Anda di halaman 1dari 4

VISKOSITAS ZAT CAIR

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan koefisien viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hukum Stokes

2. LANDASAN TEORI
Viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau
karena benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan disebut derajat kekentalan
zat cair. Jadi, semakin besar viskositas zat cair maka semakin sulit benda padat zat cair tersebut
bergerak. Viskositas dalam zat cair yang berperan adalah gaya kohesi (gaya tarik menarik antar
molekul sejenis) dengan partikel zat cair. Viskositas(kekentalan) dapat dianggap sebagai suatu
gesekan di dalam fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk mnggunakan salah satu
lapisan fluida diatasnya lapisan lain lurus ada gaya yang bekerja. Karena pengaruh gaya lapisan
zat cair dapat bergerak dengan kecepatan (y) yang nilainya semakin mengecil untuk lapisan
dasar sehingga muncul gradien kecepatan. Zat cair maupun gas memiliki viskositas, hanya saja
zat cair lebih kental dari pada gas. (Martoharsono, 2006)

Fluida adalah suatu zat yang bentuknya dapat berubah secara continue akibat gaya geser
pada benda padat. Gaya geser dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang tidak
berubah besarnya skema gaya ini bekerja. Namun, baik fluida yang kental maupun yang encer
akan mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya apabila ada gaya geser
yang bekerja. Jadi, dapat dikatakan bahwa fluida tidak dapat menahan gaya geser. (Hartyono,
1983)

Pada Hukum Stokes, viskositas pada fluida yang kental sama dengan gesekan pada gerak
benda padat. Pada fluida ideal, viskositas η= 0 sehingga dapat dikatakan bahwa benda yang
bergerak di dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Namun, bila
benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida yang kental, maka benda tersebut
akan dihambat gerakannya oleh gaya gesek fluida benda tersebut. Besarnya gaya gesekan fluida
dapat dirumuskan dengan F = ηAV = kηV. Koefisien k tergantung pada bentuk benda. Pada
benda yang berbentuk bola dengan jari-jari (r) maka akan dirumuskan dengan

k = 6ᴨr . maka F = 6ᴨ
Dengan menggunakan Hukum Stokes, kecepatan bola dapat diketahui dengan
persamaan : η =

Keterangan :

v = kecepaan bola jauh

m = massa jenis fluida diam

ρ2= massa jenis bola


= gaya gravitasi (Anonim, 2008)

3. ALAT DAN BAHAN


1.      Alat-alat Praktikum
-          Jangka sorong
-          Penggaris / Mistar
-          Stopwatch
-          Neraca analitis
-          Bola pejal
-          Gelas ukur
-          Pipet
-          Tabung gelas
-          Penjepit
-          Penyaring
-          Tissue
2.      Bahan-bahan Praktikum
-          Minyak goreng
-          Oli

4. PROSEDUR PERCOBAAN
1.      Ditentukan massa jenis bola besi yang digunakan dengan menimbang pada neraca dan mengukur
diameternya sesuai petunjuk asisten. Ukur juga massa jenis fluida (zat cair) menggunakan
aerometer atau dapat juga menggunakan prinsip penentuan massa jenis bola besi.
2.      Dijatuhkan bola dalam tabung yang berisikan zat cair yang akan diselidiki setelah mencapai
kecepatan terminal (stationer), catat waktu tempuh dari jarak yang ditentukan oleh asisten yang
bersangkutan.
3.      Diulangi langkah-langkah tersebut beberapa kali menurut petunjuk asisten dan dengan
menggunakan persamaan viskositas sebelumnya, tentukan viskositas zat cair.
4.      Dilakukan kembali prosedur (1-3) diatas untuk zat cair yang berbeda.

5. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
a.       Penentuan massa jenis bola dan zat cair
no Variable pengamatan Massa (kg) volume

1. Bola

-bola (1)

-bola (2)

2. Zat cair (fluida)

Zat cair 1

Zat cair 2

Zat cair 3

b. Penentuan kecepatan

No Variable pengamatan Jarak lintasan (m) Waktu (s)

1. Bola (tiap bola diukur 3


-Bola 1 kali)
-Bola 2

c. Penentuan diameter Bola dan Tabung


no Variable pengamatan Diameter (m)

1. Bola
-bola 1
-bola 2

2. Tabung
-tabung 1
Tabung 2

Anda mungkin juga menyukai