78
Sukmawati Nur Endah (Transitif Klosur dari Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi pada … )
relasi transitif terkecil yang mengan- Jadi (a,c) ∈ ∪ R i dan oleh karena itu
i =1
dung R. Sehingga R = t(R). ∞
(⇐) Jika t(R) = R, maka berdasarkan sifat ∪ R i adalah transitif. Karena setiap
i =1
(i) dari definisi 1, R adalah transitif. ■ relasi transitif yang mengandung R
∞
Teorema 2.2. [2] Misalkan R relasi pada berisi t(R), maka t(R) ⊆ ∪ R i .
i =1
∞
∞
himpunan A maka t(R) = ∪R
i =1
i
. Dari (i) dan (ii) terbukti t(R) = ∪ R i . ■
i =1
Bukti.
Bukti ini dibagi dalam dua bagian, yaitu : Definisi 2.2. [2] Misalkan R relasi pada
∞
(i). ∪ R i ⊆ t(R) himpunan A dan n bilangan bulat positif,
i =1 maka relasi Rn pada A adalah relasi yang
Akan ditunjukkan terlebih dulu menunjukkan path dengan panjang n
bahwa Rn ⊆ t(R) untuk setiap n > 0. dalam R. Dengan menuliskan aRnb berarti
(1). (Basis). Untuk n=1, berdasarkan terdapat path dengan panjang n dari a ke b
definisi 1 bagian (ii) jelas bahwa R1 = dalam R.
R ⊆ t(R).
(2). (Induksi). Misalkan Rk ⊆ t(R) benar Definisi 2.3. [2] Misalkan R relasi pada
untuk setiap k ≥ 1, akan ditunjukkan himpunan A. Relasi R* ={(a,b) ∈ A x A
bahwa Rk+1⊆ t(R). Ambil sebarang terdapat suatu path dalam R dari a ke b}
disebut relasi keterhubungan (connectivity
79
Jurnal Matematika Vol. 8, No.3, Desember 2005: 78-87
relation) pada A. Panjang dari path ini , ..., an adalah path pada R maka semua
secara umum tergantung pada a dan b. vertek selain a1 dan an disebut vertek-
Dengan menuliskan aR*b berarti terdapat vertek interior (interior vertices) dari path
path dalam R dengan suatu panjang dari a tersebut.
ke b.
Definisi 4 [4] Misalkan R adalah relasi
Teorema 2.3. [2] Jika R relasi pada pada himpunan A = { a1 , a2 , ..., an}.
∞ Untuk k = 1,2, …,n, matriks Boolean Wk
himpunan A maka R* = ∪ R i . mempunyai nilai 1 pada elemen ke (i,j)
i =1
Bukti. jika dan hanya jika terdapat path dari ai ke
Dari definisi 2, untuk setiap n > 0, Rn = aj dalam R yang vertek interiornya (jika
{(a,b) ∈ A x Aterdapat path dalam R ada) berasal dari himpunan Ak= {a1,a2, ...,
dengan panjang n dari a ke b}. Sehingga ak}.
∞ Dari definisi 4, matriks Wn mempu-
berdasarkan definisi 3, R* = ∪ R i . nyai nilai 1 pada elemen ke (i,j) jika dan
i =1
Dari teorema 2 dan teorema 3, didapatkan hanya jika terdapat path dalam R yang
transitif klosur t(R) = R*. ■ menghubungkan ai ke aj. Dengan kata lain
Wn = MR*. Jika didefinisikan W0 sebagai
Teorema 2.4. [5] Jika R relasi pada MR, maka dipunyai barisan W0, W1, …, Wn
himpunan A yang mempunyai n elemen, dengan suku pertama adalah MR dan suku
n terakhir = MR* (matriks transitif klosur dari
maka t(R) = R* = ∪ R i . R). Masing-masing matriks Wk ditentukan
i =1 dari matriks Wk-1. Langkah-langkah dalam
Bukti. mencapai matiks R* dari matriks R inilah
Teorema ini cukup ditunjukkan bahwa Rk yang dinamakan algoritma Warshall. Beri-
n
kut akan ditunjukkan bagaimana menentu-
⊆ ∪ R i untuk setiap k > 0. Misalkan (x,y)
i =1 kan matriks Wk dari matriks Wk-1.
∈ Rk, maka terdapat path terhubung Misalkan Wk = [tij] dan Wk-1 = [sij].
dengan panjang k dari x ke y dalam Jika tij = 1 maka harus ada path dari ai ke
digraphnya dan dengan menghapus cycle aj yang vertek interiornya berada dalam
dari path ini, dapat dibentuk sebuah path himpunan Ak ={a1 , a2 , ..., ak}. Jika vertek
terhubung sederhana dari x ke y. Karena ak bukan vertek interior dari path ini, maka
path sederhana terpanjang yang mungkin semua vertek interior harus berasal dari
dalam digraph dengan n vertek mempunyai himpunan Ak – 1 = { a1 , a2 , ..., ak-1},
panjang n, maka (x,y) ∈ Ri untuk suatu 0 sehingga sij = 1. Jika ak vertek interior dari
n path, maka situasinya seperti dalam gam-
< i ≤ n. Oleh karena itu Rk ⊆ ∪ R i untuk k bar 1.
i =1
n ak
> 0. Jadi terbukti t(R) = ∪ R i . ■ subpath 1 subpath 2
i =1
ai aj
Ada beberapa metode/cara untuk
menentukan transitif klosur yaitu: Gambar 1. ak termasuk vertek interior
a. Metode graphical dari path ai ke aj
b. Metode matriks Diasumsikan bahwa semua vertek interior
c. Algoritma Warshall adalah berbeda. Jadi ak hanya terlihat seka-
Dalam penulisan ini, metode yang diguna- li di dalam path ini, sehingga semua vertek
kan dalam menentukan transitif klosur ada- interior dari subpath 1 dan subpath 2 harus
lah algoritma Warshall. berasal dari himpunan { a1 , a2 , ..., ak-1}.
Misalkan R adalah relasi pada Ini berarti bahwa sik = 1 dan skj = 1.
himpunan A = { a1 , a2 , ..., an}. Jika a1 , a2
80
Sukmawati Nur Endah (Transitif Klosur dari Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi pada … )
Sehingga diperoleh tij = 1 jika dan hanya W0 mempunyai nilai 1 pada lokasi ke 2
jika: dari kolom 1 dan lokasi ke 2 pada baris
(i). s ij = 1 atau 1. Jadi W1 seperti W0 ditambah nilai 1
... (2.1) yang baru pada elemen ke (2,2).
(ii). s ik = 1 dan s kj = 1
0 1 0 0
Persamaan (2.1) merupakan dasar dari 1 1 1 0
algoritma Warshall. Jika matriks Wk-1 ber- W1 =
nilai 1 pada elemen ke (i,j) maka dengan 0 0 0 1
persamaan (2.1) (i) Wk juga bernilai 1 pada
0 0 0 0
elemen ke (i,j). Dengan menggunakan
persamaan (2.1) (ii), nilai 1 yang baru b. Menentukan W2 (k = 2)
dapat ditambahkan pada elemen ke (i,j) Perhatikan kolom 2 dan baris 2 dari W1.
pada matrik Wk jika dan hanya jika kolom Matriks W1 mempunyai nilai 1 pada
ke k dari Wk-1 bernilai 1 di posisi i dan lokasi 1 dan 2 dari kolom 2 dan lokasi
baris k dari Wk-1 bernilai 1 pada posisi j. 1, 2 dan 3 dari baris 2 sehingga untuk
Jadi prosedur untuk menentukan Wk dari mendapatkan W2, nilai 1 harus
Wk-1 sesuai dengan referensi [4] adalah diletakkan pada elemen ke (1,1), (1,2),
sebagai berikut. (1,3), (2,1), (2,2) dan (2,3) dari matriks
Langkah 1 : Transfer ke Wk semua nilai 1 W1 (jika pada elemen tersebut belum
dalam Wk-1. bernilai 1). Jadi:
Langkah 2 : Tandai lokasi p1 , p2 , ... da- 1 1 1 0
lam kolom k dari Wk-1 yang 1 1 1 0
inputnya 1 dan lokasi q1,q2 , W2 =
0 0 0 1
... dalam baris k dari Wk-1 ya-
ng inputnya 1. 0 0 0 0
Langkah 3 : Letakkan 1 pada semua posisi c. Menentukan W3 (k = 3)
pi , qj yang ditandai dari Wk Kolom ke 3 dari W2 bernilai 1 pada lo-
(jika elemen pada (pi,qj) ber- kasi 1 dan 2, dan baris ke 3 dari W2
nilai 0) bernilai 1 pada lokasi 4. Untuk menda-
Contoh 1 patkan W3, pada elemen ke (1,4) dan
A = {1, 2, 3, 4} dan relasi pada himpunan (2,4) dari W2 harus bernilai 1, Jadi:
A adalah:
1 1 1 1
R = {(a,b) ∈ A x Aa2+b2 =5 ∨ 1 1 1 1
b=a+1}, sehingga R = {(1,2), (2,3), W3 =
(3,4), (2,1)}. 0 0 0 1
Transitif klosur dari R dengan algoritma 0 0 0 0
Warshall dapat diselesaikan sebagai be- d. Menentukan W4 (k = 4)
rikut. W3 mempunyai nilai pada lokasi 1, 2, 3
Matriks relasi R adalah: dari kolom 4 dan tidak ada nilai pada
0 1 0 0 baris ke 4, sehingga tidak ada nilai 1
1 0 1 0 yang baru yang ditambahkan jadi MR*
M R = W0 = = W4 = W3.
0 0 0 1
MR* merupakan matriks transitif klosur
0 0 0 0 dari R. Jadi transitif klosur dari R adalah:
Karena himpunan A mempunyai 4 anggota, t(R) = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,1),
maka n = 4. Kemudian menentukan Wk, (2,2), (2,3), (2,4), (3,4)}.
untuk k = 1, 2, 3, dan 4
a. Menentukan W1 (k = 1)
81
Jurnal Matematika Vol. 8, No.3, Desember 2005: 78-87
82
Sukmawati Nur Endah (Transitif Klosur dari Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi pada … )
83
Jurnal Matematika Vol. 8, No.3, Desember 2005: 78-87
3 0 3 3 3 4
Menggabungkan matriks MR ∪ S = MR ∨ MS 4 0 4 3 4 4
84
Sukmawati Nur Endah (Transitif Klosur dari Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi pada … )
PILIH SALAH SATU (A..G atau a..g): Relasi PERTAMA merupakan relasi
Tampilan menu pilihan A (Input Data) refleksif
+--------------------------------+ Relasi PERTAMA merupakan relasi
¦ PERHATIAN ¦ simetris
¦1. Pemasukan data relasi ¦ Relasi PERTAMA merupakan relasi
¦ ekuivalensi berdasarkan ¦ transitif
¦ matriks relasinya yaitu hanya¦ Relasi PERTAMA merupakan relasi
¦ pada elemen yang bernilai 1. ¦ ekuivalensi
85
Jurnal Matematika Vol. 8, No.3, Desember 2005: 78-87
Matriks W(4):
Tampilan menu pilihan D (Matriks 1 1 0 0 0
Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi) 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1
PROGRAM TRANSITIF KLOSUR DARI 0 0 1 1 1
GABUNGAN DUA RELASI EKUIVALENSI 0 0 1 1 1
DALAM SUATU HIMPUNAN
DENGAN STRUKTUR DATA DINAMIS TEKAN ENTER UNTUK MELANJUTKAN !!
86
Sukmawati Nur Endah (Transitif Klosur dari Gabungan Dua Relasi Ekuivalensi pada … )
87