Anda di halaman 1dari 38

KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Nurfaida , Dedi riwanto, Nurtang, Zamah


PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2014
Abstrak
Telah dilakukan praktikum yang berjudul Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan tujuan
memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam Fluida berkaitan dengan
kekentalan fluida tersebut dan menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan
Hukum Stokes . koefisien kekentalan zat cair yang sering disebut dengan koefisien viskositas
adalah ukuran kekentalan zat cair. Bila sebuah benda bergerak dengan kelajuan tertentu dalam
fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersebut . Pada prakrikum ini dilakukan tiga kegiatan, kegiatan 1 untuk bola 1, kegiatan 2 untuk
bola 2, dan kegiatan 3 untuk bola 3. Dari hasil praktikum, diperoleh bahwa gaya gesekan yang
dialami benda yang bergerak dalam zat cair berhubungan dengan kekentalan zat cair tersebut,
dimana kekentalan fluida akan membuat gerak benda dalam fluida terhambat oleh gaya gesek
fluida. Koefisien kekentalan zat cair dapat dihitung menggunakan hukum Stokes, pada praktikum
ini diperoleh koefisien kekentalan zat cair yang berbeda untuk setiap bola padahal zat cair yang
digunakan sama hal ini karena beberapa kesalahan dalam praktikum dan kesalahan alat praktikum.

Kata kunci: gaya gesekan, hukum stokes, kekentalan zat cair,


RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara kekentalan zat cair dengan gaya gesekan yang
dialami oleh benda yang bergerak dalam zat cair tersebut?
2. Berapa nilai koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan Hukum
Stokes?
TUJUAN
1. Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam
Fluida berkaitan dengan kekentalan fluida tersebut.
2. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan Hukum
Stokes
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Koefisien kekentalan fluida yang dilambangkan dengan didefinisikan sebagai
perbandingan dari tegangan geser terhadap laju perubahan regangan geser.
=

tegangan geser
laju perubahan regangan geser

atau,
F=A

dv
dy

Setiap benda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami
gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair
yang kental akan mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan zat
cair itu. Bedanya adalah gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam zat cair
kental bergantung pada kecepatan benda. Menurut hukum Stokes, gaya gesekan
yang dialami oleh sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental
adalah :
FS 6 r V

Dengan,

FS= Gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2)

= koefesian kekentalan zat cair (N.m-2.s atau kg.m-1.s-1


r = jari-jari bola pejal (m)
V = kecepatan gerak benda dalam zat cair
Hokum stokes dalam penerapannya memerlukan beberapa syarat sebagai berikut :
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar
dibandingkan ukuran bola)
2. Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam fluida
3. Kecepatan v tidak besar
Selain gaya gesekan zat cair, kita juga sudah mengenal gaya berat dan gaya
Archimedes. Dengan demikian, maka pada sebuah bola pejal yang bergerak dalam
zat cair yang kental (Gambar 6.1) akan mengalami ketiga gaya tersebut atau :

F W F

FS

FA

Bila bola pejal telah mencapai


kecepatan tetap, maka resultan gaya
tersebut akan sama dengan nol, sehingga
benda bergerak lurus beraturan. Besar
kecepatannya pada keadaan itu adalah:

FS

V
W

2r 2g 0
9

Dengan, g = percepatan gravitasi (m.s-2)


Gambar 6.1 : Gaya Stokes

= massa jenis bola pejal (kg.m-3).

0
= massa jenis zat cair

Bila selama bergerak lurus beraturan bola memerlukan waktu selama t untuk
bergerak sejauh y, maka persamaan di atas dapat diubah menjadi :

2gr 2 0
y
9

9y
t
2
2gr 0

atau
dimana y adalah jarak yang ditempuh bola mulai saat bergerak dengan kecepatan
konstan hingga berhenti, dan t adalah waktu yang ditempuhnya (Herman, dkk,
2014).

Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu disebut
viskositas. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara
molekul (Giancolli, 1998).
Istilah viskositas umumnya digunakan dalam menjelaskan aliran fluida untuk
menandakan derajat gesekan internal pada fluida. Gesekan internal, atau gaya
viskos, berkaitan dengan hambatan yang dialami oleh dua lapisan fluida yang
bersebelahan untuk bergerak relatf satu terhadap yang lain. (Serway, 2009).

Alat danBahan
1. Alat
a. Tabung Stokes
b. Mistar plastik
c. Jangka sorong
d. Neraca Ohauss
e. Stopwatch
f. Aerometer Baume
g. Sendok saringan
2. Bahan

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

a. Zat cair gliserin dan oli.


b. Lap/tissu
c. Bola pejal (bahan yang sama dengan jari berbeda-beda)

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon

: Jarak tempuh, x (cm)


: Waktu tempuh, t (s)

3. Variabel kontrol

: Massa jenis gliserin,

(g/cm3) ; massa

bola
1, m (g) ; diameter bola 1, d (mm)
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon

: Jarak tempuh, x (cm)


: Waktu tempuh, t (s)

3. Variabel kontrol

: Massa jenis gliserin,

(g/cm3) ; massa

bola
2, m (g) ; diameter bola 2, d (mm)
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon

: Jarak tempuh, x (cm)


: Waktu tempuh, t (s)

3. Variabel kontrol

: Massa jenis gliserin,

(g/cm3) ; massa

bola
3, m (g) ; diameter bola 3, d (mm)

Definisi Operasional Variabel

Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang nilainya berubah-ubah. Pada
kegiatan ini yaitu jarak tempuh.
Jarak tempuh adalah panjang dari karet gelang pertama hingga karet
gelang kedua diukur dengan mistar yang akan menjadi panjang lintasan
yang akan ditempuh oleh bola 1 dengan satuan cm.
2. Variabel respon adalah variabel yang menanggapi perubahan variabel
manipulasi dengan kata lain jika nilai variabel manipulasi berubah, maka
nilai variabel respon juga berubah. Pada kegiatan ini yaitu waktu tempuh.
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan bola 1 untuk menempuh
jarak dari karet gelang pertama hingga karet gelang kedua diukur dengan
stopwatch dengan satuan sekon.
3. Variabel kontrol adalah variabel yang nilainya tetap. Pada kegiatan ini
yaitu Massa jenis gliserin, massa bola 1, dan diameter bola 1.
a. Massa jenis gliserin adalah rapat massa gliserin yang diukur dengan
aerometer baume dengan satuan g/cm3.
b. Massa bola 1 adalah jumlah partikel bola 1 yang diukur dengan neraca
ohaus 311 g dengan satuan gram.
c. Diameter bola 1 adalah garis tengah bola 1 yang melalui titik pusat
bola itu diukur dengan jangka sorong dengan satuan mm.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang nilainya berubah-ubah. Pada
kegiatan ini yaitu jarak tempuh.
Jarak tempuh adalah panjang dari karet gelang pertama hingga karet
gelang kedua diukur dengan mistar yang akan menjadi panjang lintasan
yang akan ditempuh oleh bola 2 dengan satuan cm.
2. Variabel respon adalah variabel yang menanggapi perubahan variabel
manipulasi dengan kata lain jika nilai variabel manipulasi berubah, maka
nilai variabel respon juga berubah. Pada kegiatan ini yaitu waktu tempuh.
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan bola 2 untuk menempuh
jarak dari karet gelang pertama hingga karet gelang kedua diukur dengan
stopwatch dengan satuan sekon.
3. Variabel kontrol adalah variabel yang nilainya tetap. Pada kegiatan ini
yaitu Massa jenis gliserin, massa bola 1, dan diameter bola 1.

a. Massa jenis gliserin adalah rapat massa gliserin yang diukur dengan
aerometer baume dengan satuan g/cm3.
b. Massa bola 2 adalah jumlah partikel bola 2 yang diukur dengan neraca
ohaus 311 g dengan satuan gram.
c. Diameter bola 2 adalah garis tengah bola 2 yang melalui titik pusat
bola itu diukur dengan jangka sorong dengan satuan mm.
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi adalah variabel yang nilainya berubah-ubah. Pada
kegiatan ini yaitu jarak tempuh.
Jarak tempuh adalah panjang dari karet gelang pertama hingga karet
gelang kedua diukur dengan mistar yang akan menjadi panjang lintasan
yang akan ditempuh oleh bola 3 dengan satuan cm.
2. Variabel respon adalah variabel yang menanggapi perubahan variabel
manipulasi dengan kata lain jika nilai variabel manipulasi berubah, maka
nilai variabel respon juga berubah. Pada kegiatan ini yaitu waktu tempuh.
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan bola 3 untuk menempuh
jarak dari karet gelang pertama hingga karet gelang kedua diukur dengan
stopwatch dengan satuan sekon.
3. Variabel kontrol adalah variabel yang nilainya tetap. Pada kegiatan ini
yaitu Massa jenis gliserin, massa bola 1, dan diameter bola 1.
a. Massa jenis gliserin adalah rapat massa gliserin yang diukur dengan
aerometer baume dengan satuan g/cm3.
b. Massa bola 3 adalah jumlah partikel bola 3 yang diukur dengan neraca
ohaus 311 g dengan satuan gram.
c. Diameter bola 3 adalah garis tengah bola 3 yang melalui titik pusat bola
itu dengan satuan mm.
Prosedur Kerja
Sebelum melakukan pengukuran dan mengambil data, maka kita
memastikan bahwa alat-alat yang digunakan dalam keadaan baik dan sudah
lengkap. Setelah itu melakukan kegiatan sebagai berikut :
a.

Mengukur

diameter

masing-masing

bola

dengan

menggunakan jangka sorong, dan menimbang dengan Neraca Ohauss


311 gram.

b.

Menyiapkan tabung gelas dan menempatkan sendok


saringan pada tabung, kemudian mengisi tabung fluida (gliserin/oli)
hingga hampir penuh.

c.

Mengukur massa jenis gliserin dengan Aerometer Baume.


Melilitkan karet gelang pertama sekitar 10 cm di bawah permukaan
gliserin/oli. Kemudian karet kedua yang dapat diatur-atur di atas dasar
tabung.

d.

Mengtur karet kedua sehingga jaraknya dengan karet


kedua adalah 20 cm.

e.

Mengambil satu bola, dan Menempatkan bola tepat di


atas permukaan gliserin/oli (gunakan pinset), kemudian melepaskannya.
Selanjutnya mengukur waktu yang ditempuh bola pejal dari gelang
pertama ke gelang kedua.

f.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang


telah tersedia. Kemudian mengulangi kegiatan e sampai g untuk jarak
kedua karet gelang 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, dan 70 cm.

g.

Mengulangi kegiatan dengan menggunakan bola yang


lain.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil pengamatan
Bola 1
Massa jenis Gliserin = |1,2350,005| g/cm3
Massa bola 1

= |21,0000,005| g

Diameter bola 1

= |25,450,05| mm

Tabel 1. Hubungan Jarak dan Waktu tempuh untuk bola 1


No

Jarak tempuh

Waktu tempuh

(cm)
| 20,00 0,05 |

(s)
1. | 0,3 0,1 |

| 30,00 0,05 |

| 40,00 0,05 |

| 50,00 0,05 |

| 60,00 0,05 |

| 70,00 0,05 |

2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

| 0,4
| 0,4
| 0,7
| 0,6
| 0,6
| 0,8
| 0,8
| 0,9
| 1,0
| 1,1
| 1,1
| 1,2
| 1,2
| 1,2
| 1,3
| 1,4
| 1,3

0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |

Bola 2
Massa jenis Gliserin = |1,2350,005| g/cm3
Massa bola 2

= |5,8400,005| g

Diameter bola 2

= |15,100,05| mm

Tabel 2. Hubungan Jarak dan Waktu tempuh untuk bola 2


No

Jarak tempuh

Waktu tempuh

(cm)
| 20,00 0,05 |

| 30,00 0,05 |

| 40,00 0,05 |

| 50,00 0,05 |

(s)
| 0,5 0,1 |
| 0,6 0,1 |
| 0,5 0,1 |
| 0,9 0,1 |
| 0,9 0,1 |
| 0,8 0,1 |
| 1,1 0,1 |
| 1,1 0,1 |
| 1,1 0,1 |
| 1,3 0,1 |
| 1,4 0,1 |

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.

| 60,00 0,05 |

| 70,00 0,05 |

3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

| 1,3
| 1,5
| 1,5
| 1,5
| 1,8
| 1,7
| 1,9

0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |

Bola 3
Massa jenis Gliserin = |1,2350,005| g/cm3
Massa bola 3

= |2,320,005| g

Diameter bola 3

= |12,000,05| mm

Tabel 3. Hubungan Jarak dan Waktu tempuh untuk bola 3


No

Jarak tempuh

(cm)
| 20,00 0,05 |

| 30,00 0,05 |

| 40,00 0,05 |

| 50,00 0,05 |

| 60,00 0,05 |

| 70,00 0,05 |

Analisis data
Bola 1

Waktu tempuh
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

(s)
| 0,6
| 0,5
| 0,6
| 1,0
| 1,0
| 0,9
| 1,3
| 1,2
| 1,2
| 1,4
| 1,5
| 1,4
| 1,6
| 1,7
| 1,6
| 1,9
| 1,9
| 2,0

0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
0,1 |

A. Waktu tempuh
1. Untuk jarak tempuh | 20,00 0,05 | cm
t1 = | 0,3 0,1 | s
t2 = | 0,4 0,1 | s
t3 = | 0,4 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 0,3+0,4 +0,4 = 1,1 =0,3667 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |0,3-0,3667| = 0,0667 s

2=

|t 2t|

= |0,4-0,3667| = 0,0333 s

3=

|t 3t|

= |0,4-0,3667| = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =18,1892 2 AB
t
0,3667
DK = 100%-KR = 100%- 18,1892

= 81,8108%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|0,37 0,07| s
2. Untuk jarak tempuh | 30,00 0,05 | cm
t1 = | 0,7 0,1 | s
t2 = | 0,6 0,1 | s
t3 = | 0,6 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 0,7+0,6 +0,6 = 1,9 =0,6333 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |0,7-0,6333| = 0,0667 s

2=

|t 2t|

= |0,6-0,6333| = 0,0333 s

3=

|t 3t|

= |0,6-0,6333| = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =10,5321 2 AB
t
0,6333
DK = 100%-KR = 100%- 10,5321

= 89,4679%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|0,63 0,07|s
3. Untuk jarak tempuh | 40,00 0,05 | cm
t1 = | 0,8 0,1 | s
t2 = | 0,8 0,1 | s

t3 = | 0,9 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 0,8+0,8+ 0,9 = 2,5 =0,8333 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |0,8-0,8333| = 0,0333 s

2=

|t 2t|

= |0,8-0,8333| = 0,0333 s

3=

|t 3t|

= |0,9-0,8333| = 0,0667 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =8,0043 2 AB
t
0,833
DK = 100%-KR = 100%- 8,0043

= 91,9957%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|0,83 0,07|s
4. Untuk jarak tempuh | 50,00 0,05 | cm
t1 = | 1,0 0,1 | s
t2 = | 1,1 0,1 | s
t3 = | 1,1 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 1,0+1,1+1,1 = 3,2 =1,0667 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |1,0-1,0667| = 0,0667 s

2=

|t 2t|

= |1,1-1,0667| = 0,0333 s

3=

|t 3t|

= |1,1-1,0667| = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =6,2529 2 AB
t
1,0667
DK = 100%-KR = 100%- 6,2529

= 93,7471%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|1,1 0, 0 7| s
5. Untuk jarak tempuh | 60,00 0,05 | cm
t1 = | 1,2 0,1 | s
t2 = | 1,2 0,1 | s
t3 = | 1,2 0,1 | s
t= 0,1 (kembali ke Nst alat)

KR=

t
0,1
100 =
100 =8,3333 2 AB
t
1,2

DK = 100%-KR = 100%- 8,3333

= 91,6667%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|1,2 0,1| s
6. Untuk jarak tempuh | 70,00 0,05 | cm
t1 = | 1,3 0,1 | s
t2 = | 1,4 0,1 | s
t3 = | 1,3 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 1,3+1,4+1,3 = 4 =1,3333 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |1,3-1,3333| = 0,0333 s

2=

|t 2t|

= |1,4-1,3333| = 0,0667 s

3=

|t 3t|

= |1,3-1,3333| = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =5,0026 3 AB
t
1,3333
DK = 100%-KR = 100%- 5,0026
Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|1,33 0,07|s

= 94,9974%

f(x) = 0.5x - 0.01


R = 0.98

jarak (m)

0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
waktu (s)

Grafik 1. Hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh untuk bola 1
B. Kecepatan bola
t 1 =|0,63 0,01| s
t 2 =|0,83 0,01| s

x 1=|0,3 0,005|m
x 2=|0,4 0,005|m

x=x 2x 1=0,40,3=0,1 m
t=t 2t 1=0,830,63=0,2 s
y=mx +c
y=mx

m=

y
x

m=

x
t

m=v
v =0,503 m/s

v=

x 0,1 m
=
=0,5 m/ s
t 0,2 s

Rambat ralat v
x
v=
= x . t 1
t

|v x|d x +|v t |d t

dv=

| |

( x . t )
( x . t )
dv=
d x+
dt
x
t

dv=| t 1 . d x|+| x . t 2 .d t |

||

dv t 1 d x x . t 2 d t
=
+
v
x . t 1
x . t 1

| || |
v x t
=
+
v | x | | t |
v= |
[ xx|+|t t |] v
0,02
v= |
+|
0,5 m/ s
|
[ 0,01
0,1
0,2 |]
dv d x d t
=
+
v
x
t

v=( 0,1+0,1 ) 0,5 m/s


v=0,1 m/s
KR=

v
0,1
100 =
100 =20 2 AB
v
0,5

v =|0,50 0,10|m/s

C. Volume bola
d 1=|2,545 0,005|cm
1 3
V= d
6

1 22
V = (2,545 cm)3
6 7
V =8,6345 cm 3=8,6345 106 m3
Rambat ralat V
1
V = d3
6

|Vd |dd

dV =

| |

1
( d 3 )
6
dV =
dd
d

|61 3 d dd|
2

dV =

| |

1
3 d 2 dd
dV 6
=
V
1
d3
6

| |
3d
V =|
V
d |
3 0,005
V =|
2,545 |
V 3d
=
V
d

8,6345 cm

V =0,0509 cm

V =0,0509 106 m3
KR=

V
0,0509 106
100 =
100 =0,5895 4 AB
V
8,6345 106

DK = 100%-KR =100%- 0,5895 = 99,4105%


V =|8,634 0,051|106 m3
D. Massa jenis bola 1
m1=|21,00 0,005|g

m
V

21,00
=2,4322 g/cm3=2432,2kg /m 3
8,634

Rambat ralat
= m. v -1

| m |dm +|V |dV

d=

-1

| |

-1

(m. v )
(m. v )
d=
dm+
dV
m
V

d=|V 1 dm|+|mV 2 dV |

| ||

d v -1 dm m. v -2 dV
=
+
m. v -1
m. v -1

| || |
m V
=
+
|m. | |V |
m V
= |
[ m. |+|V |]
0,005
0,051
= |
+|
|
[ 21,00 8,634 |] 2,4322 g /cm
d dm dV
=
+
m.
V

= |0,0002380952+0,0059068798| 2,4322 g /cm

= 0,0149 g/cm3

KR =

0,0149
100% =
100 =0,6126 3 AB

2,4322

DK = 100%-KR= 100% 0,6126%=99,3874%


b

= |2,430,01 |g/cm3 = |2,430,01 |103 kg/m3

E. Koefisien kekentalan zat cair

2 r 2 g (b g )
2v

d 2 g ( b g )
=
18 v
(2,545 102)2 9,8 (2,43.10 31,235.10 3)
=
N /m2 s
18 0,5
1

75,852439775 10
9

N /m2 s

1=0,8428 N /m2 s
Rambat ralat
d2 g 1 2
=
= d g v1
18 v
18
d

|d|dd +| |d +|v |dv

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

=
d=|2 d v1 dd|+|d 2 v1 d |+|d 2 v2 dv|

||

2 1

||

d 2d v dd d v d d v dv
=
+ 2
+ 2

d2 v 1
d v1
d v1

| || || |

d 2dd d dv
=
+
+

| || || |
2 d ( ) v
= |
[ d |+| |+| v |]
2 d ( ) v
=
+
+

[| | | | | | | |]
| | | | | | |]
[|

b
g
2d
v
+
+
+

d
b g b g
v

2(0,005 102 )
10
5
0,10
=
+
+
+
0,8428 N /m2 s
2
1195 1195 0,50
2,545 10
=(0,0039292731+0,0083682008+0,0041841004 +0,2)0,8428 N /m 2 s
=0,2164815743 0,8428 N /m2 s
=0,1824 N /m2 s
KR =

0,1824
100% =
100 =21,6421 2 AB

0,8428

DK = 100%-KR= 100% 21,6421 %=78,3579%

= |0,840,18 | N/m2s

Bola 2
A. Waktu tempuh
1. Untuk jarak tempuh | 20,00 0,05 | cm
t1 = | 0,5 0,1 | s
t2 = | 0,6 0,1 | s
t3 = | 0,5 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 0,5+0,6+ 0,5 = 1,6 =0,5333 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |0,5-0,5333| = 0,0333 s

2=

|t 2t|

= |0,6-0,5333| = 0,0667 s

3=

|t 3t|

= |0,5-0,5333| = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =12,5070 2 AB
t
0,5333

DK = 100%-KR = 100%- 12,5070

= 87,4930%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|0,53 0,07|s
2. Untuk jarak tempuh | 30,00 0,05 | cm
t1 = | 0,9 0,1 | s
t2 = | 0,9 0,1 | s
t3 = | 0,8 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 0,9+0,9+0,8 = 2,6 =0,8667 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |0,9-0,8667| = 0,0333 s

2=

|t 2t|

= |0,9-0,8667| = 0,0333 s

3=

|t 3t|

= |0,8-0,8667| = 0,0667 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =7,6959 2 AB
t
0,8667
DK = 100%-KR = 100%- 7,6959

= 92,3041%

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|0,87 0,07| s
3. Untuk jarak tempuh | 40,00 0,05 | cm
t1 = | 1,1 0,1 | s
t2 = | 1,1 0,1 | s
t3 = | 1,1 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 1,1+1,1+ 1,1 = 3,3 =1,1 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |1,1-1,1| = 0 s

2=

|t 2t|

= |1,1-1,1| = 0 s

3=

|t 3t|

= |1,1-1,1| = 0 s

t= maks= 0,1 s (Kembali ke Nst alat)


t
0,1
KR= 100 =
100 =9,0909 2 AB
t
1,1
DK = 100%-KR = 100%- 9,0909
Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|1,1 0,1| s

= 90,9091%

4. Untuk jarak tempuh | 50,00 0,05 | cm


t1 = | 1,3 0,1 | s
t2 = | 1,4 0,1 | s
t3 = | 1,3 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 1,3+1,4+1,3 = 4 =1,3333 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |1,3- 1,3333 | = 0,0333 s

2=

|t 2t|

= |1,4- 1,3333 | = 0,0667 s

3=

|t 3t|

= |1,3- 1,3333 | = 0,0333 s

t= maks= 0,0667 s
t
0,0667
KR= 100 =
100 =5,0026 3 AB
t
1,3333
DK = 100%-KR = 100%- 5,0026

= 94,9974 %

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|1,33 0,07|s
5. Untuk jarak tempuh | 60,00 0,05 | cm
t1 = | 1,5 0,1 | s
t2 = | 1,5 0,1 | s
t3 = | 1,5 0,1 | s
t +t + t
t = 1 2 3 = 1,5+1,5+1,5 = 4,5 =1,5 s
3
3
3
1=

|t 1t|

= |1,5-1,5| = 0 s

2=

|t 2t|

= |1,5-1,5| = 0 s

3=

|t 3t|

= |1,5-1,5| = 0 s

t= maks= 0,1 s (Kembali ke Nst alat)


t
0,1
KR= 100 =
100 =6,6667 2 AB
t
1,5
DK = 100%-KR = 100%- 6,6667

= 93,3333 %

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|1,5 0,1| s
6. Untuk jarak tempuh | 70,00 0,05 | cm
t1 = | 1,8 0,1 | s
t2 = | 1,7 0,1 | s
t3 = | 1,9 0,1 | s

t =

t 1 +t 2+ t 3 1,8+1,7+1,9 5,4
=
=
=1,8 s
3
3
3

1=

|t 1t|

= |1,8-1,8| = 0 s

2=

|t 2t|

= |1,7-1,8| = 0,1 s

3=

|t 3t|

= |1,9-1,8| = 0,1 s

t= maks= 0,1 s
t
0,1
KR= 100 =
100 =5,5556 3 AB
t
1,8
DK = 100%-KR = 100%- 5,5556

= 94,4444 %

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|1,80 0,10|s

f(x) = 0.41x - 0.04


R = 0.99

Jarak tempuh (m)

0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 1.7 1.9


0.4 0.6 0.8
1
1.2 1.4 1.6 1.8
2
Waktu tempuh (s)

Grafik 2. Hubungan antara Jarak tempuh dan Waktu tempuh untuk bola 2
B. Kecepatan bola
t 1 =|1,33 0,01| s
t 2 =|1,80 0,01| s

x 1=|0,5 0,005|m
x 2=|0,7 0,005|m

x=x 2x 1=0,70,5=0,2 m
t=t 2t 1=1,801,33=0,47 s
y=mx +c
y=mx

m=

y
x

m=

x
t

m=v
v =0,409 m/s

v=

x 0,2 m
=
=0,4255 m/s
t 0,47 s

Rambat ralat v
v=

x
1
= x . t
t

|v x|d x +|v t |d t

dv=

| |

( x . t )
( x . t )
dv=
d x+
dt
x
t

dv=| t 1 . d x|+| x . t 2 .d t |

||

dv t 1 d x x . t 2 d t
=
+
v
x . t 1
x . t 1

| || |
v x t
=
+
v | x | | t |
dv d x d t
=
+
v
x
t

|[ xx|+|t t |] v
0,01 0,02
v= |
[ 0,2 |+|0,47|] 0,4255 m/s
v=

v=( 0,05+0,0425531914 ) 0,4255 m/s


v=0,0394 m/ s

KR=

v
0,0394
100 =
100 =9,2597 2 AB
v
0,4255

v =|0,42 0,04|m/s
C. Volume bola
d 2=|1,510 0,005|cm
1 3
V= d
6
1 22
V = (1,510 cm)3
6 7
V =1,8035 cm 3=1,8035 106 m3
Rambat ralat V
1
V = d3
6

|Vd |dd

dV =

| |

1
( d 3 )
6
dV =
dd
d

|61 3 d dd|

dV =

| |

1
3 d 2 dd
dV 6
=
V
1
d3
6

| |
3d
V =|
V
d |
3 0,005
V =|
1,510 |
V 3d
=
V
d

1,8035 cm

V =0,0179 cm3
6

V =0,0179 10 m

V
0,0179 106
100 =
100 =0,9925 3 AB
V
1,8035 106

KR=

DK = 100%-KR =100%-0,9925
V =|1,80 0,02|106 m3

= 99,0075%

D. Massa jenis bola 2


m2=|5,840 0,005|g
=

m
V

5,840
3
3
=3,239 g/cm =3239 kg /m
1,803

Rambat ralat
= m. v

-1

| m |dm +|V |dV

d=

d=

| |

(m.v -1 )
(m. v -1 )
dm+
dV
m
V

d=|V 1 dm|+|mV 2 dV |

| ||

d v -1 dm m. v -2 dV
=
+
-1
m. v -1
m. v

| || |

d dm dV
=
+
m.
V

| || |
= |
[ m. m|+|V V |]
0,005 0,0179
= |
|+|1,8035 |] 3,239 g /cm
[ 5,840
m V
=
+

m.
V

= |0,0008561643836+0,0099251455503| 3,239 g /cm

= 0,0349 g/cm3

0,0349
100% =
100 =1,0775 3 AB

3,239

KR =

DK = 100%-KR= 100% 1,0775%= 98,9225%


b

= |3,240,03|g/cm3 = |3,240,03|103 kg/m3

E. Koefisien kekentalan zat cair


2 r 2 g (b g )
=
2v
=

d 2 g ( b g )
18 v

(1,510 102)2 9,8 (3,24.10 31,235.10 3)


=
N /m2 s
18 0,42
1

44,801684910
=
N /m 2 s
7,56
2=0,5926 N /m2 s
Rambat ralat
d2 g 1 2
=
= d g v1
18 v
18
d

|d|dd +| |d +|v |dv

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

=
d=|2 d v1 dd|+|d 2 v1 d |+|d 2 v2 dv|

||

||

2 1

d 2d v dd d v d d v dv
=
+ 2
+ 2
2
1
1
1

d v
d v
d v

| || || |
2 d ( ) v
=
+
+
| d | | | | v |
2 d ( ) v
= |
[ d |+| |+| v |]
d 2dd d dv
=
+
+

|[ 2 d d|+| |+| |+| vv|]


b

[|

| | | | | | |]

2(0,005 102 )
10
5
0,04
+
+
+
0,5926 N /m2 s
2
2005
2005
0,42
1,510 10

=(0,0066225165+ 0,0049875311+0,0024937655+0,0952380952) 0,5926 N / m2 s


=0,1088531303 0,5926 N /m2 s
=0,0645 N /m2 s

0,0645
100% =
100 =10,8842 2 AB
KR =
0,5926

DK = 100%-KR= 100% 10,8842 %= 89,1158%


2

= |0,590,06 | N/m2s

Bola 3
A. Waktu tempuh
1. Untuk jarak tempuh| 20,00 0,05 | cm
t1 = | 0,6 0,1 | s
t2 = | 0,5 0,1 | s
t3 = | 0,6 0,1 | s
t =

t 1 +t 2+ t 3
3

0,6 +0,5+0,6
3

0,5667

1 = |0,6 - 0,5667| = 0,0333 s


2 = |0,5 - 0,5667| = 0,0667 s
3 = |0,6 - 0,5667| = 0,0333 s
t= maks= 0,0667 s
KR =

t
100
t

0,0667
100
0,5667

= 11,7699 % (2 AB)

DK = 100%-11,7699 % = 88,2301 %
Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|t t |=|0,57 0,07| s
2. Untuk jarak tempuh| 30,00 0,05 | cm
t1 = | 1,0 0,1 | s
t2 = | 1,0 0,1 | s
t3 = | 0,9 0,1 | s

t =

t 1 +t 2+ t 3
3

1,0+1,0+ 0,9
= 0,9667 s
3

1 = |1,0 - 0,9667| = 0,0333 s


2 = |1,0 - 0,9667| = 0,0333 s
3 = |0,9 - 0,9667| = 0,0667 s
t = maks= 0,0667 s
KR =

t
100
t

0,0667
100
0,9667

= 6,8998 % (2 AB)

DK = 100% - 6,8998 % = 93,1002 %


Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|t t |=|0,97 0,07| s
3. Untuk jarak tempuh | 40,00 0,05 | cm

t1 = | 1,3 0,1 | s
t2 = | 1,3 0,1 | s
t3 = | 1,2 0,1 | s
t =

t 1 +t 2+ t 3
3

1,3+1,3+1,2
3

1,2667

1 = |1,3 - 1,2667| = 0,0333 s


2 = |1,3 - 1,2667| = 0,0333 s
3 = |1,2 - 1,2667| = 0,0667 s
t = maks= 0,0667 s
KR =

t
100
t

0,0667
100
= 5,2656 % (3 AB)
1,2667

DK = 100% - 5,2656 %= 94,7344 %

Jadi, hasil pengukurannya yaitu


t=|t t |=|1,27 0,07| s
4. Untuk jarak tempuh | 50,00 0,05 | cm

t1 = | 1,4 0,1 | s
t2 = | 1,5 0,1 | s
t3 = | 1,4 0,1 | s
t =

t 1 +t 2+ t 3
3

1,4 +1,5+1,4
=
3

1,4333 s

1 = |1,4 - 1,4333| = 0,0333 s


2 = |1,5 - 1,4333| = 0,0667 s
3 = |1,4 - 1,4333| = 0,0333 s
t = maks= 0,0667 s
KR =

t
100
t

0,0667
100
= 4,6536 % (3 AB)
1,4333

DK = 100% - 4,6536 % = 95,3464 %


Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|t t |=|1,43 0,07| s
5. Untuk jarak tempuh | 60,00 0,05 | cm

t1 = | 1,6 0,1 | s
t2 = | 1,7 0,1 | s
t3 = | 1,6 0,1 | s
t =

t 1 +t 2+ t 3
3

1,6+ 1,7+1,6
= 1,6333 s
3

1 = |1,6 - 1,4333| = 0,1667 s

2 = |1,7 - 1,4333| = 0,2667 s


3 = |1,6 - 1,4333| = 0,1667 s
t = maks= 0,2667 s
KR =

t
100
t

0,2667
100
1,6333

= 16,3289 % (2 AB)

DK = 100% - 16,3289 %= 83,6711 %


Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|t t |=|1,6 0,3| s
6. Untuk jarak tempuh | 70,00 0,05 | cm

t1 = | 1,9 0,1 | s
t2 = | 1,9 0,1 | s
t3 = | 2,0 0,1 | s
t =

t 1 +t 2+ t 3
3

1,9+1,9+2,0
= 1,9333
3

1 = |1,9 - 1,9333| = 0,1667 s


2 = |1,9 - 1,9333| = 0,2667 s
3 = |2,0 - 1,9333| = 0,1667 s
t = maks= 0,2667 s
KR =

t
100
=
t

0,2667
100
1,9333

DK = 100% - 13,7951 % = 86,2049 %


Jadi, hasil pengukurannya yaitu
t=|t t |=|1,9 0,3| s

= 13,7951 % (2 AB)

0.8
0.7
f(x) = 0.39x - 0.06
R = 0.98

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Grafik 3. hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh untuk bola 3
B. Kecepatan bola
t1 = |1,43 0,05| s
t2 = |1,90 0,05| s
t

= t2 t1 = 1,9 1,43 = 0,47 s

x1 = |0,5 0,01| m
x2 = |0,7 0,01| cm
x = x2- x1 = 0,7 - 0,5 = 0,2 m
y = mx + c
y = mx
y
m= x
x
m= t
m= v
v = 0.392 m/s

x
v = t
0 ,2
v = 0,47

= 0,4255 m/s

Rambat ralat v
x
v=
= x . t 1
t

|v x|d x +|v t |d t

dv=

| |

( x . t )
( x . t )
dv=
d x+
d t
x
t

dv=| t 1 . d x|+| x . t 2 .d t |

||

dv t d x x . t d t
=
+
1
1
v
x .t
x .t

| || |
v x t
=
+
v | x | | t |
dv d x d t
=
+
v
x
t

v =

[| | | |]

v =

[| | | |]

0,4255

0,02 0,1
+
0,2
0,47

= (0,1+0,2127659574) 0,4255

= 0,1321 m/s

KR =
v

x t
+
x
t

v
v

0,1321
x 100 % = 0,4255

= |0,42 0,13| m/s

x100%= 31,0458% 2 AB

C. Volume bola
d3 = |1,2 0,005 | cm
V=

1
d
6

1
V= 6

22
x 7

x (1,2cm)3

V= 0,905 cm3= 0,905 10-6 m3


Rambat ralat V
1
V = d3
6

|Vd |dd

dV =

| |

1
( d3)
6
dV =
dd
d

|61 3 d dd|
2

dV =

| |

1
3 d 2 dd
dV 6
=
V
1
d3
6

| |

V 3d
=
V
d

|3d d |V

V=

|3 x1,20,005| 0,905cm

V=

V = 0,01131cm3= 0,01131 10-6m3

KR =

V
0,01131 106
x 100% =
x100% = 1,25 % (3AB)
V
0,905 10 -6

= |0,9050,011|10-6m3

DK = 100%-KR=100%-1,25 %=98,75%
V = |0,905 0,01| 10-6m3
D. Massa jenis Bola 3
m1 = |2,3200,005 | gram
=

m
V

m
V

2,320
= 2,564 gr/cm3
0,905

Rambat ralat
= m. v -1

| m |dm +|V |dV

d=

d=

| |

( m.v -1 )
(m. v -1 )
dm+
dV
m
V

d=|V 1 dm|+|mV 2 dV |

| ||

d v -1 dm m. v -2 dV
=
+
m. v -1
m. v -1

| || |
m V
=
+
|m. | |V |
V
= | |+| |
[ m
m
V ]
d dm dV
=
+
m.
V

[|

|]

||

0,005 0,011 106


+
2,564
2,320
0,905 106

= |0,002155 + 0,012155| 2,564


= 0,0367

0,0367
.100%
.100
KR =
= 2,564
= 1,431 % (3AB)
DK = 100%-KR=100% 1,431%= 98,569%

= |2,56 0,037|gr/cm3

E. Koefisien kekentalan zat cair


=

2 r 2 g ( b - g )
2V
2

d g ( b - g )
=
18V
1,2x 102

2(9,8 ) ( 2564 -1 23 5 )

=
=

18 . 754,848 104
N/ m 2 s
7,668
2

1 = 0,24 808 N/ m s
Rambat ralat
d2 g 1 2
=
= d g v1
18 v
18
d

|d|dd +| |d +|v |dv

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

d
( 2 v1 )

=
d=|2 d v1 dd|+|d 2 v1 d |+|d 2 v2 dv|

||

||

2 1

d 2d v dd d v d d v dv
=
+ 2
+ 2
2
1
1
1

d v
d v
d v

| || || |
2 d ( ) v
=
+
+
| d | | | | v |
2 d ( ) v
= |
[ d |+| |+| v |]
d 2dd d dv
=
+
+

v
+| |+
+

|[ 2d
|
|
|
|
d
v

|]
b

b-

[|

2(0,0 0 5 ) x10
2
1,2 x 10

b-

| | | | | | |]
+

0,13
37
5
+
+
0,24 808
0,42 1329 1329

=( 0,0083333333 +0,3 095238095 +0,0278 404816+ 0,00 37622272 )0,24 808


= 0,0867 N/ m 2 . s

KR =

0,0867
.100%
.100
=
= 34,9484% (2 AB)

0,2446

DK = 100% - KR =100% - 34,9484% = 65,0516%


3

2
= |0,25 0,09| N/ m . s

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini menggunakan tiga bola pejal yang masing-masing diukur
dengan jangka sorong. Dari pengukuran diperoleh diameter bola 1 adalah 25,45
mm , diameter bola 2 adalah 15,10 mm, dan diameter bola 3 adalah 12,00 mm.
ketiga bola tersebut masing-masing di hitung waktu tempuhnya dari karet gelang
pertama hingga karet gelang kedua. Pengukuran waktu tersebut merupakan
pengukuran berulang karena diukur selama tiga kali untuk setiap jarak tempuh ,
dengan jarak tempuh 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, dan 70 cm. Hasil
pengukuran waktu dan jarak tempuh itu digunakan untuk mencari kecepatan
setiap bola dengan menggunakan analisis grafik.
Grafik hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh setiap bola akan
menghasilkan gradien atau kemiringan garis yang sama dengan kecepatan bola.
Kecepatan bola 1 berdasarkan grafik 1 adalah 0,503 m/s sedangkan kecepatan
bola 1 yang dihitung adalah 0,5 m/s. kecepatan bola 2 berdasarkan grafik 2 adalah
0,409 m/s sedangkan kecepatan bola 2 yang dihitung adalah 0,42 m/s. kecepatan
bola 3 berdasarkan grafik adalah 0,392 m/s sedangkan kecepatan bola 2 yang
dihitung adalah 0,42 m/s.
Untuk setiap bola dihitung kecepatan, volume, massa jenis, dan koefisien
kekentalan gliserin . kecepatan diperoleh melalui grafik hubungan jarak tempuh
dengan waktu tempuh yang kemudian dipilih dua titik plot yang paling lurus dan
dihitung kecepatannya. volume bola dihitung agar massa jenis bola dapat dihitung
pula. Kecepatan, diameter,

dan massa jenis bola lalu digunakan untuk

menghitung koefisien kekentalan gliserin dengan menggunakan hukum stokes.


Koefisien kekentalan gliserin yang diperoleh untuk bola 1 adalah |0,840,18 |
N/m2s. seKoefisien kekentalan gliserin yang diperoleh untuk bola 2 adalah |0,59
0,06 | N/m2s. Koefisien kekentalan gliserin untuk bola 3 yang diperoleh adalah |
0,250,09 | N/m2s.

Koefisien kekentalan zat cair yang dihitung untuk bola 1, bola 2, dan bola 3
seharusnya sama karena zat cair yang digunakan sama. Perbedaan ini disebabkan
karena pada praktikum tidak memenuhi syarat-syarat terpenuhinya hukum stokes.
Syarat ukuran tempat fluida jauh lebih besar dibandingkan ukuran bola tidak
terpenuhi karena tempat fluida tidak terlalu besar dan bola juga mempunyai
diameter yang besar apalagi pada bola 1. Ketidaksesuaian tersebut juga dapat
terjadi karena kurang telitinya pengamat dalam menghitung waktu tempuh karena
bola bergerak terlalu cepat.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam fluida berkaitan
dengan kekentalan fluida tersebut dimana kekentalan fluida akan membuat gerak
benda dalam fluida terhambat oleh gaya gesek fluida. Kekentalan fluida
ditunjukkan oleh koefisien kekentalan fluida () yang dapat ditentukan dengan
2 r 2 g ( b - g )
menggunakan hukum stokes = 2V
DAFTAR RUJUKAN
Giancolli, douglas . 1998. Fisika Jilid 1 Edisi kelima (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Herman, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Penerbit
UNM .
Serway, Jewett dan Raymond. 2009. Fisika- untuk Sains dan Teknik buku 1 edisi 6
(Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika

Anda mungkin juga menyukai