Anda di halaman 1dari 54

i

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING


PADA HOME INDUSTRI KERAJINAN ALUMINIUM “SINAR”
DI SINJAI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Oleh:
Masriani
NIM. 150103018

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2019
ii
iii

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING


PADA HOME INDUSTRI KERAJINAN ALUMINIUM “SINAR”
DI SINJAI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Oleh:
Masriani
NIM. 150103018

Pembimbing
1. Dr. Firdaus, M.Ag.
2. Abd Muhaemin Nabir, SE., M.Ak.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2019
iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawahini:

Nama : Masriani
NIM : 150103018
Program Studi : Ekonomi Syariah (Ekos)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi
atau duplikasi dari tulisan/karya orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari Skripsi ini adalah karya saya sendiri selain kutipan
yang ditunjukkan sumbernya. Segala kekeliruan yang ada di dalamnya
adalah tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya. Bilamana
dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

Sinjai, 10 Juli 2019


Yang membuat pernyataan,

Masriani
NIM: 150103018
v
vi

KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الر حْ َم ِن‬
َّ ‫ِبس ِْم هللا‬
ْ ‫لَ ا َ ِل ِِ ََا‬
‫ْ َحء‬ َ ََ ََ ‫َيدِ ِد َْء ُُ َح َّمد‬ َ ‫ءَ ََ ْال ُم ْر‬
َ َ‫َ َِيْن‬ ْ ‫ِا‬
ِ َ‫ا ِِْْي‬ ِ ‫لَ ا َ ْْ َر‬
َ ََ ُُ َ‫سا‬ َّ ‫ْال َح ْمد ُ هلل ََ ِّد ِ ْالََََ ِميْنَ ََ ال‬
َّ ‫َّاَ ُ ُ ََال‬
ُ‫بِ ِِ ا َ ْخ َم َِ ْينُ ا َ ًُء بَ َْد‬

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih


sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama penulis studi. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta, Syarifuddin dan Masnah yang telah mendidik,
mendukung dan mendoakan, sehingga penyusunan proposal skripsi ini dapat
terselesaikan;
2. Dr. Firdaus, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Muhammadiyah
(IAIM) Sinjai.
3. Dr. Amir Hamzah, M, Ag. Selaku Wakil Rektor I, Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;
4. Dr. Ismail, M,Pd. Selaku Wakil Rektor II, Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;
5. Dr. Muh. Anis.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;
6. Muhammad Ikbal S. Pd.,M.Pd., selaku ketua Program Studi Ekonomi Syariah
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;
7. Dr. Firdaus, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Abd. Muhaemin,SE., M.Ak.,
selaku Pembimbing II yang telah membantu, mengarahkan, serta
membimbing penulis sampai proposal skripsi ini selesai;
8. Dr. Muh. Anis.,M.Hum. selaku Penguji I dan Muhammad Ikbal S. Pd.,M.Pd.,
selaku Penguji II yang telah membantu dan memberikan masukan kepada
penulis demi sempurnanya skripsi ini.
9. Seluruh dosen yang telah membimbing dan mengajar selama studi di Institut
Agama Islam Muhammadiyah Sinjai;
vii

10. Seluruh pegawai dan jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai yang telah membantu
kelancaran akademik;
11. Kepala dan Staff Perpustakaan Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai,
yang telah membantu kelancaran selama penelitian;
12. Teman-teman mahasiswa, IAI Muhammadiyah Sinjai dan berbagai pihak
yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan
moral sehingga penulis selesai studi.

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut


mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt., dan semoga laporan magang
ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Sinjai, 26 Juni 2019

Masriani
NIM. 150103018
viii

ABSTRAK

MASRIANI, 150103018, ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK


PRODUKSI FULL COSTING PADA HOME INDUSTRI KERAJINAN
ALUMINIUM SINAR DI SINJAI UTARA Skripsi, Sinjai: Program Studi
Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai,2019

Penelitan ini berangkat dari sebuah Home Industri Aluminum. Ketetapan


penentuan harga pokok produksi dipengaruhi oleh ketetapan di dalam
pengakumulasian dan penghitungan biaya produksi yang meliputi biaya bahan
baku, biaya yang tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lainnya (biaya overhead
pabrik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode full
costing/variable costing dapat digunakan untuk menganalisis penetapan harga
pokok produksi pada home industri kerajinan Aluminium “Sinar” di Sinjai Utara.
Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan menggunkan pendekatan
kuantitatif. Dalam penelitian ini sampel yang digunkan yaitu laporan biaya home
industri kerajinan aluminium sinar tahun 2018. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara terstruktur dan dokumen. Sedangkan teknik
analisis datanya menggunkan analisis penetapan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode full costing dan variable costing.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa Selama 4 bulan tahun 2018 Sinar
Aluminium memproduksi 4 buah lemari pakaian Aluminium, dimana harga
produk per unit sebesar Rp 3.674.750 maka total penjualn adalah 4 buah X Rp
3.674.750= Rp 14.699.000 jika menggunkan metode full costing. Dengan
menggunakan metode variable costing, maka harga produk per unit yaitu sebesar
Rp 3.531.000 selama 4 bulan Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 4 buah,
maka total penjualan selama 4 bulan yaitu 4 buah x 3.531.000 = 14.124.000.
Selama 2 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 6 buah
dengan harga per unit sebesar Rp 1.704.900 jadi total penjualan salama 2 bulan
yaitu Rp 10.229.400 jika menggunakan metode Full Costing. Jika menggunkan
metode Variabel Costing dalam 2 bulan Sinar Aluminium memproduksi 6 buah
dengan harga per unit sebesar Rp1.535.000 maka total penjualan sebesar Rp
9.210.000. Selama 2 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 4
buah lemari pajangan aluminium dimana harga produk per unit sebesar Rp
4.666.250 maka total penjualan adalah 4 buah X Rp 4.666.250= 18.665.000 jika
menggunakan full costing. Jika menggunakan metode variabel costing dalam 2
bulan Sinar Aluminium memproduksi 4 buah dengan harga per unit sebesar Rp
4.635.000 maka total penjualan sebesar Rp 18.540.000. Perhitungan dengan
menggunakan metode full costing memperoleh hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode variable costing yang disebabkan oleh perbedaan
perlakuan biaya overhead pabrik. Dimana pada metode full costing semua elemen
biaya baik biaya tetap maupun variable dimasukkan dalam produk, sementara pada
metode variable costing hanya biaya yang bersifat variabel saja. Sehingga terjadi
perbedaan dalam hasil perhitungan yang disebabkan oleh perbedaan perlakuan
terhadap biaya overhead pabrik tetap.
ix

ABSTRACT

MASRIANI, 150103018, ANALYSIS OF FULL COSTING


PRODUCTION COST DETERMINATION IN THE HOME INDUSTRY OF
SINAR ALUMINUM CRAFTS IN NORTH SINJAI Thesis, Sinjai: Sharia
Economic Study Program, Muhammadiyah Islamic Institute (IAIM) Sinjai, 2019

This research departs from an Aluminum Home Industry. The


determination of the cost of production is influenced by the provisions in the
accumulation and calculation of production costs which include raw material
costs, direct labor costs and other factory costs (factory overhead costs). This
study aims to determine whether the full costing / variable costing method can be
used to analyze the determination of the cost of production in the home industry of
the "Sinar" Aluminum craft in North Sinjai.
This research is a survey research using quantitative approach. In this study
the sample used is the report on the home costs of the 2018 aluminum light craft
industry. The data collection techniques used are structured interviews and
documents. While the data analysis technique uses the analysis of cost of goods
manufactured using the full costing method and variable costing.
The results of the study explained that for 4 months in 2018 Sinar
Aluminum produced 4 pieces of Aluminum wardrobe, where the price of the
product per unit was Rp 3,674,750, the total sales were 4 x Rp 3,674,750 = Rp
14,699,000 when using the full costing method. By using the variable costing
method, the price of the product per unit is IDR 3,531,000 for 4 months. Sinar
Aluminum produces 4 units, so the total sales for 4 months are 4 x 3,531,000 =
14,124,000. For 2 months in 2018, Sinar Aluminum produced 6 units with a price
per unit of Rp 1,704,900, so the total sales of 2 months were Rp 10,229,400 if
using the Full Costing method. If using the Variable Costing method in 2 months,
Sinar Aluminum produces 6 units with a unit price of Rp1,535,000, then total sales
are Rp2,210,000. For 2 months in 2018 Sinar Aluminum produced 4 pieces of
aluminum display cabinets where the product price per unit was Rp 4,666,250, so
the total sales were 4 pieces X Rp 4,666,250 = 18,665,000 when using full costing.
If using the variable costing method in 2 months, Sinar Aluminum produces 4
units with a unit price of Rp 4,635,000, then total sales are Rp 18,540,000.
Calculations using the full costing method get higher results compared to the
variable costing method caused by differences in factory overhead costs. Where in
the full costing method all cost elements of both fixed and variable costs are
included in the product, while in the variable costing method only costs are
variable. So there is a difference in the results of the calculation caused by
differences in treatment of fixed factory overhead costs.
x

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PEMBATAS ............................................................................... ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Konsep Harga Pokok Produksi ........................................................ 4
1. Pengertian Harga pokok Produksi ............................................. 4
2. Komponen Harga Pokok Produksi ............................................ 4
3. Manfaat Harga Pokok Produksi................................................. 5
4. Metode Full Costing dan Variabel Costing............................... 6
B. Konsep Home Industri
1. Pengertian UMKM .................................................................... 9
2. Kriteria UMKM ......................................................................... 9
3. Klasifikasi UMKM .................................................................... 10
xi

4. Peran UMKM ............................................................................ 11


5. Karakteristik UMKM ................................................................ 11
6. Jenis-jenis Usaha UMKM ......................................................... 12
7. Kelemahan UMKM ................................................................... 13
C. Konsep Kerajinan Aluminium ......................................................... 14
1. Pengetrtian Kerajinan ................................................................ 14
2. Macam-macam Kerajinan.......................................................... 15
D. Hasil Penelitian Relevan .................................................................. 15
E. Hipotesis .......................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan pendekatan penelitian ...................................................... 19
B. Defenisi Variabel ......................................................................... ....19
C. Populasi dan Sampel........................................................................ 20
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 20
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 21
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................ 23
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 24
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 25

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 35
B. Saran ................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 biaya pembuatan lemari pakaian.. ............................................... 24


Tabel 4.2 biaya pembuatan jendela pintu .................................................... 24
Tabel 4.3 biaya pembuatan lemari pajangan ............................................... 25
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Toko Sinar Aluminium ..................................... 25


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang
wajar. Setiap perusahaan menawarkan produk mereka dengan keunggulan
masing-masing. Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk
melaksanakan semua tingkah laku baik hubungan dengan Allah maupun
dengan sesama manusia (Rahman, 2019). Pengembangan industri
pengolahan pangan di Indonesia yang didukung oleh sumber daya alam
pertanian, baik nabati maupun hewani yang mampu menghasilkan berbagai
produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam
lokal atau daerah (Salam & Warnisanti, 2019).
Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersain dalam
masalah harga, karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling
murah, yang paling diminati dan dicari oleh konsumen. Sebelum perusahaan
menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus
menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual
ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi perunit dengan tingkat
laba yang diinginkan perusahaan sehingga tampa adanya penentuan harga
pokok produksi per unit perusaan akan mengalami kesulitan dalam
menetukan harga jual produk yang dihasilkan.
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang
terserap kedalam setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara
umum biaya produksi yang dihasilkan dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya (Biaya
Overhead Pabrik).
Ketetapan penentuan harga pokok produksi dipengaruhi oleh
ketetapan di dalam pengakumulasian dan penghitungan biaya produksi yang
meliputih biaya bahan baku, biaya yang tenaga kerja langsung dan biaya
pabrik lainnya (biaya overhead pabrik). Biaya bahan baku diakumulasikan
2

dan diperhitungkan dengan menghitung jumlah tenaga kerja pada bagin


produksi dengan jumlah waktu yang digunakan untuk mengerjakan produk
serta tarif upah yang digunakan. Biaya overhead pabrik ditentukan di muka
dan didasarkan pada dasar penentuan tarif tertentu (Mad_Jalu: Makalah
Penetapan Harga Pokok Produksi, t.t.).
Ketelitian dalam pengolongan biaya merupakan faktor penting dalam
penetuan harga pokok produksi, apabila terdapat kesalahan dalam
penggolongan biaya dapat mempengarui besar kecilnya harga pokok produksi
dalam laba usaha perusahaan. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis
tertarik untuk meneliti yang berjudul “Analisis Penetapan Harga Pokok
Produksi pada Home Industri Kerajinan Aluminium Sinar di Sinjai utara”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah metode full costing/variable costing dapat
digunakan untuk menganalisis penetapan harga pokok produksi pada home
industri kerajinan Aluminium “Sinar” di Sinjai Utara?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode
full costing/variable costing dapat digunakan untuk menganalisis penetapan
harga pokok produksi pada home industri kerajinan Aluminium “Sinar” di
Sinjai Utara.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat. Adapun
manfaat yang diharapkan penulis adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam arti membangun, memperkuat,
menyempurnakan teori yang ada dan memberikan sumbangsi terhadap
3

ilmu ekonomi, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan, referensi, dan


acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sertamenambah
Khazanah intelektual bagi pemilik Usaha home industri kerajunan
aluminium di sinjai utara dala mengelolah dan pengambilan
keputusan dalam penetapan harga pokok produksi.
b. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan kuliah di Prodi Ekonomi
Syariah dan untuk mendapatkan gelar S.E (Sarjana Ekonomi) Strata
Satu.
4

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Penentuan Harga Pokok Produksis


1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah total
produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer
kedalam persediaan barang jadi selama sebulang periode. Selanjutnya juga
dijelaskan bahwa pokok produksi merupakan kumpulan biaya produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja lansung dan biaya
overhead pabrik yang ditambah dengan persediaan produk dalam proses
awal serta dikurang dengan persediaan produk dalam proses akhir.
Kesimpulan dari beberapa pengertian trsebut bahwa harga
pokok produksi merupakan sekumpulan biaya yang dikeluarkan dan
diperoses yang terjadi dalam proses manufaktur ataupun memproduksi
suatu barang, yang trdiri dari bahan baku langsung, tenaga karja langsung,
dan baya overhead pabrik.

2. Komponen Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung,


tenaga kerja lansung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang dan atau jasa. Harga pokok produksi terdiri dari atas
tiga komponen utama, yaitu:

a. bahan baku langsung yang meliputi biaya pembelian bahan, potongan


pembelian, biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
b. tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang
terlibat secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi
barang jadi atau barang yang siap dijual. biaya overhead pabrik meliputi
semua biaya-biaya diluar dari biaya perolehan biaya bahan baku
lansung dan upah langsung.
5

3. Manfaat Harga Pokok Produksi


Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar
adalah sebagai berikut:

a. menentuka harga jual produk. Perusahaan yang memproduksi massa


yang memproses produknya untuk memenuhi persedian digudang,
dengan demikian biaya produksi per satuan produk. Dalam
menentukan harga jual produ, biaya produksi per unit merupakan sala
satu data yang mempertimbangkan disamping data biaya lain dan non
biaya.
b. memantau realisasi biaya produksi. Manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan
recana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntasi biaya digunakan
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu untuk membantu apakah peroses
produksi mengkomsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang
diperhitungkan sebelumnya. Mampu menghasilkan laba bruto atau
mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasih biaya
produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam
periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto.
c. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu. Untuk mengetahui
apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode
tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi
bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.
Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan
menghasilkan laba atau rugi.
d. menetukan harga pokok persediaan produk jadi produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk
membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus
6

menyajikan harga pokok persediaan produk jadi harga pokok yang


tanggal neraca masih dalam proses (Maghfirah & BZ, 2016).
4. Metode Pendekatan Harga Pokok Produksi
Ada dua pendekatan yang digunkan untuk menetukan harga
pokok produksi dengan dengan tujuan melakukan penilaian persediaan dan
penentuan harga pokok penjualan sebagai berikut:
a. Metode Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan cos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, seperti bahan baku biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel
maupun tetap.

Dalam metode full costing, semua biaya overhead yang bersifat


tetap maupun variabel akan dibebangkan ke pada produk yang
diproduksi atas tariff yang telah ditentukan dimuka pada kapasitas
normal atau atas dasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok
persediaan produk dalam proses dan juga persediaan produk yang
belum laku untuk terjual, dan baru dianggap sebagi biaya atau unsur
harga pokok penjualan jika produk jadi tersebut yang telah terjual.
Berikut merupakan kompenen yang diperhitungkan dalam metode full
costing: Metode Perhitungan Full Costing
Biaya bahan baku : xxx

Biaya tenaga kerja langsung : xxx

Biaya overhaed pabrik variabel : xxx+

Total biaya produksi variavel : xxx


Biaya overhead tetap : xxx+
Harga produk per unit : xxx

Ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang didapatkan jika


menggunakan metode full costing sebagai berikut:
7

1. Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mrngandung


dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variabel.
2. Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat
produk belum laku terjual pembebanan biaya overhead atas barang
yang belum laku biasa dialihkan untuk mengurangi atau menambah
harga pokok dalam persediaan.
selain keunggulan di atas metodel full costing memiliki
kelemahan yaitu. Metode full costing membuat harga jual menjadi lebih
tinggi ketimbang memakai variabel costing.(Akbar, 2015)
b. Variabel Costing
Variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi
variabel saja kedalam harga pokok produksi. Dalam metode variabel
costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs
dan dan bukan sebagai elemen harga pokok produk sehingga biaya
overhead pabrik tetap dibebangkan sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
Dengan demikian, biaya overhead pabrik tetap dalam metode
variabel costinng tidak melekat pada persediaan produk yang belum
laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya (Hartati, 2017).
Metode perhitungan Variabel Costing
Biaya bahan baku : xxx
Biaya tenaga kerja variabel : xxx
Biaya overhead pabrik variabel : xxx+
Harga pokok produk : xxx

Tujuan dari full costing adalah untuk memenuhi kepada pihak


manajemen dalam mendapatkan informasi yang memiliki orientasi dalam
pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:
8

1. Pihak manajemen bisnis mengetahui batas kontribusi yang berguna


untuk menentukan rencana besarnya laba melalui analisa hubungan
biaya-volume laba dan untuk keputusan bagi pihak manajemen dalam
pengambilan jangka pendek.
2. Pihak manjaemen menjadi dimudahkan dalam mengendalikan kondisi
oprasional yang sedang berjalan, menetapkan penilaian dan melakukan
pertanggunjawaban terhadap departemen lainya dalam suatau
perusahaan.
Adapun kelebihan variabel costing yaitu sebagai berikut:
a) Membantu dalam mengendalikan biaya
Demgan menggunakan variabel costing, pihak manajemen bisa
memisahkan biaya tetap dari laporan laba rugi bisa fokus pada
perilaku biaya tetap ini.
b) Membantu pengambilan keputusan jangka pendek
Dengan menggunakan variabel costing, pihak manajemen bisa
menentukan pengambilan keputusan, misal jika ada pesanan khusus
maka harganya sudah bisa ditentukan lewat variabel costing.
c) Membantu perencanaan penentuan laba jangka pendek
Pihak manajemen memerlukan informasi mengenai biaya yang
sudah dipisahkan menurut perilaku dan menurut perubahan volume
produksi untuk menentukan laba jangka pendek.
Kekurangan varibel costing yaitu sebagai berikut:
a. Jaran sekali menemukan biaya benar-benar memiliki sifat variabel
atau tetap, sehingga untuk menerapkan variabel costing secara penuh
akan sulit dilakukan.
b. Penggunaan metode ini dianggap tidak sesuai kaidah akuntansi,
sehingga walupun manajemen melakukan impelementasi variabel
costing untuk keperluan internal perusahaan, manjemen tetap harus
membantu pelaporan keuangan laba rugi untuk keperluan eksternal.
c. Penerapan variabel costing hanya cocok untuk perusahaan yang
penentuan labanya berdasarkan volume penjualan, sehingga bagi
9

perusahaan yang memiliki produk bersifat musiman tidak cocok, jika


tetap memaksa menggunakan variabel costing, maka perusahaan
tersebut malah akan menderita kerugian yang besar.
d. Penerapan variabel costing membuat kesulitan dalam memisahkan
antara biaya tetap dan biaya varibel (Tujuan Penggunaan Variabel
Costing dan Plus-Minusnya, 2018).
B. Konsep Home Industri
1. Pengertian UMKM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM). Dunia usaha di indonesia
dibagi menjadi usaha besar. Usaha mikro, usaha kecil, usaha menegah, dan
usaha besar. Usaha mikro secara definitif adalah usaha milik perseorangan
sementara usaha besar adalah usaha yang lebih besar dari pada usaha
menegah (Thamrin Abduh, 2018).
UMKM adalah unit usaha produksi yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau Badan usaha disemua sektor
ekonomi(Tambunan, 2012).
2. Kriteia UMKM
a. Kekayaan bersih paling banyak 50 juta rupiah tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha;atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak 300 juta rupah
b. Kriteria usaha kecil adalah sebagai memiliki kekayaan bersih lebih
dari 50 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300 juta rupih sampai
dengan paling banyak dua milyar limaratus juta rupiah
c. Kriteria usaha menegah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak sepuluh miliar
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari dua miliar lima ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak lima puluh miliar rupah
(Darmanto, 2018).
10

3. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan
Menegah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah
paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai
macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan
penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menegah yang melibatkan
banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan
Menegah (UMKM) (Resalawati, 2011):
a. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menegah (UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja
untuk mencari nafka, yang lebih umum bisa disebut sektor
informal. Contohya pedagan kaki lima.
b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menegah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kcil dan
Menegah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
d. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menegah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi uasaha besar (UB).
4. Peran UMKM
Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM)
memainkan pran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi
juga di negara-negar maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat penting,
tidak hanya kelompok nusaha tersebut menyerap paling banyak tenaga
kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang
berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) palin besar dibandingkan
kontribusi dari usaha besar. Didalam disertasinyan Piper (1997),
11

miasalnya, dikatakan bahwa sebanyak 12 juta orang atau sekitar 63,2


persen dari jumlah tenaga kerja (Tulus, 2009).
5. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menegah
Karakteristik UMKM adalah ciri khusus dari UMKM. Ciri khusus
yang dimiliki UMKM ada yang positif dan ada yang negatif.
a. Karakteristik positif meliputi:
1. Tahan banting dalam menghadapi berbagai persoalan artinya
mereka tidak menyerah walaupun mengalami persoalan yang
berat.
2. Fleksibel mudah menyesuaikan artinya setiap ada perubahan
dengan mudah mereka menyesuaikannya.
3. Mendirikan tidak tergantung pada pemerintah maupun pihak
lain.
4. Efisien atau hemat karena diusahakan sendiri baik baik dengan
anak dan istrinya bahkan anggota keluarga yang lain
5. Keuanganya lebih mandiri karena dapat mencukupi kebutuhan
keuangan sendiri.
b. Karakteristik negatif
1. Informal, kesulitan untuk kerja sama dengan pihak lain
2. Skala ekonomi rendah sulit dikembangkan, sumber daya yang
dimiliki sangat terbatas.
3. Tidak ada standard, termasuk standard oprasional prosedur
(SOP) mengakibatkan tidak ada kepastian kegiatan.
4. Belum merapkan prinsip-prinsip manajemen.
5. Tidak disiapkan untuk menjadi besar atau tumbuh sehingga
sering terjadi pada waktu kecil sukses setelah menjadi besar
mengalami masalah yang serius.
6. Pengembangan terbatas, sulit untuk menjadi besar katena
sumber yang dimiliki baik sumber daya manusia, alam maupun
modal sangat terbatas (Darmanto, 2018).
12

6. Jenis-Jenis Usaha UMKM


Berdasarkan jenis UMKM bisa digolongkan menjdi 3 macam,
yaitu:
1. Jenis usaha produksi
Jenis usaha ini bisa diartikan sebagai jenis usaha yang
memproduksi barang dan memasarkannya tanpa ada permintaan
terlebih dahulu oleh konsumen. Jenis usaha ini membutuhkan
kejelian dari para pelaku usaha untuk membidik pasar agar sesuai
selera konsumen.
Keunggulan dari jenis usaha ini adalah jika produk yang
ditawarkan kepada konsumen bisa diterima dan dipatenkan maka
para pelaku usaha akan mendapatkan keuntungan yang sangat
besar dan akan lebih besar lagi jika ada pihak lain yang ingin
bergabung menjadi anggota dari usaha ini.
Kelemahan dari jenis usaha ini adalah membutuhkan modal
yang relatif besar dimana meliputi biaya bahan baku, alat
transportasi, dan lain. Tingkat pengembalian modal juga relatif
lebih panjang dibandingkan dengan jenis uasaha lainnya.
2. Jenis usaha semi produksi
Jenis usaha ini lebih mementingkan hasil analisis pasar dari
pada kemampuan produksi usaha yang dimilikinya. Dengan kata
lain, memproduksi barang untuk dipasarkan sendiri tetapi juga
melayani pesanan dari konsumen.
Keuntungan dari jenis uasaha ini adalah meminimalkan
kerugian akibat dari produk yang diproduksinya tidak diterim di
pasaran. Maka jenis usaha ini tentu tidak bisa memenuhi
kebutuhan konsumen tersebut sehingga akan melewatkan
keuntungan yang mungkin biasa di peroleh pada saat tersebut.
13

3. Jenis uasah jasa


Jenis usaha ini sepenuhnya menggantungkan diri pada
kebutuhan pelanggan akan jasa dari usaha yang dimiliki olejh
para pelakunya. Para pelaku usaha jasa akan lebih membutuhkan
skill ataupun kemampuan merka dibandingkan banyaknya modal
usaha.
Ketentuan dari jenis uasaha ini adalah tidak membutuhkan
modal yang relatif besar sehingga tingkat pengembalian modal
relatif lebih cepat dari jenis uasaha lainnya (Hartoko, 2010).
7. Kelemahan UMKM
Kelemahan UMKM biasanya terjadi pada pengelolaan administrasi
dan manajemen yang belum tertata dengan baik, sehingga muncul bebagai
mitos yang tidak menguntungkan. Misalnya, ada pandangan bahwa pelaku
UMKM adalah kelompok usaha yang harus dikasihani oleh pengusaha
besar dan pemerintah. Bahkan UMKM yang bangkrut ditahun pertama
bisa mencapai 40% sehingga yang masih bisa bertahan tinggal 60%. Dari
yang 60% tersebut, ternyata sebanyak 80% akan rontok pada tahun kelima
pada periode pertama. Oleh karena itu, para pelaku UMKM benar-benar
harus memiliki motifasi yang kuat untuk menjadi pengusaha sukses, dan
pemerintah harus memiliki kepedulian untuk mendukungnya, termasuk
melalui kebijakan Corporate Sosial Responsibility (CSR) (AF, 2010).
C. Konsep Kerajinan Aluminium
1. Pengertiann Kerajinan
Kerajinan, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin berawal
dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam
maupun buatan, kulit,, rotan, bambu, kayu, logam, (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, mermer, tanah liat, dan kapur.
Produk kerajinan pada umumnya hanya produksi dalam jumlah yang relatif
kecil/bukan produksi massal (Ananda & Susilowati, 2017).
14

Kerajinan adalah sebuah hasil seni karya manusia berupa benda


dengan berbagai bentuk dan warna yang mereka sukai kerajinan bersala
dari “rajin” yang berarti benda atau baran yang dihasilkan oleh
keterampilan tangan seseorang. Dalam pembuatan sebuah kerajinan
apapun itu bentuknya, dibutuhkan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh
pengrajin seperti memiliki nilai keahlian, kecakapan, penguasaan dalam
prosespembuatan produk kerajinan, dan imainasi atau
kekreatifitas(Raharjo, 2011).
2. Macam-Macam Kerajinan
1. Kerajinan tangan
Kerajinan merupakan kerajinan memprioritaskan kreatifitas
dan keterampilan tangan dengan membuat suatu karya. Hasil karya
dari kerajinan tangan yang dibuat oleh para seniman yang telah
berhasil dan mampu menjual karyanya yang bagus dengan nilai
jual tinggi.
2. Kerajinan anyaman
Kerajinan anyaman merupakan sebuah kerajinan yang
dapat menciptakan keindahan dengan buatan manusia dengan
tehnik menganyam.
3. Kerajinan industri
Kerajinan industri merupakan kegiatan industri yang hanya
terbatas pada tipe kegiatan ekonomi sekunder yang merupakan
segala macam kegiatan atau usaha yang sifatnya mengolah atau
mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi.

D. Hasil Penelitian Relevan


Dalam tinjauan pustaka ini, peneliti akan melakukan telah pustaka
guna mengetahui letak persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan skripsi
yang pernah diteliti sebelumnya. Telah pustaka ini terdiri dari beberapa
penelitian terdahulu diantaranya:
15

1. Skripsi disusun oleh Syaifuddin Zuhri dan Christiono Utama“Analisis


Penetapan Harga Pokok Produksi Unit Rumah Pada Prumahan Tambora di
Lamongan” dikeluarkan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Tahun
2017, dengan kesimpulan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di
kabupaten Lamongan, maka kebutuhan masyarakat akan tersedianya sebuah
tempat tinggal semakin meningkat. Berdasarkan kebutuhan di atas PT. Planet
Asa Sentosa mengembangkan perumahan Tambaboyan Raya (Tambora)
yang terletak di Wilayah kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan.
Perumahan ini menawarkan produk berupada rumah tinggal tipe 27/72, tipe
27/66, tipe 50/96, tipe 50/132, tipe 50/144 dan tipe 60/144. Dalam penelitian
ini dianalisis semua biaya yang dibutuhkan dalam menetukan harga produksi
unit rumah dengan menggunakan metode analisis tidak impas (Break Even
Point Methde). Dari perhitungan yang didapat berdasarkan metode titik
impas diperoleh persamaan harga pokok penjualan dengan marjin
keuntungan untuk satu unit rumah adalah sebagai berikut S =
774.541,54m+77.454.154,28 untuk type 27/72, dan begitu pula type yang
lainnya. Dengan S adalah besarnya harga pokok produksi dan M adalah
besarnya margin keuntungan.
2. Jurnal disusu oleh Hesti Aulia Ningsih “Strategi Pemasaran Kerajinan
Aluminium Dengan Memanfaatkan Jaringan Sosial” dikeluarkan oleh
Uniavesitas Sriwijaya Tahun 2018, dengan kesimpulan Pada dasarnya setiap
usaha memiliki strategi dalam berusaha, strategi digunakan untuk
mengembangkan serta mempertahankan usaha. Tujuan penulisan penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi usaha dan strategi pemasaran
kerajinan aluminium dengan memanfaatkan jaringan sosial di Desa Tanjung
Atap Barat Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Teori yang
digunakan adalah teori jaringan sosial wellman yang terdiri dari ikatan,
intensitas, sumber daya, distribusi. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang diperoleh dari data
primer melalui wawancara dan observasi terhadap objek penelitian dan untuk
data sekunder diperoleh melalui dokumentasi. Penentuan informan dilakukan
16

secara purposive dengan tujuan untuk mendapatkan banyak informasi yang


berkaitan dengan penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa
tahapan seperti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa selama puluhan tahun kerajinan
aluminium telah berlangsung secara turun-temurun. Perkembangan usaha
dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan permintaan yang berakibat
pada penurunan jumlah pendapatan para pelaku usaha. Strategi pemasaran
yang diterapkan oleh pelaku usaha adalah dengan menggunakan marketing
mix yang dikenal dengan istilah 4P (product, price, promotion and place).
Jaringan yang digunakan oleh pelaku usaha kerajinan aluminium adalah
tenaga kerja, pemasok bahan baku, pengepul, Pemerintah Daerah, jasa
transportasi dan konsumen atau pelanggan. Jaringan ini timbul atas dasar
kekeluargaan, pertemanan, saling mengenal secara pribadi, kepercayaan,
saling tolong menolong, kesamaan tempat tinggal dan saling membutuhkan.
3. Skripsi disusun oleh Helmina Batubar “Penentuan Harga Pokok Produksi
Berdasrkan Metode Full Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan
Aluminum di Ud Istana Aluminium Istana” dikeluarkan oleh Universitas
Sam Ratulangi Manado Tahun 2013. Dengan kesimpulan Penentuan harga
pokok produksi sangat penting, karena semakin meningkatkan persaingan
yang terjadi antara perusaan dalam menghasilkan produk-produk yang
berkualitas dengan harga yang cukup bersaing penelitian ini dilakukan pada
UD. Istana Aluminium yaitu perusahaan yang memproduksi etalase kaca
aluminium. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana
pengalokasian dan perhitungan harga pokok produksi etalase kaca dan
aluminium dengan metode perusahaan dan metode full costing. Jenis data
yang digunakan adalah kuantitatif yaitu berupa analisis dan data biaya
produksi, sumber data sekunder bersumber dari studi pustaka besar literatur
lainnya mendukung penulisan penelitian ini. Dalam pengumpulan harga
pokok produsi perusahaan juga menggunakan sistem harga pokok proses,
dimana penggumpulan harga pokok dalam dalam satu bulang berjalan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perhitungan harga pokok
17

produksi sebagai dasar penetapan harga jual menurut metode full costing
lebih baik dalam menghasilkan biaya produksi, hal ini disebabkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing, tidak
memasukkan biaya administrasi dan umum ke dalam biaya overhead karena
biaya-biaya tersebut merupakan komponen biaya pada laporan rugi laba
perusahaan(AHMAD, 2017).
Adapun persamaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang
akan di susun oleh Syaifuddin Zuhri sama-sama membahas tentang harga
pokok produksi sedangkan skripsi Hesti Aulia Ningsih sama-sama
membahas tentang kerajinan alminium adapun perbedaan dari penelitian ini
adalah skripsi Syaifuddin Zuhri Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi
Unit Rumah Pada Prumahan Tambora di Lamongan, skripsi Hesti Aulia
Ningsih membahas tentang strategi pemasaran kerajinan aluminium, skripsi
Helmina Batubar Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasrkan Metode Full
Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Aluminum di Ud Istana
Aluminium Istana, sedangkan penelitian yang akan di susun oleh penulis
adalah Penetapan harga pokok produksi pada home industri kerajinan
aluminium.(Salam & Ferawati, 2018)

E. Hipotesis
Dari pemaparan rumusan masalah, penulis dapat memberikan
jawaban sementara sebagai acuan dalam p enelitian ini yaitu:
Ha: Metode full costing/variabel costing dapat digunakan.
Ho: Metode full costing/variabel costing tidak dapat digunakan.
18

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan survey yaitu dimana penelitian melakukan penelitian langsung
kelapangan. Ada tiga karakteristik utama dari survey yaitu:

a. Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk


mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti :
kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari popolasi.
b. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya
tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi .
c. Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi (Sukmadinata,
2007).
2. Pendekatan penelitian
Menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang yelah ditetapkan
(Sugiyono, 2013).

B. Defenisi Variabel
Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalah pahaman
dalam pembahasan skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan
tentang judul tersebut yaitu: penetapan harga pokok poroduksi full costing
pada home industri kerajinan aluminium adalah metode yang digunakan pada
penentuan cost produksi baik biaya yang bersifat tetap maupun biaya variabel
(biaya tidak tetap).
19

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitiuntuk dipelajarin dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto,
2013). Untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu ditentukan
populasi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan Home Industri Aluminium “Sinar” di Sinjai Utara
selama 1 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari jumlah populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya
(Arikunto, 2013). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu laporan biaya tahun 2018.

D. Tekhnik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data-data
yang diperlukan untuk penelitian. Dalam melakukan penelitian ini penelitian
ini penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila penelitian atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh katena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono, 2013). Wawancara yang
dilakukan peneliti bertujuan untuk mencari tahu segala hal yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan akan dibahas seperti biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya
overhead tetap.
20

2. Dokumen
Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2007). Dokumen digunakan
untuk memperoleh data tentang penggunaan sarana produksi, biaya
produksi dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 2013). Dari pengertian di atas dapat dipahami
bahwa instrument merupakan suatu alat bantu yang digunkan oleh peneliti
dalam menggunakan metode pengumpulan data. Adapun instrument
digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Lembar wawancara terstruktur yang berisikan tentang pertanyaan
terstruktur dan pertanyaan-pertanyaan tersebut mewakili dari sub indikator
dalam setiap variabel.
2. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momental dari seseorang.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data merupakan cara yang digunakan untuk
menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melekukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Adapun teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan analisis penetapan harga pokok produksi
dengan menggunaka.(ANSAR, 2018)
21

Metode Perhitungan Full Costing


Biaya bahan baku : xxx

Biaya tenaga kerja langsung : xxx

Biaya overhaed pabrik variabel : xxx+

Total biaya produksi variavel : xxx


Biaya overhead tetap : xxx+
Harga produk per unit : xxx

Metode Perhitungan Variable Costing

Biaya bahan baku : xxx


Biaya tenaga kerja variabel : xxx
Biaya overhead pabrik variabel : xxx+
Harga pokok produk : xxx
22

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


Toko Sinar Aluminium didirikan pada tahun 2008 tempatnya dijalan
Gunung Lompobattang, area pasar sentral kabupatan sinjai. Uasaha ini bargerak
dibidang usaha specialist aluminium. Uasaha ini didirikan sebagai usaha yang
memiliki keuntungan dan diminati oleh para konsumen. Bekat skill dan teknik yang
dimiliki.
Pemilik dari toko Sinar Aluminium atas Nama H. Syamsul Alam. Memiliki
kariyawan 2 orang yang dipekerjakan di toko Sinar Aluminium yaitu atas Nama
Ridwan dan Risal yang membantuk pembuatan lemari aluminium.
Ada beberapa produk yang diperjual belikan oleh toko Sinar Aluminium
seperti, lemari pakaian, meja kasir, jendela pintu, dan lemari pajangan. Harga yang
diberikan tidak menentu tergantung dari pesanan dan bentuk yang diinginkan oleh
konsumen(Ridwan, komunikasi pribadi, 2019).

STRUKTUR ORGANISASI

PEMILIK TOKO SINAAR


ALUMINIUM
H. SYAMSUL ALAM

ANGGOTA ANGGOTA
RIDWAN RISAL

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Sinar Aluminium


23

B. Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yang diperoleh dari toko Sinar Aluminium di Sinjai
Utara sebagai berikut:

Tabel 4.1
Biaya Pembuatan Lemari Pakaian

BAHAN HARGA (Rp)


Aluminium 870.000
Kaca 825.000
Roda 200.000
Tarikan Pintu 165.000
Show Case 180.000
Tiang 140.000
Tiang Slading 160.000
Siku 80.000
B.Siku 136.000
K.Kae 15.000
Slankue 160.000
Ongkos Mobil 50.000
Pipa 18.750.000
Spicot 50.000
Biaya Tenaga Kerja 550.000

Tabel 4.2
Biaya Pembuatan Jendela Pintu

BAHAN HARGA (Rp)


Aluminium 249.000
Kaca 247.000
Tarikan Pintu 165.000
Sealant 648.000
Lem Kaca 26.000
Ongkos Mobil 50.000
Taplling srew 99.900
Fiser 70.000
Biaya Tenaga Kerja 150.000
24

Tabel 4.3
Biaya Pembuatan Lemari Pajangan

BAHAN HARGA (Rp)


Aluminium 30.000
Triplex 35.000
Kaca 2.000.000
Roda Gempeng 97.000
Tarikan Pintu 120.000
Show Case 180.000
Tiang 140.000
Siku 35.000
Rel Set 267.000
B.Siku 76.000
Segi-Segi 175.000
Grender 60.000
Rel Set ½ ¾ 150.000
U 167.500
Ongkos Mobil 100.000
Biaya Tenaga Kerja 550.000

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka untuk menjawab rumusan
masalah diperlukan analisis data yaitu sebagai berikut:
1. Lemari Pakaian
a. Biaya bahan baku
Aluminium : Rp 870.000

Kaca : Rp 825.000

Roda : Rp 200.000

Tarikan pintu : Rp 165.000+

Total biaya bahan baku : Rp 2.060.000

b. Biaya tenaga kerja langsung


Total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan yaitu Rp 550.
000 per unit.
25

c. Biaya overhead pabrik variabel

Show case : Rp 180.000

Tiang : Rp 140.000

Tiang slading : Rp 160.000

Siku : Rp 80.000

B. siku : Rp 136.000

K.kae : Rp 15.000

Slangkue : Rp 160.000

Ongkos mobil : Rp 50.000+

Total overhead pabrik variabel:RP 921.000

d. Biaya overhead tetap


Pipa : Rp 18.750.000

Spicot : Rp 75.000

Kartpet : Rp 50.000+
Hasil perhitungan Metode Full Costing
Total biaya overhead tetap:Rp 143.750.000

Selama 4 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi 4 buah


lemari pakaian Aluminium, dimana harga produk per unit sebesar Rp 3.674.750
maka total penjualn adalah 4 buah X Rp 3.674.750= Rp 14.699.000 jika
menggunkan metode full costing

2. Lemari Pakaian
a. Biaya bahan baku
Aluminium : Rp 870.000

Kaca : Rp 825.000

Roda : Rp 200.000

Tarikan pintu : Rp 165.000+

Total biaya bahan baku : Rp 2.060.000


26

b. Biaya tenaga kerja langsung


Total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan yaitu Rp 550.
000 per unit.

c. Biaya overhead pabrik variabel


Show case : Rp 180.000

Tiang : Rp 140.000

Tiang slading : Rp 160.000

Siku : Rp 80.000

B. siku : Rp 136.000

K.kae : Rp 15.000

Slangkue : Rp 160.000

Ongkos mobil : Rp 50.000+

Total overhead pabrik variabel:RP 921.000

Hasil perhitungan Metode Variable Costing


Biaya bahan baku :Rp 2.060.000

Biaya tenaga kerja langsung :Rp 550.000

Biaya overhead variabel :Rp 921.000+

Harga produk per unit :Rp 3.531.000

Dengan menggunakan metode variable costing, maka harga produk per


unit yaitu sebesar Rp 3.531.000 dalam 4 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium
memproduksi sebanyak 4 buah, maka total penjualan selama setahun yaitu 4 buah
x 3.531.000 = 14.124.000(Samsul, 2013)
27

3. Jendela Pintu
a. Biaya bahan baku
Aluminium : Rp 249.000

Kaca : Rp 247.000

Tarikan pintu : Rp 165.000+

Total biaya bahan baku : Rp 661.000

b. Biaya tenga kerja langsung sebesar Rp 150.000

c. Biaya overhead pabrik variabel


Sealant : Rp 648.000

Lem kaca : Rp 26.000

Ongkos mobil : Rp 50.000+

Total biaya overhead pabrik : Rp 724.000

d. Biaya overhead tetap

Taplling srew : Rp 99.900

Fiser : Rp 70.000+

Total overhead tetap : Rp169.000

Hasil Perhitungan Metode Full Costing


Biaya bahan baku : Rp 661.000

Biaya tenga kerja langsung : Rp 150.000

Biaya overhead pabrik variabel : Rp 724.000+

Total biaya produksi variabel : Rp1.535.000

Biaya overhead tetap : Rp 169.000+

Harga produk per unit : Rp 1.704.900


28

Selama 2 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 6


buah dengan harga per unit sebesar Rp 1.704.900 jadi total penjualan salama 1
tahun yaitu Rp 10.229.400 jika menggunkan metode Full Costing

4. Jendela Pintu
a. Biaya bahan baku

Aluminium : Rp 249.000

Kaca : Rp 247.000

Tarikan pintu : Rp 165.000+

Total biaya bahan baku : Rp 661.000

b. Biaya tenga kerja langsung sebesar Rp 150.000


c. Biaya overhead pabrik variabel
Sealant : Rp 648.000

Lem kaca : Rp 26.000

Hasil Perhitungan Metode


Ongkos mobil Variable Costing
: Rp 50.000+

Total biaya overhead pabrik : Rp 724.000

Menggunakan metode Variabel Costing

Biaya bahan baku : Rp 661.000

Biaya tenaga kerja langsung : Rp 150.000

Biaya overhead variabel : Rp 724.000+

Harga produk per unit : Rp1.535.000

Jika menggunkan metode Variabel Costing dalam 2 bulan Sinar


Aluminium memproduksi 6 buah dengan harga per unit sebesar Rp1.535.000
maka total penjualan sebesar Rp 9.210.000
29

d. Lemari Pajangan
a. Biaya bahan baku

Aluminium : Rp 30.000

Triplex : Rp 35.000

Kaca : Rp2.000.000

Roda gepeng : Rp 97.000

Tarikan pintu : Rp 120.000+

Total biaya bahan baku : Rp2.285.000

b. Biaya tenaga kerja langsung Rp 550.000 per unit

c. Biaya overhead pabrik variabel

Show case : Rp 180.000

Tiang : Rp 140.000

B tanduk : Rp 465.000

Siku : Rp 35.000

Rel set : Rp 267.000

B siku : Rp 76.000

Segi-segi : Rp 175.000

Grender : Rp 60.000

Rel set ½ ¾ : Rp 150.000

U : Rp 167.500

Ongkos mobil : Rp 100.000+

Total overhead variabel : Rp 1.800.000


30

d. Biaya overhead tetap

Spicot : Rp 31.250

Total biaya overhead tetap : Rp 31.250

Hasil Perhitungan Metode Full Costing

Biaya bahan baku : Rp 2.285.000

Biaya teanaga kerja lansung :Rp 550.000

biaya overhead pabrik variabel :Rp 1.800.000+

total biaya produksi variabel :Rp 4.635.000

biaya overhead tetap :Rp 31.250+

haraga produk per unit :Rp 4.666.250

Selama 2 bulan tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 4


buah lemari pajangan aluminium dimana harga produk per unit sebesar Rp
4.666.250 maka total penjualan adalah 4 buah X Rp 4.666.250= 18.665.000 jika
menggunakan full costing.

5. Lemari Pajangan
a. Biaya bahan baku
Aluminium : Rp 30.000

Triplex : Rp 35.000

Kaca : Rp2.000.000

Roda gepeng : Rp 97.000

Tarikan pintu : Rp 120.000+

Total biaya bahan baku : Rp2.285.000


31

b. Biaya tenaga kerja langsung Rp 550.000 per unit

c. Biaya overhead pabrik variabel

Show case : Rp 180.000

Tiang : Rp 140.000

B tanduk : Rp 465.000

Siku : Rp 35.000

Rel set : Rp 267.000

B siku : Rp 76.000

Segi-segi : Rp 175.000

Grender : Rp 60.000

Rel set ½ ¾ : Rp 150.000

U : Rp 167.500

Ongkos mobil : Rp 100.000+

Total overhead variabel : Rp 1.800.000

Hasil Perhitungan Metode Variabel Costing


32

menggunakan metode variabel costing

Biaya bahan baku : Rp 2.285.000

Biaya tenaga kerja langsung : Rp 550.000

Biaya overhead variabel : Rp 1.800.000+

Harga produk per unit : Rp 4.635.000

Jika menggunakan metode variabel costing dalam 2 bulan Sinar


Aluminium memproduksi 4 buah dengan harga per unit sebesar Rp 4.635.000
maka total penjualan sebesar Rp 18.540.000
33

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang analisis penetapan harga pokok produksi full
costing pada home industri kerajinan Aluminium Sinar di Sinjai Utara dapat ditarik
kesimpulan bahwa Home industri kerajinan Aluminium Sinar di Sinjai Utara
menggunakan metode full costing dalam penetapan harga pokok produksi. Hal ini
dapat dilihat dari:
1. Selama tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi 4 buah lemari pakaian
Aluminium, dimana harga produk per unit sebesar Rp 3.674.750 maka total
penjualn adalah 4 buah X Rp 3.674.750= Rp 14.699.000 jika menggunkan
metode full costing. Dengan menggunakan metode variable costing, maka harga
produk per unit yaitu sebesar Rp 3.531.000 dalam 1 tahun Sinar Aluminium
memproduksi sebanyak 4 buah, maka total penjualan selama setahun yaitu 4
buah x 3.531.000 = 14.124.000.
2. Selama tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 6 buah dengan
harga per unit sebesar Rp 1.704.900 jadi total penjualan salama 1 tahun yaitu Rp
10.229.400 jika menggunakan metode Full Costing. Jika menggunkan metode
Variabel Costing dalam setahun Sinar Aluminium memproduksi 6 buah dengan
harga per unit sebesar Rp1.535.000 maka total penjualan sebesar Rp 9.210.000.
3. Selama tahun 2018 Sinar Aluminium memproduksi sebanyak 4 buah lemari
pajangan aluminium dimana harga produk per unit sebesar Rp 4.666.250 maka
total penjualan adalah 4 buah X Rp 4.666.250= 18.665.000 jika menggunakan
full costing. Jika menggunakan metode variabel costing dalam setahun Sinar
Aluminium memproduksi 4 buah dengan harga per unit sebesar Rp 4.635.000
maka total penjualan sebesar Rp 18.540.000.
Perhitungan dengan menggunakan metode full costing memperoleh hasil
yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode variable costing yang disebabkan
oleh perbedaan perlakuan biaya overhead pabrik. Dimana pada metode full costing
semua elemen biaya baik biaya tetap maupun variable dimasukkan dalam produk,
sementara pada metode variable costing hanya biaya yang bersifat variabel saja.
34

Sehingga terjadi perbedaan dalam hasil perhitungan yang disebabkan oleh perbedaan
perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Hasil ini diharapkan menjadi pemicu bagi pihak terkait khususnya Toko Sinar
Aluminium dalam pencatatan keuangannya agar lebih baik lagi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian yang identik dengan
teman peneliti ini, diharpkan untuk menambahkan variabel baru.
35

DAFTAR PUSTAKA

AF, M. (2010). Strategi Memenangkan Persaingan Usaha Dengan Menyusun


Business Plan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
AHMAD, A. (2017). ANALISIS TATA KELOLA RETRIBUSI UNTUK
PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SINJAI
[Diploma, INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI].
http://repository.iaimsinjai.ac.id/id/eprint/112/
Akbar, F. (2015). Penghitungan harga pokok produksi dengan metode full costing
sebagai dasar penentuan harga jual: Studi kasus UKM Rengginang Sari
Ikan di Sumenep [PhD Thesis]. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Ananda, A. D., & Susilowati, D. (2017). Pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah (umkm) berbasis industri kreatif di kota malang. Jurnal Ilmu
Ekonomi JIE, 1(1), 120–142.
ANSAR, R. (2018). STRATEGI MANAJEMEN USAHA RUMAH MAKAN
NIKMAT DI KABUPATEN SINJAI DITINJAU DARI EKONOMI ISLAM
[Diploma, INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI].
http://repository.iaimsinjai.ac.id/id/eprint/219/
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Darmanto, F. X. (2018). Kiat Percepatan Kinerja UMKM dengan Model Strategi
Orientasi Berbasis Lingkungaan. Deepublish.
Hartati, N. (2017). Akuntansi Biaya.
Hartoko, A. (2010). 40 Tool Dahsyat untuk Mengelola Bisnis UKM.
Mad_Jalu: Makalah Penetapan Harga Pokok Produksi. (t.t.). Diambil 30 Juni
2022, dari https://j4l4luh.blogspot.com/2016/04/makalah-penetapan-
harga-pokok-produksi.html
Maghfirah, M., & BZ, F. S. (2016). Analisis perhitungan harga pokok produksi
dengan penerapan metode full costing pada UMKM Kota Banda Aceh.
Jurnal ilmiah mahasiswa ekonomi akuntansi, 1(2), 59–70.
Raharjo, T. (2011). Seni kriya & kerajinan. Program Pascasarjana Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
36

Rahman, A. (2019). IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM PADA USAHA


JUAL BELI CABAI (STUDI KASUS PETANI DI KELURAHAN
ALEHANUAE KECAMATAN SINJAI UTARA). Jurnal Adz-Dzahab:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 4(1), 12–22.
Resalawati, A. (2011). Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia.
Ridwan. (2019). Wawancara [Audio dan video].
Salam, & Ferawati. (2018). STRATEGI PEDAGANG PENGUMPUL DALAM
PENENTUAN HARGA BELI DAN HARGA JUAL BERDASARKAN
KONSEP SYARIAH PADA KOMODITI KAKAO (STUDI KASUS
DESA PUNCAK SINJAI SELATAN). Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam, 3(2), 68–81. https://doi.org/10.47435/adz-
dzahab.v2i2.352
Salam, & Warnisanti. (2019). SRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS HOME
INDUSTRI KERIPIK PISANG DESA ALENANGKA KEC. SINJAI
SELATAN (STUDI TENTANG PANGSA PASAR DAN PERSAINGAN
BISNIS SYARIAH). Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Islam, 4(1), 62–70. https://doi.org/10.47435/adz-dzahab.v2i1.345
Samsul, N. H. (2013). Perbandingan harga pokok produksi full costing dan
variable costing untuk harga jual cv. Pyramid. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D.
Sukmadinata, N. S. (2007). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Tambunan, T. (2012). UMKM Indonesia. Buku Dosen-2014.
37

Thamrin Abduh, S. E. (2018). Strategi Internasionalisasi UMKM (Vol. 1). SAH


MEDIA.
Tujuan Penggunaan Variabel Costing dan Plus-Minusnya. (2018, April 28).
Jurnal. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-tujuan-penggunaan-variabel-
costing-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya-dalam-bisnis/
Tulus, T. T. (2009). UMKM di Indonesia. Ghalia Indonesia.
38

LAMPIRAN-LAMPIRAN
39

KISI-KISI INSRTUMEN PENELITIAN


ANALISIS PENETAPANHARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME
INDUSTRI KERAJINAN ALUMINIUM

No Variabel Sub Variabel Indikator No. Item


Instrumen
1 Harga Pokok 1. Full Costing Biaya bahan baku, biaya
Produksi Pada tenaga kerja langsung,
Home Industri biaya overhead pabrik
Kerajinan variabel, biaya overhead
Aluminium tetap, harga produk
perunit
2. Variabel Biaya bahan baku, biaya
Costing tenaga kerj alangsung,
biaya overhead variabel,
harga pokok perunit.

Lembar Wawancara Terstruktur

1. Kapan usaha ini didirikan?


2. Berapa jumlah kariyawan?
3. Siapa nana pemilik usaha toko sinar aluminium?
4. Berapabiayabahanbaku yangbapakkeluarkan per tahun?
5. Berapabiayatenagakerja yang bapakkeluarkanper tahun?
6. Berapabiaya overhead pabrikvariabel yang andakeluarkan per tahun
tahun?
7. Berapabiaya overhead tetap yang bapak keluarakan per tahun ?
8. Berapa harga produk yang bapak pasarkan per unit?
9. Apasajaproduk yang bapakbuatdanpasarkan?
40

DOKUMENTASI
41

BIODATA PENULIS

Masriani, adalah nama dari penulis Skripsi ini.


Penulis lahir dari orang tua yang bernama Syarifuddin
dan Masnah sebagai anak kedua dari Dua bersauadara.
Penulis dilahirkan di Sinjai, pada tanggal 25 Mei
1996. Penulis menempuh pendidikan mulai dari TK
Pertiwi Bulupoddo lulus tahun 2003. SD Negeri 08
Hilalang lulus Tahun 2009. SMP Negeri 9 Sinjai lulus
Tahun 2012. SMA Negeri 4 Sinjai lulus Tahun 2015. Dan hingga akhirnya
bisa menempuh masa kuliah di Program Studi Ekonomi Syariah (EKOS)
Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam (FEHI) Institut Agama Islam (IAI)
Muhammadiyah Sinjai lulus Tahun 2019. Penulis pernah di kader di Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Angkatan XLI Gelombang I Tahun 2015.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha,


Penulis telah menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini, semoga dengan
penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi
dunia pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar
besarnya atas terselesainya skripsi yang berjudul “ Analisis Penetapan Harga
Pokok Produksi Full Costing Pada Home Industri Kerajinan Aluminium
“SINAR” di Sinjai”.

Anda mungkin juga menyukai