Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jum'at

BURUKNYA PERBUATAN TERGESA-GESA


ALI YUSUF, STHI, MHUM

Sebagaimana firman Allah SwT: ketergesa-gesaan yang diperbuat


olehnya. Kehati-hatian itu datangnya dari
Allah, hal ini perbuatan yang terpuji,
sedangkan tergesa itu datangnya dari
Artinya: “Maka apabila kamu telah setan dan itu termasuk perbuatan yang
selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah tercela. Sebagaimana riwayat Anas bin
dengan sungguh-sungguh (urusan) Malik dalam kitab Syuabul Iman
yang lain. Dan hanya kepada dikatakan:
Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap,” (Al-lnsyirah [94]: 7-8).
Sikap al-mubadara jelas sangat Artinya: “Ketenangan itu dari Allah
berbeda dengan sikap al-Ajalah dan tergesa itu dari setan,” (Syuabul
(tergesa-gesa) karena semua bentuk Iman 4/89).
dan ketergesaan itu datangnya dari Ketergesaan tidak hanya terjadi
setan. Sikap al-ajalah ini terjadi karena dalam sebuah tindakan atau pekerjaan
sempitnya berpikir dan cara pandang sehari-hari. Di dalam berdoa kepada
Jamaah Jum’ah rahimakumullah. yang salah. Berniat mengerjakan Allah pun tidak boleh kita memohon
Secara fitrah, setiap manusia akan sesuatu ingin dengan cepat, tanpa kepada Allah dengan tergesa. Adapun
memuji sikap tenang dan akan mencela perhitungan akibat apa yang akan terjadi yang dimaksud tergesa dalam berdoa
sikap tergesa-gesa. Fitrah ini akan setelahnya. Sebagaimana sabda Nabi adalah, seseorang yang berdoa dengan
muncul karena dalam kehati-hatian Muhammad saw: berburuk sangka kepada Allah bahwa
terdapat keselamatan dan pada doa yang dipanjatkannya itu tidak akan
ketergesa-gesaan terdapat penyesalan. dikabulkan oleh Allah, atau orang yang
Dalam ajaran Islam, kita mengenal dua tergesa dalam berdoa itu adalah
istilah yang memiliki kemiripan namun mereka yang berdoa kepada Allah,
berbeda secara makna dan akibat yang tetapi mengomentari dan
terjadi darinya. Kedua istilah itu adalah Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad ra mempertanyakan secara terus terang
al-Mubadara (bergegas atau bersegera berkata, Rasulullah saw bersabda: kenapa doa-doa yang dipanjatkannya
dan al-Ajalah (tergesa-gesa). Tergesa-gesa itu dari setan,” (HR. tidak pernah dikabulkan oleh Allah.
Al-mubadara artinya bergegas atau Tirmidzi). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
bersegera, adalah sikap seorang Sikap tergesa seperti ini akan saw:
Muslim dalam dalam melaksanakan menghilangkan kemantapan,
ajaran Islam. Sikap al-mubadara ini ketenangan dan kesabaran.
terjadi karena adanya sebuah Sehingga akibatnya, meletakkan
kesungguhan, tekad yang bulat dan sesuatu bukan pada tempatnya. Yang
motivasi yang kuat untuk mengerjakan akhirnya mendatangkan keburukan dan
sesuatu dengan penuh perhitungan menghalangi kebaikan. Seorang
tanpa tergesa-gesa. Apabila sudah Muslim harus meninggalkan perbuatan
masuk waktu shalat segera dikerjakan, setan ini, setiap melakukan suatu Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa
tidak ditunda-tunda. Jika sudah tindakan hendaklah berhati-hati dan Rasulullah saw bersabda: “Dikabulkan
menyelesaikan suatu pekerjaan segera jangan tergesa-gesa, karena doa seseorang di antara kamu selama
mengerjakan yang lainnya. keselamatan itu tergantung pada doanya tidak tergesa, berkatalah ia

SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 16 - 30 APRIL 2013 31


Khutbah Jum'at
(orang yang berdoa) aku telah berdoa Hadirin Jamaah Jum’ah yang
tetapi tidak dikabulkan doa itu untukku“ dirahmati Allah.
(HR. Bukhari) Kedua, perbuatan tersebut
dilakukan tanpa melalui perencanaan
Hadirin Jamaah Jum’ah yang dan pertimbangan yang mantap.
dirahmati Allah. Adapun jika sebelumnya dilakukan Dengan penjelasan di atas marilah kita
Sikap berhati-hati itu perbuatan yang pertimbangan, musyawarah, biasakan untuk melakukan segala sesuatu
terpuji, dan tergesa-gesa itu perbuatan pengkajian, riset atau istikharah maka dengan segera dan penuh perhitungan,
yang tercela. Ada tiga syarat yang tidak ada alasan lagi untuk jangan sampai apa yang kita lakukan
menjadi tercelanya suatu ketergesa- menundanya. Seorang penyair tergesa-gesa sehingga akibat buruklah
gesaan. Pertama, perbuatan yang berucap: yang akan menimpa diri kita sendiri.
dilakukan bukan berupa ketaatan Akhirnya marilah kita berdoa
kepada Allah. dengan khusyu’, tawadhu dan ikhlas
Sa’ad bin Abi Waqas meriwayatkan sambil beristigfar dan berharap doa kita
bahwa Nabi Muhammad saw dikabulkan Allah SwT.•
bersabda: Artinya: “Jika Anda punya pendapat
mantapkanlah hati Anda, karena
rusaknya pendapat seseorang
disebabkan selalu ragu dan bimbang.”
Artinya: “Perlahan-lahan dalam Ketiga, perbuatan ketergesa-
segala hal itu baik kecuali dalam gesaan tersebut dilakukan karena
melakukan amal untuk akhirat,” (HR. terlalu khawatir akan cepat hilangnya
Baihaqi dan Abu Daud). suatu kesempatan (padahal waktunya
Al-Ghazali meriwayatkan dari Hatim cukup banyak untuk berbuat lebih hati-
al-Asham yang berkata, tergesa-gesa hati). Lain hal jika pekerjaan yang
itu dari setan kecuali pada lima perkara dilakukan itu terbatas waktunya maka ia
merupakan Sunnah Rasulullah saw tidak boleh menunda-nundanya.
yaitu: memberi makan orang yang
miskin, mengurus jenazah,
mengawinkan anak gadis, melunasi
utang dan bertaubat dari dosa. Ali bin
Abi Thalib juga meriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad saw pernah
berpesan kepadanya dengan tiga hal
yang harus disegerakan. KHUTBAH II

Artinya: “Wahai Ali, ada tiga


perkara yang tidak boleh engkau Ali Yusuf STh I, MHum (anggota MTT-
tunda-tunda, yaitu shalat apabila telah PWM DIY, alumni Pendidikan Ulama
tiba waktunya, jenazah apabila sudah Tarjih Muhammadiyah).
hadir dan wanita apabila telah
mendapatkan jodoh yang cocok,” (HR.
Tirmidzi).
32 SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 5 - 19 JUMADILAKHIR 1434 H
Khutbah Jum'at
KOMITMEN MENGILMUI ISLAM
SETYADI RAHMAN

seorang Muslim harus mendakwahkan manusia yang telah diberi Allah SwT
Islam; dan (5) seorang Muslim harus kekuatan akal, bukan agama yang
bersabar dalam ber-Islam. Komitmen membodohi mereka dengan berbagai
pertama yang dengannya seorang mitos dan klenik yang tidak jelas ujung
Muslim harus mengimani Islam, telah pangkalnya. Perintah “membaca” yang
disampaikan pada pertemuan yang lalu. diulang dua kali pada wahyu pertama
Pada khutbah kali ini, akan kita yang diterima Rasulullah Saw menjadi
renungkan bersama komitmen yang bukti tak terbantahkan akan hal itu.
kedua, yaitu seorang Muslim harus Bukankah membaca merupakan kunci
mengilmui Islam. ilmu pengetahuan?

Zumratal mukminin rahimakumullah.


Yang dimaksud dengan komitmen
kedua seorang Muslim ialah bahwa
setiap Muslim, baik laki-laki maupun
perempuan, wajib memperluas dan
memperdalam ilmu pengetahuan
tentang Islam, yakni berusaha untuk Artinya: “Bacalah dengan
mengerti, memahami, dan menghayati, (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Jamaah sidang Jum’ah yang serta menguasai Islam, dalam segala menciptakan. (*) Dia telah
dimulyakan Allah. aspek ajarannya, sesuai dengan menciptakan manusia dari segumpal
Pada khutbah Jum’at beberapa kemampuannya masing-masing, darah. (*) Bacalah, dan Tuhanmulah
waktu yang lalu pernah disampaikan dalam setiap kesempatan secara terus Yang Maha Pemurah. (*) Yang
tentang pentingnya seorang Muslim menerus sampai mati. mengajar (manusia) dengan
memiliki lima komitmen yang kuat Komitmen ini menjadi terasa ringan perantaraan kalam. (*) Dia
terhadap Islam sebagai agama yang ketika kita menyadari bahwa secara mengajarkan kepada manusia (segala)
diyakininya. Ketika seseorang global menuntut ilmu tanpa dikotomi ilmu sesuatu yang tidak diketahuinya.”
menyatakan diri sebagai seorang agama-ilmu umum, merupakan (Q.s. Al-‘Alaq [96]: 1-5)
Muslim, dengan cara bersyahadat, kewajiban individual seorang Muslim,
berikrar di hadapan Allah yang Maha sebagaimana Rasulullah saw Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Ghaib, dengan disaksikan para bersabda: Rasulullah saw pernah
malaikat dan sesama manusia, mengisyaratkan adanya kebaikan yang
sesungguhnya ia harus menyadari telah diterima seorang Muslim dari Allah
akan konsekuensi logisnya, yakni ia SwT, manakala ia memiliki
harus mematrikan dalam dirinya lima pemahaman dan penguasaan ilmu
komitmen atau “rasa keterikatan diri” Artinya: “Menuntut ilmu agama yang mendalam, sebagaimna
seorang Muslim terhadap agamanya. (pengetahuan) itu wajib bagi setiap sabdanya:
Lima komitmen yang dimaksud Muslim (laki-laki maupun
adalah (1) seorang Muslim harus perempuan).” (H.R. Ibnu Majah)
mengimani Islam; (2) seorang Muslim Lebih dari itu, agama Islam adalah
harus mengilmui Islam; (3) seorang agama ilmu pengetahuan, dalam arti
Muslim harus mengamalkan Islam; (4) agama yang mencerdaskan umat Artinya: “Barang siapa yang

SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 16 - 30 APRIL 2013 33


Khutbah Jum'at
dikehendaki Allah (mendapatkan) ilmu pengetahuan dan pemahaman
kebaikan, niscaya Dia akan yang mendalam tentang Islam sebagai
memberikan kepadanya kefahaman di satu-satunya agama yang diridlai Allah
dalam (urusan) agama.” (H.R. Bukhari, SwT.•
Muslim, dan perawi lainnya) KHUTBAH II
Oleh karena itu, sudah sepatutnya
kita senantiasa bersyukur kepada Allah
SwT. Mengapa demikian? Karena
Allah SwT telah melapangkan hati kita
untuk dapat menerima Islam sebagai
agama yang memengaruhi dan
mewarnai hidup kita, dan sekaligus
menandai kita sebagai hamba-Nya
yang senantiasa berada di dalam
naungan cahaya-Nya. Allah SwT
menegaskan di dalam Al-Qur’an
dengan firman-Nya sebagai berikut.

Artinya: “Maka apakah orang-orang


yang dilapangkan hatinya oleh Allah Jamaah sidang Jum’ah yang
untuk (menerima) Islam, lalu ia dimulyakan Allah.
mendapatkan cahaya dari Tuhannya Marilah kita akhiri renungan Jum’at
(sama dengan orang yang keras pada siang hari ini dengan berdoa ke
hatinya)? Maka celakalah bagi orang hadirat Allah SwT. Semoga Allah SwT
yang keras hatinya dari mengingat berkenan menjadikan kita sebagai
Allah. Mereka itulah dalam kesesatan orang yang antara lain, memiliki Drs Setyadi Rahman adalah Guru
yang nyata” (Q.s. Az-Zumar [39]: 22) komitmen atau rasa keterikatan diri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Dengan demikian dapat dikatakan yang kuat untuk tidak berhenti menggali Yogyakarta dan Dosen STAIT Jogja.
bahwa untuk menjadi seorang Muslim
yang “kaffah”, tidaklah cukup baginya
untuk berhenti hanya sampai kepada
“komitmen mengimani Islam”, namun
perlu memperkuatnya dengan AGEN
“komitmen mengilmui Islam” dan SUARA MUHAMMADIYAH DI MADURA
melengkapinya dengan komitmen-
komitmen lainnya, yang akan MUHAMMAD IHSAN
dibicarakan pada pertemuan khutbah SMA Muhammadiyah
berikutnya.
Arjasa Kangean, Madura,
Jawa Timur
Hp. 0853 34644 690

34 SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 5 - 19 JUMADILAKHIR 1434 H

Anda mungkin juga menyukai