Anda di halaman 1dari 8

Penerapan

Metode
Permainan
Dalam
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Matematika
NAMA : INTAN TRI LETNA ELFI MAGDALENA

KELAS/NIM : PGMI 4A / 181240008

MATA KULIAH : MATEMATIKA

TUGAS UTS ( ARTIKEL )


METODE PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

1. Berbagai cara
terus
2. dilakukan, salah
satunya dilakukan
dengan
3. mensinergikan
komponen-komponen
yang terlibat
4. dalam
pembelajaran.
Komponen yang
terlibat dalam
5. pembelajaran
tersebut adalah
tujuan, bahan
6. pelajaran (materi),
kegiatan
pembelajaran,
metode,
7. alat dan sumber
serta evaluasi
8. Berbagai cara
terus
9. dilakukan, salah
satunya dilakukan
dengan
10.mensinergikan
komponen-komponen
yang terlibat
11.dalam
pembelajaran.
Komponen yang
terlibat dalam
12.pembelajaran
tersebut adalah
tujuan, bahan
13.pelajaran (materi),
kegiatan
pembelajaran,
metode,
14.alat dan sumber
serta evaluasi
Dewasa ini dalam dunia pendidikan berbagai cara terus dilakukan
dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran disekolah, salah satunya
dilakukan dengan mensinergikan komponen-komponen yang terlibat dalam
pembelajaran. Komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut adalah
tujuan, bahan pelajaran (materi), kegiatan pembelajaran, metode, alat dan
sumber serta evaluasi.
Salah satu yang terus mengalami peningkatan metode dalam mengajar
ialah pembelajaran matematika. Hal ini terus di upayakan oleh para guru
mengingat matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sering membuat
anak kesulitan dalam belajar. Pembelajaran matematika merupakan salah satu
pembelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar dan sekolah
menengah di Indonesia. Banyaknya materi yang dianggap wajib untuk
dikuasai oleh siswa membuat bertambahnya kesulitan siswa dalam memahami
matematika. Tidak semua siswa dapat menerima materi matematika yang
diberikan oleh gurunya dengan baik. Hal ini terjadi selain karena terlalu
banyaknya hal yang harus dipelajari siswa, juga karena penyampaian materi
yang terlalu monoton.
Dalam kesempatan ini penulis ingin terangkan dalam tulisan artikel ini
ialah metode permainan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis anak. Permainan itu sendiri merupakan hal yang dianggap sebagai
hal yang menyenangkan oleh anak sehingga diharapkan pembelajaran melalui
metode ini dapat meminimalisir persepsi anak tentang sulit nya matematika.
Karenanya perpaduan permainan dengan pembelajaran akan menjadi sebuah
terobosan yang baik dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan.
Dalam sebuah junral karya murdani susanto ia mengutip dari Sudjana
(2000:138) yang mengatakan bahwa penyajian teknik permainan yang baik
akan menarik perhatian peserta didik sehingga menimbulkan suasana yang
mengasyikan tanpa menimbulkan kelelahan.1
Dapat diambIl sebuah kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa salah
satu upaya guru dalam memotivasi siswa adalah dengan menggunakan
simulasi dan permainan. Hal ini dapat meningkatikan interksi, menyajikan
gambaran yang jelas mengenai kehidupan sebenarnya dan melibatkan siswa
secara langsung dalam pembelajaran.
Pada saat ini sering sekali digaungkan kepada setiap guru untuk dapat
membuat sebuah pembelajaran yang dapat membawa anak dalam keadaan
“Real life” , Artinya murid harus dapat merasakan dampak daripada apa yang
ia alami selama pembelajaran dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
kehidupan sehari – hari. Lantas apakah permainan dapat menjawab tantangan
ini ? tentu saja ia , karena dalam permainan itu sendiri anak diajak untuk
dapat memecahkan masalah secara lanngsung dengan visualisasi yang ada
pada permainan yang telah disajikan. Dalam beberapa contoh misalkan anak
diajak untuk bermain permainan klasik , seperti ular tangga dalam materi
pembelajaran hitung dasar penjumlahan dan pengurangan. Permainan ini
diciptakan pada tahun 1870. Tidak ada papam yang permainan standar dalam
permainan ular tangga ini. Setiap orang dapat menciptakan papan mereka
sendiri dengan jumlah kotak , ular dan tangga yang berlainan dari umumnya.
Seorang siswa akan melakukan proses pembelajaran yang menarik dalam hal
ini karena mereka harus dapat menghitung berapa langkah yang mereka hrus
ambil sesuai dengan jumlah mata dadu yang keluar setiap giliran sehingga
secara otomatis mereka akan menikmati permainan sambil belajar berhitung.

1
Murdani Susanto , Penerapan Metode Permainan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika di Kelas IV SD
Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa permainan ular tangga adalah
permainan yang dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran matematika karena
dalam permainanini siswa mengenal konsep penjumlahan dan pengurangan.
Konsep penjumlahan dan pengurangan antara 1-100. Dalam mengerjakan ini
guru harus mengubahnya menjadi konteks nyata yang mudah bagi siswa
untuk dimengerti.2Dalam konteks yang lebi luas lagi , sebuah game yang
dikembangkan oleh Elinor Crecelius, dari Wyoming Girls School; Sheridan,
Wyoming , ia menciptakan sebuah permainan bernama “24” game yang dalam
hal ini membutuhkan perhitungan matematis yang sudah menggambungkan
antara penjumlahan , pengurangan , perkalian , dan pembagian. Dalam game
ini siswa dituntut untuk dapat mengoperasikan sebuah bilangan sehinggan
berjumlah “24” dengan suasana kelompok dan juga menyenangkan. Untuk
melakukan hal ini dibutuhkan 4 buah dadu sebagai media perhitungan angka
yang akan dihitung dan juga kelompok yang berjumlah 4 sampai 5 orang.
Pertama , empat siswa dari kelompok satu maju ke depan dan diberi
masing-masing sebuah dadu untuk dikocok, Setelah itu siswa tersebut
menunjukkan dan menyebutkan angka berapa yang diperolehnya. Gurunya
mencatat angka yang diperoleh oleh para siswa di papan. Setelah itu
kemudian siswa kembali ke tempat masing-masing dan mulai menulis angka
tersebut dan mengoperasikan keempat angka tersebut sehingga menghasilkan
bilangan 24. Contoh : jika angka 6,5,6, dan 4, yang muncul setelah dikocok,
maka pemecahan yang paling tepat dariangka yang muncul untuk
menghasilkan 24 ialah : 6 x 4 / (6-5) = 24
Dalam materi Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan
waktu, panjang dan berat metode permainan yang dapat digunakan adalah
permainan jual beli, yaitu metode permainan yang menetapkan agar
pembelajaran bertitik tolak pada hal-hal konkrit bagi siswa. Hal ini dilakukan
dengan memanipulasi benda-benda seperti uang mainan, timbangan, barang-
2
Putri Zudhah Ferryka , Permainan Ular tangga dalam pembelajaran matematika
barang dagangan, barang-barang yang menggunakan kemasan dan barang-
barang yang tidak menggunakan kemasan ke dalam bentuk permainan.
Dari game ini akan tercipta sebuah kolaborasi dan juga pemecahan
masalah yang akan dihadapi anak secara kolektif yang tentu akan menanmkan
nilai - nilai kolaboratif setelah mereka keluar dari kelas. Dari sudur pandang
yang lebih luas lagi , bahkan kegiatan matematika seperti ini dapat dikatakan
sebagai sebuah etnomatematis yang artinya memadu padukan sebuah budaya
yang terdapat disebuah daerah dengan nilai – nilai matematis. Sedangkan
Rachmawati (2012:1) mendefinisikan etnomatematika sebagai cara-cara
khusus yang dipakai oleh suatu kelompok budaya atau masyarakat tertentu
dalam aktivitas matematika.3 mengingat masyarakat Indonesia dikenal dengan
masyarakat yang terkenal akan kebersamaan nya, dengan adanya pendekatan
ini secara kolektif dan kolaboratif. Maka teori etnomatematis rasanya sangat
cocok sekali diterapkan dan dipadukan dengan kondisi social budaya yang ada
di Indonesia tentunya melalui permainan yang kolaboratif dan juga secara
kolektif. Tentu dengan tetap menggunakan konsep konsep matematis didalam
permainan tersebut.

3
Rachmaniah Mirza Hariastuti , PERMAINAN TEBAK-TEBAK BUAH MANGGIS: SEBUAH INOVASI
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ETNOMATEMATIKA.

Anda mungkin juga menyukai