Anda di halaman 1dari 3

Widya Carrolin Kawengian

202160246
Why Manufactured in China?

Pada akhir 1970-an negara cina banyak melakukan usaha untuk meningkatkan
perekonomian negaranya. termasuk untuk merencanakan pusat yang agresif,
memanfaatkan tenaga kerja yang cukup murah, mendevaluasi mata uang Cina di tahun
2015 serta mengembangkan sistem pabrik yang cukup kuat untuk dapat menyebarkan hasil
produksinya di seluruh dunia. Negara cina pasca-1978 pertumbuhan riil rata - ratanya lebih
dari 9 persen per tahun dengan sedikit naik turun. dalam beberapa tahun, perekonomian
tumbuh negara Cina tumbuh lebih dari 13 persen ( IMF,1997). Rencana yang sudah
terstruktur ini sudah dapat dikatakan berhasil karena saat ini PDB negara cina adalah
sebesar US$17.73 Triliun atau sekitar 270 ribu triliun (estimasi kurs Rp15.216,00/dolar)
(worldbank,2021).

Perekonomian China tumbuh subur sebagai pembangkit tenaga manufaktur dan


produk-produk negara Cina ada di mana - mana. sebagian besar tag, label dan stiker pada
berbagai barang menyatakan bahwa barang tersebut “ Made in China”. China telah menjadi
raksasa manufaktur yang mendominasi global produksi tekstil, alas kaki dan mainan serta
elektronik. “ made in china “ menandakan barang murah bagi konsumen. seiring dengan
banyaknya lapangan kerja di perekonomian negara maju. menurut prinsip keunggulan
komparatif, cina unggul dalam tenaga kerja industri intensif, yang membutuhkan energi,
modal dan sumber daya yang lebih sedikit dan yang menguntungkan banyaknya tangan
terampil.

menurut laporan statistika 2022 angkatan kerja di China kira-kira berjumlah 784 juta
(statista,2022). pasar tenaga kerja yang begitu luas selalu berkontribusi pada rendahnya
biaya mempekerjakan pekerja di china. biaya tenaga kerja yang rendah mendukung
perusahaan manufaktur besar yang membutuhkan tenaga kerja yang ekstensif untuk
persyaratan produksi dalam skala besar.

dilihat dari kurs pada April 2022 gaji rata rata di China adalah 55.2590 USD (dolar AS).
namun sebaliknya, gaji rata rata di amerika 94.700USD. secara sadar perusahaan dari
Amerika bagian Utara dan Eropa dapat menghemat dengan mengalihdayakan manufaktur
ke pekerja China daripada mempekerjakan karyawan dari negara asal.
ditambah dengan banyaknya pekerja yang terampil, china mampu menerapkan inovasi lebih
cepat dan membantu meningkatkan produksi serta menghasilkan produk berkualitas dengan
lebih efisien. sesuai dengan rencana standar china 2035
(https://www.cnbc.com/2020/04/27/china-standards-2035-explained.html) negara china ini
bertujuan untuk mengubah tradisional menjadi digital di setiap proses manufaktur pada
tahun 2035. selain itu, negara china ini bermaksud untuk memperkenalkan beberapa inovasi
dalam peralatan manufaktur seperti perangkat listrik, komponen pesawat luar angkasa dan
lain lain.

praktik outsourching dimulai pada 1970-an bersamaan dengan pemerintah China yang ingin
meningkatkan perekonomian negaranya dan outsourching menjadi populer pada tahun
1990-an. india china dan malaysia merupakan negara teratas dimana banyak perusahaan
melakukan outsourching. hal ini dikarenakan biayanya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan besar di Amerika lebih sedikit. Pasar outsourcing global berjumlah $ 88,9 miliar
pada 2015, turun jauh dari $ 104,6 miliar yang dihabiskan pada 2014, menurut Statista.
(ANTARA)

selain yang sudah dijelaskan sebelumnya, rata-rata belanja infrastruktur di china ditahun
2019 menurut survei statista 2022 lebih tinggi 10 kali daripada amerika serikat. bahkan
laporan dari Trading Economics 2022 mengungkapkan bahwa PDB dari manufaktur akan
meningkat ditahun selanjutnya(https://tradingeconomics.com/china/gdp-from-manufacturing)

investasi dalam infrastruktur meningkatkan kemampuan perekonomian tiongkok untuk


memproduksi barangbernilai tinggi. jadi setiap perusahaan asing dapat mengontrak proses
manufaktur di china dengan jaminan mendapatkan kualitas tinggi, pengiriman produk tepat
waktu. selain itu, pemerintah china juga memperkenalkan inisiatif made in china
2025(https://www.csis.org/analysis/made-china-2025) :
● menjadikan outsourching manufaktur lebih maju dengan onovasi
● memfokuskan pada kulitas lebih utama dari kuantitas
● mendukung pertumbuhan tenaga kerja terampil di pasar cina dan sebagainya.

bahkan dari semua negara di Asia ( timur dan tenggara) china memberlakukan kebijakan
bisnis yang terbaik untuk memikat investor untuk manufaktur offshoring atau outsourching.
di tahun 2019, pemerintah tiongkok mengeluarkan Katalog Industri untuk Mendorong
investasi Asing (https://kpmg.com/cn/en/home/insights/2019/08/china-tax-alert-20.html).
setiap perusahaan asing dapat menikmati beberapa manfaat sebagai berikut :
1. PPN hanya berlaku untuk impor dan kebijakan pajak fleksibel untuk ekspor
2. pembebasan dari bea impor
3. tunjangan tambahan dan diskon investasi untuk perusahaan Eropa atau Amerika
yang berinvestasi kembali di pasar china
4. pengurangan tarif pajak penghasilan sebesar 15% untuk perusahan yang bergerak
pada sektor energi dan transformasi.

banyak perusahaan dari amerika atau eropa lebih memilih outsourcing manufaktur ke china
karena biaya tenaga kerja yang rendah dan teknologi manufaktur yang inovatif.

Referensi:
https://www.statista.com/statistics/251380/number-of-employed-persons-in-china/
https://www.china-briefing.com/news/minimum-wages-china-2023/
https://www.antaranews.com/berita/2681269/industri-jasa-outsourcing-china-catat-pertumbu
han-pesat-pada-2021#mobile-src
https://www.statista.com/statistics/566787/average-yearly-expenditure-on-economic-infrastru
cture-as-percent-of-gdp-worldwide-by-country/
https://tradingeconomics.com/china/gdp-from-manufacturing

Anda mungkin juga menyukai