TASAWUF/AKHLAK
Rekomendasi
Tiga Tingkatan Ikhlas Menurut Syekh Nawawi
Banten Khamar dan Nasib Malang Akhir Hayat
Murid Guru Sufi
Selasa 5 Maret 2019 17:30 WIB
Ilustrasi (Freepik)
Sudah menjadi maklum bahwa ikhlas merupakan satu syarat diterimanya amal ibadah seseorang.
Tanpa keikhlasan sebaik apapun amal yang dilakukan oleh seorang mukmin tak akan ada nilainya di
sisi Allah subhânahû wa ta’âlâ.
Di dalam kitab At-Ta’rîfât karya Ali Al-Jurjani disebutkan bahwa ikhlas adalah engkau tidak mencari
orang yang menyaksikan amalmu selain Allah. Ikhlas juga diartikan membersihkan amal dari berbagai
kotoran (Ali Al-Jurjani, At-Ta’rîfât, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1983], hal. 14).
Advertisement
Doa
ﻓﺄﻋﻠﻰ ﻣراﺗب اﻻﺧﻼص ﺗﺻﻔﯾﺔ اﻟﻌﻣل ﻋن ﻣﻼﺣظﺔ اﻟﺧﻠق ﺑﺄن ﻻ ﯾرﯾد ﺑﻌﺑﺎدﺗﮫ اﻻ اﻣﺗﺛﺎل أﻣر ﷲ واﻟﻘﯾﺎم ﺑﺣق اﻟﻌﺑودﯾﺔ دون
اﻗﺑﺎل اﻟﻧﺎس ﻋﻠﯾﮫ ﺑﺎﻟﻣﺣﺑﺔ واﻟﺛﻧﺎء واﻟﻣﺎل وﻧﺣو ذﻟك
Artinya: “Tingkatan ikhlas yang paling tinggi adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk
(manusia) di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan
melakukan hak penghambaan, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta dan
sebagainya.”
Pada tingkatan ini orang yang melakukan amalan atau ibadah tidak memiliki tujuan apapun selain
hanya karena menuruti perintah Allah semata. Ia menyadari bahwa dirinya adalah hamba atau
budaknya Allah sedangkan Allah adalah tuannya. Maka baginya sudah selayaknya seorang hamba
taat dan patuh serta menuruti apapun yang diperintahkan oleh tuannya tanpa berharap mendapatkan
imbalan apapun. Warta Video
Orang yang beramal dengan keikhlasan tingkat ini sama sekali tak terpikir olehnya balasan atas
amalnya itu. Pun ia tak peduli apakah kelak di akhirat Allah akan memasukkannya ke dalam surga
atau neraka. Ia hanya berharap ridlo Tuhannya.
Advertisement
Adapun tingkatan ikhlas yang kedua Syekh Nawawi menuturkan lebih lanjut:
ﻟﯾﻌطﯾﮫ اﻟﺣظوظ اﻷﺧروﯾﺔ ﻛﺎﻟﺑﻌﺎد ﻋن اﻟﻧﺎر وادﺧﺎﻟﮫ اﻟﺟﻧﺔ وﺗﻧﻌﯾﻣﮫ ﺑﺄﻧواع ﻣﻼذھﺎ واﻟﻣرﺗﺑﺔ اﻟﺛﺎﻧﯾﺔ أن ﯾﻌﻣل
Artinya: “Tingkat keikhlasan yang kedua adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-
Bahtsul Masail
bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga dan menikmati
berbagai macam kelezatannya.”
1 Hukum Menghentikan Shalat saat
Pada tingkatan kedua ini orang yang beramal melakukan amalannya karena Allah namun di balik itu ia Bencana Datang
memiliki keinginan agar dengan ibadahnya kelak di akherat ia akan mendapatkan pahala yang besar
dari Allah. Ia beribadah dengan harapan kelak di hari kiamat terselamatkan dari berbagai keadaannya 2 Hukum Shalat saat Susah Debu dan Air
yang mengerikan, terlindungi dari panas yang menyengat, dimudahkan hisabnya, hingga pada Bersih ketika Banjir
akhirnya ia tidak dimasukkan ke dalam api neraka tapi sebaliknya Allah berkenan memasukkannya ke
dalam surga sehingga ia dapat menikmati berbagai fasilitas yang tiada duanya. 3 Hukum Sabung Ayam dan Hewan Aduan
Lainnya
Beribadah dengan niat dan motivasi seperti ini masih dikategorikan sebagai ikhlas, hanya saja bukan
ikhlas yang sesungguh-sungguhnya ikhlas. Keikhlasan seperti ini ada pada tingkatan kedua di bawah 4 Hukum Shalat Gerhana Matahari dan
tingkat keikhlasan pertama. Ini diperbolehkan mengingat Allah dan Rasulullah sangat sering Tata Caranya
memotivasi para hamba dan umatnya untuk melakukan amalan tertentu dengan iming-iming pahala
yang besar dan kenikmatan yang luar biasa di akhirat kelak. 5 Hukum Menerima Hadiah Natal
Lebih lanjut Syekh Nawawi menuturkan:
ﻟﯾﻌطﯾﮫ ﺣظﺎ دﻧﯾوﯾﺎ ﻛﺗوﺳﻌﺔ اﻟرزق ودﻓﻊ اﻟﻣؤذﯾﺎت واﻟﻣرﺗﺑﺔ اﻟﺛﺎﻟﺛﺔ أن ﯾﻌﻣل
Artinya: “Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian
duniawi seperti kelapangan rizki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.” Syariah
Tingkat keikhlasan yang ketiga ini adalah tingkat keikhlasan yang paling rendah di mana orang yang
beribadah dilakukan karena Allah namun ia memiliki harapan akan mendapatkan imbalan duniawi
1 Narkoba dalam Islam: Apakah NAPZA
dengan ibadahnya itu. Sebagai contoh orang yang melakukan shalat dluha dengan motivasi akan
Termasuk Khamar?
diluaskan rejekinya, aktif melakukan shalat malam dengan harapan akan mendapatkan kemuliaan di
dunia, banyak membaca istighfar agar dimudahkan mendapatkan keturunan dan lain sebagainya.
2 Pemakaian Kerudung bagi Muslimah
menurut Ibnu Asyur
Hal yang demikian ini masih tetap dianggap sebagai ikhlas karena agama sendiri menawarkan
imbalan-imbalan tersebut ketika memotivasi umat untuk melakukan suatu amalan tertentu. Hanya saja
3 Tanggung Jawab Pemerintah atas
tingkat keikhlasannya adalah tingkat paling rendah.
Mitigasi Bencana
Lalu bagaimana bila seorang yang beribadah atau melakukan suatu amalan dengan motivasi selain
4 Pemakaian Jilbab bagi Muslimah
tiga hal di atas? Semisal orang beribadah dengan harapan akan dipuji dan dianggap orang lain
menurut Ibnu Asyur
sebagai orang yang taat, mencari ilmu dengan harapan akan dihormati orang lain sebagai orang yang
alim, bersedekah dengan harapan akan mendapatkan suara banyak dalam pemilihan lurah, kepala
5 Aurat Muslimah Indonesia dalam Kajian
daerah atau wakil rakyat.
Fiqih Hanafi
Advertisement
Masih menurut Syekh Nawawi bahwa yang demikian itu termasuk sikap riya yang tercela, bukan
ikhlas. Beliau menegaskan:
Wallâhu a’lam.
Ustadz Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta, kini aktif di
kepengurusan PCNU Kota Tegal
Share:
Kontak kami
Redaksi: (+6221) 391 4013/14
Sekretariat PBNU (+6221) 31908425
Gedung PBNU Lt.5 Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat
10430