Rekonsiliasi fiskal.
Modul ini membahas tentang ketentuan material terkait Pajak Penghasilan, sehingga
materi yang dibahas meliputi subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, penghitungan pajak,
sampai dengan pelaporan Pajak Penghasilan.
Kegiatan Belajar 2 (KB2) tentang PPh 21 membahas pajak penghasilan yang dipungut
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib orang
pribadi dalam negeri.
Kegiatan Belajar 3 (KB3) tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPn BM) merupakan salah satu jenis pajak pusat yang kewenangan
pemungutannya berada di Direktorat Jenderal Pajak. Sistem self assessment yang dianut
oleh sistem perpajakan memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak diwajibkan
menghitung, menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya.
Kegiatan Belajar 4 (KB1) menjelaskan rekonsiliasi fiskal yang dilakukan oleh wajib
pajak yang menyelenggarakan pembukuan. Wajib pajak yang menyelenggarakan
pembukuan pada akhir tahun akan menyusun laporan keuangan. Rekonsiliasi fiskal
bertitik tolak dari laporan laba rugi komersial yang disusun oleh wajib pajak. Laba (rugi)
komersial tersebut dilakukan penyesuaian fiskal sehingga menghasilkan laba (rugi) fiskal
atau sering disebut penghasilan neto fiskal.
Peta konsep Modul 6: Administrasi Pajak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Kegiatan pembelajaran Modul 6: Administrasi Pajak ini dilakukan secara daring dengan
konsep Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Dosen dan peserta PPG tidak bertemu secara tatap
muka langsung (face to face).
1. modul digital
2. video pembelajaran atau animasi
3. media presentasi
4. sumber bacaan lain
Setiap Kegiatan Belajar diakhiri dengan evaluasi, yang terdiri dari TUGAS dan TES.
Apabila nilai tes mencapai 7, Anda bisa melanjutkan ke Kegiatan Belajar berikutnya. Jika
nilai tes belum mencapai 7, silakan Anda pelajari lagi MATERI Kegiatan Belajar
tersebut dan kerjakan lagi TES tersebut, sampai nilai minimal tercapai.
FORUM disediakan di bagian terbawah dari setiap Kegiatan Belajar. Anda dapat
menggunakan forum untuk:
Selamat datang pada PPG dalam jabatan. Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga selalu
sehat dan siap untuk mengikuti kuliah hari ini. Sudahkah anda memenuhi kewajiban
perpajakan? Apakah Anda sudah mengetahui apa itu pajak? Tatap muka kali ini kita akan
mempelajari tentang jenis-jenis pajak diantaranya tentang definisi, fungsi, jenis pajak,
serta tata cara pemungutan pajak.
Pada kegiatan belajar 1, Anda diharapkan dapat memahami tentang definisi, fungsi, jenis
pajak, serta tata cara pemungutan pajak dan tarif pajak.
POKOK MATERI
1. Pengertian pajak
2. Pengertian fungsi pajak
3. Pengertian tentang jenis-jenis pajak
4. Tata cara pemungutan pajak
5. Timbulnya utang pajak
6. Tarif pajak
Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran pada KB1 tentang Jenis-Jenis Pajak ini,
silakan Anda pelajari beberapa materi berikut ini.
Pelajari modul berikut ini untuk memahami pengertian pajak, jenis pajak, hambatan
pemungutan pajak, tata cara pemungutan pajak, asas pemungutan pajak, sistem
pemungutan pajak, timbulnya utang pajak, berakhirnya utang pajak, dan tarif pajak.
Setelah belajar lewat video, mari teman-teman belajar melalui media presentasi tentang
Jenis-Jenis Pajak berikut ini.
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Pajak adalah kontribusi kepada negara yang terutang orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdsarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Di samping pajak, ada pungutan lain yang serupa dengan pajak, tetapi mempunyai
perlakuan dan sifat yang berbeda dengan pajak yang dilakukan oleh negara terhadap
rakyatnya, yaitu: bea meterai, bea masuk dan bea keluar, cukai, retribusi, iuran, dan
pungutan. Secara umum, pajak di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu Pajak Pusat dan
Pajak Daerah.
Rangkuman ada di setiap KB. Silahkan lihat Modul 6 tentang Administrasi Pajak pada
KB 1 Jenis-Jenis Pajak pada bagian rangkuman.
Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 1. Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas
berikut ini!
Selamat mengerjakan.
Apabila ada materi yang belum Anda pahami, silakan mengajukan pertanyaan di forum
ini. Apabila ada teman yang bertanya dan Anda bisa menjawab, silakan jawab pertanyaan
teman Anda.
Forum KB1
Selamat pagi. Senang sekali kami bisa bertemu lagi dengan Anda pada tatap muka hari
ini. Minggu lalu Anda sudah mempelajari tentang jenis-jenis pajak. Minggu ini kita akan
melanjutkan materi tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21). Terdapat banyak
masalah pada PPh Pasal 21, terutama menentukan berapa besarnya PPh Pasal 21 yang
harus dipotong. Oleh karena itu, Anda harus memahami tentang penghasilan apa saja
yang di potong PPh Pasal 21, besarnya tarif PPh Pasal 21, serta cara menghitung
pemotongan PPh Pasal 21.
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat menerapkan PPh Pasal 21 dengan benar.
POKOK MATERI
Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran pada Kegiatan Belajar 2 tentang PPH 21,
silakan Anda pelajari beberapa materi berikut ini.
Silakan pelajari modul berikut ini. Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami
tentang pokok materi yang disebutkan di atas. Selamat belajar.
Untuk memahami materi PPH 21, beberapa referensi video berikut ini bagus untuk
membantu Anda memahami materi ini. Silakan dipelajari.
Anda juga dipersilakan mencari video yang lain untuk mempermudah memahami materi
ini.
Setelah belajar lewat video, mari teman-teman belajar melalui file ppt KB 2 tentang PPH
21 berikut ini.
Setelah teman-teman mempelajari beberapa materi di atas, dapat kita rangkum sebagai
berikut.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib orang pribadi
dalam negeri.
PPh pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan dan penyelenggaraan
kegiatan.
Sesuai dengan kelaziman internasional, badan perwakilan negara asing beserta pejabat
perwakilan diplomatik dikecualikan dari subjek PPh Pasal 21. Demikian juga, organisasi
- organisasi internasional beserta pejabat - pejabatnya yang memenuhi persyaratan
tertentu. Yang menjadi objek PPh Pasal 21 adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Dengan demikian, Undang-Undang Pajak Penghasilan menganut pengertian
penghasilan dalam arti luas.
Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2. Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas
berikut ini!
Selamat mengerjakan.
Apabila ada materi yang belum Anda pahami, silakan mengajukan pertanyaan di forum
ini. Apabila ada teman yang bertanya dan Anda bisa menjawab, silakan jawab pertanyaan
teman Anda.
Forum KB2
Selamat pagi, selamat bertemu kembali. Pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari
tentang PPh Pasal 21. Pada Kegiatan Belajar 3 ini, kita akan mempelajari PPN (Pajak
Pertambahan Nilai) dan PPN BM (Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah). Masalah
yang sering timbul biasanya tentang pemahaman dan cara mengisi SPT PPN. Untuk itu
peserta PPG harus mengerti terlebih dahulu tentang dasar-dasar PPN, objek PPN, tarif
serta cara menghitung PPN.
POKOK MATERI
Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran pada Kegiatan Belajar 3, silakan Anda
pelajari beberapa materi berikut ini.
Silakan pelajari modul berikut ini. Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami
tentang PPN dan PPN BM.
Modul 6 KB 3: PPN dan PPN BM File
Materi 2.1: Video PPN & PPN BM
Video ini akan membantu teman-teman dalam memahami PPN & PPN BM
Materi 2.2 : Video tambahan tentang materi PPN dan PPN BM Page
Teman-teman semua dipersilakan mencari video yang lain untuk pengayaan materi ini.
Pada page di atas, terdapat video yang bagus untuk membantu teman-teman memahami
materi ini. Silakan dipelajari.
Setelah belajar lewat video, mari teman-teman belajar melalui file ppt tentang PPN &
PPN BM.
PPN dan PPn BM merupakan pajak atas konsumsi dalam negeri. Pemungutan PPN dan
PPn BM di Indonesia dipungut berdasaran Undang undang No.8 tahun 1983 sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang No. 42 tahun 2009. PPN di
Indonesia mempunyai legal karakter, dimana legal karakter ini yang akan
membedakannya dengan pajak-pajak yang lain. PPN di Indonesia mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Pajak Pertambahan Nilai sebagai Pajak Tidak Langsung dan Pajak Objektif
2. Multi-Stage Levy namun Non Kumulatif.
3. Penghitungan PPN terutang untuk dibayar ke kas negara menggunakan indirect
subtraction method.
4. Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak atas Konsumsi Umum Dalam Negeri
sehingga memiliki kedudukan netral.
5. PPN Indonesia menerapkan tarif tunggal (single rate).
6. PPN Indonesia termasuk tipe konsumsi (Consumption Type VAT).
Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 3. Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas
berikut ini!
Tugas: TUGAS KB 3 (PPN) Assignment
Untuk mengetahui pemahaman Anda terkait Kegiatan Belajar 3 ini, silakan kerjakan tes
formatif berikut ini. Jika nilai Anda belum mencapai 7, silakan pelajari kembali materi
pada Kegiatan Belajar 3 ini, dan kerjakan lagi tes ini.
Selamat mengerjakan.
Apabila ada materi yang belum Anda pahami, silakan mengajukan pertanyaan di forum
ini. Apabila ada teman yang bertanya dan Anda bisa menjawab, silakan jawab pertanyaan
teman Anda.
Forum KB3
Selamat bertemu kembali pada modul administrasi pajak. Bagaimana kabar Anda hari
ini? Pada tatap muka kali ini materi yang disampaikan tentang rekonsiliasi fiskal. Apakah
Anda tahu mengapa harus membuat rekonsiliasi fiskal? Untuk mengetahui itu semua,
Anda harus mengerti terlebih dahulu mengenai latar belakang rekonsiliasi fiskal,
penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal, serta
teknik rekonsiliasi fiskal. Selamat belajar.
Setelah mempelajari penerapan rekonsiliasi fiskal ini, peserta akan dapat memahami
pentingnya rekonsiliasi fiskal dan dapat memahami teknik pelaporan rekonsiliasi fiskal
dengan benar. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan adalah sebagai berikut:
POKOK MATERI
Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran pada Kegiatan Belajar 4, silakan Anda
pelajari beberapa materi berikut ini.
Silakan pelajari modul berikut ini. Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami
tentang teknik koreksi fiskal.
Dalam memahami koreksi fiskal, perlu untuk memahami terlebih dahulu koreksi positif
dan koreksi negatif. Perhatikan ppt berikut ini.
PPT Modul 6 KB 4 Rekonsiliasi Fiskal URL
Laporan keuangan yang disusun perusahaan biasanya harus disesuaikan dengan peraturan
fiskal ketika laporan keuangan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk membuat SPT PPh
yang disampaikan ke kantor pajak. Hal ini disebabkan laporan keuangan perusahaan
mengacu pada standar akuntansi keuangan (SAK), yang tidak selalu sesuai dengan
ketentuan perpajakan. Secara umum, rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh wajib pajak (WP)
karena terdapat perbedaan perhitungan antara laba menurut komersial atau akuntansi
dengan laba menurut perpajakan. Laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan keuangan
fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak. Perbedaan laporan keuangan komersial
dengan laporan keuangan fiskal berdasarkan pembebanannya dapat dibedakan dua
macam, yaitu beda tetap dan beda waktu.
Beda tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara
akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya permanen
artinya koreksi fiskal yang dilakukan tidak akan diperhitungkan dengan laba kena pajak.
Contohnya antara lain sumbangan, entertain (tanpa daftar nominatif), pengeluaran yang
tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan dan penghasilan bunga deposito.
Beda waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara
akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara
artinya koreksi fiskal yang dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak.
Contohnya: biaya penyusutan, biaya sewa dan pendapatan laba selisih kurs.
Koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
pengakuan metode, manfaat, dan umur, dalam menghitung laba secara komersial atau
dengan secara fiskal. Koreksi fiskal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu koreksi fiskal
positif dan koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal positif akan menyebabkan laba kena
pajak akan bertambah, sedangkan koreksi negatif akan menyebabkan laba kena pajak
berkurang.
Dengan demikian, untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat
pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu
harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal. Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut:
1. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut
fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan
tersebut dari penghasilan menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba
menurut akuntansi.
2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut
fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan
tersebut pada penghasilan menurut akuntansi, yang berarti menambah laba
menurut akuntansi.
3. Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui
sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan
dengan mengurangkan sejumlah biaya atau pengeluaran tersebut dari biaya
menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi.
4. Jika suatu biaya atau pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui
sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan
dengan menambahkan sejumlah biaya atau pengeluaran teersebut pada biaya
menurut akuntansi yang berarti mengurangi laba menurut akuntansi.
Koreksi fiskal sangat erat kaitannya dengan persiapan dan penghitungan pajak terutang
selama satu tahun, terutama bagi wajib pajak badan, dan juga bagi wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pembayaran. Karena itu pemahaman atas rekonsiliasi fiskal ini
sangat penting terutama untuk memudahkan dalam pengisian SPT PPh Badan yang jatuh
tempo setiap tanggal 30 April dan SPT PPh Orang Pribadi yang jatuh tempo setiap
tanggal 31 Maret.
Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 4. Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas
berikut ini!
Selamat mengerjakan.
Apabila ada materi yang belum Anda pahami, silakan mengajukan pertanyaan di forum
ini. Apabila ada teman yang bertanya dan Anda bisa menjawab, silakan jawab pertanyaan
teman Anda.
Forum KB4
TUGAS AKHIR
Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 1, 2, 3 dan 4. Untuk mengukur
pemahaman Anda, kerjakan tugas berikut ini.
TES SUMATIF
Selamat. Anda sudah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 1, 2, 3 dan 4. Sekarang,
silakan Anda kerjakan tes sumatif berikut ini.
Persiapkan diri untuk mengerjakan tes sumatif ini. Anda hanya diberi kesempatan 1 kali
untuk mengerjakan tes sumatif ini (tidak bisa dikerjakan ulang). Waktu untuk
mengerjakan tes ini adalah 60 menit.