Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Model Pembelajar an

Matematika SD Berbasis Per mainan


Tr a d i s i o n a l I n d o n e s i a d a n P e n d e k a t a n
Matematika Realistik
Nama Kelompok
1. ESSA PUSPA YANITA (2115100008/PGSD A)
2. LUTFI ARDIANSYAH (2115100012/ PGSD A)
3. DEVI PUSPITA SARI (2115100016/PGSD A)
J u dul A r tikel:
Pe n gembanga n M o de l Pe m belaja ran M at ematika
S D B e r ba sis Pe r mainan Tra disional I n done sia
d a n Pe n d ekatan M at e matika Re a l istik

I d e n t i t a s A r t i ke l
N a m a : J u r n a l Pe n d i d i ka n d a n Kebu d aya a n
No:1
Vo l u me : 1 0
Ta h u n : J anu ar i 2 0 2 0
Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan SD, penguasaan materi matematika
sangatlah penting. Di masa kini virtual game lebih banyak digemari
karena lebih ringkas menarik, menantang. Tetapi juga memiliki
banyak kelemahan spt sulit berintesaksi sosial, kurang menahan
emosi, dsb. Maka dalam belajar pun anak akan sulit jika tidak ada
media yang menarik dan sulit memahami jika hanya diberikan materi
tanpa contoh nyata terutama dalam matematika. Dengan melalui
media pembelajaran berupa permainan tradisional (dakon,
congklakbalap karung, engklek, dsb) diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan dan pemahaman matematika dikehidupan
sehari-hari serta melestarikan budaya yang ada di Indonesia.
Kajian Pustaka
• Permainan Tradisional
Melalui permainan akan mempermudah anak dalam mempelajari dikarenakan adanya
bukti konkret dan di Indonesia yang kaya akan budaya di setiap daerah spt
permainan(bakiak, balap karung, congklak, egrang, lompat tali, dsb) dapat di
manfaatkan sebagai bukti konkret misal dalam belajar berhitung
matematika(Wilson,2018).
• Matematika SD
Matematika membutuhkan pembelajaran yang kreatif terutama untuk anak SD(Pound
Lee,2015) , berfikir kreatif dapat mengkatkan keterampilan untuk menyelesaikan suatu
masalah berupa simbol, gambar, diagram dalam materi bilangan, geometri, dan
statistika.
• Matematika Realistik
RME menekankan bagaimana seorang anak dalam berpikir suatu proses penyelesaian
masalah agar lebih terbuka, memiliki alternatif jawaban dan meningkatkan kemampuan
menalar, komunikasi, dan mental kritis(Hadi,2018). Misal sambil bermain tasak, gatrik,
balogo anak dapat belajar penjumlahan dan pengurangan sebelum mereka masuk ke
dunia matematika abstrak.
Solusi Masalah
• Pada artikel ini solusi dalam memecahkan masalah menggunakan pendekatan Ki Hajar
Dewantara 3N(Niteni, Nirokke, Nambahi). Teknik pengumpulan data berupa wawancara
dan skala respon dari 15 guru pengajar SD Salatiga.
• Ide permainan tradisional digabung dengan pendekatan RME membuat siswa dapat
melestarikan budaya sekaligus belajar matematika serta ketrampilan lainnya.
• Tahap Niteni (pemahaman makna dari permainan trasional dan RME) Tahap Nirokke
(mengambil beberapa contoh dari modul) Tahap Nambahi(praktik/implementasi nyata
di dalam kelas)
• Contoh hasil produk Permainan Tradisional-RME:
Balap karung (Materi kecepatan-jarak dan waktu), Balogo(Operasi Hitung Bilangan), Tasak
(Bilaangan Prima), Lompat tali (Berhitung),Gatrik (materi Statistika), dsb.
Ke s i m p u l a n

Gabungan ide permainan tradisional dan pendekatan RME


terinspirasi dari Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan ide
trsb matematika dapat lebih nyata dan berfungsi di kehidupan
anak.
Selain siswa dapat bermain, mereka juga dapat mengenal dan
melestarikan kebudayaan Indonesia serta meningkatkan
psikomotor motorik kasar anak.
Kolaborasi dari permainan tradisional dengan Matematika
Realistik berpotensi meningkatkan aspek perkembngan siswa
lebih kreatif, inovatif, dan rekreatif

Anda mungkin juga menyukai