Anda di halaman 1dari 8

POLIS

JP-APPKP (ASURANSI PENGEMUDI PENUMPANG KENDARAAN


DALAM PERJALANAN)

Bahwa Pemegang Polis atau Tertanggung selaku pemilik kendaraan memiliki tanggung jawab
terhadap pengemudi dan penumpang telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi
dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, dengan pembayaran premi yang
diterima Penanggung akan membayar suatu santunan atau penggantian biaya kepada Tertanggung
atau Pemegang Polis atau Ahli Waris sebagaimana yang telah diperjanjikannya berdasar pada syarat
dan kondisi yang dicetak, dicantumkan, dilekatkan dan atau dibuatkan endorsemen pada Polis ini.

Pasal 1
RISIKO YANG DIJAMIN

1. Yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak terduga datangnya dari luar,
dengan kekerasan, baik yang besifat fisik maupun kimiawi, ditujukan terhadap badan Tertanggung
yang seketika itu mengakibatkan luka, cacat, meninggal dunia yang sifat dan tempatnya dapat
ditentukan oleh dokter, sebagai akibat langsung dari penggunaan kendaraan bermotor sesuai
dengan jenis dan pengelompokkan sebagai demikian.
2. Kecuali dalam hal-hal tersebut pada pasal 4 dibawah ini; tiap pengemudi dan atau penumpang
kendaraan roda 3 (tiga) atau lebih, pengendara dan seorang pembonceng sepeda motor diberi
jaminan akibat kecelakaan diri selama mereka berada di dalam kendaraan untuk jangka waktu
antara saat naik kendaraan yang berangkat di tempat berangkat dan saat turun dari kendaraan
tersebut di tempat tujuan.
3. Risiko yang dijamin akibat Kecelakaan Diri pada ayat (2) pasal ini berupa risiko Meninggal Dunia,
Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan Santunan Biaya Penguburan.

Pasal 2
HAK ATAS DANA SANTUNAN

1. Hak atas dana santunan karena meninggal dunia mulai berlaku pada waktu Tertanggung
dinyatakan meninggal dunia.
2. Hak atas dana santunan karena cacat tetap mulai berlaku pada waktu ditetapkan prosentase
keadaan cacat yang menentukan besamya dana santunan yang akan diberikan. Prosentase ini
ditetapkan dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 8 jika Tertanggung
meninggal dunia sebelum ditetapkan prosentase keadaan cacat tetap itu, maka penanggung tidak
wajib membayar dana santunan untuk keadaan cacat tetap.
3. Hak atas dana santunan biaya perawatan dokter mulai berlaku pada saat biaya-biaya itu timbul.
4. Jika ahli waris sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat (1) butir 1.4 diatas telah meninggal dunia
maka dana santunan diberikan kepada ahli waris sah lainnya secara bersama-sama yang
ditetapkan oleh Keputusan Hakim atau oleh Pejabat yang berwenang.

Pasal 3
BESARNYA SANTUNAN

1. MENINGGAL DUNIA
1.1. dalam batas waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender sejak terjadinya
kecelakaan, atau
1.2. hilang dan tidak diketemukan dalam waktu sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari
kalender sejak terjadinya kecelakaan sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang
dijamin dalam polis.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 2


1.3. Santunan sebesar 100% (seratus persen) nilai pertanggungan untuk meninggal dunia
dibayarkan kepada ahli waris Tertanggung.
1.4. Kecuali dinyatakan lain dalam Sertifikat Pertanggungan polis ini, ketentuan ahli waris yang
sah dan berhak menerima Santunan Meninggal Dunia berdasarkan Polis ini adalah
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata namun hanya terbatas
pada anak-anak, janda/duda, dan/atau orang tua Tertanggung dengan tata urutan sebagai
berikut:
1. Janda atau dudanya yang sah;
2. Dalam hal tidak ada janda atau dudanya yang sah, anak-anaknya yang sah;
3. Dalam hal tidak ada jandanya atau dudanya dan anak-anaknya yang sah, kepada
orang tuanya yang sah.

2. CACAT TETAP:

1.1. CACAT TETAP KESELURUHAN,


1. Meliputi:
a. kehilangan kedua lengan atau kedua kaki
b. satu lengan dan satu kaki
c. penglihatan dari kedua mata
d. akal budi seluruhnya dan tidak dapat sembuh yang menyebabkan tidak dapat
melakukan suatu pekerjaan.
2. Dapat diartikan pula sebagai Cacat Tetap Keseluruhan, dalam hal kegilaan atau
kelumpuhan total yang diderita Tertanggung sebagai akibat langsung dari suatu
kecelakaan yang dijamin polis.
3. Cacat Tetap ini harus terjadi dalam waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender
sejak terjadinya kecelakaan.
4. Santunan sebesar 100% (seratus persen) dari Nilai Pertanggungan untuk Cacat Tetap
Keseluruhan akan dibayarkan kepada Korban.

2.2. CACAT TETAP SEBAGIAN


Santunan akan dibayarkan kepada Tertanggung berdasarkan persentase dari Nilai
Pertanggungan untuk Cacat Tetap, sebagai berikut:
1. Lengan kanan mulai dari sendi bahu 60 %
2. Lengan kiri mulai dari sendi bahu 50 %
3. Lengan kanan mulai dari atasnya sendi siku 50 %
4. Lengan kiri mulai dari atasnya sendi siku 40 %
5. Tangan kanan mulai dari atasnya pergelangan tangan 40 %
6. Tangan kiri mulai dari atasnya pergelangan tangan 30 %
7. Satu kaki mulai dari lutut sampai pangkal paha. 50 %
8. Satu kaki mulai dari mata kaki sampai lutut. 25 %
9. Ibu jari tangan kanan 15 %
10. Ibu jari tangan kiri 10 %
11. Jari telunjuk tangan kanan 10 %
12. Jari telunjuk tangan kiri 8 %
13. Jari kelingking tangan kanan 8 %
14. Jari kelingking tangan kiri 6 %
15. Jari tengah atau manis tangan kanan 5 %
16. Jari tengah atau manis tangan kiri 4 %
17. Satu ibu jari kaki 8 %
18. Satu jari kaki lainnya 5 %
19. Sebelah mata 50 %
20. Pendengaran pada kedua belah telinga 50 %
21. Pendengaran pada sebelah telinga 25 %
22. Sebelah daun telinga secara keseluruhan 5 %
Dengan ketentuan:

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 3


2.2.1. Jumlah persentase dari seluruh cacat tetap yang diderita selama jangka waktu
pertanggungan tidak melebihi 100% Nilai Pertanggungan untuk Jaminan Cacat Tetap.
2.2.2. Bagi orang kidal pengertian kata kanan dibaca kiri dan sebaliknya.
2.2.3. Dalam hal kehilangan atas sebagian dari salah satu yang disebutkan di dalam tabel
diatas, maka akan diberikan jumlah santunan secara berbanding (menurut
perbandingan) dalam angka persentase yang lebih kecil dari skala persentase yang
bersangkutan dengan bagian yang hilang itu.
2.2.4. Dalam hal kehilangan atau tidak berfungsinya lebih dari satu jari, maka santunan
yang diberikan untuk itu tidak melebihi yang telah ditetapkan untuk kehilangan
tangan dari pergelangan tangan.
2.2.5. Dalam hal tidak berfungsinya anggota badan yang tercantum dalam tabel, santunan
diberikan apabila tidak berfungsinya anggota badan tersebut mencapai 50% (lima
puluh persen) atau lebih berdasarkan Surat Keterangan Dokter yang melakukan
perawatan.

3. BIAYA PERAWATAN.
3.1 Yang dimaksud dengan biaya perawatan dokter yaitu biaya pengobatan pertolongan pertama
pada kecelakaan. biaya angkutan dari tempat kecelakaan ke rumah sakit terdekat, biaya
perawatan dan pengobatan selama di rumah sakit dan berobat jalan, biaya konsultasi dokter.
3.2 Jika terjadi kecelakaan yang diderita Tertanggung yang perlu perawatan dokter, maka
Penanggung akan menggantikan biaya-biaya dimaksud sampai paling tinggi sebagaimana
tercantum dalam nota/kuitansi/resi pembayaran dan atau sertifikat kartu/tanda bukti
peserta pertanggungan ini.
3.3 Biaya-biaya yang dikeluarkan setelah hari ke 365 (tiga ratus enam puluh lima) setelah
terjadinya kecelakaan tidak akan diganti oleh Penanggung.
3.4 Jaminan ini tidak berlaku bagi kuitansi yang dikeluarkan oleh pengobatan alternatif.
3.5 Santunan/ganti rugi pertanggungan untuk penggantian biaya-biaya perawatan dan
pengobatan dokter yang dimaksud diatas adalah terlepas apakah Tertanggung berhak atau
tidak atas ganti kerugian pertanggungan untuk kematian atau cacat tetap yang dimaksud
pada pasal 6 (enam) atau pasal lainnya yang mengatur hal tersebut.
3.6 Santunan/ganti rugi pertanggungan untuk penggantian biaya-biaya perawatan dan
pengobatan dokter tersebut adalah sebagai tambahan dan tidak dikurangkan dari ganti
kerugian pertanggungan untuk kematian atau cacat tetap.

4. SANTUNAN BIAYA PENGUBURAN


Dengan ini dicatat dan disetujui bahwa Jaminan Polis ini memberikan Santunan Biaya
Penguburan dalam hal Tertanggung Meninggal Dunia akibat suatu kecelakaan yang dijamin dalam
Polis namun tidak memiliki ahli waris yang sah untuk menerima Santunan Meninggal Dunia
berdasarkan Polis. Ketentuan mengenai Ahli waris yang sah dan berhak menerima santunan
adalah sebagaimana diatur pada pasal 3 ayat (1) butir 1.4.

Pasal 4
PENGECUALIAN

Pertanggungan ini tidak berlaku dalam hal-hal sebagai berikut:


a. Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak tertanggung oleh ahli
warisnya.
b. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu Tertanggung sedang:
1. Dalam keadaan mabuk atau tak sadar.
2. Melakukan perbuatan kejahatan atau turut serta dalam tindakan kejahatan.
3. Ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena Tertanggung mempunyai cacat badan atau
keadaan badaniah/rohaniah luar biasa lain.
c. Jika Kendaraan bermotor dikemudikan oleh Pengemudi yang tidak memiliki SIM (Surat lzin
Mengemudi) sesuai dengan kendaraan yang dikemudikannya.
d. Kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan dengan risiko lalu lintas modern atau tidak
langsung disebabkan oleh penggunaan alat angkut yang bersangkutan dalam fungsinya yang
demikian yaitu misalnya dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Kendaraan bermotor yang bersangkutan sedang dipergunakan untuk turut serta dalam suatu
perlombaan kecakapan, ketangkasan atau kecepatan.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 4


2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor yang bersangkutan ternyata
ada akibat-akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh, atau sesuatu gejala
geologi atau meteorologi lain.
3. Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung mempunyai hubungan dengan
perang atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan, musuh sekalipun Indonesia tidak
termasuk dalam negara-negara yang turut berperang, pendudukan, perang saudara,
pemberontakan dan penolakan kaum buruh (uitsluiting van werklieden), perbuatan sabot.
perbuatan terror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat lain.
4. Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang.
5. Kecelakaan akibat dari suatu perbuatan dalam penyelenggaraan suatu perintah. tindakan dan
peraturan dari Pihak Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau asing yang diambil berhubung
dengan suatu keadaan tersebut diatas
6. Kecelakaan akibat dari melalaikan sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut.
7. Kecelakaan yang disebabkan oleh angkutan yang dipakai, atau yang diambilalih atau rekuisisi,
atau disita untuk tujuan-tujuan tindakan Angkatan Bersenjata seperti tersebut diatas.
8. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan yang khusus dipakai oleh atau untuk tujuan-
tujuan tugas Angkatan Bersenjata.
9. Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi inti atom.

Pasal 5
WILAYAH DAN RUANG LINGKUP PERTANGGUNGAN

1. Wilayah Pertanggungan ini berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.


2. Ruang Lingkup Pertanggungan ini berlaku bagi setiap pengemudi dan atau penumpang
kendaraan roda 3 (tiga) atau lebih, pengendara dan seorang pembonceng sepeda motor selama
mereka berada di dalam kendaraan untuk jangka waktu antara saat naik kendaraan yang
berangkat di tempat berangkat dan saat turun dari kendaraan tersebut di tempat tujuan.

Pasal 6
KEWAJIBAN UNTUK MENGUNGKAPKAN FAKTA

1. Tertanggung wajib:
1.1. mengungkapkan fakta material yaitu informasi, keterangan, keadaan dan fakta yang
mempengaruhi pertimbangan Penanggung dalam menerima atau menolak suatu
permohonan penutupan asuransi dan dalam menetapkan suku premi apabila permohonan
dimaksud diterima;
1.2. membuat pernyataan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan penutupan
asuransi yang disampaikan baik pada waktu pembuatan perjanjian asuransi maupun
selama jangka waktu pertanggungan.
2. Jika Tertanggung tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini,
Penanggung tidak wajib membayar santunan dan berhak menghentikan pertanggungan serta tidak
wajib mengembalikan premi.
Ketentuan pada ayat (2) diatas tidak berlaku dalam hal fakta material yang tidak diungkapkan
atau yang dinyatakan dengan tidak benar tersebut telah diketahui oleh Penanggung, namun
Penanggung tidak mempergunakan haknya untuk menghentikan pertanggungan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah Penanggung mengetahui pelanggaran tersebut.

Pasal 7
PEMBAYARAN PREMI

1. Merupakan syarat dari tanggung jawab Penanggung atas jaminan asuransi berdasarkan Polis
ini, setiap premi terhutang harus sudah dibayar lunas dan secara nyata telah diterima
seluruhnya oleh Penanggung:

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 5


1.1. jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih,
maka pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya Polis;

1.2. jika jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender,
pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan
yang diperjanjikan antara Penanggung dan Tertanggung.

2. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara tunai, cek, bilyet giro, transfer atau dengan
cara lain yang disepakati antara Penanggung dan Tertanggung. Penanggung dianggap telah
menerima pembayaran premi, pada saat:

2.1. diterimanya pembayaran tunai, atau


2.2. premi bersangkutan sudah masuk ke rekening Bank Penanggung, atau
2.3. Penanggung telah menyepakati pelunasan premi bersangkutan secara tertulis.
3. Apabila jumlah premi sebagaimana dimaksudkan di atas tidak dibayar sesuai cara dan dalam
jangka waktu yang ditetapkan pada ayat (1) pasal ini, Pertanggungan ini batal dengan
sendirinya terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Penanggung
dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal dimaksud, tanpa mengurangi jaminan
pertanggungan yang telah menjadi tanggung jawab Penanggung sebelum tanggal itu, dengan
tidak mengurangi kewajiban pihak Tertanggung atas pembayaran premi untuk:

3.1. jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, sebesar
20% (dua puluh persen) dari Premi tahunan,

3.2. jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender,
sebesar jumlah premi yang tercantum dalam pertanggungan, kecuali jika diperjanjikan
lain.

Pasal 8
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN TERTANGGUNG JIKA
TERJADI KECELAKAAN

Dalam hal terjadi suatu kecelakaan yang dijamin dalam pertanggungan ini, maka:

1. Tertanggung wajib dengan segera mengambil langkah guna memperoleh pertolongan untuk
pengobatan serta perawatan yang diperlukan atas luka yang dideritanya dari dokter.
2. Tertanggung atau wakil atau keluarganya yang sah wajib memberitahukan kepada Penanggung
dalam waktu 3 (tiga) hari kalender terhitung sejak terjadinya kecelakaan tersebut.
Pemberitahuan dimaksud dilakukan secara tertulis atau secara lisan yang diikuti dengan tertulis
kepada Penanggung.

3. Dalam hal terjadi kematian sebagai akibat kecelakaan, maka Ahli Waris atau keluarga
Tertanggung wajib:
3.1. melaporkan kepada Lurah setempat untuk mendapat surat keterangan meninggal dunia.
3.2. meminta surat keterangan pemeriksaan jenazah (Visum et Repertum) dari Dokter atau Rumah
Sakit, dan
3.3. memberikan kesempatan kepada Penanggung untuk mengadakan pemeriksaan jenazah
sebelum dilaksanakannya pemakaman atau pembakaran jenazah (kremasi).
4. Jika kewajiban-kewajiban yang tersebut diatas tidak dipenuhi maka segala hak atas santunan
atau penggantian menjadi batal.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 6


Pasal 9
DOKUMEN PENDUKUNG KLAIM

Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tuntutan pengajuan Santunan Meninggal Dunia,
Cacat Tetap dan/atau Biaya Perawatan dan/atau Pengobatan dari Korban atau Ahli Warisnya,
Tertanggung atau Korban atau Ahli waris korban mengajukan suatu tuntutan klaim kepada
Penangung dengan melengkapi data, sebagai berikut:
1. Formulir pengajuan klaim, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis ini, yang
telah diisi dan ditandatangani oleh Korban atau Ahli waris korban.
2. Sertifikat asli atau fotocopy.
3. Foto copy Kartu Identitas (ID Card/Pasport) Korban dan/atau Ahli waris korban.
4. Surat keterangan kematian dari pihak berwenang (untuk klaim meninggal dunia).
5. Surat keterangan pemeriksaan dari Dokter yang melakukan perawatan atau pengobatan (untuk
klaim cacat tetap).
6. Surat Keterangan dari Dokter atau Rumah Sakit yang merawat korban (untuk klaim biaya
perawatan dan atau pengobatan).
7. Surat Keterangan Kecelakaan dari Pihak yang Berwenang.
8. Kuitansi asli (foto copy yang telah dilegalisir) dari dokter, rumah sakit, laboratorium, apotik (untuk
klaim biaya perawatan dan atau pengobatan).
9. Dokumen lain yang relevan, wajar dan patut diminta oleh Penanggung sehubungan dengan
penyelesaian klaim.

Pasal 10
LAPORAN TIDAK BENAR

Tertanggung tidak berhak mendapatkan santunan atau penggantian biaya apabila dengan sengaja:

1. mengungkapkan fakta dan atau membuat pernyataan yang tidak benar tentang hal-hal yang
berkaitan dengan permohonan yang disampaikan pada waktu pembuatan Polis ini dan yang
berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi.
2. memperbesar jumlah kerugian yang diderita.
3. mempergunakan surat atau alat bukti palsu, dusta atau tipuan.

Pasal 11
PEMBAYARAN KLAIM

Penanggung wajib menyelesaikan pembayaran klaim dalam waktu maksimum 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak adanya kesepakatan tertulis antara Penanggung dan Tertanggung mengenai jumlah
klaim yang harus dibayar.

Pasal 12
HILANGNYA HAK ATAS DANA SANTUNAN

Pengajuan santunan kepada Penanggung dari Tertanggung dan/atau Korban atau ahli warisnya,
tidak akan dipenuhi oleh Penanggung dan dianggap daluarsa apabila pengajuan tersebut diajukan
melampaui batas waktu 6 (enam) bulan sejak terjadinya kecelakaan.

Pasal 13
MATA UANG

1. Mata uang yang digunakan sebagai media pembayaran dalam perjanjian asuransi ini adalah
Rupiah.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 7


2. Dalam hal premi dan atau klaim berdasarkan polis ini ditetapkan dalam mata uang asing tetapi
pembayarannya dilakukan dengan mata uang rupiah, maka pembayaran tersebut dilakukan
dengan menggunakan kurs jual Bank Indonesia pada saat pembayaran.

Pasal 14
SERTIFIKAT SEBAGAI TANDA BUKTI

Masing-masing kendaraan yang dipertanggungkan diberikan Sertifikat Pertanggungan yang


merupakan bagian dari dan tunduk pada syarat-syarat tersebut dalam polis ini.

Pasal 15
PENGHENTIAN PERTANGGUNGAN

Pertanggungan akan berakhir dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Berakhirnya jangka waktu pertanggungan.


Pertanggungan berakhir dengan sendirinya sesudah berakhirnya jangka waktu pertanggungan
menurut polis ini.

2. Pembatalan pertanggungan.
Penanggung dan Tertanggung masing-masing berhak setiap waktu menghentikan pertanggungan
ini paling cepat 30 (tigapuluh) hari kalender setelah polis diterbitkan dengan memberitahukan
alasannya.

Pemberitahuan penghentian tersebut dilakukan secara tertulis dengan surat tercatat atau cara
lain yang dapat dibuktikan dengan bukti pengiriman oleh pihak yang menghendaki penghentian
pertanggungan kepada pihak lainnya di alamat terakhir yang diketahui.

Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan pertanggungan ini 5 (lima) hari kalender
terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tertulis tersebut.

Tertanggung berhak atas pengembalian premi secara prorata untuk jangka waktu pertanggungan
yang belum dijalani, setelah dikurangi biaya akuisisi, namun demikian bila telah terjadi klaim
yang jumlahnya melebihi jumlah premi yang tercantum dalam Sertifikat Pertanggungan, maka
Tertanggung tidak berhak atas pengembalian premi untuk jangka waktu pertanggungan yang
belum dijalani.

Sehubungan ketentuan dalam ayat ini, Penanggung dan Tertanggung sepakat untuk tidak
memberlakukan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) dan penghentian pertanggungan dilakukan tanpa memerlukan persetujuan
pengadilan Negeri.
Pasal 16
KLAUSUL PERSELISIHAN

1. Dalam hal timbul perselisihan antara Penanggung dan Tertanggung sebagai akibat dari
penafsiran atas tanggung jawab atau besarnya ganti rugi dari Polis ini, maka perselisihan tersebut
akan diselesaikan melalui forum perdamaian atau musyawarah oleh unit internal Penanggung
yang menangani Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan bagi Konsumen. Perselisihan timbul
sejak Tertanggung menyatakan secara tertulis ketidaksepakatan atas hal yang diperselisihkan.
Penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah dilakukan dalam waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan.
2. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah sebagaimana diatur
pada ayat 1 tidak mencapai kesepakatan, maka ketidaksepakatan tersebut harus dinyatakan
secara tertulis oleh Penanggung dan Tertanggung. Selanjutnya Tertanggung dapat memilih
penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau melalui pengadilan dengan memilih salah satu
klausul penyelesaian sengketa sebagaimana diatur di bawah ini.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 8


A. LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Tertanggung dan Penanggung akan melakukan
penyelesaian sengketa melalui Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI)
sesuai dengan Peraturan dan Prosedur BMAI atau melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian
Sengketa Asuransi lainnya yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.

B. PENGADILAN
Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Tertanggung dan Penanggung akan melakukan
penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri di wilayah Republik Indonesia.

Pasal 17
PENUTUP

1. Isi polis ini telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan termasuk ketentuan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
2. Untuk hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Polis ini, berlaku ketentuan Kitab
Undang- Undang Hukum Dagang dan atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Polis JP-APPKP (Asuransi Pengemudi Penumpang Kendaraan dalam Perjalanan) 9

Anda mungkin juga menyukai